Anda di halaman 1dari 11

METODE DEMONSTRASI

DALAM PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPA Fisika


Dosen Pengampu Maria Melani Ika S., S. Pd.

Disusun Oleh :
Masterina Setyatiti 07 1134 003
Liya Nur Hidayah 07 1134 005
Nuning Suprapti 07 1134 021
Rochma Nur Yunita 07 1134 024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
METODE DEMONSTRASI
DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Dalam melaksanakan suatu pembelajaran guru perlu memilih metode yang sesuai
dalam menyampaikan materi pelajaran. Banyak metode yang tersedia dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar, tetapi tidak semua metode dapat digunakan pada semua
materi pelajaran. Dalam makalah ini kami akan membahas secara khusus mengenai salah
satu metode pembelajaran, yaitu metode Demonstrasi.

A. PENGERTIAN
Beberapa ahli pendidikan menyatakan pendapatnya mengenai metode demonstrasi.
Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu
proses pembentukan tertentu pada murid (dalam http://udhiexz.wordpress.com/2008 /
08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/). Sedangkan menurut Djajadisastra (1982:
93), metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
mempertunjukkan secara langsung obyeknya, atau caranya melakukan sesuatu atau
mempertunjukkan prosesnya.
Dari beberapa pendapat di atas, kami menyimpulkan bahwa metode demonstrasi
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi pelajaran
dengan cara memperagakan sehingga memperjelas pengertian serta pemahaman murid
mengenai materi tertentu. Metode demonstrasi ini lebih sering digunakan dalam
pembelajaran yang memberikan materi tentang suatu proses atau cara kerja suatu benda.
Dengan demikian, murid tidak hanya dapat membayangkan saja, tetapi mereka dapat
mengamati atau menyaksikannya secara langsung.

B. SYARAT PELAKSAAN METODE DEMONSTRASI


Menurut Djajadisastra (1982: 96), agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan
secara maksimal maka perlu diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan demonstrasi
Penetapan tujuan demonstrasi harus dilakukan agar tidak terjadi pemborosan
waktu, materi, dan tenaga. Selain itu, dapat digunakan untuk mengetahui
kecakapan apa yang diharapkan akan dimiliki murid setelah demonstrasi
dilaksanakan.
2. Guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya
Sebelum guru mendemonstrasikan sesuatu, ia harus mempelajari teorinya dan
berlatih mempraktekkannya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan pada saat melaksanakan demonstrasi. Jadi, guru harus mempersiapkan
diri baik secara teoritis maupun praktis. Misalkan saja, guru harus membongkar
dan memasangkan kembali suatu alat peraga. Untuk itu, guru harus benar-benar
memahami seluk beluk dari alat tersebut.
3. Mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan
Alat-alat peraga perlu dipersiapkan agar tidak mengganggu ketertiban maupun
sistematika penyajian pada waktu demonstrasi.
4. Mempersiapkan tempat pelaksanaan demonstrasi
Tempat pelaksanaan demonstrasi harus dipersiapkan dengan memperhitungkan
bagaimana murid mengikuti jalannya demonstrasi dan kondisi ruang kelas. Hal
tersebut perlu diperhatikan agar murid merasa nyaman dalam mengikuti jalannya
demonstrasi sehingga materi yang disampaikan benar-benar dipahami murid.
5. Memperhatikan jatah waktu yang tersedia
Demi keberhasilan tujuan dari demonstrasi, guru harus membagi waktu yang
disediakan untuk penjelasan teoritis, menjelaskan obyek yang didemonstrasikan,
dan menarik kesimpulan atau inti/prinsip-prinsip dari hal-hal yang telah
dipertunjukkan. Pembagian waktu harus memperhatikan jenis kegiatan atau obyek
yang didemonstrasikan. Waktu yang diberikan untuk demonstrasi harus yang
terbanyak karena metode demonstrasi memang dimaksudkan agar murid-murid
memperoleh kesempatan untuk belajar langsung dari pengamatan langsung
terhadap obyeknya sehingga murid-murid dapat melakukan pengamatan dengan
cermat, teliti, dan berkali-kali serta benar-benar memahami prinsip-prinsip dari
obyek yang didemonstrasikan.
6. Fokus pada satu hal/obyek
Hal ini bertujuan agar tidak mengacaukan tanggapan murid-murid mengenai benda
yang diamatinya. Demonstrasi diadakan guna memperjelas sesuatu yang tidak
dapat dijelaskan dengan kata-kata.
7. Memberikan kesempatan pada murid untuk melakukan demonstrasi
Demonstrasi tidak selalu dilakukan oleh guru. Akan lebih baik apabila murid
melakukan demonstrasi sendiri meskipun tidak semua hal yang didemonstrasikan
dapat dilakukan oleh murid.
8. Memberikan kesempatan bertanya kepada murid
Pada waktu guru mendemonstrasikan suatu obyek, murid harus betul-betul
memperhatikan hal-hal yang dijelaskan oleh guru. Tetapi itu tidak berarti bahwa
murid-murid harus diam saja. Murid hendakanya diajak/dipancing untuk
menanyakan apa yang kurang dimengerti sehingga mereka puas dan memahami
apa yang mereka amati.
9. Guru tidak boleh malas dalam melakukan demonstrasi
Sifat malas merupakan penghalang bagi kesuksesan guru dalam mengajar. Untuk
itu, guru harus mampu mengatasi rasa malas pada dirinya.

C. PRINSIP-PRINSIP METODE DEMONSTRASI


Untuk melaksanakan metode demonstrasi dengan benar, kita perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pelaksaannya. Menurut Hamalik (1989:148), demonstrasi akan lebih
efektif bila dilaksanakan mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Setiap langkah demonstrasi harus bisa dilihat dengan jelas oleh murid.
Agar siswa mengetahui bagaimana suatu proses itu dilakukan, maka guru harus
memastikan bahwa semua siswa dapat mengikuti setiap langkah proses
demonstrasi dengan jelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa satu dengan siswa yang
lain memiliki pengetahuan yang secara umum sama mengenai cara kerjanya, tanpa
ada yang tertinggal sehingga guru tidak perlu mengulangi langkah-langkah yang
telah dilakukan.
2. Semua penjelasan secara lisan hendaknya dapat didengar dengan jelas oleh semua
murid.
Sedapat mungkin guru harus mengusahakan agar suaranya dapat didengar oleh
seluruh siswa. Oleh sebab itu, guru harus mampu memilih cara yang tepat agar
murid-muridnya dapat menerima penjelasannya dengan baik dan jelas. Dengan
demikian tidak akan terjadi kesalahpahaman terhadap materi yang
didemonstrasikan.
3. Anak-anak (murid) harus tahu apa yang sedang mereka amati.
Demonstrasi dilakukan untuk memberi pemahaman yang lebih jelas pada siswa.
Untuk itu mereka harus mengetahui apa yang sedang mereka amati dalam proses
demonstrasi, sehingga murid benar-benar mengerti apa yang sedang
didemonstrasikan dan bagaimana proses demonstrasi itu berjalan.
4. Demonstrasi harus direncanakan dengan teliti.
Tugas guru adalah melakukan demonstrasi di depan murid-muridnya. Oleh sebab
itu, agar tidak terjadi kesalahan pemahaman mengenai proses demonstrasi, guru
harus mengerjakan demonstrasi dengan teliti dan hati-hati.
5. Guru sebagai demonstrator harus mengerjakan tugasnya dengan lancar dan efektif.
Sebagai demonstrator berarti seorang guru telah menguasai proses demonstrasi
secara menyeluruh. Untuk itu sebisa mungkin gurulah yang mengontrol proses
demonstrasi agar dapat berjalan lancar sehingga siswa pun dapat belajar secara
efektif melalui demonstrasi tersebut.
6. Demonstrasi dilaksanakan pada waktu yang tepat.
Untuk melaksanakan demonstrasi, guru perlu memperhitungkan/menentukan
waktu yang tepat agar demonstrasi benar-benar berjalan lancar tanpa ada
hambatan. Guru dan siswa memiliki kesempatan yang luas untuk melaksanakan
demonstrasi tanpa terdesak oleh sesuatu hal.
7. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih apa yang telah mereka amati.
Demonstrasi dilaksanakan untuk membantu siswa dalam memahami suatu materi
tertentu dan akan lebih baik jika siswa dapat mengalaminya sendiri. Untuk itu
berilah kesempatan kepada siswa untuk melatih apa yang telah mereka amati
dengan kemampuan yang mereka miliki.
8. Sebelum demonstrasi dimulai, hendaknya semua alat telah tersedia.
Agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam menggunakan alat-alat, maka
guru harus siap menyediakan alat-alat yang akan digunakan untuk demonstrasi.
9. Sebaiknya demonstrasi disertai dengan ringkasannya di papan tulis.
Agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam menulis hasil demonstrasi atau
kesimpulan, maka sebaiknya guru menulis secara ringkas hasil atau kesimpulannya
di papan tulis sehingga seluruh siswa dapat melihat dan mencatat.
10. Jangan melupakan tujuan pokok.
Pelaksanaan demonstrasi memiliki tujuan yang akan dicapai sebagai tercapainya
keberhasilan belajar siswa. Untuk itu, tujuan pokok merupakan hal terpenting yang
harus diperhatikan guru dan menjadi hal utama dalam pelaksanaan demonstrasi.
11. Jika diperkirakan demonstrasi itu sulit supaya sebelumnya dicoba terlebih dulu.
Kesalahan dapat terjadi saat melakukan demonstrasi. Untuk menghindarinya, guru
mencoba terlebih dahulu sebelum demonstrasi dilakukan di kelas sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman terhadap pemahaman siswa.
12. Perlu ada laporan hasil demonstrasi.
Untuk mengetahui kebenaran hasil demonstrasi, maka perlu ada laporan
pelaksanaannya. Hal tersebut dimaksudkan agar guru tahu sejauh mana
keberhasilan demonstrasi itu.

D. KELEBIHAN METODE DEMONSTRASI


1. Merupakan cara yang ilmiah sesuai dengan proses perkembangan jiwa anak.
Pemahaman mengenai materi pelajaran akan lebih jelas dan mudah dipahami (secara
konkret) daripada hanya diterangkan secara lisan saja (abstrak)
2. Menanamkan, memupuk, dan mengembangkan hasrat untuk ingin mengetahui
sesuatu.
Dengan mengamati sendiri obyek yang didemonstrasikan, akan timbul keinginan
untuk mengetahui lebih dalam dan terperinci mengenai obyek yang dilihatnya. Hal
ini secara tidak langsung berarti telah mengembangakan sikap ilmiah dan rasa ingin
tahu siswa.
3. Murid dididik untuk mengamati sesuatu dengan sikap yang kritis.
Pada saat mengikuti demonstrasi, murid dididik untuk mau mengamati sesuatu
dengan penuh perhatian pada obyek. Tentunya agar dapat memahami dengan baik
obyek yang diamati. Untuk itu diperlukan konsentrasi dari seluruh pikiran, perasaan,
dan kemauan dari murid.
4. Murid mengetahui dengan tepat bagaimana hubungan struktural atau urutan susunan
suatu obyek.
Ketika guru mempertunjukkan suatu proses, langkah demi langkah guru melakukan
proses tersebut. Setelah murid memperhatikan langkah-langkahnya, murid dapat
melakukan proses tersebut karena telah memahami urutan dan susunannya.
5. Murid mengetahui dengan tepat bagaimana keadaan perbandingan suatu obyek.
Misalnya ketika guru atau murid di bawah pengawasan guru mendemontrasikan
bahwa satu kilogram sama dengan dua pon, pada waktu mengajar timbangan berat
pada murid-murid.
6. Murid dapat melakukan dengan segera dan tepat, suatu kecakapan yang memerlukan
keterampilan motoris.
Misalnya setelah guru mendemontrasikan bagaimana caranya menyugu kayu segera
setelah demontrasi itu dilakukan murid sendiri dapat melakukan dengan baik dan
tepat. Demikian pula pada pelajaran memotong pakaian, pada pelajaran memasak
murid-murid dapat sendiri melakukan pekerjaan yang baru saja mereka lihat.
7. Perhatian murid dapat dipusatkan pada pokok bahasan yang dianggap penting oleh
guru dapat diartikan seperlunya.
Misalnya dengan melihat sendiri bahwa satu kilogram besi sama beratnya dengan
satu kilogram beras walaupun kalau dilihat besarnya bungkusan lebih besar
sebungkus beras dari satu kilogram dari pada sebungkus besi yang juga satu
kilogram beratnya. Dari letak keadaan timbangan murid-muid percaya bahwa kedua
benda kedua benda tadi benar-benar sama beratnya.

E. KELEMAHAN METODE DEMONSTRASI


1. Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua murid dapat ikut serta, misalnya
alat terlalu kecil sedangkan jumlah murid besar.
2. Perkembangan berfikir murid menjadi tertahan sehingga menetap pada taraf berfikir
konkrit saja.
3. Mengamati sesuatu dengan cermat menggunakan seluruh alat indera bukan
pekerjaan yang mudah bagi murid, sehingga sering terjadi kekeliruan tanggapan dan
pengertian mengenai obyek yang diamati.
4. Tidak semua hal yang didemonstrasikan guru dapat diualang berkali-kali.
5. Jumlah murid yang terlalu besar menimbulkan kesulitan dalam mengatur tempat
duduk.
6. Tidak semua obyek dapat digambarkan dengan mudah sehingga dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
7. Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan murid. menjadi lupa,
dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan pengalaman bagi murid.

F. IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI


Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi sebaiknya dilaksanakan sebagai
berikut:
1. Kegiatan Guru
a. Mempersiapkan sesuatu yang akan didemonstrasikan (alat dan ruang kelas). Dalam
persiapan ini, guru harus memperhatikan apakah semua murid benar-benar-benar
mengikuti, melihat, dan mendengarkan apa yang sedang dilakukan oleh guru pada
saat itu.
b. Mempersiapkan tempat duduk murid/tempat berdiri murid agar semuanya dapat
mengikuti dengan jelas obyek yang didemonstrasikan atau proses (kejadian) yang
harus diamati.
c. Guru memilih tempat berdiri yang tepat agar tidak mengganggu atau menghalangi
penglihatan murid-murid yang sedang mengamati obyek yang sedang
didemonstrasikan.
d. Guru menjelaskan kepada kelas, hal apa yang direncanakan atau yang akan
dikerjakannya.
e. Guru memulai demonstrasinya dengan perlahan dengan sedikit penjelasan. Ketika
guru melakukan demonstrasi selangkah demi selangkah, guru juga harus
menjelaskan alasan-alasan setiap langkah.
f. Pada saat demonstrasi, guru bertanya kepada murid apakah yang ia lakukan sudah
dimengerti oleh murid. Dalam beberapa hal, guru harus mengulang dua atau tiga
kali demonstrasi agar benar-benar jelas bagi murid.
g. Guru menugaskan murid untuk mengkulang langkah-langkah yang telah dilakukan
secara lisan.
h. Guru menugaskan murid agar dpat mendemonstrasikan sendiri selangkah demi
selangkah dan menjelaskannya.
i. Setelah guru selesai mendemonstrasikan sesuatu, guru mengajukan bebrapa
pertanyaan kepada para murid untuk mengecek sejauh mana murid memahami atau
mengikuti demonstrasi yang baru selesai dipertunjukkan.
j. Melayani pertanyaan para murid.

2. Kegiatan Murid
a. Memperhatikan demonstrasi yang dilkukan oleh guru. Pengaturan tempat duduk
sangat penting agar semua murid dapat melihat, emndengar, dan mengamati
dengan jelas obyek yang didemonstrasikan.
b. Mempersiapkan alat-alat atau catatan yang diperlukan untuk mempraktekkan
kegiatan yang didemonstrasikan.
c. Memperhatikan dan mengamati dengan seksama seluruh proses demonstrasi.
d. Siswa mencoba melakukan sendiri apa yang didemonstrasikan di bawah bimbingan
guru.
e. Mencatat hal-hal penting yang harus diingat atau diperhatikan bila melakukan hal
yang didemonstrasikan itu kembali.
f. Sesuai dengan bahan pelajaran yang sedang diajarkan, pada akhirnya murid-murid
mempraktekkan sendiri hal-hal yang telah didemonstrasikan (untuk memperkuat
asosiasi-asosiasi yang diperlukan).
g. Menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti dari demonstrasi yang telah
diamatinya.

CONTOH DEMONTRASI DI KELAS

Pada matapelajaran : IPA


Kelas/Semester : VI/II
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Percobaan Balon Udara

Langkah Kegiatan
A. Alat dan Bahan
1. Plastik tipis
2. Benang
3. Kawat
4. Kapas
5. Gunting
6. Lem/ perekat
7. Minyak goreng
8. Korek api

B. Langkah-langkah
1. Potong kawat lebih pendek bentuk pola lingkaran yang lebih kecil
2. Pada kawat dengan lingkaran yang kecil, di beri kapas secukupnya memenuhi
lingkaran
3. Potong benang sesuai ukuran sebanyak tiga helai (atau sesuai keinginan),
pasang benang pada tiga bagian lingkaran yaang kecil
4. Lubang pada plastik dibuat lebih kecil dari bagian yang tidak berlubang
5. Ikat ujung benang yang satunya dengan lingkaran pada plastik
6. Beri kapas dengan minyak goreng
7. Pegang bagian ujung atas plastik
8. Nyalakan api pada kapas yang telah dibakar, lihat apa yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Djajadisastra, Jusuf. 1982. Metode-Metode Mengajar.Bandung: Angkasa


Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan.Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
http://udhiexz.wordpress.com/2008 /08/08/metode-demonstrasi-dan-eksperimen/

Anda mungkin juga menyukai