Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN CADANGAN TERTAMBANG BATUBARA

SEAM G MENGGUNAKAN METODE MEAN AREA


(Studi Kasus PT. Bara Jaya Utama, Kab. Berau, Provinsi Kalimantan Timur)

Leo Bua Rante

ABSTRACT

PT. Bara Jaya Utama, is a national coal mining company at Teluk Bayur, Berau, Easth
Kalimantan with Geographical potition at 117°23’30” - 117°25’30” east latitude and
2°06’00” - 2°09’15” north latitude. The coal bearing formation in research location
by Latih Formation which include in Berau sub basin.

A coal seam is seam G that identified from drill activity at 12 borehole. The coal at
seam G has thicknes 2,58 m - 4,93 m, 5503 Kcal /Kg - 5894 Kcal / Kg of calory value
with ash content 1,45 - 4,62 %, and 0,15 - 0,21% of sulphur content. The strike of coal
seam G is has N 162o E and dip is 44o. The purpose of the research are to count
mineable coal reserve by use mean area method and also know about spread of coal
quality. The mineable reserve calculation use mean area methode by use Autocad Land
Development Sofware. The space between 2 section is 20 m that makes perpendicular
from isostructure.

Base on seam G analysis by PT. Bara Jaya Utama will mine by SR 12 : 1. The
parameter that we use to calculate of reserve are 20 m of minefloor wide from top of
coal seam, 60o of overall slope, and the coal which can be mine is 5 m from surface, 10
cm from top and bottom, geologicall loses 5 %, mining recovery 90 %, processing
recovery 95 %. The result from reserve calculation to get striping ratio that company
want is obtaine 281.679,12 ton of coal an 3.379.611,32 BCM of overburden volume
with mining elevation – 20 m from sea level, and the wide of mineable reserve is 9,95
HA.

Keywords : mean area, geologicall looses, mining looses, processing looses, mineable
reserve.

1. PENDAHULUAN
PT. Bara Jaya Utama adalah salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang
penambangan batubara dimana salah satu sitenya terletak di Kabupaten Berau, Provinsi
Kalimantan Timur. Target produksi batubara setiap tahunnya adalah 1.800.000 ton dan
target per bulan adalah 150.000 ton. Salah satu kegiatan yang dilakukan sebelum
melakukan penambangan adalah perhitungan sumberdaya dan cadangan melalui
evaluasi data pemboran pada suatu blok penambangan.
Perhitungan cadangan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kuantitas suatu
endapan yang terdapat di bawa permukaan. Hasil perhitungan cadangan akan menjadi
salah satu parameter apakah akan dilakukan kegiatan penambangan atau tidak. Selain
jumlah cadangan, parameter lainnya yang menjadi pertimbangan untuk melakukan
penambangan adalah posisi endapan batubara, kedalaman, tebalnya tanah penutup,
kualitas endapan batubara tersebut, dan parameter lainnya.

Saat ini ada berbagai teknik perhitungan cadangan yang telah dikembangkan untuk itu
diperlukan pemilihan suatu metode perhitungan cadangan, dimana tidak hanya
memberikan hasil secara kuantitas tonase sumberdaya batubara, tetapi juga dapat
memberikan hasil secara kualitas berupa tingkat kepercayaan yang tinggi. Salah satu
metode perhitungan cadangan batubara yang sering digunakan yaitu metode mean area.
Perhitungan cadangan dengan metode ini dilakukan dengan membuat penampang yang
memotong tegak lurus arah penyebaran batubara. Kelebihan metode ini adalah lebih
mudah dan untuk menghitung cadangan tertambang kita tinggal memasukkan
kemiringan lereng dan nilai SR. Kekurangan metode ini adalah hanya digunakan untuk
endapan yang bentuknya relatif homogen.

Atas dasar tersebut penulis mencoba mengaplikasikan metode penampang dengan


bantuan Software Autocad Land Development untuk melakukan perhitungan cadangan
endapan batubara pada daerah penelitian.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bara Jaya Utama, yang terletak di Kelurahan Teluk
Bayur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, terletak
kurang lebih 600 Km ke arah utara dari Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur
(Samarinda) atau 12 Km ke arah barat dari Kota Tanjung Redeb. Secara astronomis
terletak pada 117°23’30” - 117°25’30” Bujur Timur dan 2°06’00” - 2°09’15” Lintang
Utara.

Metode penelitian yang dilakukan pada perhitungan cadangan tertambang batubara


menggunakan metode mean area. Metode ini memerlukan primer berupa: data titik bor,
data kualitas batubara, overallslope, lebar mineflor, striping ratio, geogicall loose,
mining recovery, processing recovery. Sedangkan data sekunder berupa : peta topografi
skala 1 : 4000, peta geologi daerah penelitian skala 1 : 100000, geologi lokal.

Metode mean area ini terdiri dari beberapa langkah yang harus dilakukan, meliputi:
pembuatan penampang log bor, penentuan kedudukan batubara, pembuatan iso struktur
top dan bottom batubara, pembuatan cropline, pembuatan peta kualitas batubara (kalori,
sulfur dan ash), pehitungan cadangan yang meliputi : pembuatan sayatan, pembuatan
penampang, perhitungan tonase serta striping ratio.

Pembuatan garis sayatan dan penampang sayatan menggunakan bantuan software


autocad land development dimana jarak tiap penampang 20 m. Perhitungan volume
batubara dan overburden menggunakan metode mean area, yaitu dengan mencari
volume dari batubara, yang diperoleh dari rata-rata (mean) luas area dikalikan dengan
jarak penampang, selanjutnya didapatkan tonase dari batubara dengan mengkalikan
volume dengan berat jenis batubara, faktor geologi, mining recovery, dan processeding
recovery. Sehingga diperoleh nilai dari Striping ratio yaitu perbandingan antara volume
overburden dengan cadangan batubara.

3. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data hasil pemboran melalui 12 titik bor dijumpai beberapa buah seam
batubara, namun yang dianggap layak yaitu seam G karena memiliki ketebalan antara
3,15 m – 8,04 m sedangkan kedua seam lainnya hanya memiliki ketebalan ± 0,5 m.
Setelah dilakukan koreksi dengan menggunakan rumus ketebalan maka ketebalan
sebenarnya batubara Seam G ini adalah 2, 58 m – 4,93 m dengan ketebalan rata-rata
4,01 m. Tanah penutup di atas lapisan batubara (overburden) didominasi oleh soil,
batulempung, batupasir dan lanau. Ketebalan lapisan tanah penutup adalah 6 m – 43,5
m.

Berdasarkan pengujian kualitas batubara pada PT. Bara jaya utama dilakukan oleh PT.
Geoservice. Pengujian kualitas untuk hasil pemercontohan kegiatan pemboran Seam G
ini hanya dilakukan pada 8 sampel dari 12 sampel titik bor yang ada. Parameter kualitas
batubara yang diuji meliputi : analisis proksimat (moisture, ash, volatile matter, fixed
carbon, total sulfur, net calorific value) dan analisis ultimate (carbon dan hydrogen)
didapatkan kandungan kalori rata-rata 5695 kcal/kg. Nilai kalori Seam G mengalami
peningkatan ke arah utara dan cenderung mengalami penurunan ke arah selatan.
Kandungan sulfur rata-rata 0,19 (% ad). Kandungan sulfur Seam G mengalami
peningkatan ke arah utara dan di bagian tengah kemudian mengalami penurunan di
bagian selatan. Kandungan ash rata-rata 2,58 (% ad). Kandungan abu Seam G
mengalami peningkatan di bagian tengah dan mengalami penurunan di bagian selatan.
Kandungan total moisture rata-rata 16,16 (% ar). Kandungan zat terbang rata-rata 41,53
(% ad). Kandungan fixed carbon rata-rata 44,63 (% ad).

Berdasarkan ASTM 1983, tentang kualitas batubara maka batubara Seam G termasuk
dalam golongan Subbituminous B. Spesifikasi batubara yang diminta oleh buyer PT.
Bara jaya Utama menurut data dari quality control berbeda-beda dengan kalori berkisar
antara 5000 – 5600 Kkal/Kg, ash 5 % - 8 %, serta sulfur 0,5 % – 0,8 %. Kualitas
batubara Seam G telah memenuhi spesifikasi buyer baik dari segi kandungan kalori, ash
dan sulfur.

Metode yang digunakan dalam perhitungan cadangan batubara yaitu metode


penampang. Jumlah penampang yang dibuat 42 buah dengan jarak 20 m, kecuali terjadi
perubahan arah kontur struktur maka jarak penampang lebih kecil dari 20 m.
Pembuatan penampang dan perhitungan luas menggunakan bantuan software autocad
land development. Perhitungan volume batubara serta overburden menggunakan rumus
mean area dengan menjumlahkan luas penampang pertama dan kedua lalu dibagi dua
kemudian dikali dengan jarak sayatan. Kemudian dilakukan perhitungan tonase dengan
parameter meliputi: Lebar minefloor yaitu 20 m dari top batubara, Overallslope 50 o,
Batubara yang dapat ditambang yaitu batubara yang terletak 5 m dari permukaan serta
0,1 m dari top dan bottom, Geologicall loses 5 %, mining recovery 90 %, serta
processing recovery 9 5 %, Specific gravity batubara 1,3 ton/m3.

Hasil analisis yang dilakukan oleh pihak perusahaan, batubara seam G ini masih
ekonomis ditambang pada nilai SR 12 : 1 yang artinya untuk mengambil 1 ton batubara
dikeluarkan overburden sebanyak 12 BCM. Melalui beberapa simulasi perhitungan
untuk mencapai SR yang ditentukan diperoleh volume batubara 266760,53 m3 dan
volume overburden 3379611,32 m3. Luas daerah cadangan tertambang yaitu 9,95 HA
Gambar 1. Garis sayatan yang dibuat tegak lurus isotruktur top

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa Volume endapan batubara
Seam G insitu : 266.760,53 m3 dengan cadangan tertambang batubara 281.679,12 MT
dan volume OB 3.379.611,32 m3 ,stripping ratio 12 : 1, elevasi penambangan -20 m
dari permukaan laut, dengan luas daerah cadangan 9,95 HA . Batubara Seam G
memiliki kandungan kalori 5695 Kcal/Kg, sulfur 0,19 (% ad), ash 2,58 (% ad), total
moisture 16,16 (% ar), volatile matter 41,53 (% ad) serta fixed carbon 44,63 (% ad)
tergolong dalam subbituminous B.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap Pimpinan dan Karyawan PT Bara
Jaya Utama atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan untuk melaksanakan tugas
akhir. Bapak Ir. Jamal Rauf Husain, MT. dan Bapak Dr. phil. nat. Sri Widodo, ST., MT.
selaku dosen pembimbing tugas akhir atas bimbingan dan masukan yang diberikan
dalam penyelesaian tugas akhir. Bapak Dr. Eng. Ir. Muhammad Ramli, MT., Selaku
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin dan Segenap Keluarga Besar Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin atas segala bimbingan dan kerja samanya sehingga
penelitian dan penyelesaian tugas akhir ini dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Modul Konstruksi Model Perhitungan Sumberdaya Batubara.
Darijanto, T., “1999”, Estimasi Cadangan Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.
Kadarisman, S.D dkk., 1999, Geologi Batubara, Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Unversitas Pakuan, Bogor.
Kuncoro Prasongko ,B., 2003, Prospek Industri Bahan Galian, Lokakarya Nasional
Strategi Pengelolaan Potensi Sumberdaya Alam Tidak Terbarukan Untuk
Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutan, Indes Development
Studies,Yogyakarta.
Rauf, Abdul., 1998, Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional (UPN), Yogyakarta.
Situmorang & Burhan.,1995, Geologi Daerah Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, Pusat
Penelitian & Pengembangan Geologi, Bandung.
SNI, No. 13-5014-1998, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara, Badan
Standarisasi Nasional.
Sukandarrumidi., 2005, Batubara dan Pemanfaatannya, Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Thomas, Larry, etc., “1992”, Handbook Of Practical Coal Geology, Chichester,
England
Tim Geologi batubara PT. Bhineka Handal, 2002, Laporan Eksplorasi batubara di
dasrah rantau Panjang dan Sekitarnya, Kec. Sambaliung, Kab. Berau, Prop.
Kaltim, PT. Pelita Makmur Sejahtera
Tim Penyusun Ensiklopedi Pertambangan, 2005, Ensiklopedia Pertambangan Edisi
Ketiga, Puslitbang Teknologi Mineral,, Bandung.
Wood, G.H., “1983”, Coal Reseurce Classification System of The United State
Geological Survey, Geological Survey Circular 891, United State.

Anda mungkin juga menyukai