Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004)

104
ISSN Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004)
1410-9379
Yusmarini & Effendi..

Evaluasi Mutu Soygurt yang dibuat dengan


Penambahan beberapa Jenis Gula
Yusmarini, Raswen Efendi

Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Faperta, Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Diterima 16-09-2003 Disetujui 26-02-2004

ABSTRACT
Soygurt is produced by culturing soymilk with Streptococcus thermophilus and Lactobacillus bulgaricus. Stabilizer
such as gelatin is used for improved soygurt texture. The effect of various sugars on quality of soygurt was
evaluated. The studies were cunducted in three steps 1) Soymilk production, 2) Soygurt production, and 3)
Chemical analysis and organoleptic test. Data obtained were treated by the analysis of variance followed by
Duncan’s Multiple Range Test. Research results indicate that addition of various sugars gave significant effect
on pH, protein, taste, and acceptability. However the addition of various sugars did not give significant effect on
total solid, fat, colour, and aroma of soygurt.

Keywords: quality, soybean, soygurt, sugar

PENDAHULUAN menjadi yogurt yang lebih dikenal dengan istilah


Biji kacang-kacangan merupakan sumber soygurt. Soygurt merupakan produk fermentasi susu
protein bagi sebagian besar penduduk dunia, kedelai dengan menggunakan bakteri Streptococcus
khususnya bagi masyarakat di negara-negara thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus yang telah
berkembang seperti Indonesia. Bahkan dewasa ini, umum dipakai dalam proses pembuatan yogurt
pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan (Koswara 1995). Streptococcus thermophillus dan
makanan hewani ke bahan makanan nabati. Hal ini Lactobacillus bulgaricus merupakan spesies mikroba
terjadi karena masyarakat berusaha menghindari yang esensial dan aktif dalam hubungan simbiotik
makanan dengan kadar kolesterol tinggi setelah (Herastuti 1994). Yogurt merupakan salah satu produk
diketahui adanya korelasi yang positif antara penyakit makanan yang sangat populer saat ini. Selain sebagai
jantung koroner dengan kadar kolesterol yang tinggi makanan, produk yang dibuat dari susu ini dianggap
di dalam serum darah. Bahan makanan hewani sebagai produk yang dapat membantu pencernaan,
banyak mengandung kolesterol sedangkan bahan mencegah diare, mencegah peningkatan kadar
makanan nabati tidak demikian, terutama kacang kolesterol darah yang terlalu tinggi, bahkan dinyatakan
kedelai. dapat membantu melawan kanker (Chandan &
Kedelai sebagian besar dikonsumsi dalam Shahani 1993). Yogurt dikonsumsi karena
bentuk olahan dan hanya sebagian kecil yang kesegarannya, aroma dan teksturnya yang khas.
dikonsumsi secara langsung. Salah satu produk Fermentasi dapat menimbulkan citarasa baru dan
olahan kedelai adalah susu kedelai. Susu kedelai membentuk tekstur beberapa makanan sehingga
mempunyai nilai gizi yang mirip dengan susu sapi mampu memperbaiki penerimaan produk kedelai. Dari
dan sangat baik digunakan sebagai pengganti susu hasil penelitian yang dilakukan oleh Yusmarini et al,
sapi bagi anak-anak yang menderita intoleransi (1998), selama fermentasi akan terbentuk asam-asam
laktosa. Dengan sedikit suplementasi khusus, susu organik yang menimbulkan citarasa khas pada
kedelai dapat menggantikan susu sapi secara baik. soygurt.
Namun demikian, pemanfaatan susu kedelai masih Hal penting yang harus diperhatikan dalam
terbatas karena citarasa yang kurang disenangi pembuatan soygurt adalah jenis karbohidrat dalam
(langu). susu kedelai sangat berbeda dengan karbohidrat yang
Keterbatasan susu kedelai tersebut dapat terdapat pada susu sapi. Karbohidrat yang ada pada
dikurangi melalui proses fermentasi susu kedelai susu kedelai terdiri golongan oligosakarida dan
Soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula 105

polisakarida, sedangkan karbohidrat pada susu sapi laminar flow, oven, timbangan analitik, pH meter,
adalah laktosa (Koswara 1995). Kandungan gula yang desikator, botol timbang, labu kjeldahl, labu destilasi,
terdapat pada susu kedelai yang dapat dimanfaatkan alat titrasi, automatic stirer, dan alat-alat gelas.
oleh mikroorganisme yang berperan dalam proses Penelitian dilaksanakan menggunakan
pembuatan soygurt sangat terbatas, oleh karena itu Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan S =
perlu dilakukan penambahan sumber gula yang lain. penambahan sukrosa, SL = penambahan sukrosa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila dan laktosa, L = penambahan laktosa, SG =
susu kedelai langsung diinokulasi tanpa penambahan penambahan sukrosa dan glukosa, G = penambahan
gula tidak akan menghasilkan soygurt yang glukosa, dan LG = penambahan laktosa dan glukosa.
berkualitas baik hal ini ditandai dengan masih Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali
tingginya nilai pH dan tidak terjadi penggumpalan sehingga akan diperoleh satuan percobaan sebanyak
protein (Yusmarini et al, 1998). Sumber gula yang 18 buah.
dapat ditambahkan adalah sukrosa, laktosa, glukosa Metode yang digunakan dalam pembuatan
atau fruktosa sebanyak 4–5% (Koswara 1995). susu kedelai adalah Metode Illinois dengan sedikit
Yusmarini et al, (1998) menambahkan sukrosa modifikasi (Yusmarini et al, 1998). Biji kedelai
sebanyak 4-12% pada susu kedelai yang akan dibuat direndam dalam larutan NaHCO3 0,5% selama satu
soygurt. Jenis gula yang berbeda akan menghasilkan malam (perbandingan kedelai dengan larutan
asam-asam organik yang berbeda yang pada perendam adalah 1 : 3). Setelah itu, kedelai ditiriskan
akhirnya akan menyebabkan terjadinya perbedaan dan diblanching dalam larutan NaHCO3 0,5% selama
kualitas soygurt yang dihasilkan. 30 menit (perbandingan kedelai dengan larutan
Menurut Chandan & Shahani (1993), hasil perendam adalah 1 : 3). Kemudian, kulit kedelai
metabolisme karbohidrat (gula) berupa asam-asam dibuang dan dicuci dengan air bersih dan ditiriskan.
organik akan mempengaruhi citarasa dan ikut Selanjutnya, kedelai dihancurkan dengan
menentukan kualitas yogurt. Asam organik yang menggunakan blender sambil ditambah dengan air
dihasilkan selama proses fermentasi susu kedelai panas (80-1000C) dengan perbandingan kedelai dan
menjadi yogurt dengan menggunakan bakteri air sebanyak 1 : 6. Penggilingan dilakukan selama 7
Lactobacillus acidophilus dan Streptococcus menit dan setelah itu dilakukan penyaringan. Susu
thermophillus adalah asam laktat, asam sitrat dan kedelai yang telah disaring siap digunakan untuk
asam suksinat (Yusmarini et al, 1998). Menurut Lee pembuatan soygurt.
et al, (1990), yogurt dari susu sapi mengandung asam Proses pembuatan soygurt mengacu pada
laktat, asam sitrat, asam piruvat, asam format, asam metode Kanda et al, (1976). Susu kedelai yang telah
urat, asam butirat, dan asam orotat. disiapkan sebanyak 2700 ml untuk 1 kali ulangan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dibagi menjadi 6 bagian dan masing-masing bagian
kualitas soygurt yang dibuat dari susu kedelai sebanyak 450 ml dimasukkan ke dalam panci yang
(soygurt) dan mengetahui tingkat penerimaan berbeda. Pada panci I ditambah sukrosa sebanyak
konsumen terhadap soygurt yang dibuat dengan 7% dari volume susu kedelai, panci II ditambah
penambahan beberapa jenis gula. glukosa sebanyak 7%, panci III ditambah laktosa
sebanyak 7%, panci IV ditambah sukrosa 3,5% dan
BAHAN DAN METODE laktosa 3,5%, panci V ditambah sukrosa 3,5% dan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini glukosa 3,5%, dan panci VI ditambah 3,5% laktosa
adalah kedelai kuning varietas impor, sukrosa, dan 3,5% glukosa. Kemudian diaduk hingga gula yang
glukosa, laktosa, gelatin yang berasal dari sapi, ditambahkan menjadi larut. Susu yang terdapat pada
NaHCO3, bakteri Streptococcus thermophilus dan masing-masing panci dibagi menjadi tiga bagian dan
Lactobacillus bulgaricus, K 2 SO 4 , HgO, H 2 SO 4 , dimasukkan ke dalam botol kaca masing-masing 150
akuades, NaOH-Na 2S2O 3, H 2BO 3, indikator metil ml. Kemudian susu kedelai disterilisasi pada suhu
merah, HCl, dan hexan. Alat yang digunakan adalah 1150C selama 10 menit. Susu kedelai didinginkan
baskom, panci, kompor, blender, saringan, inkubator, dengan cepat hingga mencapai suhu 450C. Agar
106 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004) Yusmarini & Effendi..

soygurt stabil dan baik teksturnya maka dilakukan


7 6,66a
penambahan larutan gelatin 20% sebanyak 5% dari
6
volume susu kedelai. Kemudian susu kedelai 5,01b
diinokulasi dengan starter yang terdiri dari 5
3,97c 3,96c 3,98c 4,01c 3,97c
Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus 4
pH
bulgaricus masing-masing sebanyak 2,5% dari 3

volume susu kedelai. Sebelum digunakan untuk 2


pembuatan soygurt kultur Streptococcus 1
thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dibiakkan
0
dalam medium susu kedelai. Setelah diinokulasi susu S G L SG SL LG
kedelai
dengan starter susu kedelai diinkubasi pada suhu Penambahan Beberapa Jenis Gula

370C selama 18 jam.


Gambar 1. pH Susu kedelai dan soygurt.
pH susu kedelai dan soygurt diukur dengan
menggunakan pH meter. Susu kedelai dan soygurt mempunyai pH lebih lebih tinggi dibandingkan dengan
yang telah jadi diaduk/dikocok secara merata, perlakuan lainnya. Sukrosa yang merupakan
kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH disakarida akan diurai terlebih dahulu menjadi
meter. Total padatan dari susu kedelai dan soygurt monosakarida-monosakarida penyusunnya yaitu
ditentukan dengan menggunakan metoda AOAC fruktosa dan glukosa, selanjutnya glukosa akan
(Sudarmadji et al, 1984). Kandungan protein dimanfaatkan oleh Streptococcus thermophilus dan
ditentukan dengan menggunakan metoda Kjeldahl Lactobacillus bulgaricus sebagai sumber energi dan
(Sudarmadji et al, 1984) dan kandungan lemak sebagian lagi akan dimetabolisir lebih lanjut menjadi
ditentukan dengan menggunakan metode ekstraksi asam-asam organik terutama asam laktat. Asam-
(Hadiwiyoto 1994). Penilaian organoleptik (warna, asam organik akan menurunkan pH susu kedelai
aroma, rasa, dan tingkat kesukaan) dari soygurt Menurut Tamime & Robinson (1985), fermentasi
dilakukan oleh 15 orang panelis yang tidak terlatih. karbohidrat oleh Streptococcus dan Lactobacillus
Sampel diletakkan dalam wadah bersih dan diberi dilakukan melalui konversi karbohidrat ke glukosa dan
tanda huruf sesuai dengan banyaknya perlakuan. kemudian glukosa difermentasi melalui jalur heksosa
Panelis diminta untuk menilai masing-masing sampel difosfat untuk memproduksi asam laktat sebagai
pada lembaran kuesioner yang telah disajikan produk utama. Asam-asam organik yang dihasilkan
(Kartika et al, 1988). Data yang diperoleh dianalisis akan menyebabkan pH susu kedelai menjadi rendah.
secara statistik dengan menggunakan Anova dan Semakin banyak sumber gula yang dapat
dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT untuk melihat dimetabolisir maka semakin banyak pula asam-asam
perbedaan antar perlakuan. organik yang dihasilkan sehingga secara otomatis pH
HASIL DAN PEMBAHASAN juga akan semakin rendah. Hal ini sejalan dengan
pH Susu Kedelai dan Soygurt. Selama pendapat Chandan & Shahani (1993) yang
proses fermentasi susu kedelai menjadi soygurt terjadi menyatakan bahwa asam laktat yang dihasilkan
perubahan pH. Susu kedelai yang awalnya dalam proses pembuatan yogurt dapat menurunkan
mempunyai pH 6,66 setelah difermentasi selama 18 pH susu. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa
jam dengan menggunakan bakteri Streptococcus laktosa lebih mudah dimanfaatkan oleh S.
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus mengalami thermophilus dan L. Bulgaricus, terbukti dengan
penurunan pH yakni berkisar antara 3,96-5,01 seperti rendahnya nilai pH pada perlakuan penambahan
terlihat pada Gambar 1. laktosa 7% (L) dibandingkan dengan perlakuan yang
Gambar 1 menunjukkan bahwa penambahan ditambah sukrosa 7%.
beberapa jenis gula memberikan dampak yang Gambar 1 juga menunjukkan bahwa
berbeda terhadap penurunan pH pada soygurt. Pada penambahan laktosa, glukosa, sukrosa dan laktosa,
perlakuan yang ditambah sukrosa sebesar 7% (S) sukrosa dan glukosa, serta laktosa dan glukosa
Soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula 107

secara statistik berbeda tidak nyata dengan kata lain (1976), tujuan penambahan sukrosa dalam
penambahan jenis gula tersebut tidak memberikan pembuatan soygurt adalah untuk meningkatkan
pengaruh yang nyata terhadap pH soygurt. sumber energi bagi mikrobia.
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui
16 bahwa penambahan beberapa jenis gula berpengaruh
13,8 b 13,59 b 13,29 b
13,07 b 13,42
b
13,24 b tidak nyata terhadap total padatan soygurt. Hal ini
12
disebabkan karena jumlah gula yang ditambahkan
Total Padatan sama yakni 7%. Susu kedelai yang awalnya
(%)
8,16 a mempunyai total padatan 8,16% setelah ditambah
8
gula sebanyak 7% akan menghasilkan total padatan
sekitar 15%. Selama fermentasi, sebagian dari gula
4 tersebut akan dimetabolisir oleh S. thermophilus dan
susu S G L SG SL LG
kedelai L. bulgaricus sehingga pada akhir fermentasi total
Penambahan Beberapa Jenis Gula padatan akan berkurang berkisar antara 13,07-13,8%.
Kandungan Protein. Kandungan protein
Gambar 2. Total padatan susu kedelai dan soygurt.
susu kedelai dan soygurt ditunjukkan Gambar 3. Hasil

Total Padatan Susu Kedelai dan Soygurt.


Total padatan susu kedelai dan soygurt dapat dilihat 26

pada Gambar 2. Susu kedelai yang digunakan 22,78a


22,1a 21,94a
21,15ab
berwarna agak kekuningan dengan total padatan 22
19,69b

8,16%. Total padatan sebesar 8,16% ini diperoleh dari 18,26b

Protein (%) 18
penambahan air pada kedelai sebanyak 6 : 1 pada 15,27c

saat penggilingan, dan total padatan ini hampir sama


14
dengan total padatan yang dilaporkan oleh Yusmarini
(1997) yakni 8,13%. 10
susu S G L SG SL LG
Dalam pembuatan soygurt diperlukan susu kedelai

kedelai dengan total padatan yang lebih tinggi. Jika


Penambahan Beberapa Jenis Gula
total padatan susu kedelai terlalu rendah maka
Gambar 3. Kandungan protein pada susu kedelai dan soygurt.
soygurt yang dihasilkan menjadi kurang sempurna.
Rendahnya total padatan pada susu kedelai analisis menunjukkan bahwa kandungan protein pada
menyebabkan kurangnya sumber energi bagi susu kedelai adalah 15,27% dan soygurt yang
mikrobia untuk pertumbuhannya. Menurut Koswara dihasilkan kandungan proteinnya berkisar antara
(1995), karbohidrat yang terdapat pada susu kedelai 18,26-22,78%. Penambahan gula cenderung
sebagian besar terdiri dari golongan oligosakarida dan meningkatkan kandungan protein soygurt. Terjadinya
polisakarida yang tidak dapat digunakan oleh S. peningkatan kandungan protein dari susu kedelai
thermophilus dan L. bulgaricus sebagai sumber menjadi soygurt disebabkan karena adanya
energi. Fermentasi karbohidrat akan menghasilkan penambahan protein dari mikrobia yang digunakan.
asam-asam organik terutama asam laktat yang Dalam proses pembuatan soygurt
menyebabkan pH susu menjadi rendah sekitar 3,96- ditambahkan S. thermophilus dan L. bulgaricus
5,01. Pada pH tersebut akan terjadi penggumpalan sebanyak 5% dari volume susu kedelai. S.
protein. Jika sumber karbohidrat tidak mencukupi thermophilus dan L. bulgaricus yang ditambahkan
maka asam-asam organik yang dihasilkan juga tidak akan memanfaatkan sumber nitrogen dan karbon
akan memadai untuk menggumpalkan protein pada yang terdapat pada susu kedelai untuk hidup dan
susu. Oleh karena itu, dalam pembuatan soygurt perlu berkembang biak (memperbanyak diri). Semakin
ditambahkan sumber gula yang lain untuk mencukupi banyak jumlah mikrobia yang terdapat di dalam
kebutuhan mikrobia tersebut. Menurut Kanda et al, soygurt maka akan semakin tinggi kandungan
108 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004) Yusmarini & Effendi..

proteinnya karena sebagian besar komponen disebabkan selama fermentasi, lemak akan
penyusun mikrobia adalah protein. Hal ini sejalan dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana.
dengan pendapat Herastuti et al, (1994) yang Menurut Wood (1985) di dalam Yusmarini (1997)
menyatakan bahwa protein yang terdapat pada yogurt hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase akan
merupakan jumlah total dari protein bahan yang menghasilkan asam lemak dan gliserol. Gambar 4
digunakan dan protein bakteri asam laktat yang juga menunjukkan bahwa penambahan beberapa
terdapat di dalamnya. Kandungan protein bakteri jenis gula berpengaruh tidak nyata terhadap
berkisar antara 60-70%. Wood (1985) di dalam kandungan lemak soygurt, karena gula yang
Yusmarini (1997) menyatakan bahwa selama ditambahkan hanya akan digunakan untuk memenuhi
fermentasi protein akan dihidrolisis menjadi kebutuhan mikrobia dan meningkatkan citarasa
komponen-komponen terlarut guna keperluan soygurt. Menurut Chandan & Shahani (1993),
pembentukan protein sel mikrobia dan selanjutnya hidrolisis lemak memberikan kontribusi yang kecil
dilaporkan bahwa hanya 20% dari komponen nitrogen terhadap produk yogurt.
terlarut yang dipakai untuk pertumbuhannya. Penilaian Organoleptik. Hasil penilaian
Penambahan laktosa merupakan sumber karbon organoleptik (warna, aroma, rasa, dan tingkat
optimal bagi bakteri asam laktat yang digunakan. Hal kesukaan) terhadap soygurt yang dihasilkan beserta
ini terbukti dengan tingginya kandungan protein pada hasil uji lanjutnya disajikan pada Tabel 1.
perlakuan ditambah laktosa. Bakteri S. thermophilus
Tabel 1. Rerata penilaian organoleptik terhadap soygurt.
dan L. bulgaricus merupakan bakteri asam laktat yang
Perlakuan Warna Aroma Rasa Tingkat
diisolasi dari susu (dairy lactic acid bacteria). Menurut Kesuka-
an
Koswara (1995), laktosa atau gula susu merupakan
a a a c
Penambahan Sukrosa (S ) 1,04 1,71 2,78 1,53
karbohidrat utama dalam susu yang dapat digunakan Penambahan Glukosa (G) a a b ab
1,09 1,86 1,47 2,38
oleh S. thermophilus dan L. bulgaricus. Penambahan Laktosa (L) 1,04
a
1,98
a
1,42
b
2,65
a
Penambahan Sukrosa a a b b
Kandungan Lemak. Kandungan lemak pada dan Glukosa (SG)
1,13 1,82 1,55 2,33

susu kedelai dan soygurt dapat dilihat pada Gambar Penambahan Sukrosa
a a b b
dan Laktosa (SL) 1,07 1,87 1,64 2,11
4. Susu kedelai mengandung lemak sebesar 9,71% Penambahan Laktosa
a a b ab
sedangkan soygurt yang dihasilkan mengandung dan Glukosa (LG) 1,02 1,80 1,42 2,42
Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama
lemak berkisar antara 6,34-7,90%. berbeda tidak nyata pada taraf α 5%.
Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa
kandungan lemak pada susu kedelai berbeda nyata Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui
dengan kandungan lemak soygurt. Gambar 4 bahwa penambahan beberapa jenis gula berpengaruh
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kandungan tidak nyata terhadap warna soygurt. Nilai rata-rata
lemak pada soygurt yang dihasilkan. Hal ini warna yang diberi oleh panelis berkisar antara 1,02-
1,13 (putih kekuningan). Hal ini disebabkan karena
10
9,71 a kedelai yang digunakan untuk membuat susu kedelai
7,95 b berwarna kuning sehingga susu dan soygurt yang
8 7,19 b
6,97 b
6,57 b
7,03 b dihasilkan menjadi putih kekuningan. Selain itu,
6,34 b

6
kandungan vitamin B2 (riboflavin) juga menyebabkan
Lemak
(%)
warna susu maupun soygurt menjadi kekuningan
4
seperti dikemukan oleh Winarno (1988) bahwa
2
riboflavin dapat memberikan warna lemak pada susu
menjadi kekuningan. Penambahan beberapa jenis
0
susu S G L SG SL LG
gula tidak mempengaruhi warna soygurt karena gula
kedelai
yang ditambahkan hanya akan dimanfaatkan oleh
Penambahan Beberapa Jenis Gula
mikrobia sebagai sumber energi dan sebagian akan
Gambar 4. Kandungan lemak pada susu kedelai dan soygurt. digunakan untuk menghasilkan asam-asam organik.
Soygurt dengan penambahan beberapa jenis gula 109

Selama fermentasi tidak terjadi perubahan warna sehingga soygurt yang dihasilkan mempunyai rasa
pada susu kedelai. manis dan tidak terlalu asam. Menurut Meyer (1978),
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui tingkat kemanisan gula yang tertinggi berturut-turut
bahwa penambahan beberapa jenis gula berpengaruh adalah fruktosa, sukrosa, glukosa, galaktosa dan
tidak nyata terhadap aroma soygurt yang dihasilkan. laktosa. Di samping itu, proses fermentasi sukrosa
Nilai rata-rata aroma yang diberi oleh panelis berkisar oleh S. thermophilus dan L. bulgaricus lebih lama
antara 1,71-1,98 (beraroma langu). Aroma langu dibandingkan dengan glukosa dan laktosa. Dalam
merupakan bau khas dari kacang-kacangan. jangka waktu 18 jam fermentasi, jumlah sukrosa yang
Timbulnya aroma langu disebabkan oleh kerja enzim terfermentasi lebih sedikit sehingga jumlah asam yang
lipoksigenase yang terdapat pada biji kedelai. Aroma dihasilkan juga sangat terbatas, hal ini terbukti dengan
langu muncul saat pengolahan yaitu setelah masih tingginya nilai pH soygurt yang dihasilkan yakni
tercampurnya lipoksigenase dengan lemak kedelai. 5,01, sedangkan pada perlakuan lain jumlah gula
Menurut Koswara (1995), aroma langu dapat yang terfermentasi relatif lebih banyak sehingga
dikurangi dengan jalan melakukan penggilingan asam-asam organik yang dihasilkan juga lebih
dengan air panas karena pada suhu tinggi enzim banyak. Hal ini ditandai dengan rendahnya pH soygurt
lipoksigenase menjadi tidak aktif. Winarno (1993) yakni berkisar antara 3,96-4,01.
menyatakan bahwa rasa dan aroma langu adalah rasa Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa
yang tidak disenangi oleh berbagai golongan soygurt yang dihasilkan dari penambahan beberapa
masyarakat dan ini dapat diatasi dengan penambahan jenis gula berbeda nyata dalam hal tingkat kesukaan.
citarasa baru seperti vanila. Nilai rata-rata tingkat kesukaan yang diberikan oleh
Proses fermentasi diharapkan juga dapat panelis untuk perlakuan yang ditambah sukrosa 7%
mengurangi aroma langu karena pada proses adalah 1,53 (antara suka dan kurang suka),
fermentasi susu kedelai akan dihasilkan asam-asam sedangkan pada perlakuan lain berkisar antara 2,11-
organik yang dapat meningkatkan citarasa. Namun, 2,65 (kurang suka hingga tidak suka) seperti terlihat
dari hasil penelitian ini didapat bahwa fermentasi susu pada Tabel 2.
kedelai dengan penambahan beberapa jenis gula
tidak mampu menutupi aroma langu pada soygurt Tabel 2. Rerata penilaian organoleptik terhadap soygurt.

yang dihasilkan. Aroma langu lebih dominan Perlakuan Warna Aroma Rasa Tingkat
Kesuka-
dibandingkan dengan dengan aroma dari asam-asam an

organik yang dihasilkan selama fermentasi. Menurut Penambahan Sukrosa (S ) 1,04


a
1,71
a
2,78
a
1,53
c

Yusmarini et al, (1998) asam-asam organik yang Penambahan Glukosa (G) 1,09
a
1,86
a
1,47
b
2,38
ab

Penambahan Laktosa (L) 1,04


a
1,98
a
1,42
b
2,65
a
terdapat pada soygurt yang dibuat dengan Penambahan Sukrosa a a b b
1,13 1,82 1,55 2,33
penambahan sukrosa adalah asam laktat, asam sitrat, dan Glukosa (SG)
Penambahan Sukrosa
a a b b
dan asam suksinat. dan Laktosa (SL) 1,07 1,87 1,64 2,11
Penambahan Laktosa
Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui a a b ab
dan Glukosa (LG) 1,02 1,80 1,42 2,42
bahwa soygurt yang dibuat dengan penambahan Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama
berbeda tidak nyata pada taraf α 5%.
sukrosa sebesar 7% (S) mempunyai rasa yang
berbeda dengan perlakuan lain. Nilai rata-rata yang Perbedaan tingkat kesukaan ini erat
diberikan oleh panelis untuk soygurt yang dibuat kaitannya dengan rasa soygurt. Umumnya panelis
dengan penambahan sukrosa 7% adalah 2,78 (tidak lebih menyukai soygurt yang rasanya tidak terlalu
asam/berasa manis), sedangkan perlakuan lain asam. Seperti dikemukakan di atas bahwa soygurt
berkisar antara 1,42-1,64 (kurang asam hingga yang dibuat dengan penambahan sukrosa 7%
asam). mempunyai rasa yang tidak terlalu asam dan masih
Perbedaan ini disebabkan antara lain karena berasa manis, sedangkan soygurt dari perlakuan lain
sukrosa mempunyai tingkat kemanisan yang lebih mempunyai rasa yang asam sehingga kurang disukai
lebih tinggi dibandingkan glukosa dan laktosa oleh panelis.
110 Jurnal Natur Indonesia 6(2): 104-110 (2004) Yusmarini & Effendi..
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu
KESIMPULAN dan Hasil Olahannya. Yogyakarta: Liberty.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Herastuti, S.R., Sujiman, R.S. & Ningsih, N. 1994. Pembuatan
pati gude (Cajanus cajan L.) dan pemanfaatan hasil
penambahan beberapa jenis gula berpengaruh nyata sampingnya dalam pembuatan yoghurt dan tahu.
terhadap pH, kandungan protein, rasa, dan tingkat Laporan Hasil Penelitian. Purwokerto: Fakultas Pertanian
UNSOED.
kesukaan, namun memberikan pengaruh yang tidak Kanda, H., Wang, H.L., Heseltine C.W. & Kramer, K. 1976.
nyata terhadap total padatan, kandungan lemak, Yoghurt production by Lactobacillus fermentation of
soybean milk. Proc. Bichem. 23-25.
warna dan aroma soygurt. Perlakuan yang ditambah Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
sukrosa lebih disukai oleh panelis karena mempunyai
Lee, S.Y., Morr, C.V. & Seo, A. 1990. Comparison of Milk-Based
rasa manis dan sedikit asam. and Soymilk-Based Yogurt. J.Food Sci. 55 : 532 – 536.
Meyer, L.H. 1978. Food Chemistry. Connecticut: The AVI Publishing
Company.
UCAPAN TERIMA KASIH Sudarmadji, S., Haryono B. & Suhardi. 1984. Analisa Bahan
Makanan dan Hasil Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tamime, A.Y. & Robinson, R.K. 1985. Yoghurt Science and
Technology. New York: Pergamon Press.
Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah
Winarno, F.G. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.
mendanai penelitian ini melalui DIK-S Universitas Riau Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen.
Jakarta: Gramedia.
tahun 2001. Terima kasih juga penulis sampaikan Yusmarini. 1997. Perubahan oligosakarida dan fraksi protein
kepada semua pihak yang telah membantu selama proses pembuatan yogurt dari susu kedelai.
Tesis. Yogyakarta: UGM.
pelaksanaan penelitian. Yusmarini, Adnan M. & Hadiwiyoto S.. 1998. Perubahan
Oligosakarida pada Susu Kedelai dalam Proses
Pembuatan Yogurt. Berkala Penelitian Pasca Sarjana
DAFTAR PUSTAKA (BPPS). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Chandan, R.C. & Shahani, K.M. 1993. Yoghurt. Di dalam Hui (ed.).
Dairy Science and Technology Handbook-Product
Manufacturing. New York.

Anda mungkin juga menyukai