Anda di halaman 1dari 12

BENCANA ALAM DI INDONESIA SEPANJANG TAHUN 2010

1. TANAH LONGSOR TENJOLAYA

Terjadi pada 23 Februari 2010 di Tenjolaya, Pasirjambu, Bandung. Lokasi longsor


meliputi 3 RT dari 15 RT di RW 18. Longsor ini menimbun 50 rumah bedeng milik buruh,
longsor juga menimbun satu pabrik pengolahan teh, satu gedung olahraga, satu koperasi
karyawan, satu puskesmas pembantu, dan satu masjid. Jumlah korban jiwa, akibat longsor
berjumlah 45 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki, 21 orang perempuan, dan 12 orang anak-
anak berdasarkan dari data pengaduan dari masyarakat yang kehilangan anggota keluarga
kepada posko penanganan bencana longsor. Para korban selamat longsor Tenjolaya
mengungsi keberbagai tempat, diantaranya di Desa Sugihmukti, Pasirjambu, Cisondari, dan
Tenjolaya di Kecamatan Pasirjambu, dan juga di Desa Rancabali dan Rawabogo Kecamatan
Ciwidey. Pencarian korban longsor akan dilakukan hingga jam 12.00 pada 1 Maret 2010,
apabila tidak ditemukan kembali korban longsor, maka lokasi longsor akan dijadikan
kuburan masal.
2. GEMPA BUMI KEPULAUAN OBI

Gempa bumi Kepulauan Obi April 2010 terjadi di bagian timur Indonesia pada 24
April 2010. Gempa dirasakan di 155 Km Tenggara Labuha-Maluku Utara, 197 Km Utara
Ambon-Maluku, 243 Km Timur Laut Sanana-Maluku, dan 305 Km Tenggara Ternate-
Maluku Utara. Pusat gempa berada pada kedalaman 30 kilometer.

Getaran gempa mencapai angka 6,1 Mw berdasarkan beberapa sumber.

3. GEMPA BUMI SUMATERA UTARA


Gempa bumi Sumatera April 2010 terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw (7,2 SR). Gempa
bumi ini terjadi pada 7 April 2010 pada pukul 5:15 AM waktu lokal (6 April 2010, 22:15
UTC) pada lepas pantai Sumatera. Peringatan tsunami dikeluarkan Pusat Peringatan Tsunami
Pasifik di Honolulu.

Sebagaimana yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan


Geofisika, gempa terjadi dengan kedalaman sekitar 34 km dan pusat gempa berada di 2°33'
LU - 97°02' BT atau 75 km tenggara Sinabang. Listrik padam dilaporkan terjadi di hampir
seluruh bagian utara Sumatera, listrik padam juga terjadi di Banda Aceh.

Kementerian Komunikasi dan Informatika terus memantau jaringan telekomunikasi


pasca gempa di Naggroe Aceh Darusalam pagi tadi. Saluran telekomunikasi dikhawatirkan
terganggu saat trafik meningkat. Gempa yang mengguncang Provinsi Aceh, Rabu (7/4) dini
hari juga terasa hingga daerah pesisir Riau di Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Rokan
Hilir.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),


gempa bumi disebabkan pergerakan dari lempeng Sumatra. Setelah gempa bumi utama
terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5 hingga 5,2 SR dan 18 kali gempa kecil dengan
kekuatan di bawah 5 SR. Gempa kecil sempat mengakibatkan terjadinya tsunami di beberapa
tempat, dengan ketinggian tidak lebih dari 40 sentimeter.

Di Pulau Simeulue, gempa bumi yang terjadi menyebabkan banyak bangunan yang
rusak, gempa juga mengakibatkan puluhan warga terluka. Pasca gempa bumi sedikitnya
tujuh rumah di Medan, Sumatra Utara, hangus terbakar. Dugaan pemicu kebakaran adalah
hubungan pendek arus listrik saat pemadaman listrik secara mendadak.

Sedikitnya 12 warga Sinabang, Kabupaten Simeulue dilaporkan mengalami luka


berat dan ringan akibat gempa berkekuatan 7,2 pada Skala Richter (SR). Tercatat 145 rumah
mengalami kerusakan ringan akibat gempa, dua unit bangunan sekolah rusak berat, dua
lainnya rusak ringan.

Satu kantor rusak ringan, satu jembatan rusak ringan, satu dermaga rusak ringan,
lima perahu hancur, jalan aspal sebagian amblas, dan parit sepanjang 16 meter rusak. Semua
terjadi di Kebupaten Aceh Singkil.
4. GEMPA BUMI ACEH

Gempa bumi Sumatera 9 Mei 2010 terjadi di 66 kilometer barat daya Meulaboh, 110
kilometer barat daya Blang Pidie, 126 kilometer barat laut Labuhan Haji, dan 138 kilometer
barat laut Sinabang dengan kekuatan 7,2 SR (7,2 MW pada pukul 12.59 WIB (5.59
UTC)dengan kedalaman 30 kilometer.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pusat gempa berada pada
lokasi 3,61° Lintang Utara (LU), 95,84° Bujur Timur (BT) dan pada kedalaman 30 km, yaitu
pada 66 km barat daya Meulaboh, Aceh. Menurut United States Geological Survey (USGS),
pusat gempa berada pada kedalaman 61,4 km.

Gempa bumi kembali terjadi pada 11 Mei 2010 dengan kekuatan 5,8 skala richter
pada pukul 19:17 yang terjadi di 3.33 Lintang Utara (LU)-95.57 Bujur Timur (BT) atau 108
kilometer barat daya Meulaboh, Aceh Barat pada kedalaman 26 kilometer.

Berdasarkan laporan dari United States Geological Survey, gempa bumi terjadi di
sepanjang lempeng Indo-Australia dan lempeng Sunda. Gempa ini terjadi di wilayah gempa
yang terjadi sejak tahun 2000an. Selain dirasakan di Indonesia, gempa juga dirasakan di
Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sempat memberikan peringatan


potensi terjadi tsunami dengan naiknya gelombang di laut setinggi 20 sentimeter, namun
sekitar 90 menit setelah terjadinya gempa (sekitar pukul 14.30 WIB atau 7.30 UTC),
peringatan bahaya tsunami dicabut. Gempa dirasakan hingga wilayah Medan, Sumatera
Utara. Gempa juga dirasakan hingga wilayah Padang, Sumatera Barat.

Kerusakan ringan dilaporkan terjadi di menara pengawas bandar udara di Meulaboh.


Gempa juga mengakibatkan sejumlah rumah warga di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten
Nagan Raya, rusak ringan dan retak-retak
5. GEMPA BUMI JAWA BARAT

Gempa bumi Jawa Barat 2010 terjadi di 147 kilometer arah Tenggara Sukabumi, 149
kilometer arah Barat Daya Tasikmalaya, 150 kilometer arah Barat Daya Bandung, 160
kilometer arah Barat Daya Ciamis, dan 231 kilometer arah Tenggara, Jakarta pada 18 Mei
2010 pada pukul 19.00.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan gempa


berpusat di koordinat 8,22 Lintang Selatan (LS) dan 107,21 Bujur Timur (BT) di kedalaman
13 kilometer. Sementara menurut United States Geological Survey (USGS), pusat pemantau
gempa Amerika Serikat, gempa di wilayah Jawa Barat ini terjadi pukul 19.00 WIB dengan
kedalaman 69,7 kilometer berkekuatan 5,4 SR. Lokasi gempa berada sekitar 115 kilometer
arah Tenggara dari Sukabumi.

Gempa bumi juga terjadi di Ujung Kulon pada 19 Mei 2010 dengan kekuatan 5,4
Skala Richter pada pukul 07.13. Pusat gempa di 36 kilometer barat laut Ujung Kulon,
Banten. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), gempa berlokasi 6,78 Lintang Selatan, 105,16 Bujur Timur dengan kedalaman 10
km dan tidak berpotensi tsunami.

Sejumlah rumah di Sukabumi dilaporkan mengalami kerusakan ringan maupun berat


akibat diguncang gempa bumi terutama di Sukabumi Selatan. Gempa bumi juga dirasakan di
Garut, Tasikmalaya, Bandung, hingga ke Jakarta

6. GEMPA BUMI SULAWESI BARAT

Gempa bumi Sulawesi Barat 2010 terjadi pada 16 Juni 2010 pukul 07:52 waktu lokal
di Mamuju, Sulawesi Barat dengan kekuatan 5,1 Skala Richter. Gempa terjadi di kedalaman
10 km di 91 km Barat Daya Palu, Sulawesi Tengah

Gempa bumi ini menyebabkan satu orang tewas di Desa Kasano, Kecamatan Baras,
sementara korban terluka sebanyak 135 orang, sebagian besar luka ringan, dan enam korban
lainnya mengalami patah tulang. Akibat gempa ini menyebabkan 94 rumah rusak ringan
hingga berat. Gempa bumi ini juga menyebabkan terjadinya lubang semburan gas di
Kecamatan Baras.

7. GEMPA BUMI PAPUA

Gempa bumi Papua 2010 terjadi pada 16 Juni 2010 pukul 12:16 waktu lokal (03:16
UTC) di Papua dengan kekuatan 7,0 Skala Richter. Gempa didahului oleh gempa pertama
dengan kekuatan 6,2 Mw pada pukul 12:06 waktu lokal, dan disusul gempa dengan kekuatan
6,6 Mw 42 menit kemudian

Wilayah Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa. Episentrum gempa berada
dekat dengan dua lempeng kecil, yaitu Kepala burung dan Lempeng Maoke dengan
koordinat 2°08′28″S 136°27′36″E / 2.141°LS 136.46°BT. Pergerakan batas lempeng ini
diperkirakan sebesar 80 mm/tahun pergerakan sinitral (bergerak ke kiri) dari patahan.
Pergerakan lempeng konsisten pada wilayah ini atau pada pergerakan destral (kearah kanan)
dan saling membentur.

Gempa menghancurkan 9 desa, yaitu Aiyari, Randawaya, Hamtimoi, Karowaiti,


Waita, Waridoni, Tare, Larelahiti dan Wabudayar,dan menewaskan 17 orang. Intensitas
gempa di Serui di Pulau Yapen dan wilayah pesisir lain mencapai VII pada Skala Mercalli,
dan lebih dari skala VI di Biak. Banyak bangunan mengalami kerusakan di Yapen. Gempa
juga menyebabkan tanah longsor dan sejumlah kebakaran di Serui.

8. LETUSAN GUNUNG SINABUNG

Sinabung bersama Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera
Utara. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini menjadi puncak tertinggi di
Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Sejak 27
Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus
2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung
mengeluarkan lava. Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi.
Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.
Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung. Bandar Udara Polonia di
Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara. Satu orang dilaporkan
meninggal dunia karena gangguan pernafasan ketika mengungsi dari rumahnya.

Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul
04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama
menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letusan kedua terjadi bersamaan
dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.
Pada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan
terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini
terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di
udara.

9. BANJIR WASIOR

Adalah bencana banjir bandang yang terjadi pada 4 Oktober 2010 di Wasior, Teluk
Wondama, Papua Barat. Banjir bandang terjadi, karena kerusakan hutan di Wasior, sehingga
hujan tiada henti yang terjadi sejak Sabtu, 2 Oktober 2010 hingga Minggu, 3 Oktober 2010
menyebabkan Sungai Batang Salai yang berhulu di Pegunungan Wondiwoy meluap.

Banjir yang terjadi menyebabkan banyak infrastruktur di Wasior hancur termasuk


lapangan udara di Wasior, sementara kerusakan juga menimpa rumah warga, rumah sakit,
dan jembatan. Kerusakan yang terjadi disebabkan banjir yang terjadi membawa serta batu-
batuan besar, batang-batang pohon, lumpur. Bencana banjir bandang yang terjadi juga
mengganggu hubungan komunikasi, jaringan listrik terputus dan aktifitas masyarakat
lumpuh.

Banjir bandang juga menyebabkan 110 orang tewas dan 450 orang masih dinyatakan
hilang. Sementara sebagian korban luka-luka dibawa ke Manokwari dan Nabire. Sementara
sebagian korban luka lainnya dan warga yang selamat ditampung di tempat-tempat
pengungsian. Akibat banjir yang terjadi yang merusak rumah warga dan infrastruktur banyak
warga yang selamat memutuskan mengungsi ke Manokwari dengan menggunakan kapal laut.

10. TSUNAMI MENTAWAI

Tsunami di kepulauan Mentawai ini terjadi pada tanggal 26 Oktober 2010. Tsunami
ini diawali gempa berkekuatan 7,2 skala richter Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera
Barat, telah menewaskan 112 orang, 502 lainnya dinyatakan hilang, dan 4.000 keluarga
mengungsi. Tsunami yang terjadi di Mentawai adalah sebuah bencana yang tidak terduga
dan tidak bisa diprediksi sehingga banyak jatuh korban saat peristiwa itu terjadi. Menurut
data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, korban dari
Tsunami mencapai 445 orang.

Data BPBD menunjukkan korban jiwa terbesar berasal dari dusun Muntei sebanyak
114 orang dan dusun Sabeugunggung sebanyak 121 orang Desa Betumonga, Kecamatan
Pagai Utara. Korban jiwa dalam jumlah besar juga dialami oleh masyarakat dusun Balerak
Sok dan dusun Taparaboat, Desa Malakopa, Kecamatan Pagai Selatan. Korban jiwa
mencapai 58 orang, sisa korban jiwa lainnya tersebar di Desa Bosua dan Desa Beriuleu di
Kecamatan Sipora Selatan, Desa Bulasat di Kecamatan Pagai Selatan, Desa silabu di
Kecamatan Pagai Utara, serta Desa Taikako di Kecamatan Sikakap. BPBD juga mencatat
jumlah penduduk yang masih belum ditemukan mencapai 58 orang. Sedangkan jumlah
korban luka berat sebanyak 175 orang dan luka ringan sebanyak 325 orang. Penduduk yang
mengungsi pun mencapai ribuan orang. BPBD mencatat jumlah pengungsi dari empat
kecamatan di Mentawai yang menjadi korban keganasan tsunami mencapai 15.353 jiwa.

11. LETUSAN GUNUNG MERAPI

Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan
gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 28
orang tewas, termasuk juru kunci Merapi, Mbah Maridjan. Menurut data dari Pudalops
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Sabtu (13/11/2010) pukul 18.00
WIB, jumlah korban meninggal menjadi 240 jiwa.
Secara lebih rinci BNPB memaparkan bahwa dari 240 korban yang meninggal akibat
letusan Gunung Merapi, terbanyak berasal dari Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta dengan
jumlah 186 orang. Akibat luka bakar 157 orang dan non luka bakar 29 orang. Sedangkan
korban yang meninggal lainnya berasal dari Klaten, Boyolali, dan Magelang. Di Klaten
terdata lima orang meninggal akibat luka bakar dan 23 orang lainnya meninggal akibat non
luka bakar. Sedangkan 7 orang meninggal di Boyolali dan 19 orang meninggal di Magelang,
semuanya korban meninggal di kedua kabupaten tersebut diakibatkan non luka bakar.
Secara keseluruhan, jumlah korban yang dirawat inap dibeberapa Rumah Sakit di Sleman,
Klaten, Boyolali, Magelang dan Kota Magelang sebanyak 486 pasien. Untuk jumlah
pengungsi, tercatat total keseluruhan warga Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
yang mengungsi berjumlah 396.407 orang yang terbagi dari 637 titik pengungsi.

12. LETUSAN GUNUNG BROMO

Setelah dinyatakan kondisi awas dalam 4 hari, akhirnya Gunung Bromo benar-benar
meletus. Gunung yang terlhat sangat eksotik itu meletus sekitar pukul 17.22 WIB, Jum’at 26
November 2010. Letusan Gunung Bromo itu mencapai ketinggian sekitar 600 meter. Namun
letusan pertama itu masih tergolong kecil. Beberapa hari setelah itu, bromo berulangkali
mengeluarkan asap vulkanik, namun intensitasnya sudah menurun. Setelah dinyatakan
menurun, justru kondisi letusan Gunung Bromo ini kembali meningkat hingga saat ini.
Sampai saat ini Gunung Bromo masih dinyatakan terbuka untuk wisatawan dengan batasan
tidak sampai lautan pasir. Meski begitu, sampai saat ini belum diketahui adanya korban jiwa
akibat letusan gunung yang memiliki ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut (Dpl)
itu.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

TUGAS MATAKULIAH BENCANA ALAM GEOLOGI

“PERAN AHLI GEOLOGI DALAM


MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPI”

OLEH : THRESNA ANASTASIA


NO. STB : D611 08 275

MAKASSAR
2011

Anda mungkin juga menyukai