Anda di halaman 1dari 3

Pembuatan gula bit

Gula bit putih dibuat dari bit dalam suatu proses tunggal, bukan dua tahap seperti pada
pembuatan gula tebu.

Pemanenan
Bit dipanen pada saat musim gugur dan awal musim dingin dengan cara menggalinya keluar dari
tanah. Biasanya bit-bit tersebut dikirim ke pabrik dengan truk-truk besar karena jarak kirim yang
lebih jauh dibandingkan industri gula tebu. Hal ini karena bit merupakan tanaman rotasi yang
membutuhkan hampir 4 kali luas lahan tanaman tebu yang ditanam dalam kultur tunggal
(monokultur). Karena letaknya di dalam tanah, bit-bit tersebut jauh lebih kotor dibandingkan
tebu dan harus dibersihkan dan dipisahkan dari daun-daun bit yang masih tertinggal, batu-batu
dan kotoran-kotoran lainnya sebelum diolah.

Ekstraksi
Tahap ini diawali dengan pemotongan bit menjadi irisan-irisan tipis. Proses ini akan
meningkatkan luas permukaan bit sehingga mempermudah ekstraksi gula. Ekstraksi berlangsung
dalam sebuah diffuser dimana bit mengalami kontak dengan air panas selama kurang lebih satu
jam. Proses ini dapat diumpamakan dengan proses ketika daun teh diseduh sehingga warna dan
cita rasanya keluar, sedangkan diffuser khusus gula bit mampu menampung beberapa ratus ton
bit dan air ekstraksi. Diffuser merupakan tangki pengaduk berukuran besar dengan posisi
horisontal ataupun vertikal, di dalamnya irisan-irisan bit digerakkan dengan pelan dari ujung satu
ke ujung yang lain dan air panas bergerak dari arah berlawanan. Ini dinamakan dengan aliran
berlawanan (counter-current flow) dan seiring dengan alirannya, air pengekstrak akan menjadi
larutan gula yang semakin kental dan umumnya dinamakan jus. Jus ini tentu saja ini juga
mengandung banyak substansi lain dari daging bit.

Jus dari proses diffusi yang masih 'mentah' ini mengandung sekitar 14% gula dan bubur residu
atau bubur sisanya mengandung 1 hingga 2% gula dan total 8-12 % padatan.

Pengempaan
Irisan-irisan bit yang diekstrak dari diffuser masih sangat basah dan kandungan air di dalamnya
masih mengandung sejumlah gula yang bermanfaat. Oleh karenanya dilakukan
pengempaan/pengepresan dalam kempa-kempa ulir untuk memeras jus sebanyak mungkin. Jus
ini digunakan sebagai bagian dari air dalam diffuser, dan bit yang sudah dikempa, yang sekarang
berupa bubur, dikirim ke bagian pengeringan dan nantinya akan diolah menjadi pelet-pelet yang
merupakan bahan penting untuk pakan hewan.

Karbonatasi
Tahap pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari
berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen
warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik pengolahan umum, dinamakan dengan
karbonatasi. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur / lime [kalsium
hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas karbondioksida ke dalam
campuran tersebut. Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel-
partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya
mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan
pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang terbentuk
tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan
menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan.
Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan
warna.

Tidak seperti pada pembuatan gula tebu, proses fosfatasi tidak dilakukan di sini. Demikian juga
tahap penghilangan warna secara terpisah umumnya tidak dilakukan.

Pendidihan
Pada tahap akhir ini, cairan gula yang sudah berupa sirup ditempatkan dalam sebuah panci yang
sangat besar, biasanya mampu menampung 60 ton sirup gula bahkan lebih. Di dalam panci
tersebut dilakukan pendidihan dan penguapan sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal. Ketika kristal sudah tumbuh, campuran dari kristal-kristal dan cairan induk
yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya. Proses ini dapat
diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Kristal-kristal
tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/atau disimpan siap
untuk didistribusikan.

Seperti pada pembuatan gula tebu, cairan induk pada pembuatan gula bit masih mengandung
sejumlah gula sehingga kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula
yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini khususnya terjadi karena
keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa.
Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian diraih
suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan. Hal ini biasanya terjadi setelah 3
tahap.

Hasil
Gula yang dihasilkan berwarna putih dan siap untuk digunakan, baik itu untuk rumah tangga
maupun industri seperti pabrik pembuatan minuman ringan. Seperti pada pembuatan gula
mentah, gula yang masih terkandung dalam jus diolah lebih lanjut menjadi produk samping
berupa: molase bit. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau dikirim ke
pabrik fermentasi tanaman seperti misalnya pabrik penyulingan alkohol. Mutu dari segi bau dan
rasa molase bit tidak sama dengan molase tebu sehingga tidak dapat digunakan untuk pembuatan
rum.

Anda mungkin juga menyukai