Proposal 1
Proposal 1
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana penguasaan guru terhadap TIK mempengaruhi kemampuan guru dalam
memperoleh sumber pembelajaran ?
2. Bagaimana penguasaan guru dalam pemanfaatan TIK dapat mempengaruhi efektivitas
belajar mengajarnya ?
3. Bagaimanakah pengaruh pengguanaan media pembelajaran menggunakan TIK terhadap
motivasi belajar siswa ?
C. Hipotesis
1. Semakin tinggi tingkat penguasaan guru dalam menggunakan TIK semakin mudah dalam
mencari sumber pembelajarannya.
2. Semakin tinggi tingkat penguasaan guru dalam menggunakan TIK semakin efektif proses
pembelajarannya.
3. Penguasaan guru terhadap media pembelajaran berbasis TIK sangat mempengaruhi
motivasi belajar siswa.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Sejauh mana penguasaan guru terhadap TIK mempengaruhi kemampuannya dalam
memperoleh sumber pembelajaran.
2. Penguasaan guru dalam pemanfaatan TIK dapat mempengaruhi efektivitas belajar
mengajarnya.
3. Pengaruh pengguanaan media pembelajaran menggunakan TIK terhadap motivasi belajar
siswa.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini :
1. Bagi peneliti
a. Memberikan jawaban dari permasalahan yang melatarbelakangi dilaksanakannya
penelitian ini.
b. Membuktikan hipotesis yang menjadi pedoman dalam penelitian ini.
2. Bagi dinas pendidikan
a. Memberikan masukkan untuk penyusunan kebijakan di lingkungan dinas pendidikan
dalam menyelenggarakan proses pendidikan sebagai realisasi untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
3. Bagi pengembangan keilmuan
a. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan konsep, paradigma dan teori
efektifitas pembelajaran.
4. Bagi Siswa
a. Dapat termotivasi dan merasa senang dalam mengikuti proses belajarnya.
b. Dapat mengetahui perangkat dan manfaat teknologi informasi dan komunikasi.
5. Bagi pembaca atau peneliti lain
a. Memberikan wawasan yang berhubungan dengan penelitian.
b. Dapat memberikan stimulus guna diadakan penelitian selanjutnya untuk lebih
meningkatkan konsep dan teori tentang hubungan pemanfaatan TIK terhadap
efektivitas pembelajaran.
c. Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman permasalahan ini, penulis menjelaskan beberapa
istilah-istilah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda dan
sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan (ghaib dan sebagainya).
(Purwodarminta:1994:731).
2. Penguasaan
Penguasaan berasal dari kata kuasa yang artinya kemampuan, kekuatan atau
kesanggupan (purwodarminta:1994:731). jadi penguasaan adalah perbuatan menguasai
atau menguasakan. Yang dimaksud penguasaan dalam penelitian ini yaitu kemampuan
guru untuk menguasai teknologi informasi dan kamunikasi.
3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information
Technology, Glasgow,UK,1991 “Information Technology (IT) the handling of
information by electric and electronic (and microelectronic) means.” Here handling
includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of
hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as
a whole”
Dari penjelasan di atas kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan ,
mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri
sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat
menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didefinisikan
secara lebih khusus.
Menurut anatta sannai, Jakarta Indonesia, 2004 Teknologi Informasi dan komunikasi
adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang
kepada orang lain.
4. Efektivitas
Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas adalah pemanpaatan sumber daya, sarana dan
prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.
Efektivitas berasal dari efektif adanya akibat, kesannya (Purwodarminta:1994:231).
efektivitas artinya keadaan yang ditimbuilakan karena adanya pengaruh. Efektivitas
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika
hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.
Jadi efektivitas dalam penelitan ini dilihat dari aspek apakah tujuan atau sasarann
pembelajaran menggunakan tik tercapai, daya serap anak, hasil belajar anak, dan presensi
guru serta murid.
5. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses untuk menciptakan anak belajar. Yang dimaksud
pembelajaran disini adalah sebagaimana anak belajar dengan menggunakan teknologi
informasi sehingga anak lebih menyenangkan belajarnya.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
B. Efektivitas Pembelajaran
1. Pengertian Efektifitas
Sondang P. Siagian (2001 : 24) memberikan definisi sebagai berikut : “Efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektivitasnya.
Sementara itu Abdurahmat (2003:92) “Efektivitas adalah pemanpaatan sumber
daya, sarana dan prasaranadalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya”.
Proses belajar mengajar yang dikembangkan di sekolah dasar dan sekolah
menengah harus mempunyai target dalam penyampaian materi pelajaran yang dilakukan
oleh masing-masing guru mata pelajaran, dimana harus berdasarkan pada kurikulum yang
berlaku pada saat ini, karena kurikulum saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat
signifikan jika dibandingkan dengan kurikulum zaman dulu. Bahan mata pelajaran banyak
sekali yang masuk dalam sebuah kurikulum, tentunya semua mata pelajaran tersebut harus
disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari yang efektif, tapi materi pelajaran yang
ada di kurikulum lebih banyak dari waktu yang tersedia. Ini sangat ironis karena semua mata
pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target yang ditentukan dalam kurikulum.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang
berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang
bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan
keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian
antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi pengertian efektivitas adalah
pengaruh yang ditimbulkan/disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang
dilakukan.
2. Kriteria Efektivitas Pembelajaran
Didalam proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi terhadap berhasilnya
sebuah pembelajaran, antara lain kurikulum, daya serap, presensi guru, presensi siswa dan prestasi
belajar.
a. Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “cuciculum”semula berarti “a running course, or
race cource, especially a chariot race cource” dan dalam bahasa perancis “courier” yang berarti
“to run” (berlari). Kemudian istilah itu dipergunakan untuk sejumlah “cource” atau mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
Smith memandang bahwa kurikulum sebagai “a sequence of potencial experience of
disciplining children and youth in group ways of thinking acting” yaitu penekanannya pada
aspek sosial, yakni mendidik anak menjadi anggota masyarakat. Dari uraian diatas telah jelas
bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus dicapai/diselesaikan oleh peserta
didik untuk mendapatkan ijazah (STTB). Sebelum abad ke 20 setelah kurikulum belum banyak
digunakan dalam kontek pendidikan. Para ahli mencatat bahwa konsep-konsep tentang
kurikulum mulai berkembang sejak dipublikannya sebuah buku yang berjudul “The
Curriculum” yang ditulis oleh Franklin Bobblilt pada tahun 1918. Yang pada garis besarnya
berisi tentang kurikulum sebagai rencana pelajaran atau bahan ajaran, kurikulum sebagai
pengalaman belajar dan kurikulum sebagai rencana belajar.
b. Daya Serap
Didalam kamus besar bahasa Indonesia, daya serap diartikan sebagai kemampuan
seseorang atau suatu menyerap. Daya serap yang di maksud disini adalah kemampuan siswa
untuk menyerap atau menguasai materi/bahan ajar yang di pelajarinya sesuai dengan bahan ajar
tersebut yang meliputi:
c. Evaluasi Hasil Belajar
Kegiatan evaluasi atau menilai hasil-hasil dari belajar siswa merupakan tindak
lanjut dari semua rangkaian aktivitas pembelajaran. Evaluasi ini bermaksud untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahami dan menyerap materi pelajaran yang telah
diberikan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas belajar di kelas. Kegiatan
evaluasi ini tentu akan menjadi pedoman baik untuk guru atau siswa, dimana akan
terlihat dengan jelas letak kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga akan menjadi
tolak ukur dan perbaikan untuk masa yang akan datang.
a. Prestasi Belajar
Secara bahasa prestasi adalah hasil yang telah di capai (dari yang telah dikerjakan
atau dilakukan). Sedangkan belajar itu sendiri adalah suatu peroses aktivitas yang dapat
membawa perubahan pada individu, dan prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lainnya
ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan guru. Dengan demikian seseorang
telah mengalami peroses aktifitas belajar mengajar akan mengalami perubahan tingkah
laku, baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya. Proses belajar
mengajar tidak hanya dilakukan didalam kelas saja yaitu intraksi antara guru dengan
siswa dalam situasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran Siswa
Secara umum factor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal . kedua factor tersebut saling
memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1. faktor internal
Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
memengaruhi hasil belajar individu. Factor-faktor internal ini meliputi factor
fisiologis dan factor psikologiss.
a. Faktor fisiologis
Factor-faktor fisiologis adalah factor-factor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi
fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang
maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses
belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia,
yaitu:
o Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—
IQ 169;
o Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139;
o Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119;
o Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;
o Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89;
o Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;
o Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ
69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.
Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang
tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan
psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat
kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah
mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat
berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap
tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan
bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Menentukan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dipilih penulis dengan sengaja, yaitu di beberapa SMA Negeri 1
di kabupaten bandung. Adapun penulis menggunakan lokasi tersebut karena terjangkau oleh
penulis serta cukup tersedia data dan sumber penelitian.
D. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara,
angket dan studi dokumentasi. Penelitian ini dapat dikatakan bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Penjelasan penulis dalam pengumpalan data menggunakan teknik penelitian diatas
adalah sebagai berikut :
1) Teknik Observasi
Teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara
langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu
dilakukan didalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus
diadakan (Winarno Sukhahmad, 1985:162). Penulis menggunakan teknik observasi
langsung karena dengan menggunakan metode ini diharapkan penulis dapat mengumpulkan
data dengan mengamati langsung objek yang diteliti.
2) Teknik Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara peneliti dengan responden untuk
memperoleh informasi. Sejalan dengan pendapat diatas, luhut banggabean dalam bukunya
“Dasar-dasar Penelitian Pendidikan” (1991:39) mengemukakan bahwa wawancara adalah
suatu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam pecakapan yang bertujuan untuk mencapai
informasi. Pelulis mengharapkan dengan metode ini dapat memperoleh data sejauh mana
tingkat penguasaan guru dalam pemanfaatan TIK dapat berpengaruh terhadap efektifitas
pembelajaran siswa.
3) Teknik Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk diajukan kepada responden,
agar dapat memberikan informasi yang menyangkut pribadinya dan hal-hal yang mereka
ketahui (Suharsimi Arikunto, 1991:181). Dalam penggunaan teknik ini penulis
mengharapkan jawaban dari responden secara jujur menjawab pertanyaan yang diberikan.
Dalam angket ini penulis mengajukan pertanyaan-pertanyan yang menyangkut
masalah yang akan diteliti kemudian melakukan pembobotan nilai pada tiap-tiap masing
jawaban yang dipilih oleh responden.
4) Tes
Salah satu alat untuk mengumpulkan data yaitu menggunakan tes. Tes tersebut
diajukan terhadap siswa yang berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu.
Penyusunan tes sebagai alat ukur harus mempertimbangkan faktor a. bagaimana tes
dilakukan b. kemampuan alat tes yang digunakan (Mohamad Ali, 1985 : 102).
E. Prosedur Penelitian
Pengolahan data pada penelitiaian ini dengan cara mengumpulkan data-data yang
besifat kuantitatif dari hasil angket akan diolah dengan teknik-teknik statistik, sedangkan
data-data yang bersifat kualitatif dari hasil observasi dan wawancara akan dianalisis untuk
melengkapi data-data hasil pengolahan angket. Kesimpulan dari penelitian ini akan
mengambil dari data-data yang diperoleh, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Secara garis besar analisis dibagi menjadi dua tahap pertama dengan analisis parsial
dan tahap kedua menggunakan analisis korelasional.
1) Analisis Parsial
a. Analisis parsal perindikator Variabel X, yaitu dengan cara melihat mean
perindikator.
Rumus :
M=
∑ FX
N ( Jumla h Item)
Setelah dketahui nilai rata-rata varabel X, kemudian proses interprestasi akan
didasarkan pada rentang skala nilai alternatf jawaban terendah sampa tertinggi, yaitu
0,50 – 5,50. Dengan demikian secara procedural untuk menginterprestasikan tinggi
rendahnya variable X akan dlihat pada skala nilai sebagai berikut :
1. Antara 0,50 – 1,50 = Sangat Rendah
2. Antara 1,50 – 2,50 = Rendah
3. Antara 2,50 – 3,50 = Cukup
4. Antara 3,50 – 4,50 = Tinggi
5. Antara 4,50 – 5,50 = Sangat Tinggi (Suharsimi Arkunto, 1993:247).
b. Uji Normalitas variabel X dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Mencari rentang (r), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
R = Xt – Xr (Sudjana, 1996:47)
Mencari kelas interval (Ki) dengan rumus :
Ki = 1 + (3,3) log n (Sudjana, 1996:47)
Mencari panjang interval (P) dengan rumus :
P = R : Ki (Sudjana, 1996:47)
Menyusun table distibusi masing-masing variabel.
5. Menghitung Mean (X) dengan rumus :
X́ =
∑ fiXi
∑ fi
(Sudjana, 1996:70)
Menghtung median (Md) dengan rumus :
1/2n - F
___________
Md = b + p ( ) (Sudjana, 1996:70)
f
Menghitus modus (Mo) dengan rumus :
Mo = 3 Md – 2X (A. Hasan Gaos, 1983:44)
Menghitung harga standar deviasi (SD) dengan rumus :
n ∑ fi xi 2−(fiXi)2
SD=
√n(n−1)
(Sudjana, 1996:70)
Membuat tabel prekuensi observasi dan ekspektasi masing-masing variabel.
Menghitung harga Chi Kuadrat (X2) dengan Rumus :
2
(Oi− E )2
x =∑ i
Ei
(Sudjana, 1996:273)
Mencari derajat kebebasan (db) dengan rumus :
db = k – 3 (Endi Nugraha, 1996:9)
Menentukan nilai X2 tabel dengan taraf signifikan 5 %
Menginprestasikan hasil pengujian normalitas dengan ketentuan :
o Data di atas dkatakan normal jika x 2 hitung lebih kecil daripada x 2tabel.
o Data di atas dikatakan tidak normal jika x 2 hitung lebih besar dar harga x 2
tabel.
c. Analisis parsial perindikator variabel Y
Sebagaimana pada variabel X proses analisis datanya menggunakan langkah-
langkah yang sama. Sedangkan untuk menginterprestasikan skor rata-rata jawaban
responden varabel Y akan dilihat pada skala nilai sebagai berikut :
1. 80 – 100 = Sangat Tinggi
2. 70 – 79 = Tinggi
3. 60 – 69 = Cukup
4. 50 – 59 = Rendah
5. 0 – 49 = Sangat Rendah (Muhibbin Syah, 1995:153).
2). Analisis korelasional
a. Pengujian linearitas regresi
Membuat tabel untuk mencar harga-harga yang dperlukan dalam pengujian
linieritas regresi.
Menentukan umus persamaan lnieritas regresi :
¥ = a + bX
Dimana :
( ∑ Y i ) (∑ X i2 )−( ∑ Y i )( ∑ X i Y i )
a= 2
n ∑ X i2−( ∑ X i )
n ∑ ∑ X i Y i−( ∑ X i )( ∑ Y i)
b= 2
n ∑ X i2−( ∑ X i )
(Sudjana, 1996:315)
Menguji linieritas regresi dengan langkah-langkah sebaga berkut :
o Menghitung jumlah derajat koefisien a (JKa) dengan rumus :
2
(∑ Y )
JKa=
n
(Endi Nugraha, 1985:59)
o Menghitung jumlah kuadrat gabungan antar koefisien a dan b (JKb/a) dengan
rumus :
X i )( ∑ Y i )
JK ( ba )=b {∑ X Y − (∑
i i
n }
(Sudjana, 1996:328)
o Menghitung jumlah kuadrat residu (Jkres) dengan rumus :
2
b ( ∑ Y i)
2
Jkres=∑ Y i −JK
a
−
n ()
(Sudjana, 1996:328)
o Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKkk) dengan rumus :
2
JKkk=∑ { (∑ Y )
∑Y − n 2
}
(Endi Nugraha, 1985:59)
o Menentukan jumlah kuadrat ketidak cocokan dengan rumus :
JKtc = JKr – JKkk (Endi Nugraha, 1985:61)
o Menentukan derajat kebebasan kekeliruan dengan rumus :
dbkk = n – k (Endi Nugraha, 1985:61)
o Menentukan derajat kebebasan ketidak cocokan dengan rumus :
dbtc = k - 2 (Endi Nugraha, 1985:61)
o Menentukan rata-rata kuadrat kekeliruan dengan rumus :
RKkk = JKkk : dbkk (Endi Nugraha, 1985:61)
o Menentukan rata-rata kuadrat ketidak cocokan dengan rumus :
Rktc = JKtc : dbtc (Endi Nugraha, 1985:61)
o Menentukan nilai F ketidak cocokan dengan rumus :
Ftc = Rktc : RKkk (Endi Nugraha, 1985:62)
o Menentukan nlai F tabel pada tabel signifikansi 5% dengan rumus :
db = (dbtc : dbkk) (Endi Nugraha, 1985:62)
o Membandingkan Ftc dengan F tabel. data tergolong memiliki regresi linear
jika Ftc < daripada F tabel pada taraf signifikasi 5%
b. Menghitung Koefisien Kolerasi
Teknik perhtungan akan didasarkan pada normalitas dan integritas regresi,
artinya apabila distribusi kedua variabel itu normal atau regresinya tidak linear, maka
di berlakukan rumus kolerasi pearson product moment, yaitu :
n. ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
' XY =
2
√ {n ∑ X −(∑ X )} {n . ∑ ∑ Σ −(∑ Y ) }
2 2 2
http://sahlanpermana.blogspot.com/2010/05/tik-dan-sumber-belajar.html[26
Mei 2010].