TINJAUAN PUSTAKA
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam
obat generik hanya menggunakan nama yang sesuai dengan zat berkhasiat yang
1989).
Obat paten adalah obat baru yang ditemukan oleh peneliti yang
mempunyai hak penuh/hak paten yang dikeluarkan WHO untuk obat yang
dihasilkannya. Obat dengan nama dagang yaitu nama pemberian pabrik yang
berbagai cara sehingga harganya lebih mahal dari pada obat generik karena
dan Trimetoprim, C 14 H 18 N 4 O 3 , tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari
107,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (DitJen POM, 1995).
2.2.1.1 Sulfametoksazol
Rumus struktur : H2 N SO 2 NH
N
O CH 3
Rumus molekul : C 10 H 11 N 3 O 3 S
tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam eter dan dalam
dalam etanol.
2.2.1.2 Trimetoprim
Rumus struktur :
NH 2 OCH 3
N
H2 N CH 2 OCH 3
N
OCH 3
Rumus molekul : C 14 H 18 N 4 O 3
berbau
berdasarkan kerjanya pada dua tahap yang berurutan pada reaksi enzimatik untuk
dan guanine), timidin dan beberapa asam amino (metinin, glisin). Sel-sel mamalia
menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan dan tidak mensintesis
mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting, karena enzim tersebut juga
2.2.3 Farmakokinetika
didistribusikan ke dalam jaringan dan relatif sedikit terikat pada protein plasma
dengan adanya sulfametoksazol. Obat masuk ke dalam otak dan saliva dengan
sehari, kadar steady state minimal di dalam darah dari masing-masing obat kira-
kira 20 dan 1 μg/ml, yakni perbandingan optimal yang dicari (Mariana, 1995).
stomatitis. Pada dosis tinggi efek sampingnya juga berupa demam dan gangguan
fungsi hati dan efek-efek darah (neutropenia, trombositopenia). Oleh karena itu,
penggunaan lebih dari dua minggu hendaknya disertai dengan pengawasan darah
2.2.5 Dosis
Dosis dewasa untuk sebagian besar penyakit infeksi adalah 2 tablet setiap
12 jam selama 10 sampai 14 hari. Pada tifus dan infeksi parah diberikan 3 tablet
cuplikan antara fase gerak dan fase diam. Fase gerak (mobile phase) dapat berupa
gas atau cairan dan fase diam (stationery phase) dapat berupa cairan atau padatan.
(Sastrohamidjojo, 1985).
Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam
eksklusi ukuran dan (f) kromatografi afinitas (Johnson dan Stevenson, 1991 dan
Rohman, 2007).
Berdasarkan pada alat yang digunakan, kromatografi dapat dibagi atas: (a)
kromatografi kertas; (b) kromatografi lapis tipis, yang kedua sering disebut
kromatografi planar; (c) kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan (d)
kromatografi gas (KG) (Johnson dan Stevenson, 1991 dan Rohman, 2007).
distribusinya (D) dan besarnya D ditentukan oleh afinitas relatif solut pada kedua
fase (fase diam dan fase bergerak). Dalam konteks kromatorgafi, nilai D
didefinisikan sebagai perbandingan konsentrasi solut dalam fase diam (Cs) dan
Cs
D=
Cm
Jadi semakin besar nilai D maka migrasi solut semakin lambat; dan semakin kecil
nilai D migrasi solut semakin cepat. Solut akan terelusi menurut perbandingan
karena fase diam yang terdapat di dalamnya dapat mengadakan interaksi dengan
berbagai komponen dengan kekuatan yang cukup berbeda satu sama lain sehingga
masing-masing komponen akan keluar dari kolom dengan waktu retensi yang
berbeda juga.
t r − to
k’ =
to
dimana t r adalah waktu retensi komponen yang ditahan oleh kolom dan t o adalah
waktu retensi komponen yang tidak ditahan oleh kolom (Lily Wati, 1997).
relatif kuat antara komponen dengan fase diam sehingga komponen tertahan kuat
di dalam kolom dan sebaliknya faktor kapasitas yang relatif kecil menunjukkan
interaksi yang relatif lemah atau komponen hanya sedikit tertahan di dalam
kolom.
k ' 2 t ' 2 t2 − tm
α= = =
k '1 t '1 t1 − t m
komponen 2 dan t m = waktu retensi komponen yang tidak ditahan (garis depan
pelarut).
Faktor selektivitas (α) sebaiknya mempunyai harga lebih dari satu karena
tindih pada bagian bawah puncak. Untuk suatu harga α yang sama terdapat dua
kemungkinan yang berbeda jika dilihat dari puncak dimana pemisahan sempurna
jika dihasilkan puncak-puncak komponen yang relatif sempit dan sebaliknya jika
sehingga jumlah komponen yang dapat dipisahkan relatif banyak. Efesiensi suatu
kolom akan semakin tinggi jika jumlah pelat teori (N) yang dikandung semakin
banyak.
2
2 t
2
tr tr
N = = 16 = 5,5 r
σ W W
12
Dimana σ = simpangan baku puncak, t r = jarak antara titik nol dengan titik potong
kedua garis singgung pada kedua sisi puncak komponen (waktu retensi), W =
singgung puncak sampai memotong garis alas dan W 1/2 = lebar puncak pada
setengah tinggi.
umumnya kolom yang lebih panjang mempunyai jumlah pelat yang lebih banyak,
tetapi penurunan tekanannya juga lebih besar. Karena panjang kolom bermacam-
macam, maka diperlukan ukuran keefisienan kolom yang tidak tergantung pada
panjang kolom. Tinggi atau jarak yang setara dengan dengan pelat teori, H atau
kolom yang lebih disukai karena memungkinkan perbandingan antara kolom yang
panjangnya berlainan dimana kolom yang mempunyai H yang kecil lebih baik. H
L
H = HETP =
N
dimana L adalah panjang kolom (mm) dan N adalah jumlah pelat teori .
1997).
Jika resolusi atau daya pisah 0,4 atau lebih kecil maka puncak tidak
menunjukkan secara jelas adanya 2 komponen atau lebih dan sebaliknya jika daya
pisah 0,5 atau lebih maka jumlah komponen yang ada dapat diidentifikasikan
dengan jelas. Tetapi umumnya untuk pekerjaan kualitatif atau kuantitatif yang
baik diperlukan daya pisah 1,5 atau lebih besar (Johnson dan Stevenson, 1991).
menentukan resolusi yaitu : selektivitas (α), jumlah lempeng (N), dan faktor
kapasitas (k’). Selektivitas dapat diubah dengan mengubah susunan fase diam dan
fase gerak. Menaikkan selektivitas akan menghasilkan salah satu puncak relatif
akan berubah dengan mengubah panjang kolom (L) atau kecepatan alir fase gerak.
sehingga W menjadi kecil dan resolusinya menjadi lebih besar. Faktor k’ berubah
pemisahan yang jelas dan waktu retensi yang pendek, sementara itu kenaikan k’
akan memberikan resolusi yang lebih baik. Meskipun demikian, jika nilai k’ ini
dinaikkan maka akan menyebabkan tinggi puncak kromatogram akan turun dan
konsentrasi yang simetris atau dikenal juga dengan profil Gaussian dalam arah
aliran fase gerak. Profil, dikenal juga dengan puncak atau pita, secara perlahan-
lahan akan melebar dan sering juga membentuk profil yang asimetrik karena
Adanya puncak, yang asimetris dapat disebabkan oleh hal –hal berikut:
• Ukuran sampel yang dianalisis terlalu besar. Jika sampel terlalu besar maka
fase gerak tidak mampu membawa solut dengan sempurna karenanya terjadi
• Interaksi yang kuat antara solut dengan fase diam dapat menyebabkan solut
mengekor.
Analisis Kualitatif
1. Perbandingan antara retensi solut yang tidak diketahui dengan data retensi
waktu retensi (t R ) atau volume retensi (V R ) senyawa baku dan senyawa yang
dalam kondisi alat yang stabil dengan perbedaan waktu pengoperasian antara
dengan senyawa baku pada kondisi kromatografi yang sama. Hal ini dilakukan
dengan cara: pertama, dilakukan proses kromatografi sampel yang tidak di-
spiking. Kedua, sampel yang telah di-spiking dengan senyawa baku dilakukan
memberikan informasi data spektra massa solut dengan waktu retensi tertentu.
Spektra solut yang tidak diketahui dapat dibandingkan dengan spektra yang
ada di data base komputer yang diinterpretasi sendiri. Cara ini dapat dilakukan
dan reprodusibel, baik pada penyiapan sampel atau proses kromatografi, berikut
• Analit (solut) harus telah diketahui dan terpisah sempurna dari kompomen-
• Baku dengan kemurnian yang tinggi dan telah diketahui harus tersedia.
dengan: luas puncak atau tinggi puncak. Tinggi puncak atau luas puncak
dengan tinggi puncak. Tinggi puncak diukur sebagai jarak dari garis dasar ke
dasar diimbangi dengan interpolasi garis dasar antara awal dan akhir puncak.
linier dengan konsentrasi analit. Kesalahan akan terjadi jika metode ini digunakan
teknik untuk mengukur luas puncak adalah dengan mengukur luas puncak sebagai
hasil kali tinggi puncak dan lebar pada setengah tinggi (W1/2 ). Tehnik ini hanya
dapat digunakan untuk kromatografi yang simetris atau yang mempunyai bentuk
serupa.
Saat ini integrator elektronik telah banyak digunakan untuk mengukur luas
puncak pada kromatografi cair kinerja tinggi dan pada kromatografi gas.
Integrator digital mengukur luas puncak dan mengubahnya dalam bentuk angka
perubahan waktu retensi yang disebabkan oleh variasi suhu dan komposisi
pelarut. Oleh karena itu, luas puncak dianggap merupakan parameter yang lebih
Metode Kuantifikasi
demikian senyawa ini harus terpisah dengan baik selama proses pemisahan.
sampel-sampel ini.
terpisah dengan baik dari senyawa yang dituju atau puncak-puncak lain;
mempunyai waktu retensi yang hampir sama dengan analit; tidak terdapat dalam
tersedia dalam perdagangan dengan kemurnian tinggi; stabil dan tidak reaktif
dengan sampel atau dengan fase gerak; mempunyai respon detektor yang hampir
sama dengan analit pada konsentrasi yang digunakan (Johnson Stevenson, 1991
dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi karena didukung oleh kemajuan dalam
teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif
POM, 1995).
volatil). KCKT paling sering digunakan untuk: untuk menetapkan kadar senyawa-
kromatografi yaitu:
Tehnik ini biasanya menggunakan fase diam silika gel atau alumina, meskipun
demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika gel sebagai fase diamnya.
Fase geraknya berupa pelarut non polar yang ditambah dengan pelarut polar
seperti air atau alkohol rantai pendek untuk meningkatkan kemampuan elusinya
Jenis KCKT ini sesuai untuk pemisahan-pemisahan campuran isomer struktur dan
Kebanyakan fase diamnya adalah silika yang dimodifikasi secara kimiawi atau
fase terikat. Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah
dengan fenil.
geraknya adalah campuran asetonitril atau metanol dengan air atau dengan larutan
buffer.
Kromatografi partisi (LLC), disebut “fase normal” bila fase diam lebih polar
dari fase gerak dan “fase terbalik” bila fase gerak lebih polar dari fase diam.
Kromatografi fase normal (fase diam lebih polar daripada fase gerak),
gerak ini biasanya tidak polar. Dietil eter, benzen, hidrokarbon lurus seperti
Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 11. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase normal
Kromatografi fase terbalik (fase diam kurang polar daripada fase gerak),
Dapat ditambahkan pula asam, basa, dapar dan/atau surfaktan. Mutu air harus
Fase diam yang digunakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 12. Jenis-jenis fase diam untuk tipe kromatografi fase terbalik
Tehnik ini tergantung pada penukaran (adsorpsi) ion-ion diantara fase gerak
Resin-resin tipe asam sulfonat dan amin kuarterner merupakan jenis resin
pilihan paling baik dan banyak digunakan. Keduanya, fase terikat dan resin
telah digunakan. Tehnik ini dipakai secara luas dalam life sciences dan dikenal
secara khas untuk pemisahan asam-asam amino. Tehnik ini dapat dipakai
Tehnik ini unik karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari
dan ditahan dalam fase gerak yang menggenang. Molekul-molekul yang lebih
besar tidak dapat masuk ke dalam jaringan dan lewat melalui kolom tanpa
ditahan.
komponen ion dan non ion, seperti garam ammonium kuarterner, sulfonat,
kondisi yang serupa dengan kondisi pada kromatografi fase balik yaitu dengan
sistem pelarut campuran air dengan metanol atau asetonitril dan kolom seperti
detektor
kolom
injektor
pompa oven
data
Wadah processor
solven
Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan
yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung tandon
harus lebih besar dari 500 ml, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk
harus mampu menghasilkan tekanan 6000 Psi pada kecepatan alir 0,1 – 10
ml/menit. Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa tekanan
konstan. Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua pelarut. Bahan yang
umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan teflon. Aliran pelarut dari pompa
harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada detektor.
2.4.2.3 Injektor
kinerja atmosfer, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Tehnik ini
bisa digunakan karena difusi di dalam aliran kecil dan resolusi tidak
dipengaruhi.
digunakan pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak
partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat
menyebabkan penyumbatan.
secara manual). Pada posisi LOAD, sampel loop (cuplikan dalam putaran)
2.4.2.4 Kolom
tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom
• Kolom analitik: diameter khas adalah 2-6 mm. Panjang kolom tergantung
Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya dioperasikan pada
temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama
dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor-detektor yang baik memiliki
sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang
dalam rentang yang luas. Detektor indeks refraksi juga secara luas digunakan,
terutama dalam kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif dari pada
detektor ionisasi nyala, detektor elektrokimia dan lain-lain juga telah digunakan.
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
Dalam kromatografi cair komposisi pelarut atau fase gerak adalah satu
solven yang digunakan dalam semua mode kromatografi cair kinerja tinggi, tetapi
ada beberapa sifat-sifat yang diinginkan yang mana umumnya harus dipenuhi oleh
semua solven.
karena udara yang terlarut keluar melewati detektor dapat menghasilkan banyak
noise sehingga data tidak dapat digunakan (Johnson dan Stevenson, 1991 dan
Rohman, 2007).
spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu
a. Akurasi (kecermatan)
dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai
ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau zat tambahan (Depkes RI,
1979).
sediaan lainnya karena memberikan dosis yang tepat pada pemakaiannya, mudah
bahan tambahan, seperti bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelicin, dan bahan
semakin kuat tekanan pengempaan maka tablet akan menjadi lebih kompak
Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan
(flavoring agent), bahan pewarna (coloring agent), bahan pemanis dan bahan
Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat
sediaan. Pada bahan obat yang berdosis cukup tinggi, bahan pengisi tidak
ditambah karena alasan kedua yaitu untuk memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran. Bahan pengisi yang umumnya
dijadikan granul dengan ukuran yang sama dan bentuk yang spheris setelah
gelatin, akasia, Na alginat, sukrosa dan golongannya, CMC, Veegum dan lain-lain
corong pengisi, mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi
Bahan pelicin yang umumnya digunakan adalah talkum dan metalik stearat seperti