Anda di halaman 1dari 3

HALTE-HALTE DI LINGKUNGAN KAMPUS (Bagian-3) July 10, 2010

Posted by Cut Nuraini in PERMASALAHAN ARSITEKTUR.


Tags: architecture, arsitektur, belajar, Halte, Kampus, Lingkungan, Permasalahan
, sistem, study
trackback
i
3 Votes
Quantcast

(lanjutan dari bagian : 2)


Simpang Jl. Kaliurang Jl. Teknika Selatan menjadi salah satu lokasi untuk menung
gu bus kota karena di lokasi tersebut terdapat vegetasi, lampu lalu-lintas serta
kemudahan mengemudi bus kota. Potensi itu mendorong calon penumpang untuk memil
ih lokasi tersebut untuk menunggu bus. Tetapi, di tempat itu terdapat pagar dan
trotoar sehingga ada calon penumpang yang menunggu di bahu jalan. Keadaan ini m
engakibatkan berkurangnya rasa aman baik bagi penunggu bus maupun penguna jalan
.
Di depan Fakultas Biologi seberang PAU juga dijadikan tempat untuk menunggu bus
kota karena didukung adanya gerbang kecil sebagai akses menuju Fakultas Biologi
dan akses utama manuju PAU. Di lokasi itu terdapat jajaran vegetasi di sebelah b
adan jalan serta adanya kemudahan mengenali bus kota.
Pojok Fakultas Biologi menuju Pogung, dipilih sebagai tempat menunggu bus kota k
arena merupakan tempat terdekat menuju Pogung, teduh akibat vegetasi dan leluosa
melihat bus kota serta terdapat pengkalan becak. Tetapi lokasi ini tidak aman k
arena berada di lingkungan jalan yang mnurun dan di pertigaan jalan sehingga dap
at mengganggu kelancaran transportasi lainya.
Di seberang gerbang utama Fakultas Teknik juga dipilih sebagai tempat menunggu a
tau turun dari bus kota. Di lokasi tersebut ada vegetasi (meskipun pantulan caha
ya tetap memberikan bias pada pukul 14.00-16.00 WIB sehingga tidak cukup teduh),
tetapi terdapat trotoar, kemudahan mengenali bus kota serta talut yang potensia
l untuk sandaran tubuh. Kegiatan pemberhentian bus tepat di tengah-tengah pintu
gerbang sehingga mengganggu kelancaran transportasi lainnya dan keamanan bagi pe
numpang yang berhenti dengan tergesa-gesa.
Sepanjang depan RSUP Sardjito banyak dijumpai penumpang baik mahasiswa maupun ma
syarakat umum yang melakukan kegiatan turun dan menunggu bus kota. Tempat terseb
ut sangat teduh karena vegetasi sepanjang sisi Jl. Kesehatan yang dilengkapi pot
bungan besar sebagai sandaran dan tempat duduk calon penumpang. Terdapat trotoa
r dan didukung pula adanya dua pintu gerbang menuju RSUP Sardjito serta beberapa
jalan pintas menuju Fakultas Kedokteran.
Pojok Sendowo dengan vegetasi berupa pohon rindang dijadikan tempat menunggu dan
turun dari bus kota oleh penumpang dengan tujuan Sendewo dan Sekip.
Adapun depan Fakultas Pertanian hingga simpang Mirota Kampus dipilih sebagai tem
pat menunggu bus kota karena dekat dengan tempat tujuan akhir sekalipun di sana
tidak terdapat vegetasi. Di persimpangan Mirata Kampus terdapat lampu lalu-linta
s tempat sandaran dan trotoar. Kondisi ini memungkinkan menjadi tempat pergantia
n jalur bus kota. Demikian pula di dekat bunderan boulevard, menjadi tempat perg
antian alat angkut atau jalur bus kota (dari bus kota menuju angkutan ke arah Pr
ambanan).
Sedangkan antara depan Fakultas Filsafat hingga depan Notariat dipilih sebagai t
empat menunggu bus kota karena terdapat trotoar, pagar untuk bersandar, vegetasi
memberi rasa teduh, dan dekat tempat tujuan akhir (Fakultas Ekonomi, Sastra, Ps
ikologi, Hukum, Filsafat, Isipol maupun Auditorium UGM) Di sana juga terdapat be
berapa akses yang bisa mereka gunakan untuk menuju tempat tujuan akhirnya, meski
pun akses tersebut ada yang tidak direncanakan (antara Fakultas Filsafat dengan
Notariat, antara Notariat dengan Fakultas Hukum). Akses-akses tersebut mempermud
ah pencapaian ke tempat kuliah serta mengurangi rasa lelah, dari pada mereka har
us memutar sesuai dengan jalur pedistribusian yang ada.
Banyak calon penumpang yang menunggu maupun turun dari bus kota di pojok dekat k
olam ikan Fakultas Pertanian yang menuju Karangasem. Di lokasi ini terdapat trot
oar, vegetasi serta gundukan polisi tidur yang membuat supir bus kota mengurangi
kecepatannya dan dimamfaatkan untuk naik maupun turun oleh penumpang. Gundukan
polisi tidur juga terdapat di dekat Fakultas Biologi, Teknik dan Hukum.
Pojok Fakultas Kehutanan juga dijadikan tempat untuk menunggu maupun turun dari
bus kota. Lokasi ini memiliki potensi antara lain: vegetasi yang teduh, akses me
nuju Fakultas Teknologi Pertanian, Perpustakaan, Gedung Pusat maupun Gedung Kuli
ah Umum dan di seberang Fakultas Kehutanan terdapat akses menuju Karangwuni.
Dari bahasan di atas ditemukan bahwa sebagian besar lokasi tempat menunggu bus k
ota ternyata berada pada simpang jalan, baik simpang tiga maupun simpang empat.
Mereka melakukan tindakan itu karena didukung oleh adanya potensi lokasi seperti
adanya vegetasi, mudah mengenali objek, bus kota yang diinginkan dan adanya pel
uang pencapaian yang lebih dekat menuju ke tempat tujuan akhir (fakultas tempat
belajar). Vegetasi yang berupa pohon besar mampu memberikan naungan dan rasa nya
man bagi calon penumpang pada saat menunggu bus kota (Lang, 1987).
Perilaku menciptakan tempat-tempat menunggu maupun turun dari bus kota pada loka
si di atas menunjukkan adanya suatu tindakan dari manusia terhadap potensi yang
dimiliki lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan kegiatannya (Kewin,
1951). Ternyata perilaku yang ada pada manusia juga berpengaruh terhadap penggu
naan (utilisasi) dan pemberdayaan lingkungan binaan.
2.4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis di atas rumusan masalah yang ada pada kasus Halte sebagai S
helter for Bus Waiting, sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi utilitasi halte ?
2. Sejauh mana setiap faktor berperan dalam utilitasi halte ?
Kedua permasalahan tersebut di atas selanjutnya dapat diteliti lebih mendalam de
ngan fokus utilisasi halte. Penelitian mendalam tersebut dapat menjadi sebuah ac
uan bagi penelitian-penelitian selanjutnya tentang halte di lokus-lokus lain den
gan fokus yang sama dan dengan metode yang berbeda. Semua kecenderungan tersebut
sangat dipengaruhi oleh keberadaan setiap halte yang mungkin berbeda di tiap te
mpat dengan ragam permasalahan lain yang lebih menarik. Namun demikian, telaah t
entang eksplorasi permasalahan utilisasi halte ini setidaknya dapat membuka dan
memberi peluang bagi pemerhati permasalahan arsitektur yang lain untuk mulai mem
pelajari permasalahan sebenarnya dari sebuah fenomena menarik di sekitar kita te
rutama yang berkaitan dengan arsitektur.
BAGIAN III : P E N U T U P
3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diketahui rumusan masalah yang esensial dar
i fungsi halte sebagai shelter for bus waiting. Khususnya di lingkungan kampus U
niversitas Gadjah Mada (UGM) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi utilitasi hal
te dan sejauh mana setiap faktor berperan dalam utilitasi halte.
3.2. SARAN
Fungsi Halte sebagai Shelter for Bus Waiting dapat diteliti lebih lanjut berdasa
rkan masalah yang telah dirumuskan di atas.
SUMBER BACAAN
Johnson, Paul-Alan.1944. The Theory of Architecture, Van Nostrand Reinhold Compa
ny, New York.
Kompas, Edisi Jum at Tanggal 22 September 2000
Lang, Jon. 1985. Creating Architecture Theory, Van Nostrand Reinhold Company, Ne
w York.
Rapoport, Amos. 1977. Human Aspects of Urban Form. Pergamon Press Ltd, Oxford, E
ngland.
Sarwono, Sarlito Wirawan, 1991. Psikologi Lingkungan, Gramedia, Jakarta.
Veitch, Rusell dan Arkkelin, Daniel. 1995. Environmental Psychology and Interdis
ciplinary Perspeactive, Prentice Hall, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai