Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam menghadapi tantangan dan isu global, revitaliasi pendidikan IPS perlu
dilakukan
dalam tiga aras, yaitu ontologis, epistemologi dan aksiologinya. Dengan adanya
revitalisasi
dalam aspek tersebut, akan berdampak pada pembangungan karakter keilmuan
dari IPS
itu sendiri. Seiring dengan pemikiran ini, ada enam hal penting yang perlu
diperhatikan
dalam melakukan revitalisasi IPS di Indonesia, yaitu (1) menggeser dari hard-skill
ke soft-
skill, (2)
Kata kunciorientasi pada konteks,
: pembelajaran (3)global
IPS, era orientasi
danpemberdayaan
perubahan dan pembudayaan,
(4)
sosial
pemanfaatan
Pendahuluan multimedia, (5) peran meningkatkan
menekankan kebanggaan
pada aspek terhadap bangsa,
intellectual
sertaDalam
(6) mengawali millennium III capital1. Dalam konteks ini Stewart
orientasi
ada beberapa praksis dan rekayasa
perubahan dasarsosial.
dalam (2002) dan Sangkala (2006) merasa
perilaku masyarakat dunia. Ketika orang yakin bahwa manajemen modal
sudah merasa tidak cocok dengan intelektualmerupakankekayaan
pendekatan refresif atau militerisme, strategis dan sumber keunggulan
upaya untuk menata hubungan perusahaan di masa yang akan datang.
internasionalataukomunikasi Pandangan yang serupa dengan
pembangunanantarNegara masalah ini, dikemukakan pula oleh
dikembangkan dengan menggunakan seorang futuris dari Amerika Serikat.
pendekatan soft-power sebagai bentuk PatriciaAburdene(2006)yang
diplomasidenganNegaralain. menengarai bangkitnya spiritualitme
Pendekatan soft-power ini, bukan hanya dalam konteks pertumbuhan dan
dilakukan oleh Negara besar namun perkembangan ekonomi dunia di abad
banyak dilakukan pula oleh Negara- ini. Bahkan Aburdene menyebutnya
negarakecildalammelakukan sebagai megatren 2010 dalam dunia
komunikasipembangunanatau ekonomi kapitalis2.
komunikasi internasional. Bilapaparantersebut
Pada sisi lain, era kejayaan disederhanakan, dapat dikatakan bahwa
ekonomi yang berbasis sumberdaya
alam atau sumberdaya material sudah
mulai menunjukkan kelemahannya, dan
para pelaku ekonomi dunia mulai
memunculkankesadaran baru. 1
Sangkala.IntellectualCapital
Kalangan manajemen memandang Management : Strategi baru Membangun
bahwafaktorstrategisdalam Daya Saing perusahaan. Jakarta :
meningkatkan daya saing sebuah YAPENSI. 2006. Lihat pula Stewart,
perusahaan, tidak lagi terfokus pada Thomas A. Intelectual Capital : Modal
Intelektual, Kekayaan Baru Organisasi.
masalah sumberdaya alam atau
Penerjemah Reza Gunawan. Yakarta :
sumberdaya material namun lebih Elex Mdia Komputindo. .2002
2
Patricia Aburdene. Megatrends 2010 :
BangkitnyaKesadaranKapitalisme.
Penerjemah Arfan Achyar. Jakarta :
Agromedia Pustaka. 2006
21
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
22
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
23
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
24
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
25
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
Selama ini, baik peneliti masa kini wajib aqli hukumnya (sudah
maupun siswa belajar mengenai harus) untuk mengutamakan
geografi pendekatan
sumberdaya alam Indonesia baru praksis dan peran rekayasa sosial. IPS
sampai pada pendataan dan penjelasan. harus mengedepankan karakter ilmu
Setelah itu mereka belum mampu partisipatifnya dalam proses penataan
terbangkitkansemangatnyauntuk masyarakat, dan bukan sekedar analisis
menjagakekayaanalamatau atau deskripsi semata.
memanfaatkankekayaanuntuk
kepentingan bangsa dan negara. Penutup
Bahkan Merujuk pada analisis ini,
dalam banyak kasus, mereka yang fenomena lemahnya sense of crises dari
mengetahui mengenai sumberdaya para pejabat, lunturnya nasionalisme,
alam tingginya potensi disintegrasi, semangat
bukan dimanfaatkan untuk peningkatan demokrasi yang bercampur dengan
kesejahteraan rakyat malah dijual ke anarkhis, tingginya kriminalitas dan KKN
pihak asing untuk kepentingan diri dan merupakan ekses nyata pendidikan IPS
kelompok. Sikap yang terakhir tersebut, yang lebih mengarah pada kognitif, dan
jelas-jelas merupakan anomalia dari tidak mengarah pada nilai-nilai soft-skill,
hasil proses pendidikan IPS tentang serta pemberdayaan diri menuju
geopolitik sumberdaya alam dan masyarakatberbudayaunggul.
geopolitik pembangunan Indonesia. Fenomena tersebut merupakan bentuk
Terakhir, pendidikan IPS harus kegagalan pembelajaran IPS dalam
diarahkan untuk menjadi bagian dari membangun kesadaran kemanusiaan,
rekayasa sosial (social enggeneering). kesadaransosial,kesadaran
Bila IPS hanya sekedar analisis atau kebangsaan dan kesadaran kebhinekaan
hanya sekedar deskripsi, kehadiran IPS bangsa Indonesia.
ini akan sangat kurang dirasakan oleh Menghadapi kenyataan ini, guru
masyarakat. Ilmu Ekonomi secara IPS memiliki tanggungjawab moral dan
mandiri, memiliki citra yang lebih baik tanggungjawabakademikuntuk
dibandingkan ilmu sosial lainnya membangun karakter bangsa atau
(misalnya geografi), karena ilmu ini karakter generasi muda yang warga
dirasakan oleh masyarakat dan Negarayangdemokratisserta
pengambil kebijakan dalam konteks bertanggungjawab. Hemat kata, ada
rekayasa sosial. Antropologi sempat tiga
menjadi ilmu yang favorit di masa tingkat karakter pembelajaran IPS di
sebelum Perang Dunia II, atas peran masa global ini. Pertama, secara
Antropologi dalam memahami koloni- ontologipembelajaran IPS adalah
koloni bangsa Eropa di belahan bumi pembelajaranmengenaiproses
yang lainnya. Begitu pula ilmu politik penyadaran,pemberdayaandan
yang banyak digunakan untuk analisis pembudayaan nilai kepada anak didik
dan pemetaan masalah global dan untuk menjadi individu sekaligus warga
hubungan internasional. negara. Kedua, secara epistemologi
Bercermin pada sejarah ilmu pembelajaranIPSharus
sosial tersebut, maka perdagangan mengedepankan pendekatan multikultur
global, komunikasi global dan interaksi dan multiaproach, hal ini terkait dengan
kemanusiaan global, menuntun setiap realitas kebhinekaan masyarakat dan
individu untuk belajar ilmu sosial.
Dengan kata lain, pembelajaran IPS di
26
Makalah Paralel dalam Seminar Nasional dengan tema “Revitalisasi Ilmu Pengetahuan
Sosial dalam Perspektif Global”. UPI - Bandung, 21 November 2007.
12
HAR Tilaar. Multikulturalisme :
Tantangan-tantanganGlobalMasa
Depan Dalam Transformasi Pendidikan
Nasional. Jakarta : Grasindo. 2004.
27