Anda di halaman 1dari 8

Tanaka

Penggunaan Distribusi Poisson


Untuk Menghitung Peluang
Memenangkan Suatu Permainan
Intisari

Dalam tulisan ini kami akan membahas penerapan teorema karakterisasi yang erat
kaitannya dengan distribusi Poisson pada beberapa data sepakbola dan baseball.
Peluang P( λ ) suatu tim dengan skor rata-rata λ mengalahkan tim lainnya Q ( µ )
yang memiliki skor rata-rata μ dihitung ketika skor masing-masing tim
berdistribusi Poisson. Teorema karakterisasi menyatakan jika persamaan
d
P[ P ( λ ) > Q ] = P[ P ( λ ) = Q ] berlaku untuk setiap distribusi skor dari tim dengan

rata-rata μ maka skor tim dengan rata-rata λ berdistribusi Poisson.

Abstract
In this paper we discuss the application of the characterization theorem, which has close
relation with Poisson distribution, to some soccer and baseball data. The probability P( λ )
that a team with mean score λ beats a team Q ( µ ) with mean score μ is calculated when the
score of each team is Poisson distributed. The characterization theorem states if
d
P[ P ( λ ) > Q ] = P[ P ( λ ) = Q ] holds for any score distribution of the team with mean μ, then

the score of the team with mean λ must be Poisson distributed.

I Pendahuluan Persamaan (1.2) benar jika pn diberikan


Andaikan P dan Q bermain pada suatu oleh (1.1) sehingga (1.2) memberikan
permainan. Skor P dan Q saling bebas. P suatu karakterisasi baru dari distribusi
memperoleh skor n dengan peluang pn. Q Poisson. Jika Q juga berdistribusi Poisson,
memperoleh skor m dengan peluang qm. dengan rata-rata µ, maka peluang pada
Jika lawan dengan skor tertinggi menang (1.2) dapat dievaluasi secara eksplisit dan
dan pn berdistribusi Poisson, dengan rata- (1.2) dapat dibuktikan secara langsung.
rata λ, maka
e−λ λ n
pn = , n = 0, 1, 2, (1.1) II Teorema Karakterisasi
n! Teorema :
Jika P(λ) suatu peubah acak berdistribusi
Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap
Poisson dengan rata-rata λ ≥ 0 dan Q
distribusi qn,
peubah acak bernilai bilangan bulat

P[P menang] = P[P dan Q seri] (1.2) nonnegatif yang saling bebas dengan P(λ)
∂λ maka berlaku

30 I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001


d d
P[ P ( λ ) > Q ] = P[ P ( λ ) = Q ]
P[P(λ) > Q]
(2.1)


Sebaliknya, misalkan P(λ) peubah acak d
bernilai bilangan bulat nonnegatif yang = {1- P[P(λ)£Q]}
memiliki rata-rata λ ≥ 0 dengan pn(λ) = dλ
P[P(λ) = n] yang dapat diturunkan d ¥ m
terhadap λ, dan Q adalah peubah acak = [1- ∑qm ∑ pn(λ)]
bernilai bilangan bulat nonnegatif yang dλ m=0 n=0
saling bebas dengan P(λ). Jika (2.1) ¥ m
dipenuhi untuk semua peubah acak Q
= -∑qm ∑ p (λ)'

maka P(λ) berdistribusi Poisson. n


m=0 n=0
¥
Bukti :
Jika P(λ) berdistribusi Poisson dengan = ∑qm pm (λ) (2.4)
pn(λ) = P[P(λ) = n] diberikan oleh (1.1), m=0
dan qm = P(Q = m) maka ruas kanan dari
(2.1) ialah :

e−λ λ m
P[ P(λ ) = Q] = ∑ qm (2.2) Persamaan (2.4) memberikan
m=0 m! ∞ m ∞
dan ruas kiri dari (2.1) ialah :
d
∑ qm
m =0
∑ pn' (λ ) = − ∑ qm pm (λ )
n=0 m =0
P[P(λ) >Q]

∞ ∞
d q0 p0' ( λ ) + q1[ p0' (λ ) + p1' (λ )] + ...
= ∑qm ∑ pn(λ)
m=0 n=m+1 dλ + qm [ p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pm' (λ )] + ...
∞ ∞
d e−λλn = − q0 p0 (λ ) − q1 p1 (λ ) − ...
= ∑qm ∑ ( )
m=0 n=m+1 dλ n! − qm pm (λ ) − ...
∞ ∞
nλ λ
n−1 n
=∑qm ∑e −λ
( − ) maka :
m=0 n=m+1 n! n!
q0 p0' ( λ ) = −q0 p0 (λ )

e−λλm
=∑qm (2.3) q1[ p0' (λ ) + p1' (λ )] = − q1 p1 (λ )
m=0 m!
M
qm [ p (λ ) + p1 (λ ) + ... + pm' (λ )]
'
0
'

Untuk memperoleh bentuk terakhir dari


(2.3), gunakan kenyataan bahwa = −qm pm (λ )
penjumlahan terhadap n akan divergen. M
Karena ruas kanan dari (2.2) dan (2.3) diperoleh :
identik, maka (2.1) terbukti.
p0' ( λ ) = − p0 (λ )
Untuk membuktikan sebaliknya, mula- p0' (λ ) + p1' (λ ) = − p1 (λ )
mula kita mulai dengan :
M
P[P(λ) > Q] = 1 - P[P(λ) ≤ Q].
Dengan demikian, (2.1) dapat dituliskan p0' (λ ) + ... + pm' (λ ) = − pm (λ )
dalam bentuk M

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 31


Jadi, Dengan menggunakan Prinsip Induksi
m Matematika (PIM) dan berdasarkan pada
∑ p (λ ) = − p
n =0
'
n m (λ ) (2.5) persamaan (2.5) dan (2.6), akan dibuktikan

Jika m = 0 maka :
pm' (λ ) = − pm (λ ) + pm −1 (λ )
p 0' ( λ ) = − p 0 ( λ ) (2 .6 ) ∀ m = 1, 2, ... ......(•)

1. Persamaan (2.6) memberikan : p0' (λ) = − p0 (λ)


Dari persamaan (2.5) untuk m = 1 diperoleh :
p0' (λ) + p1' (λ) = − p1(λ)
p1' (λ) = − p1(λ) − p0' (λ)
Substitusikan p0' (λ) = − p0 (λ) diperoleh :
p1' (λ) = − p1(λ) − [− p0 (λ)]
= − p1(λ) + p0 (λ)
Jadi, pernyataan (•) benar untuk m = 1.
2. Misalkan pernyataan (•) benar untuk m = k ,
maka pk' (λ ) = − pk (λ ) + pk −1 (λ ).
Akan dibuktikan untuk m = k + 1 berlaku : pk +1 (λ ) = − pk +1 (λ ) + pk (λ )
'

Perhatikan : pk' (λ ) = - pk (λ ) + pk -1 (λ )
Karena p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pk' (λ ) = - pk (λ ) maka :
pk' (λ ) = [ p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pk' (λ )] + pk -1 (λ )
Kemudian kedua ruas ditambahkan pk' +1 (λ ) diperoleh :
pk' (λ ) + pk' +1 (λ ) = [ p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pk' (λ )] + pk -1 (λ ) + pk' +1 (λ )
pk' (λ ) + pk' +1 (λ ) = [ p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pk' (λ ) + pk' +1 (λ )] + pk -1 (λ )
Karena p0' (λ ) + p1' (λ ) + ... + pk' (λ ) + pk' +1 (λ ) = - pk +1 (λ ) maka :
pk' (λ ) + pk' +1 (λ ) = - pk +1 (λ ) + pk -1 (λ )
pk' +1 (λ ) = - pk +1 (λ ) + [ pk -1 (λ ) - pk' (λ )]
Karena pk -1 (λ ) - pk' (λ ) = pk (λ ) maka :
pk' +1 (λ ) = − pk +1 (λ ) + pk (λ )

J a d i, te rb u k ti b a h w a p m' ( λ ) =
− p m ( λ ) + p m −1 ( λ ) ∀ m
= 1 , 2 , ... .........................(2 .7 )

32 I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001


Persamaan (2.6) dan (2.7) merupakan P[ P(λ ) = Q( µ )]
persamaan diferensial biasa linear. Karena ∞
e−λ λ n e− µ µ n
λ ialah rata-rata dari P(λ) maka =∑
n! n!
E ( m) = µ = ∑m =0 mp m (λ ) = λ ,
∞ n=0

(λµ ) n
sehingga pada λ = 0 diperoleh : = e−λ −µ ∑
n = 0 ( n !)
2

E ( m) = ∑ m = 0 mpm (0)

= e − λ − µ I 0 (2 λµ ) .....(3.1)
= 0 p0 (0) + 1 p1 (0) + 2 p2 (0) + Disini I0 ialah fungsi Bessel yang
dimodifikasi berderajat nol. Persamaan
3 p3 (0) + ... = 0 (∗) (2.9) memberikan
dan
∞ P[ P (λ ) > Q ( µ )]
∑ pm (0) = p0 (0) + p1 (0) + λ
m=0 = ∫ P[ P (λ ' ) = Q ( µ )] d λ '
p2 (0) + p3 (0) + ... = 1 (∗∗) 0
λ
Solusi dari kedua persamaan ( ∗ ) dan = ∫ e − λ − µ I 0 [2 λ ' µ ] d λ '
'

( ∗ ∗ ) di atas adalah 0
λ

∫e
−µ −λ'
=e I 0 [2 λ ' µ ] d λ ' .....(3.2)
p 0 ( 0 ) = 1 d a n p1 ( 0 ) = p 2 ( 0 ) 0

= p 3 ( 0 ) = ... = 0 .
Ja d i, p 0 (0 ) = 1 ; p m (0 ) = 0
Persamaan (3.2) juga dapat diturunkan
∀ m = 1, 2, 3 , ... ...(2 .8 )
dari (2.9) secara langsung dengan
memperhatikan ruas kiri, yang dapat
Dengan syarat awal pada (2.8), persamaan dinyatakan sebagai penjumlahan ganda.
(2.6) dan (2.7) mempunyai solusi unik,
dan dapat dibuktikan bahwa distribusi Jadi, jika skor P dan Q berdistribusi
Poisson (1.1) adalah solusinya. Ini Poisson dengan P(λ) dan Q(µ), maka (3.2)
menyempurnakan bukti dari teorema adalah peluang P menang dan (3.1) adalah
karakterisasi. peluang P dan Q seri. Untuk pertandingan
yang seimbang, dengan µ = λ, persamaan
Karena persamaan (2.1) dipenuhi, maka
(3.1) menjadi
P(λ) berdistribusi Poisson. Kemudian ruas
kiri dan ruas kanan dari (2.1) diintegralkan
terhadap λ dengan batas bawah λ = 0.
P[ P dan Q seri] = e −2 λ I 0 (2λ ).....(3.3)
λ
P[ P(λ ) > Q] = ∫ P[ P(λ ' ) = Q] d λ ' .(2.9) Fungsi ini seperti ditunjukkan pada
0 Gambar 1, monoton turun dari satu untuk
λ = 0 dan menuju ke nol untuk λ menuju
Hubungan ini berguna jika nilai integral +∞. Untuk λ besar, fungsi ini konvergen
dapat ditentukan dengan mudah. 1
secara asimtotik ke .
4πλ
III Skor Berdistribusi Poisson
Jika diasumsikan Q(µ) juga berdistribusi
Poisson dengan rata-rata µ ≥ 0 maka

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 33


P (P dan Q seri)
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 λ

Gambar 1 Peluang seri jika skor kedua lawan berdistribusi Poisson


dengan rata-rata sama, λ, dihitung dari (3.3)

Gambar 1 menunjukkan bahwa peluang dicetak, jumlah permainan yang


seri lebih mungkin terjadi antara lawan dimenangkan masing-masing tim, dan
dengan skor rendah daripada antara lawan jumlah seri dari keseluruhan permainan
dengan skor tinggi. tersebut. Hasil bagi gol-gol tiap permainan
Dari kenyataan bahwa P[P(λ) > Q(λ)] = ialah rata-rata jumlah gol tiap permainan
1 yang dicetak oleh masing-masing tim
P[Q(λ) > P(λ)] = {1 - P[P(λ) = Q(λ)]},
2 melawan tim lainnya.
diperoleh Misalkan jumlah gol yang dicetak oleh
1 masing-masing tim berdistribusi Poisson
P[P menang] = [1-e -2λ I 0 (2λ )] ....(3.4) dengan parameter λ yang bergantung
2
kepada tim lawan. Sebagai contoh, pada
permainan antara Juventus dan AS Roma
Untuk λ besar, fungsi ini konvergen secara
ada parameter λ untuk Juventus dan
1 1 parameter µ untuk AS Roma. Untuk
asimtotik ke − . menaksir parameter-parameter ini
2 2 4πλ
digunakan maximum likelihood method.
Statistik penaksir dari λ dan μ ialah :
IV Penerapan ke Data Sepakbola N
e − λ λ ni e − µ µ mi
Dalam tabel 1 ditunjukkan hasil-hasil L(λ , µ ) = ∏
permainan sepakbola yang dimainkan di i =1 ni ! mi !
N N
Liga Sepakbola Internasional dari tahun ∑ ni ∑ mi N
1
1996 sampai tahun 2001 (data diambil dari = (e −Nλ
λ =1
i
)(e −Nµ
µ =1 )∏
i

i =1 ni !mi !
Lembaran Khusus Olahraga Pikiran N
1
Rakyat, Gelora). Untuk masing-masing = (e − N λ λ S1 )(e − N µ µ S2 )∏ ....(4.1)
pasangan tim, tabel 1 menunjukkan jumlah i =1 ni !mi !
permainan antara satu tim melawan tim
lainnya, jumlah keseluruhan gol yang

34 I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001


Disini N = 11 ialah jumlah permainan, S1 = menang yang diharapkan untuk Juventus
15 ialah jumlah keseluruhan gol yang melawan AS Roma ialah (0,4738)11 = 5,2;
dicetak oleh Juventus, dan S2 = 10 ialah AS Roma menang atas Juventus ialah
jumlah keseluruhan gol yang dicetak oleh (0,2500)11 = 2,8; dan seri ialah
AS Roma. (0,2762)11 = 3,0. Kolom berikutnya
menunjukkan jumlah “Menang dan seri
Dari persamaan (4.1) yang sebenarnya”, dan perbedaan
“Kekurangan sebenarnya yang
ln L(λ, µ) = -Nλ + S1 ln λ - Nµ + S2 ln µ - diharapkan” ditunjukkan dalam kolom
kedua dari belakang pada tabel 1.
N N Jika p ialah peluang seri maka peluang k
∑i =1
ln n i − ∑ ln m i
i =1
..........( 4 .2) seri dalam N permainan diberikan oleh
N k N −k
distribusi binomial 
k  p (1 − p ) .
Dengan menurunkan
∂ ln L
dan
∂ ln L  
∂λ ∂µ Jumlah seri yang diharapkan ialah pN, dan
sama dengan nol, dan mencari simpangan baku ialah p(1 − p) N , yang
penyelesaian untuk λ dan µ, diperoleh ditunjukkan pada kolom terakhir. Jumlah
taksiran maximum likelihood menang yang diharapkan dan simpangan
baku untuk tim-tim lainnya dihitung
^ S1 ^ S
λ = d a n µ = 2 ..........(4 .3 ) dengan cara yang sama, menggunakan
N N peluang yang tepat.
Sekarang akan dibandingkan dua kolom
Taksiran-taksiran ini ditunjukkan dalam terakhir, yaitu penyimpangan yang
kolom tabel 1 berjudul “Gol tiap sebenarnya dengan simpangan bakunya.
permainan”. Jadi, untuk Juventus melawan Empat belas dari 18 kasus, nilai mutlak
AS Roma, penyimpangan sebenarnya lebih kecil
daripada simpangan bakunya dan dalam
^ 15 ^ 10 empat kasus nilai mutlak penyimpangan
λ= = 1,364 dan µ = = 0,909 . sebenarnya lebih kecil daripada 2 kali
11 11
simpangan bakunya. Hal ini menunjukkan
^ ^ bahwa model sesuai dengan data yang
Sekarang, nilai λ dan µ digunakan pada diberikan.
persamaan (3.1) untuk menaksir peluang
seri dan (3.2) untuk menaksir peluang
suatu tim dengan parameter λ V Penerapan ke Data Baseball
mengalahkan tim dengan parameter µ. Dalam tahun 1994, San Fransisco Giants
Taksiran peluang-peluang tersebut dari Perhimpunan Baseball Nasional
ditunjukkan dalam kolom tabel 1 berjudul bermain 12 permainan melawan Florida
“Peluang (berdasarkan teorema Marlins dan melawan St. Louis Cardinals.
Karakterisasi)”. Jumlah runs yang dicetak oleh masing-
Dengan menggunakan perangkat lunak masing tim dalam permainan tersebut
Maple V Release 5 dapat dihitung peluang ditunjukkan pada tabel 2, berdasarkan data
menang, peluang kalah, dan peluang seri yang diberikan oleh San Fransisco Giants.
^
masing-masing tim. Pada permainan Tabel 2 juga menunjukkan λ , taksiran
antara Juventus melawan AS Roma, maximum likelihood dari parameter
peluangnya adalah 0,4738 untuk diasumsikan berdistribusi Poisson untuk
kemenangan Juventus; 0,2500 untuk ^
kemenangan AS Roma; dan 0,2762 bahwa masing-masing tim. Taksiran λ ialah rata-
kedua tim ini seri. rata jumlah runs tiap permainan.
Mengalikan masing-masing peluang Untuk menguji kebenaran distribusi
dengan jumlah permainan memberikan Poisson, kita gunakan uji statistik
nilai ditunjukkan dalam kolom “Menang
dan seri yang diharapkan”. Maka, jumlah

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 35


1 12 ^ ditunjukkan hitungan-hitungan yang mirip
T = ^ ∑ (r i − λ )2 ............(5 .1) untuk beberapa set dari permainan
λ i =1
tersebut. Nilai dari uji statistik T adalah
Disini ri menyatakan jumlah runs yang terlalu besar bagi distribusi Poisson untuk
dicetak oleh satu tim, katakanlah Giants, dapat diterima, menunjukkan
pada permainan ke-i. Menurut Cox dan penghamburan. Bagaimanapun juga,
Hinkley yang mengusulkan statistik ini, dalam kasus San Fransisco Giants
berdistribusi asimtotik untuk sampel besar melawan Florida Marlins, kita menghitung
ialah distribusi χ 2 dengan derajat jumlah menang dan seri yang diharapkan,
kebebasan 11. Nilai T untuk masing- dengan mengasumsikan distribusi Poisson,
masing tim dalam tiap set permainan dan mereka dalam satu simpangan baku
ditunjukkan dalam tabel 2. Dengan derajat dari nilai sebenarnya.
kebebasan 11, χ 2 mempunyai nilai 19,68
untuk P = 0,05 dan 22,62 untuk P = 0,02. VI Kesimpulan
Maka dalam tiga dari empat kasus Andaikan P(λ) dan Q bermain pada suatu
distribusi Poisson dapat diterima pada permainan. Jika P(λ) suatu peubah acak
tingkat 0,05 sedangkan dalam kasus
berdistribusi Poisson dengan rata-rata λ ≥
keempat distribusi Poisson dapat diterima
0
pada tingkat 0,02.
Permainan pertama antara San Fransisco e − λ λn
pn = , n = 0, 1, 2, ... (6.1)
Giants dan Florida Marlins seri dengan n!
skor 3-3 pada akhir babak sembilan, dan dan Q peubah acak bernilai bilangan bulat
San Fransisco Giants menang dengan skor nonnegatif yang saling bebas dengan P(λ)
4-3 pada babak ke sebelas. Kita telah maka berlaku
menggunakan hasil pada akhir babak d
sembilan untuk membuat seluruh P[ P (λ ) > Q ] = P[ P (λ ) = Q ] ...(6.2)
permainan seimbang dan memperbolehkan dλ
kemungkinan seri. Persamaan (6.2) benar jika pn diberikan
Untuk San Fransisco Giants melawan oleh (6.1) sehingga (6.2) memberikan
suatu karakterisasi baru dari distribusi
^ 56
Florida Marlins, taksiran λ = = 4, 667 Poisson. Jika Q juga berdistribusi Poisson,
12 dengan rata-rata µ, maka peluang pada
^ 48 (6.2) dapat dievaluasi secara eksplisit dan
dan µ = = 4, 000 .
12 (6.2) dapat dibuktikan secara langsung.
Dengan menggunakan perangkat lunak Persamaan (6.2) tidak berlaku jika kedua
Maple V Release 5 dapat dihitung peluang peubah acak P dan Q tidak berdistribusi
menang, peluang kalah, dan peluang seri Poisson.
masing-masing tim. Sebaliknya, misalkan P(λ) peubah acak
Pada permainan antara San Fransisco bernilai bilangan bulat nonnegatif
Giants melawan Florida Marlins, mempunyai rata-rata λ ≥ 0 dengan pn(λ) =
peluangnya adalah 0,5212 untuk P[P(λ) = n] yang dapat diturunkan
kemenangan San Fransisco Giants; 0,3445 terhadap λ dan Q peubah acak bernilai
untuk kemenangan Florida Marlins; dan bilangan bulat nonnegatif yang saling
0,1343 bahwa kedua tim ini seri. bebas dengan P(λ). Jika (6.2) dipenuhi
Kita telah menghitung peluang menang untuk semua peubah acak Q maka P(λ)
untuk masing-masing tim, dan peluang berdistribusi Poisson.
seri, dari persamaan (3.1) dan (3.2) Persamaan (6.2) di atas disebut teorema
^
karakterisasi yang erat kaitannya dengan
menggunakan nilai λ pada tabel 2.
distribusi Poisson untuk menghitung
Hasilnya, bersama dengan jumlah menang
peluang memenangkan suatu permainan.
dan seri yang diharapkan dan yang
Distribusi Poisson terbukti sesuai dengan
sebenarnya, ditunjukkan pada tabel 3.
beberapa data baseball, dan juga dapat
diterapkan pada beberapa data sepakbola.
San Fransisco Giants juga bermain
Selain itu, teorema karakterisasi ini juga
melawan tim lainnya pada tahun 1994, dan

36 I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001


dapat diterapkan pada data bola basket dan Probability of Winning a Game. The
data-data lainnya yang memenuhi teorema American Statistician, Vol. 48, No. 4,
karakterisasi. November 1994, pp. 294-298.
3. Kreyszig, E. 1988. Advanced
Engineering Mathematics, 6th ed.
Pustaka New York : John Wiley & Sons.
1. Abramowitz, M. dan Stegun, I. A.
1965. Handbook of Mathematical Penulis
Functions. New York : Dover Tanaka adalah mahasiswa Jurusan
2. Keller, B. J. A Characterization of the Matematika, FMIPA, Universitas Katolik
Poisson Distribution and the Parahyangan.

I N T E G R A L, vol . 6 no 1, April 2001 37

Anda mungkin juga menyukai