S eseorang dikatakan perokok jika selama ini telah
menghisap minimal 100 batang rokok. Rokok prevalensi perokok pasif dengan akibat yang lebih parah lagi. merupakan dilemma karena di satu sisi menimbulkan kerugian pada kesehatan Sedangkan di sisi lain menjadi pemasok cukai yang cukup berat bagi Negara. A sap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan 200 diantaranya bersifat racun. Antara lain karbon Secara global, konsumsi rokok membunuh satu orang monoksida (GO) polycyclic aromatic hydrocarbon yang setiap 10 detik. WHO memperkirakan pada 2020 mengandung zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, berkaitan dengan rokok akan menjadi masalah benzopyrenes, vinyl chloride, dan nitro-nor-nicotine). kesehatan utama di banyak Negara. Kebiasaan Di samping itu, nikotin dapat menimbulkan ketagihan, merokok dianggap menjadi entry point pada baik pada perokok aktif maupun perokok pasif. Para penyalahguna narkotik dan bahan berbahaya lainnya perokok aktif dan perokok pasif beresiko terkena (narkoba). batuk dan sesak nafas 6,5 kali dibanding bukan perokok. Industry rokok selalu berusaha menyangkal enomena lain yang juga harus diperhatikan adalah bukti-bukti epidemiologis tentang dampak merokok F para perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok pada kesehatan manusia. tapi tercemar oleh asap rokok. Pencemaran tersebut dapat terjadi dalam rumah, ruangan kantor, kendaraan, ikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan tercemar oleh asap rokok. Survei membuktikan N dan dosis tinggi beracun. Zat ini hanya ada dalam lebih dan 90% perokok aktif mengaku merokok di tembakau, sangat adaktif, dan mempengaruhisusunan dalam rumah ketika bersama anggota keluarga, otak/system saraf. Dalam jangkauan panjang, nikotin sehingga sekitar 70% penduduk Indonesia 0-14 tahun akan menekan kemampuan otak untuk mengalami telah terpapar asap rokok sejak lahir (perokok pasif). kenikmatan, sehingga perokok akan selalu Informasi ini telah menunjukkan betapa besarnya membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketafihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti. Survei pada anak-anak 13-15 tahun di Jakarta menunjukkan bahwa lebih dan 20% adalah perokok tetap dan 80% di antaranya ingin berhenti merokok tetapi tidak berhasil.