Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RUMAH / PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Nama : Kharisma Dewi K.


NPM : 240110070029
Jurusan : TMIP
Kelompok : 1.4
Modul : Pesaawat Atwood
Hari / Tanggal Praktikum: Senin, 10 Desember 2007
Asisten : Roni Murdani

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2007
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Kegunaan dan Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
3.2 Bahan
3.3 Metodologi
BAB IV HASIL
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Hasil Perhitungan
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
6.3 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah diam.
Supaya benda itu bergerak maka harus terus menerima dan diberi gaya luar baik
berupa tarikan ataupun dorongan. Namun setelah Galileo mengadakan percobaan,
pendapat ini berubah dan terkenallah tentang prinsip Galileo atau lebih baku
terkenal dengan sebutan Hukum Newton Pertama. Hukum Newton ini
menunjukkan sifat benda yaitu sifat inersia namun tidak terdefinisi secara
kuantitatif. Berdasarkan eksperimen serta dorongan intuitif dari Hukum Newton I,
Newton telah merumuskan Hukum II Newton, yang mendefinisikan massa secara
kuantitatif, serta memperlihatkan hubungan gaya dengan gerak benda secara
kuantitatif pula. Jika diperhatikan, ternyata gaya merupakan hasil interaksi antara
dua benda serta mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat ini pertama kali
dikemukakan oleh newton dalam Hukum III Newton sebagai Hukum Aksi-Reaksi.
Penyebab gerak/interaksi tersebut akan kita pelajari dan kebenaran hukum-hukum
mengenai gerak tersebut akan kita selidiki.

1.2 Tujuan Praktikum


Setelah menyelesaikan praktikum ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menyelesaikan soal-soal tentang gerak tranlasi dan rotasi dengan
menggunakan Hukum Newton.
2. Melakukan percobaan Atwood untuk memperlihatkan berlakunya
Hukum Newton dan menghitung momen inersia katrol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Newton tentang Gerak


Sebuah benda diberi dorongan, maka benda yang mula-mula diam akan
bergerak perlahan-lahan, kemudian bergerak semakin cepat. Ketika tidak diberi
dorongan lagi, lama-lama benda tersebut akan bergerak semakin lambat dan lama-
kelamaan akan diam.
Apa yang membuat benda-benda tersebut bergerak? Apa yang
mempercepat dan memperlambat gerakan benda tersebut? Apakah ada
penyebabnya?
Ternyata yang menyebabkan benda-benda tersebut bergerak adalah gaya
(walau pun gaya tidak selalu menyebabkan gerak).
Gaya adalah :
1. Sesuatu yang dapat menimbulkan perubahan gerak;
2. Sesuatu yang dapat menimbulkan perubahan kecepatan;
3. Sesuatu yang dapat menimbulkan perubahan percepatan.
Konsep gaya pertama kali dipelajari oleh Aristoteles yang menyatakan
bahwa makin besar gaya pada benda makin besar lajunya. Galileo
mengembangkan lebih lanjut dan berkesimpulan bahwa benda akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstanjika tidak ada gaya yang bekerja untuk mengubahnya.
Issac Newton (1642-1727) membangun teori gerak yang dirangkum
dalam “tiga hukum gerak” yang terkenal, yaitu:
1. Hukum I Newton (hukum Inersia atau hukum Kelembaman)
Σ F=0
Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju
tetap sepanjang garis lurus, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol.
2. Hukum II Newton (hukum Gerak)
Σ F = m.a
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan resultan gaya yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
sama dengan arah resultan gaya.
3. Hukum III Newton (hukum Aksi-Reaksi)
Faksi = Freaksi F : gaya aksi
F = - F’ F : gaya reaksi
Ketika sebuah benda memberikan gaya pada benda kedua , benda kedua
tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap
benda pertama.

Persamaan Gerak untuk Katrol


Percepatan benda yang digantungkan pada tali yang dililitkan pada
katroltanpa slip dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
a = (m1 + M1) – M2 g
m1+M1+M2+I/R2
Keterangan : a : percepatan benda (m/s2)
M1, M2 : massa benda (kg)
m1, m2 : massa tambahan (kg)
R : jari-jari katrol (m)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
I : momen Inersia benda
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Pesawat Atwood yang terdiri dari :
A) Tiang berskala R yang pada ujung atasnya terdapat katrol p
B) Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan
C) Dua beban M1 dan M2 berbentuk silinder dengan massa
sama masing-masing M yang diikatkan pada ujung-ujung tali
penggantung
D) Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m1
dan m2
E) Genggaman G dengan pegas S, penahan beban B,
penahan beban tambahan A yang berlubang.
2. Stopwatch
3. Neraca Teknis
4. Kertas Grafik (milimeter).

3.2 Prosedur Praktikum


1) M1 dan M2 juga m1 dan m2 ditimbang.
2) Genggaman G, penahan beban B dan penahan beban tambahan dipasang,
M1 dan M2 digantungkan pada ujujng-ujung tali, dan selanjutnya
dipasang pada katrol. M1 dipasang pada genggaman, tiang diatur agar
sejajar dengan tali.
3) Setelah tiang sejajar, S ditekan. Kejadian yang terjadi diamati.
4) Setelah pesawat bekerja dengan baik, M1 dipasang pada genggaman G,
dan ditambahkan m1 dan M2. Kedudukan C, kedudukan penahan A, dan
kedudukan penahan B pada tiang berskala dicatat.
5) M1 dilepaskan dengan menekan S. Waktu yang diperlukan oleh M2 (tAB)
untuk menempuh jarak (= AB) dicatat.
6) m1 diganti dengan m2, kemudian dilakukan percobaan seperti point 5.
7) Jarak XAB diubah dengan cara mengubah kedudukan B, sedangkan
kedudukan A tetap, kemudian dilakukan lagi percobaan 5 dan 6.
8) Jarak XAB diubah sekali lagi seperti percobaan 7, kemudian dilakukan
lagi percobaan 5 dan 6.
9) Membuat grafik antara XAB terhadap tAB untuk masing-masing beban
tambahan m1 dan m2. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan Hukum II
Newton.
10) Menghitung kecepatan M2 setelah melalui A dari grafik untuk masing-
masing beban tambahan.
11) Mengatur kedudukan A. B, C (CA cukup jauh sedangkan AB dekat),
mencatat kedudukan C dan A. M1 dipasang pada genggaman G dan
ditambahkan m1 dan M2.
12) M1 dilepaskan dari G. kemudian mencatat tCA.
13) m1 diganti dengan m2, kemudian dilakukan percobaan seperti point 12.
14) Jarak XCA diubah dengan cara mengubah kedudukan G, kedudukan C
dicatat, kemudian dilakukan lagi percobaan 12 dan 13.
15) Jarak XCA diubah sekali lagi, kedudukan C dicatat, kemudian dilakukan
lagi percobaan 12 dan 13.
16) Membuat grafik antara XCA terhadap tCA2 untuk masing-masing beban
tambahan m1 dan m2. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan Hukum
Newton.
17) Menghitung percepatan M2 dengan masing-masing beban tambahan.
18) Menghitung momen inersia katrol dari percobaan.
BAB IV
HASIL

Data : M1 = 80 x 10-3 kg m1 = 1,9 x 10-3 kg


M2 = 80,3 x 10-3 kg m2 = 4,3 x 10-3 kg
R = 6,6365 x 10-2 m

GLB : XAB berubah


C = 20 x 10-2 m
A = 30 x 10-2 m
Jarak Tempuh tAB untuk m1 < tAB> untuk tAB untuk m2 < tAB> untuk
(m) (±0,05s) m1 (s) (±0,05s) m2 (s)
1. 2,7 1. 1,1
B = 60 x 10-2
2. 2,5 2,6 2. 1,5 1,3
XAB = 30 x 10-2
3. 2,6 3. 1,3
1. 3,5 1. 1,7
B = 20 x 10-2
2. 3,6 3,6 2. 1,8 1,77
XAB = 40 x 10-2
3. 3,4 3. 1,9
1. 4,1 1. 1,9
B = 80 x 10-2
2. 4,8 4,6 2. 2,3 2,17
XAB = 50 x 10-2
3. 4,9 3. 2,3

a. Grafik XAB terhadap tAB untuk m1

Grafik XAB terhadap tAB untuk m2

b. Perbandingan dengan Hukum II Newton : sebanding

Kecepatan untuk M2
m1 v = 0,1 m/s
m2 v = 0,23 m/s
GLBB : XAC berubah
C = 20 x 10-2 m
B = 90 x 10-2 m
Jarak Tempuh TCA untuk < tCA> untuk TCA untuk m2 < tCA> untuk
(m) m1 (±0,05s) m1 (s) (±0,05s) m2 (s)
1. 1,2 1. 0,6
A = 30 x 10-2
2. 1,6 1,37 2. 0,6 0,6
XCA = 10 x 10-2
3. 1,3 3. 0,6
1. 1,7 1. 0,7
A = 35 x 10-2
2. 2,2 1,87 2. 0,8 0,77
XCA = 15 x 10-2
3. 1,7 3. 0,8
1. 2,4 1. 1,4
A = 40 x 10-2
2. 2,4 2,4 2. 1,3 1,4
XCA = 10 x 10-2
3. 2,4 3. 1,5

a. Grafik XCA terhadap tCA2 untuk m1

Grafik XCA terhadap tCA2 untuk m2

b. Perbandingan dengan Hukum II Newton

Percepatan untuk M2
m1 a = 0,051 m/s
m2 a = 0,107 m/s
Menghitung momen inersia ( I )
m1 I = 6,38 x 10-4
m2 I = 8,85 x 10-4
BAB V
PEMBAHASAN

Menghitung kecepatan :
s = vo t + ½ at2
s = vo t

y b x
b = vo , v=b
m1  v = 0,1 m/s
m2  v = 0,23 m/s

Menghitung percepatan :
s = vo t + ½ at2
karena vo = 0 , maka :
s = ½ a t2

y = b x
b = ½ a
a = 2b
m1  a = 0,051 m/s2
m2  a = 0,107 m/s2

Menghitung momen inersia :


m1 :
a = (m1 + M1) – M2 g
m1+M1+M2+I/R2
0,051 = ( 1,9 x 10-3 + 80 x 10-3 ) – 80,3 x 10-3 . 9,78
1,9x10-3+80x10-3+80,3x10-3+I/(6,6375x10-2)2
0,051 = 1,6 x 10-3 . 9,78
0,162 + I/0,00441
I = 0,1446 x 0,00441
I = 6,38 x 10-4

m2 :
a = (m1 + M1) – M2 g
m1+M1+M2+I/R2
0,107 = ( 4,3 x 10-3 + 80 x 10-3 ) – 80,3 x 10-3 . 9,78
4,3x10-3+80x10-3+80,3x10-3+I/(6,6375x10-2)2
0,107 = 4 x 10-3 . 9,78
0,165 + I/0,00441
I = 0,20061 x 0,00441
I = 8,85 x 10-4

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa pada percobaan pesawat atwood mengalami dua macam gerak,
yaitu gerak tranlasi (GLB) dan gerak rotasi (GLBB). Dan juga terbukti berlakunya
Hukum Newton pada percobaan tersebut.

6.2 Saran
Dalam melakukan percobaan-percobaan ilmiah, diharapkan mendapatkan
hasil yang akurat. Maka untuk itu diperlukan ketelitian dan keterampilan
praktikan. Pada percobaan pesawat Atwood, posisi tiang harus sejajar dengan tali
dan pergerakan tali pada katrol diperhatikan agar tali tidak macet saat sistem
dijalankan. Dengan demikian sistem dapat berjalan dengan baik dan diperoleh
data yang akurat.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Sears, Zemansky ”University Physics”.1982 Ch.X


2. Kanginan, Marshen.2003.”Fisika SMU Kelas 1 semester 1”.
3. Tim Penulis Fisika.2003.”Fisika SMU Kelas 1”.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai