Anda di halaman 1dari 2

Kriteria korban kecelakaan lalu-lintas menurut Jasa Marga adalah : 3) Kecakapan

1) Luka ringan adalah keadaan korban mengalami Pengemudi yang memiliki SIM belum tentu menjadi
luka-luka yang tidak membahayakan jiwa dan atau pengemudi yang baik karena selain lulus dari ujian
tidak memerlukan pertolongan atau perawatan lebih pengemudi juga harus mendapat cukup pengalaman
lanjut di rumah sakit. Misalnya luka kecil dengan yang akan memberikan cukup kecakapan dan
pendarahan sedikit dan korban sadar, luka bakar, pengetahuan tentang bagaimana cara membawa
keseleo dari anggota badan yang ringan tanpa kendaraan dengan baik dan selamat tanpa melanggar
komplikasi, penderita tersebut dalam keadaan sadar peraturan lalu – lintas. Kecakapan ini sangat penting
tidak pingsan atau muntah-muntah. bagi pengemudi untuk menguasai kendaraan yang
2) Luka berat adalah keadaan korban mengalami luka- dikemudikannya. Walaupun demikian, tidak berarti
luka yang dapat membahayakan jiwa dan seseorang yang memiliki kecakapan tidak akan
memerlukan pertolongan/perawatan lebihlanjut mendapat kecelakaan.
dengan segera di rumah sakit. Misalnya luka yang 4) Gangguan terhadap perhatian
menyebabkan keadaan penderita menurun, biasanya Gangguan terhadap perhatian dapat menyebabkan
luka yang mengenai kepala dan batang kepala, patah kecelakaan, karena disebabkan kelengahan yang
tulang anggota badan dengan komplikasi disertai berlangsung beberapa detik saja. Hal ini
rasa nyeri yang hebat dan pendarahan hebat, menyebabkan pengemudi tidak menguasai panca
benturan atau luka yang mengenai badan penderita indera dan anggota badannya. Pengemudi dalam
menyebabkan kerusakan alat-alat dalam. keadaan ini mudah mendapat kecelakaan. (H.S.
3) Meninggal adalah keadaan dimana penderita Djayoeman, 1976)
terdapat tanda-tanda kematian secara fisik. Korban 5) Kriteria pengemudi sebagai penyebab kecelakaan :
meninggal adalah korban kecelakaan yang a) Pengemudi kurang antisipasi adalah
meninggal di lokasi kejadian, meninggal selama pengemudi yang tidak mampu memperkirakan
perjalanan ke rumah sakit, atau meninggal ketika bahaya yang mungkin dapat terjadi
dirawat di rumah sakit. sehubungan dengan kondisi kendaraan dan
lingkungan (kendaraan lain).
Menurut proses kejadiannya, kecelakaan lalu-lintas dapat b) Pengemudi lengah adalah pengemudi yang
dikelompokkan sebagai berikut : melakukan kegiatan lain sambil mengemudi
1) Kecelakaan tunggal yaitu peristiwa kecelakaan yang yang dapat mengakibatkan terganggunya
hanya melibatkan konsentrasi pengemudi, misalnya: melihat ke
satu kendaraan. samping, menyalakan api rokok, mengambil
2) Kecelakaan ganda yaitu peristiwa kecelakaan yang sesuatu atau berbincang – bincang dengan
melibatkan dua penumpang.
kendaraan. c) Pengemudi mengantuk adalah keadaan dimana
3) Kecelakaan beruntun atau karambol yaitu peristiwa pengemudi kehilangan daya reaksi dan
kecelakaan yang konsentrasi akibat kurang istirahat (tidur) dan
melibatkan tiga kendaraan atau lebih. atau sudah mengemudi lebih dari 5 jam tanpa
istirahat.
Faktor – faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu :
d) Pengemudi mabuk adalah keadaan dimana
a. Keadaan Pengemudi
pengemudi hilang kesadaran karena pengaruh
1) Kondisi tubuh
obat-obatan, alkohol atau narkotik.
Keadaan pengemudi yang memiliki kekurangan
e) Jarak rapat adalah keadaan dimana pengemudi
fisik dalam penglihatan, pendengaran, dan sebab
mengambil jarak dengan kendaraan di depan
lainnya merupakan salah satu penyebab kecelakaan
kurang dari jarak pandang henti (jarak yang
karena mereka sukar untuk mengetahui keadaan
diperlukan untuk menghentikan kendaraan
jalan dengan sempurna.
dihitung mulai saat melihat sesuatu, bereaksi
2) Reaksi
menginjak pedal rem sampai kendaraan
Kadang-kadang pengemudi harus menghadapi
berhenti) (Jasa Marga, 1997 : 3-4).
keadaan lalu lintas pada waktu harus mengambil
keputusan. Ini sangat penting karena pengemudi
lebih cepat mengambil keputusan atau
bereaksi,lebih kecil pula kemungkinan terjadi suatu
kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai