Anda di halaman 1dari 2

Andi lubis dan Tips Memulai Usaha Fotografi

Teks : Budi Andana Marahimin (080904035)


Foto : dokumentasi Galeri Cinta
Tugas Menulis Feature dan Editorial

Fotografi, mungkin hampir semua orang pernah mendengar kata ini.khususnya di kota
medan. Beberapa tahun belakangan ini belakangan ini fotografi memang menjadi trend di
kota medan, kita mungkin sering melihat orang-orang berbelanja di mall-mall sambil
memegang atau menenteng kamera DSLR. Khususnya pada anak muda kota medan, dari
setiap kumpulan atau kelompok, bisa dipastikan sekitar satu orang memmegang kamera
DSLR.

Ditengah tingginya geliat pertumbuhan dunia fotografi tersebut, bisa ditemukan sebuah
nama yang sudah tidak asing lagi bagi penghobi fotografi, dia adalah Andi Lubis. Nama Andi
Lubis cukup dikenal selain dari karya-karyanya yang luar biasa, prestasi hingga internasional
sampai kegigihannya dalam memajukan fotografi kota medan melalu edukasi-edukasi
fotografi. Andi Lubis mengatakan “saya sudah mulai melaukan edukasi fotografi sejak tahun
1997, kegiatan ini saya mulai dari mendatangi kampus-kampus hingga Lsm-Lsm yang ada di
kota medan.” “mengenalkan fotografi bukan sekedar memotret tetapi bagaimana dengan
fotografi bisa mempelajari banyak ilmu seperti humaniora, fashion dan sebagainya,”
tambahnya lagi.

Unit Usaha

Saai ini Andi lubis membagi unit usahanya menjadi 2 buah yaitu unit usaha profit dan unit
usaha edukasi non profit. unit usaha profit terdiri atas Galer Cinta dan Andi Lubis
Photography dan untuk unit usaha edukasi non profit Andi Lubis menamakannya Kelas
Fotografi Andi Lubis. Kesemua unit usaha itu terletak di Jalan Multatuli No.15 Medan.

Galer Cinta adalah unit usaha yang difokus kan untuk jasa fotografi yang besifat keluarga
seperti foto keluarga, foto wisuda, dan sebagainya. Sedangkan Andi Lubis Photography di
khususkan untuk layanan komersial dan advertising seperti Hotel dan Resto. Mengapa
dibedakan ? Andi Lubis Mengungkapkan bahwa itu merupakan strategi bisnis, ”hotel tak
mau terjebak, masak nyewa fotografer kawinan kalo seandainya kami disodorin portfolio
galeri cinta,” katanya lagi.
Sementara Kelas Fotografi Andi Lubis adalah sebagai bakti Andi Lubis terhadap
perkembangan fotografi kota medan. Menurutnya walaupun kelas ini berbayar, namun
uang tersebut hanyalah untuk biaya operasional dan sebagai pengikat administrasi. “jadi
mereka mau ga mau harus datang,”katanya lagi menambahkan.

Tips Memulai Usaha Fotografi

Andi Lubis mengungkapkan bahwa persaingan fotografi saat ini semakin ketat, orang belajar
beberapa bulan saja bisa menghasilkan karya yang bagus. Namun sebuah bisnis fotografi
sangat mementingkan personal touch dan personal branding, “orang banyak tidak tahu
kapan seorang Darwis Triadi memulai fotografi 20-30 tahun yang lalu.Orang hanya
mendengar nama Darwis Triadi yang menjadi ikon fotografi nasional,” katanya lagi. Jadi
sebelum memiliki personal branding yang kuat, seorang fotografer harus mengalami proses
panjang. “saya tidak menyangkal bahwa mungkin ada fotografer yang karyanya minimal
sama atau bahkan melampau Darwis Triadi, namun itu saja belum cukup.”

Dalam kiat mematok harga, Andi Lubis mengatakan agar standarnya harga dipotong dari
biaya produksi dan lebihnya adalah penghargaan atau apresiasi pada karya kita.
Kerumitannya adalah, nilai foto pasti berbeda-beda pada setiap orang atau kalangan,
contohnya ialah tidak semua orang kaya mempunyai apresiasi tinggi terhadap seni
terkadang hanya untuk meningkatkan kelas. “Tapi ya itu pasar kita. bagaimana apabila
difoto sama budi kelasnya naik, atau difoto sama upie, kelasnya naik,” tambahnya lagi.

Andi Lubis menyarankan bahwa sebelum memulai usaha fotografi terlebih dahulu
tingkatkan kemampuan, “jangan langsung mengklaim diri langsung profesional. soal
ketepatan waktu, marketing, dan sebagainya juga sangat penting.”ujarnya. Menurut Andi
Lubis seorang Fotografer sekali di cap gagal, akan menyulitkan dirinya untuk kedepan.
“Buzzing dari mulut itu berbahaya sekali, karena sekali kita di cap buruk bisa berbahaya.
Kalau mau terjun profesional harus siap dari segi alat,kemampuan, tim, kerjanya. aku selalu
menyarankan jangan buru-buru mengklaim menjadi profesional, nikmati masa-masa amatir,
memotret dengan cinta, cari pengalaman, cari jam terbang, bikin portfolio sebanyak-
banyaknya,” katanya mengakhiri pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai