Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya
penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Dan dengan
mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu dan
akal sehat sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dasar Patient Safaty” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
sebagai tugas mata kuliah “Patient Safety”.
Segala upaya telah penulis lakukan dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.Diantaranya :
1. Pak Joko Sutrisno S.Kep.NS,M.kes selaku Dosen Pembimbing mata kuliah
PATIENT SAFETY
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
BAB II
ISI
Patient Safety
Patient safety adalah Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tdk mengambil tindakan yg seharusnya diambil
(KKP-RS)
1. Mencegah & menurunkan kejadian yang tidak diharapkan dari kesalahan medis
(Medical Error) di RS
2. Peningkatan Keselamatan Pasien & menciptakan budaya keselamatan pasien di
RS
3. Mencegah terjadinya kesalahan yang diketahui / tampak serta mengurangi akibat
dari kesalahan tersebut
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
Dimana Kemungkinan Kesalahan Bisa Terjadi?
Diagnostik
Pengobatan
Preventive
Lain-lain :
• Kegagalan berkomunikasi
• Kegagalan alat
• Kegagalan sistem lain
———————————————————————————————————
———————
- WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007 resmi
menerbitkan Nine Life Saving Patient Safety Solutions (Sembilan Solusi Life-Saving
Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
- Panduan ini mulai disusun sejak tahun 2005 oleh pakar keselamatan pasien dan
lebih 100 negara, dengan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah
keselamatan pasien.
Solusi :
- Memastikan terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah yang dicetak lebih dulu
Rekomendasi :
- Verifikasi terhadap identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dalam proses ini
- Standardisasi dalam metode identifikasi di semua rumah sakit dalam suatu sistem
layanan kesehatan
Rekomendasi :
Rekomendasi :
- Pemberian tanda pada sisi yang akan dibedah oleh petugas yang akan
melaksanakan prosedur
- Adanya tim yang terlibat dalam prosedur sesaat sebelum memulai prosedur untuk
mengkonfirmasikan identitas pasien, prosedur dan sisi yang akan dibedah.
- Pencegahan atas campur aduk / bingung tentang cairan elektrolit pekat yang spesifik.
Rekomendasi:
- Menciptakan suatu daftar yang paling lengkap dan akurat dan seluruh medikasi
yang sedang diterima pasien juga disebut sebagai “home medication list”, sebagai
perbandingan dengan daftar saat admisi, penyerahan dan / atau perintah pemulangan
bilamana menuliskan perintah medikasi
- Komunikasikan daftar tsb kepada petugas layanan yang berikut dimana pasien
akan ditransfer atau dilepaskan.
Rekomendasi :
- Menganjurkan perlunya perhatian atas medikasi secara detail / rinci bila sedang
mengerjakan pemberian medikasi serta pemberian makan (misalnya slang yang benar),
dan bilamana menyambung alat-alat kepada pasien (misalnya menggunakan sambungan
& slang yang benar).
Rekomendasi:
Rekomendasi:
———————————————————————————————————
———————
Laporan dari Inggris menyatakan ada beberapa faktor kegagalan sistemik yang menjadi
masalah dalam patient safety. Kegagalan sistem pelayanan kesehatan tersebut mencakup:
(1) ineffective systems and processes
(4) dis-empowerment
(5) isolation
Dengan melihat masih buruknya sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, dapat diduga
bahwa kemungkinan kecelakaan di rumah sakit Indonesia menjadi lebih besar dibanding
negara maju, seperti Inggris.
Untuk membahas patient safety ini mari kita lihat dahulu kerangka konsep yang dipakai :
Kerangka Konsep 1:
Dengan melihat Kerangka Konsep Berwick ini, maka usaha-usaha peningkatan mutu
pelayanan dapat dirinci secara sistematis, sebagai berikut.
- Meningkatkan peran para klinisi termasuk clinical leadership dalam patient safety
- Sistem rujukan antara pelayanan kesehatan tingkat primer, sekunder dan tersier
- Memberikan materi dan motivasi patient safety dalam pendidikan dokter, perawat,
bidan, dan tenaga klinis lainnya
- Peningkatan peran lembaga atau institusi penilai mutu eksternal dari sarana pelayanan
kesehatan
Dengan menggunakan konsep good governance ada dua sistem pengendalian: (1) sistem
pengendalian mutu eksternal, dan (2) sistem pengendalian mutu internal. Dengan melihat
dua sistem pengendalian tersebut maka strategi pengembangan mutu lembaga pelayanan
kesehatan adalah menata peran dan tata hubungan antar “pemain atau aktor” di sektor
kesehatan dengan dasar good governance. Dalam penataan tersebut akan terlihat
pemegang fungsi kebijakan dan regulasi yang akan berfungsi sebagai pengendali
eksternal dengan ditambah peran dari masyarakat dan lembaga akreditasi atau pemberi
peringkat. Sementara itu, para pelaku usaha pelayanan kesehatan akan mempunyai sistem
pengendalian internal masing-masing.
Peran ikatan profesi dalam patient safety adalah mengembangkan standar pelayanan
profesi sampai mengembangkan standar pendapatan profesi agar tidak terjadi kekacauan.
Sementara itu, masyarakat mengembangkan sistem kontrol masyarakat dengan berbagai
kegiatan termasuk adanya Yayasan Lembaga Konsumen Kesehatan. Kegiatan masyarakat
yang sering menimbulkan kegoncangan dalam sistem kesehatan adalah penggunaan
instrumen hukum pidana dan perdata untuk menjamin mutu pelayanan.
Patient safety merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan kesehatan. Para
pengambil kebijakan, memberi pelayanan kesehatan, dan konsumen menempatkan
keamanan sebagai prioritas pertama pelayanan. Patient safety merupakan sesuatu yang
jauh lebih penting daripada sekedar efisiensi pelayanan. Isu mengenail patient safety
mulai muncul pada tahun 1950 dan berkembang luas menjadi opini karena liputan media
massa yang masif. Penelitian institute of medicine menjumpai 44.000 sampai 98.000
orang meninggal akibat medical error dan adverse event tindakan medis setiap tahunnya.
Kematian akibat tindakan medis merupakan penyebab kematian nomor 8 (lebih tinggi
dari kecelakaan lalu lintas, kanker payudara, AIDS), dan 16% lebih tinggi daripada
kematian akibat kerja.
Berbagai upaya telah diusahakan secara terus-menerus untuk mengurangi adverse event
akibat tindakan medis. Upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan patient safety
yaitu dengan: (1) pengembangan sistem untuk identifikasi dan pelaporan risiko, error,
atau adverse event, (2) penggunaan teknologi informasi, dan (3) upaya perubahan kultur
organisasi.
SDM yang tidak kompeten hanya merupakan 1% dari penyebab masalah. Sisanya, 99%,
adalah SDM yang kompeten yang berusaha melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi
melakukan kesalahan yang sederhana. Proses lah yang menyebabkan kesalahan tersebut
terjadi.
———————————————————————————————————
———————
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
Perlindungan konsumen bertujuan:
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Hak dan Kewajiban Konsumen
Pasal 5
DAFTAR PUSTAKA
http://adhikurniawan.wordpress.com/8/
http://hafidzf.wordpress.com/2010/02/20/patient-safety-keselamatan-pasien/