Anda di halaman 1dari 3

BAB X

GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Latar Belakang Pengembangan
Kemampuan bangsa Indonesia dalam mengatasi segala ancaman yang
pernah dialami disebut dengan istilah ketahanan nasional, yang kini dimasukkan
kedalam GBHN.
Pengertian ketahana nasional menurut GBHN adalah dinais yang
merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara.
Pada hakikatnya ketahanan nnasional adalah kemampuan dan ketangguhan
suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa
dan negara.
Secara operasional ketahan nasional merupakan kondisi dinamik suatu
bangsa berupa keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, didalam menghadapi dan dan mengatasi segala ancaman , tantangan
hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.
Belum tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan dan berlakunya UUD
1945, bangsa Indonesia mengalami apa yang disebut Verfassung wandlung yaitu
suatu perubahan mendasar dalam pelaksanaan UUD 1945, yang pada hakikatnya
menyimpang dari isi UUD 1945 itu sendiri. Maklumat X tanggal 16 Oktober 1945
menetapkan Komite Nasional Pusat sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi
kekuasaan legislative dan menetapkan GBHN.
Selanjutnya Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 menetapkan
menteri-menteri negara (yang menurut UUD 1945 merupakan pembentu presiden
dan bertanggung jawab kepada presiden) menjadi lembaga pemerintah yang
bertanggung jawab kepada komite nasional cq Badan Pekerja KNIP dalam
fungsinya sebagai Badan Perwakilan Rakyat.
Konfrensi Meja Bundar di Den Haag (12 Maret 1949) menandai
pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Selain itu terjadi beberapa
pergolakan seperti APRA di Bandung, Andi Azzis di Makasar, pemberontakan
Republik Maluku Selata (RMS), pemberontakan PRRI di Sumatra, dan Permesta

1
di Sulawesi yang dibenruk dengan bantuan senjata Amerika Serikat, selain itu ada
juga pemberontakan G-30-S/PKI tahun 1965.
Dalam bidang konstitusi muncul Dekrit Presiden (5 Juli 1959) yang dalam
pernyataan politiknya kembali ke UUD 1945. Lembaga yang menyusun konstitusi
disebut Lembaga Konstituante sebagai hasil pemilu tahun 1955 belum dapat
menghasilkan UUD baru. Hal menarik dalam sidang itu, dilontarkan amandemen
yang disebut “Piagam Jakarta” ( Jakarta Charter) yang menambahkan kata-kata
pada Sila I pancasila, sebagai berikut “…… dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” kedalam pembukaan UUD 1945.
Usul amandemen ditolak oleh Konstituante dalam sidang tanggal 29 Mei
1959, maka dekrit Presiden untuk sementara mengakhiri pertikaian tentang
konstitusi dan mengantarkan ke masa yang disenut demokrasi terpimpin. Penpres
no.7 tahun 1959 mengatur kehidupan parpol.
Surat Pemerintah 11 Maret 1966 menandai kehancuran PKI, kemudian
SUPER SEMAR juga menandai keruntuhan kepemimpinan Soekarno untuk
kemudian digantikan oleh Jendral Soeharto sebagai presiden RI kedua. Arus
demokratis dan krisis moneter yang melanda Asia menjadikan basis kekuasaan
Presiden Soeharto goyah. Dan harus mengakhiri masa baktinya pada masa 32
tahun.

B. Mengenali Anatomi Ketegangan


1. Pandangan perang Menurut Barat
Karena sebagian menganut system politik liberal, perang memisahkan
antara peranan sipil dan militer. Militer merupakan alat pertahanan belaka yang
berperang atas keputusan politik nasional.
Pada umumnya, bangsa barat menganut paham Perang sebagai kelanjutan
tindak politik dengan cara lain, sehingga eskalasi suatu keadaan dapat di pisah-
pisahkan antara suatu kondisi yang berbeda.
2. Pandangan Perang Menurut Komunis
USSR mempunyai filsafah perangnya yaitu “ Dunia tidak akan damai
kalau dunia belum seluruhnya menganut paham komunis”.

2
Gerakan untuk mengkomuniskan dunia dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu pendekan langsung dan pendekatan tidak langsung.
1. pendekatan langsung berarti suatu negara diserang secar paksa untuk
selanjutnya di bawah kendali Uni Siviet (pengalaman polandia,
Cekoslovakia, dan honggaria pada tahun 1955).
2. pendekatan tidak langsung berarti memberikan bantuan kepada salah satu
negara tertentu untuk melakukan pemberontakan dalam negeri, kemudian
dilakukan dukungan politik dan militer.
(pengalaman bangsa Indonesia: pemb erontakan PKI/Madium (1948) di
dukung oleh Uni Soviet dan pemberontakan G-30-S/PKI (1965) didukung
oleh RRC).
3. Pandangan Perang Bangsa Indonesia
“perang merupakan jalan terakhir karena terpaksa untuk membela diri “
menurut pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Penyelenggaraan perang bangsa Indonesia didasarkan pada situasi dan
kondisi yang dihadapi sehingga penyelenggaraan perang juga dianut adanya
perang dingin, perang terbatas, dan perang umun, sebagaimana dianut oleh barat.
Namun, penerapannya dilakukan dengan pendekatan strategi Perang Rakyat
Semesta.
4. Hubungan Utara Selatan
Hubungan ini biasanya adalah hubungan antar negara yang mendapatkan
kemerdekaan setelah Perang Dunia II.

C. Hakikat Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia dapat meliputi
sebahgai berikut.
1. Ketahana nasional bidang ideologi
2. Ketahanan nasional di bidang politik
3. Ketahanan nasional di bidang ekonomi
4. Ketahanan nasional di bidang social-budaya
5. Ketahanan nasional di bidang pertahanan keamanan

Anda mungkin juga menyukai