Anda di halaman 1dari 13

DRAFT

ANGGARAN DASAR
SERIKAT MAHASISWA UNIVERSITAS PARAMADINA

BAB I: NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1, Nama
Lembaga ini bernama Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina,
selanjutnya disebut Serikat Mahasiswa.

Pasal 2, Waktu Pendirian


Serikat Mahasiswa didirikan di Cipanas Kabupaten Sukabumi pada 4 April
2010, sampai batas waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
Serikat Mahasiswa berkedudukan di Universitas Paramadina. 

BAB II: STATUS DAN KEANGGOTAAN

Pasal 4, Status
Serikat Mahasiswa adalah lembaga perwakilan dan koordinasi tertinggi
organisasi kemahasiswaan di Universitas Paramadina.

Pasal 5, Kenanggotaan
Anggota Serikat Mahasiswa adalah seluruh Universitas Paramadina dengan
HIMA dan UKM sebagai bentuk perwakilannya

BAB III: ASAS dan SIFAT

Pasal 6, Asas
Serikat Mahasiswa berasaskan Pancasila, Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan
Manifesto Universitas Paramadina. 

Pasal 7, Sifat
Serikat Mahasiswa bersifat konsultatif, koordinatif, akomodatif dan mandiri. 

BAB IV: TUJUAN, FUNGSI dan PERAN

Pasal 8, Tujuan
Serikat Mahasiswa bertujuan untuk:
1. Menciptakan hubungan antar organisisasi kemahasiswaaan yang
kooperatif dan harmonis.
2. Mewujudkan lingkungan organisasi kemahasiswaan yang kondusif dan
kompetitif

Pasal 9, Fungsi
Serikat Mahasiswa berfungsi sebagai:
1. Forum pengambilan kebijakan tertinggi organisasi kemahasiswaan
DRAFT

2. Mediator dan fasilitator hubungan kerjasama antar organisasi


kemahasiswaan
3. Lembaga yang mengakomodir kepentingan organisasi kemahasiswaan
4. Lembaga representatif organisasi kemahasiswaan Universitas
Paramadina

Pasal 10, Peranan


Serikat Mahasiswa berperan sebagai lembaga konsultatif dan koordinatif
antar organisasi kemahasiswaan Universitas Paramadina. Selain itu Serikat
Mahasiswa juga berperan sebagai pembawa aspirasi dan pembela
kepentingan mahasiswa Universitas Paramadina.

BAB V: BENTUK DAN HUBUNGAN

Pasal 11, Bentuk


Serikat Mahasiswa berbentuk perserikatan organisasi-organisai
kemahasiswaan di lingkungan Universitas Paramadina yang meliputi
meliputi Himpunan Mahasiswa (HIMA) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
1. HIMA merupakan organisasi kemahasiswaan yang memiliki kekuasaan
eksekutif dan representatif di setiap program studi.
2. UKM sebagai unit kegiatan mahasiswa yang didirikan berdasarkan
minat, bakat, dan hobi mahasiswa.
3. HIMA dan UKM memiliki derajat yang sama berdasarkan hak dan
kewajibannya dalam Majelis Umum (Kongres?).

Pasal 12, Hubungan


Hubungan antar anggota Majelis Umum didasarkan pada hubungan kerja
yang bersifat konsultatif dan koordinatif (bukankah ketentuan ttg ini sudah
ada di Pasal 8 dan Pasal 9?).

BAB VI: TUGAS POKOK

Pasal 13, Tugas Pokok


(1). Serikat Mahasiswa melakukan usaha-usaha konsultasi, koordinasi,
legislasi dan eksekusi terkait kebijakan yang berhubungan dengan
hak-hak dan kepentingan organisasi kemahasiswaan.
(2). Serikat Mahasiswa mendorong berjalannya pendidikan
keorganisasian yang baik bagi mahasiswa calon dan anggota
organisasi kemahasiswaan.
(3). Serikat Mahasiswa Memasyarakatkan (mensosialisasikan?) visi dan
misi Universitas Paramadina hingga menjadi pedoman perilaku, sikap
dan tindakan organisasi kemahasiswaan Universitas Paramadina
(4). Serikat Mahasiswa menyelenggarakan musyawarah Anggota atau
yang disebut sebagai Majelis Umum (Kongres?).

BAB VII: PERANGKAT ORGANISASI


DRAFT

Pasal 14, Susunan Perangkat Organisasi


Perangkat organisasi Serikat Mahasiswa terdiri atas:
a. Majelis Umum atau Kongres;
b. Rapat Konsultasi/Pleno;
c. Badan Pekerja Harian;
d. Dewan Pengawas;
e. Himpunan Mahasiswa; dan
f. Unit Kegiatan Mahasiswa

BAB VIII: MAJELIS UMUM atau KONGRES

Pasal 15, Kedudukan


(1). Majelis Umum (atau Kongres?) adalah forum permusyawaratan
tertinggi Serikat Mahasiswa Universitas Paramadina (diambil dari Draft
ART Pasal 3 ayat 1)
(2). Majelis Umum (atau Kongres?) diselenggarakan oleh Badan Pekerja
Harian sekali dalam satu tahun (atau delapan belas bulan?) terhitung
sejak penyelenggaraan Majelis Umum (atau Kongres?) sebelumnya,
dan diselenggarakan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
periode kepengurusan berakhir. (diambil dari Draft ART Pasal 3 ayat 3)
(3). Majelis Umum dihadiri oleh Ketua-ketua HIMA, Ketua-ketua UKM dan
satu orang perwakilan setiap HIMA dan setiap UKM.

Pasal 16, Keabsahan


(1) Majelis Umum (atau Kongres?) sah jika tercapai kuorum, yaitu dihadiri
minimal oleh 50% dari jumlah Anggota.
(2) Dalam hal Anggota tidak dapat hadir, Anggota tersebut dapat
melimpahkan hak suaranya kepada Anggota lain yang dibuktikan dengan
surat pernyataan tertulis. Seorang Anggota hanya dapat memegang
pelimpahan hak dari dua (2) Anggota.
(3) Dalam hal Anggota yang hadir termasuk Anggota yang melimpahkan hak
dalam Majelis Umum (atau Kongres?) tidak mencapai kuorum, maka
Majelis Umum (atau Kongres?) ditunda selambat-lambatnya empat
belas (14) hari.
(4) Majelis Umum (atau Kongres?) yang diselenggarakan setelah penundaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dianggap sah apabila dapat
dibuktikan bahwa semua Anggota telah menerima undangan untuk
mengikuti Majelis Umum (atau Kongres?)

Pasal 17, Wewenang


(1). Majelis Umum (atau Kongres?) berwewenang:
a. Meminta laporan pertanggungjawaban Badan Pekerja Harian
dan Dewan Pengawas
b. Mengangkat dan memberhentikan Badan Pekerja Harian dan
Dewan Pengawas
DRAFT

c. Menetapkan dan merubah Anggaran Dasar, Peraturan Serikat


Mahasiswa dan langkah-langkah strategis organisasi lainnya.
d. Menetapkan Sekretaris Jenderal hasil pemilihan umum
mahasiswa (catatan: mau pemilu mahasiswa kan?)
e. Membubarkan organisasi
(2). Permusyawaratan dalam Majelis Umum (atau Kongres?) terdiri dari
sidang komisi dan sidang pleno atau paripurna

Pasal 18, Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa


(dari pasal 6 draft draft ART) Apabila diperlukan adanya keputusan yang
segera yang wewenangnya ada pada Majelis Umum (atau Kongres?) maka
dapat diselenggarakan Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa. Majelis
Umum (atau Kongres?) Istimewa diselenggarakan atas usul tertulis:
a. minimal separoh (50%) jumlah anggota; atau
b. Dewan Pengawas; atau
c. Ketua Pengurus.

Pasal 19, Pengambilan Keputusan

(1) Keputusan dalam Majelis Umum (atau Kongres?)dan/atau Majelis


Umum (atau Kongres?)Istimewa diambil berdasarkan musyawarah
untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah untuk
mufakat pengambilan keputusan dilakukan melalui pemungutan suara.
(3) Dalam pemungutan suara, setiap Anggota yang hadir dan/atau tidak
hadir tetapi melimpahkan hak kepada Anggota lain sebagaimana diatur
dalam ketentuan Pasal 15 ayat (2) mempunyai satu hak suara.
(4) Pemungutan suara tentang orang dilakukan secara tertulis, kecuali
diputuskan lain.
(5) Dalam hal pemungutan suara, apabila suara yang setuju dan yang tidak
setuju sama banyaknya, maka diadakan pemungutan suara sekali lagi.
Jikalau suara dalam pemungutan ulangan itu masih sama banyaknya,
maka keputusan diambil dengan cara diundi.
(6) Pemungutan suara tentang hal-hal lainnya dilakukan dengan lisan.

BAB IX: RAPAT KONSULTASI/PLENO

Pasal 20, Rapat Konsultasi/pleno (bagian ini merupakan usul saya setelah
mencermati aspirasi dan draft kalian, silahkan dicermati dan bila tidak
disepakati silahkan dicoret semua)

(1) Rapat Konsultasi/Pleno merupakan rapat bulanan yang diselenggarakan


Dewan Pengawas dan dihadiri oleh Badan Pekerja Harian. Rapat
Konsultasi/Pleno mempunyai tugas dan wewenang:
DRAFT

a. membuat peraturan Serikat Mahasiswa untuk melaksanakan


Anggaran Dasar dan keputusan-keputusan Majelis Umum (atau
Kongres?)dan/atau Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa;
b. membahas perkembangan program;
c. membahas Anggaran Belanja Serikat Mahasiswa; dan
d. membahas dan mengesahkan kebijakan-kebijakan lainnya.
(2) Pengambilan keputusan dalam Rapat Konsultasi/Pleno dilakukan dengan
musyawarah mufakat dan/atau suara pemungutan suara.
(3) Rapat Konsultasi/Pleno diselenggarakan setiap akhir tahun anggaran. Di
awal kepengurusan Rapat dilaksanakan selambat-lambatnya satu bulan
setelah Rapat Anggota.

BAB X: BADAN PEKERJA HARIAN

Pasal 21, Susunan dan Kedudukan

(1) Badan Pekerja Harian merupakan perangkat organisasi Serikat


Mahasiswa yang mendapatkan mandat dari Majelis Umum (atau
Kongres?)dan/atau Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa untuk
mengelola Serikat Mahasiswa.
(2) Badan Pekerja Harian terdiri dari paling banyak lima (5) orang yang salah
satu diantaranya bertindak sebagai Ketua/Sekretaris Jendral.
(3) Ketua/Sekretaris Jendral Badan Pekerja Harian dipilih langsung oleh
Mahasiswa dan ditetapkan dalam Majelis Umum (atau
Kongres?)dan/atau Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa.
(4) Ketua/Sekretaris Jendral Badan Pekerja Harian mengajukan paling
banyak empat (4) orang untuk membantunya kepada Majelis Umum
(atau Kongres?)dan/atau Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa untuk
mendapatkan persetujuan.
(5) Susunan dan pembagian tugas Badan Pekerja Harian ditentukan oleh
Ketua/Sekretaris Jendral Badan Pekerja Harian

Pasal 22, Kewajiban Badan Pekerja Harian

Badan Pekerja Harian mempunyai berkewajiban:


a. mengelola dan memajukan Serikat Mahasiswa;
b. melaksanakan keputusan Majelis Umum (atau Kongres?)dan/atau
Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa dan rekomendasi Rapat
Konsultasi/Pleno;
c. menyusun dan mengusulkan Rencana Anggaran Belanja tahunan Serikat
Mahasiswa untuk dibahas dalam Rapat Konsultasi/Pleno;
d. mewakili Serikat Mahasiswa dalam berbagai hal yang menyangkut
permasalahan hukum;
e. memberikan informasi kepada Dewan Pengawas apabila dibutuhkan;
DRAFT

f. mengadakan koordinasi dengan Dewan Pengawas, pihak Universitas


Paramadina dan pihak lain;
g. membuat laporan tahunan yang terdiri dari laporan program dan
laporan keuangan yang didistribusikan kepada Anggota; dan
h. mempertanggungjawabkan segala hal yang berkaitan dengan
pengelolaan Serikat Mahasiswa pada Majelis Umum (atau
Kongres?)dan/atau Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa.

Pasal 23, Hak

Badan Pekerja Harian berhak:


a. menggunakan sumberdaya dan aset organisasi untuk melaksanakan
tugas-tugasnya;
b. meminta saran kepada Dewan Pengawas dalam rangka menyelesaikan
tugas-tugasnya; dan
c. mengusulkan Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa.

Pasal 24, Kewenangan

Badan Pekerja Harian mempunyai wewenang:


a. melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Serikat Mahasiswa;
b. mewakili Serikat Mahasiswa dalam berhubungan dengan pihak eksternal;
c. mengevaluasi, memberhentikan, dan mengganti Anggota Badan Pekerja
Harian;
d. mengangkat dan memberhentikan kepanitiaan kegiatan;
e. mengelola keuangan lembaga sesuai dengan prosedur operasi standar di
bidang keuangan;
f. membangun hubungan dan memutuskan hubungan dengan pihak luar
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan; dan
g. menunjuk pihak ketiga untuk membantu pelaksanaan tugas-tugas Badan
Pekerja Harian.

Pasal 25, Pembatasan

(1) Badan Pekerja Harian dipilih untuk masa jabatan satu (1) tahun
(2) Seseorang dapat duduk sebagai Anggota Badan Pekerja Harian paling
banyak dua (2) periode berturut-turut.
(3) Ketua/Sekjend dan/atau Anggota tidak boleh merangkap jabatan
dengan Ketua atau Anggota Dewan Pengawas dan dengan Ketua HIMA
dan Ketua UKM.

Pasal 26, Pergantian Pengurus Antarwaktu


DRAFT

(1) Ketua dan/atau Anggota Badan Pekerja Harian dinyatakan berhenti


sebelum masa jabatan berakhir apabila:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri sesuai ketentuan;
c. diberhentikan oleh perangkat organisasi yang berwenang; atau
d. kehilangan status kemahasiswaan di Universitas Paramadina
(2) Dalam hal Ketua dan/atau Anggota Badan Pekerja Harian dinyatakan
berhenti dilakukan pergantian antarwaktu yang diputuskan dalam
Majelis Umum (atau Kongres?) Istimewa.

BAB XI: DEWAN PENGAWAS

Pasal 27, Susunan dan Kedudukan

(1) Dewan Pengawas adalah perangkat organisasi Serikat Mahasiswa yang


mendapatkan mandat dari Majelis Umum (atau Kongres?)untuk
melakukan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan organisasi oleh
Badan Pengurus Harian, dan tugas pengawasan lain yang diberikan oleh
Majelis Umum (atau Kongres?).
(2) Dewan Pengawas paling banyak terdiri dari lima (5) orang, yang salah
satu diantaranya menjadi Ketua. Dewan Penggawas dipilih dari Anggota
Majelis Umum (atau Kongres?).
(3) Ketua dan Anggota Dewan Pengawas berasal dari Anggota Majelis
Umum (atau Kongres?) non Ketua HIMA dan/atau Ketua UKM yang
dipilih dan ditetapkan dalam Majelis Umum (atau Kongres?).
(4) Ketua Dewan Pengawas berwenang untuk mengevaluasi,
memberhentikan, dan mengganti Anggota Dewan Pengawas.
(5) Dewan Pengawas bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung
kerugian yang diderita oleh Serikat Mahasiswa yang disebabkan karena
kesengajaan atau kelalaian pengawasan.

Pasal 28, Kewajiban

Dewan Pengawas berkewajiban:


a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan
pengelolaan Serikat Mahasiswa oleh Badan Pengurus Harian, dan
melakukan tugas pengawasan lain yang diberikan oleh aturan Serikat
Mahasiswa lainnya;
b. membuat laporan tahunan tentang hasil pengawasan secara tertulis,
dan mengirimkannya kepada seluruh Anggota Majelis Umum (Kongres);
c. melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pengawasan kepada
Majelis Umum (Kongres)dan/atau Majelis Umum (Kongres) Istimewa;
d. melaporkan perkembangan kegiatan pengawasan kepada Rapat
Konsultasi/Pleno;
DRAFT

e. menyelenggarakan Rapat Konsultasi/Pleno dengan Badan Pengurus


Harian secara berkala; dan
f. memberikan saran ketika diminta oleh Badan Pekerja Harian

Pasal 29, Kewenangan

Dewan Pengawas Serikat Mahasiswa berwenang:


a. memberikan saran kepada Badan Pekerja Harian;
b. memberikan peringatan kepada Badan Pekerja Harian;
c. mengangkat Anggota Dewan Pengawas dalam hal terjadi pergantian
antarwaktu;
d. menunjuk pihak ketiga untuk membantu menjalankan tugas
pengawasan dan pembiayaannya ditanggung oleh Serkat Mahasiswa;
e. mengusulkan Majelis Umum (Kongres) Istimewa; dan
f. mengambil tindakan yang diatur dalam peraturan Serikat Mahasiswa
lainnya.

Pasal 30, Hak

(1) Menggunakan sumberdaya dan aset Serikat Mahasiswa untuk


melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan kesepakatan dengan Badan
Pengurus Harian.
(2) Mendapatkan segala informasi dari Badan Pengurus Harian dan staf
kepanitiaan yang dibutuhkan berkaitan dengan tugas-tugasnya.

Pasal 31, Pembatasan

(1) Masa jabatan Dewan Pengawas adalah satu (1) tahun


(2) Ketua dan atau Anggota Dewan Pengawas tidak boleh merangkap
jabatan dengan Ketua HIMA, Ketua UKM, ketua dan anggota kepanitiaan
lain yang dibentuk Badan Pengurus Harian.

Pasal 32, Pergantian Antarwaktu

(1) Dewan Pengawas dinyatakan berhenti sebelum masa jabatan berakhir


bila:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. diberhentikan oleh perangkat organisasi yang berwenang; atau
d. kehilangan status kemahasiswaan
(2) Dalam hal Ketua atau Anggota Dewan Pengawas dinyatakan berhenti
dilakukan pergantian antar waktu yang diputuskan dalam Majelis Umum
(Kongres) Istimewa.
DRAFT

BAB XII: HIMPUNAN MAHASISWA

Pasal 33, Susunan dan Kedudukan

(1) Himpunan Mahasiswa (HIMA) adalah perangkat organisasi Serikat


Mahasiswa di tingkat program studi yang beranggotakan seluruh
mahasiswa program studi yang bersangkutan.
(2) HIMA bersifat otonom tetapi terikat dalam Anggaran Dasar Serikat
Mahasiswa
(3) HIMA mempunyai fungsi eksekutif dan representasi
(4) Masa kepengurusan HIMA adalah satu tahun, kecuali ditentukan lain
secara tertulis oleh Pengurus, Pengawas dan Perwakilan Angkatan.
Pergantian dan/atau perpanjangan masa kepengurusan HIMA harus
dilaporkan kepada Badan Pengurus Harian.
(5) Susunan kepengurusan HIMA, hak, kewajiban dan dan pembatasan-
pembatasan ditentukan oleh musyawarah anggota.
(6) Pengurus HIMA dipilih secara inklusif dari dan oleh seluruh anggota
HIMA. Tatacara pemilihan pengurus HIMA ditentukan oleh Pengurus dan
Pengawas yang akan diganti bersama Perwakilan Angkatan.

BAB XIII: UNIT KEGIATAN MAHASISWA

Pasal 34, Susunan dan Kedudukan

(1) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah perangkat organisasi Serikat


Mahasiswa di tingkat kelompok-kelompok pengembangan minat, bakat
dan hobi mahasiswa.
(2) UKM bersifat otonom tetapi terikat dalam Anggaran Dasar Serikat
Mahasiswa
(3) Pendirian UKM, selain yang telah diakui sebelum Anggaran Dasar ini
ditetapkan, harus memenuhi syarat-syarat: (1) diusulkan secara tertulis
minimal sepuluh (10) orang dari minimal dua angkatan yang berbeda,
yang disertai (2) concept note rencana dan cakupan kegiatan, dan (3)
surat rekomendasi dari dua UKM yang telah berdiri. UKM dinyatakan sah
berdiri apabila telah disetujui oleh Badan Pengurus Harian dan Dewan
Pengawas.
(4) UKM mempunyai fungsi eksekutif dan representasi
(5) Masa kepengurusan UKM adalah satu tahun, kecuali ditentukan lain
secara tertulis anggota/komunitasnya. Pergantian dan/atau
perpanjangan masa kepengurusan UKM harus dilaporkan kepada Badan
Pengurus Harian.
(6) Susunan kepengurusan UKM, hak, kewajiban dan dan pembatasan-
pembatasan ditentukan oleh musyawarah anggota.
DRAFT

(7) Pengurus UKM dipilih secara inklusif dari dan oleh seluruh anggota UKM.
Tatacara pemilihan pengurus UKM ditentukan oleh musyawarah
anggota.
(8) UKM yang tidak melakukan kegiatan dan/atau pelatihan selama enam
bulan berturut-turut dinyatakan in limbo oleh Ketua Badan Pengurus
Harian. Dan apabila dalam masa tiga bulan setelah dinyatakan in limbo
tidak sanggup melakukan kegiatan dan/atau pelatihan dinyatakan bubar.
UKM yang telah bubar dapat didirikan kembali dengan prosedur
sebagaimana ditentukan pada ayat (3).

BAB XIV: LAMBANG DAN SERAGAM RESMI

Pasal 35, Lambang


(1) Lambang Serikat Mahasiswa merupakan kombinasi dua huruf arab,
yaitu kaf dan ha. Kaf berarti kitab dan ha berarti hikmah.

(2) Lambang Serikat Mahasiswa berarti bahwa Serikat Mahasiswa selalu


bersikap berlandaskan Anngaran Dasar, Peraturan Serikat Mahasiswa
dan kebijakan-kebijakan yang disepakati bersama.
(3) Titik berbentuk belah ketupat dengan empat titik sudut dan sisi di
sekelilingnya memberikan makna bahwa organisasi kemahasiswaan
Universitas Paramadina bertumpu pada satu lingkup perserikatan
bernama Serikat Mahasiswa.
(4) Lambang Serikat Mahasiswa terdiri dari tiga (3) warna, yakni biru, abu-
abu, dan hitam. Biru merupakan warna khas Universitas Paramadina,
mengasosiasikan kedalaman iman dan ilmu pengetahuan. Warna abu-
abu memberi makna kesederhanaan. Sedangkan warna hitam pada
teks “Serikat Mahasiswa” memberi pesan ketegasan.
(5) Lambang organisasi kemahasiswaan dalam lingkup Serikat Mahasiswa
Universitas Paramadina diatur dalam aturan masing-masing organisasi. 

Pasal 36, Seragam


Seragam resmi Serikat Mahasiswa adalah jas almamater Universitas
Paramadina. Seragam resmi organisasi kemahasiswaaan dalam lingkup
Serikat Mahasiswa secara resmi diatur dalam aturan masing-masing
organisasi. 

BAB XV: PENDANAAN

Pasal 37, Sumber Pendanaan


DRAFT

(1) Organisasi kemahasiswaaan dalam lingkup Serikat Mahasiswa


memperoleh pendanaan keuangan dari Universitas Paramadina.
(2) Sumber pendapatan lain dari usaha yang halal, tidak mengikat, dan
tidak bertentangan dengan asas, sifat dan tujuan Serikat Mahasiswa.
(3) Hal lain yang terkait dengan pendanaan perlu mendapat persetujuan
pihak Universitas Paramadina.

Pasal 38, Anggaran Belanja


(1) Badan Pengurus Harian dengan persetujuan Dewan Pengawas
menyusun Anggran Belanja organisasi kemahasiswaan dalam Serikat
Mahasiswa secara adil dan merata.
(2) Anggaran Belanja ditetapkan selambat-lambatnya dua minggu setelah
tahun fiskal dimulai.
(3) Tahun fiskal Serikat Mahasiswa mengikuti tahun fisakal Universitas
Paramadina
(4) Apabila karena keadaan tertentu Anggaran Belanja tidak dan/atau
belum dapat ditetapkan maka Anggaran Belanja tahun yang baru saja
berlaku dinyatakan berlaku.

BAB XVI: ATURAN TAMBAHAN

Pasal 39, Perubahan Anggaran Dasar


(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Majelis
Umum (Kongres) dan/atau Majelis Umum (Kongres) Istimewa.
(2) Perubahan Anggaran Dasar dianggap sah apabila disetujui lebih dari
dari separoh (50%) Anggota yang hadir.

Pasal 40, Penyelesaian Sengketa


(1). Penyelesaian sengketa dilakukan menurut kelembagaan Serikat
Mahasiswa untuk sebuah resolusi yang tetap sebagaimana disetujui
para pihak secara tertulis. Sengketa Anggota dengan Ketua Badan
Pengurus Harian diselesaikan oleh Dewan Pengawas. Sengketa
Anggota dengan Ketua Dewan Pengarah dan sengketa antara Ketua
Badan Pengurus Harian dengan Dewan Pengarah diselesaikan oleh
Majelis Umum (Kongres) Istimewa dan/atau pihak ketiga (arbitrer)
yang disetujui kedua belah pihak.
(2). Sengketa di dalam HIMA dan UKM diselesaikan dengan mekanisme
yang selaras dengan ayat (1)
(3). Para pihak dilarang membawa/menyebarkan fakta dan/atau opini
tentang sengketa ke luar Serikat Mahasiswa sebelum ada resolusi yang
tetap, kecuali untuk membentuk arbitrer.
(4). Dalam hal terjadi sengketa para pihak dapat terus melaksanakan tugas,
fungsi dan kewenangannya sejauh tidak menimbulkan kerugian
material dan/atau immaterial bagi Serikat Mahasiswa.
DRAFT

Pasal 41, Pembubaran


(1) Pembubaran Serikat Mahasiswa hanya dapat dilakukan melalui
mekanisme Majelis Umum (Kongres) dan/atau Majelis Umum
(Kongres) Istimewa.
(2) Serikat Mahasiswa dan organisasi kemasiswaan bubar dengan
sendirinya jika Universitas Paramadina dibubarkan.
(3) HIMA hanya dapat dibubarkan sesuai dengan aturan dasar masing-
masing HIMA dalam forum musyawarah umum yang dihadiri oleh
pengurus, pengawas dan perwakilan angkatan .
(4) HIMA bubar dengan sendirinya jika Program Studi terkait tidak
beroperasi lagi (dibubarkan).
(5) UKM hanya dapat dibubarkan sesuai dengan aturan dasar masing-
masing UKM dalam musyawarah anggota.

BAB XVII: PENUTUP

Pasal 42, Aturan Peralihan

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan dituangkan dalam
Peraturan Serikat Mahasiswa yang ditetapkan dan disahkan oleh Badan
Pengurus Harian dan Dewan Pengawas.

Cipayung, Desember 2010


Majelis Umum (Kongres)
SERIKAT MAHASISWA
UNIVERSITAS PARAMADINA

 
Abidin Ubaedillah Harison Fajahri Muluk Septa Dinata AS
Wakil Pimpinan Sidang Pimpinan Sidang Wakil Pimpinan Sidang

Daftar Anggota Majelis Umum (kongres) 2010

No Nama HIMA/UKM TERTANDA


DRAFT

Anda mungkin juga menyukai