Korupsi
PERC Ltd.
pebisnis – gambaran
pelayanan publik
• IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN
hanya sedikit lebih baik dari • The World
Myanmar dan Kamboja. Competitiveness Index
2006: Indonesia ranking
60; Malaysia 23, Thai
ini
PERC Ltd.
PERC -
Korupsi ? Country
Risk
Annual Graft Ranking
Indeks Persepsi
Korupsi
mencerminkan
‘persepsi’
masyarakat,
khususnya pebisnis
tentang tingkat korupsi
suatu negara
diturunkan dari
bagaimana layanan
publik mereka
rasakan.
LAN 5
Daya Saing (Competitiveness)
Michael Porter : teori Value Chain
Keunggulan suatu perusahaan diperoleh dengan :
1. Overall cost leadership
2. Product/service differentiation
3. Focus/product niche penegakan hukum
infrastruktur
Indonesia High cost
isu perburuhan
economy
unfair competition
korupsi, dll.
Banyak lembaga dunia, lembaga manajemen dunia, maupun lembaga nasional
yang melakukan survei seputar daya saing, antara lain : World Economic
Forum; Institute of Management Development (IMD) Geneva; Economist
LAN
Intelligence Unit; World Bank dan LPEM UI, dll. 6
• Dari gambaran indikasi korupsi di atas terlihat bahwa tidak
satupun yang menunjuk pada Tindak Pidana Korupsi.
• Jadi sebaiknya kita jangan hanya melihat korupsi sebagai
tindak pidana saja, karena akan membatasi pendekatan
kita terhadap korupsi, hanya melalui pendekatan
represif.
• Pada kenyataannya korupsi lebih merupakan sebuah
attitude/perilaku atau hasil dari sistem yang lemah/tidak
benar
• Korupsi tidak hanya berbicara tentang bad people, tetapi
juga merupakan gambaran dari bad systems.
• Dilihat dari sebabnya, korupsi dapat dibagi 2:
Corruption by need perbaikan penggajian dan sistem
penggajian yang perlu upaya sistematis
dan melibatkan berbagai instansi
penegakan hukum diyakini sebagai
Corruption by greed upaya yang lebih efektif agar tidak lagi
LAN terjadi kejahatan-kejahatan yang sama 7
KORUPSI sebagai sebuah
attitude yang negatif
• Pemborosan, inefisiensi
• ‘Ungkapan terima kasih’ atas jasa yang memang
seharusnya diberikan
• Tidak menghargai waktu
• Memperlambat/menghambat pelayanan untuk
mendapatkan uang/’ongkos administrasi’
• Aneka ‘biaya pendidikan’ sekalipun dikatakan SPP gratis
• Perencanaan kegiatan dibuat dengan ‘pertimbangan’
tertentu
• Mem-proyek-kan kegiatan rutin instansi pemerintah
• dll.
Perilaku ini telah dianggap sebagai perilaku yang
wajar/biasa dalam seluruh aspek kehidupan kita
sehari-hari.
LAN 8
Corruption as the product of
failed/weak/bad systems
Sistem • Sistem hukum kita lemah, salah satu dampaknya adalah judiciary
Hukum corruption yang tampak dalam bentuk abuse of power maupun
bribery dan embezzlement dalam proses penegakan hukum dan
pencarian keadilan merupakan bukti lemahnya sistem hukum.
• Kelemahan sistem hukum ini menghasilkan putusan yang tidak
berkualitas dan ketidakpastian hukum.
Sistem • Sistem politik juga lemah, seharusnya sistem politik memberi ruang
Politik yang cukup untuk partisipasi publik dan memberi mandat dan
dukungan kepada lembaga-lembaga pemberantasan korupsi.
• Sistem politik bermuara pada pelaksanaan pemilu, dan untuk
mendapatkan pemilu yang sehat, sistem politik kita harus diperbaiki.
Sistem • Sistem sosial kita tidak mengenal pembatasan yang tegas antara
Sosial yang private dan yang publik (mobil dinas wajar saja digunakan
untuk antar menjemput anak sekolah).
• Materialisme dan konsumerisme membuat kita lebih memandang
LAN
tampak luar sesorang. 9
Corruption as the product of
failed/weak/bad systems
Sistem • Konsep ‘rejeki’ sudah banyak berubah, uang lelah, uang
Budaya pelicin, uang sidang, dll dianggap sebagai rejeki.
• Lebih parah lagi ada semacam kewajiban untuk berbagi
sehingga menjadi berjamaah.
Sistem • Banyak sistem di departemen yang masih memberi
Administrasi peluang korupsi.
Pemerintahan
• Molekulisasi birokrasi dan kekuasaan, sehingga sulit
mencapai birokrasi yang profesional dan bukan sekedar
kepanjangan tangan dari kekuasaan.
• Manajemen SDM masih sangat lemah. Manajemen SDM
tidak sekedar membahas masalah cukup tidaknya gaji
pegawai negeri/pegawai birokrasi, namun dimulai saat
perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen; pendidikan &
pelatihan; pengukuran kinerja; pengembangan karir;
hubungan antar pegawai; hak keuangan pegawai; sampai
pada pemutusan hubungan kerja.
LAN 10
Pengertian Korupsi Berdasarkan
UU 30 tahun 2002
Tindak Pidana Korupsi adalah tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam UU 31 / 1999 jo
UU 20 / 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi – pasal 1 UU 30 Tahun 2002.
LAN 11
PENGGOLONGAN KORUPSI (1)
Korupsi yang terkait dengan kerugian keuangan/perekonomian
negara (pasal 2 -3)
Korupsi yang terkait dengan suap menyuap
• Pasal 5 ayat (1) huruf a & b
• Pasal 13
• Pasal 5 ayat (2)
• Pasal 12 huruf a, b, c & d
• Pasal 11
• Pasal 6 ayat (1) huruf a & b
• Pasal 6 ayat (2)
korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan
• Pasal 8
• Pasal 9
• Pasal 10 huruf a, b &c
LAN 12
PENGGOLONGAN KORUPSI (2)
Korupsi yang terkait dengan perbuatan pemerasan
• Pasal 12 huruf e, f & g
Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang
• Pasal 7 ayat (1) huruf a, b, c & d
• Pasal 7 ayat (2)
• Pasal 2 huruf h
Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan
dalam pengadaan
• Pasal 12 huruf i
Korupsi yang terkait dengan gratifikasi
• Pasal 12 B jo, pasal 12 C
LAN 13
Dampak Korupsi
• Rendahnya kualitas
pelayanan publik
• Harga barang dan jasa
menjadi mahal
• Meningkatnya masyarakat
miskin
• Meningkatnya kesenjangan
• Meningkatnya masalah sosial
dan kejahatan
• Mengancam kesatuan
nasional
LAN 14
Pemberantasan TPK UU No. 30 Tahun 2002
Pasal 1 butir 3
Pemberantasan TPK adalah serangkaian
tindakan untuk : mencegah dan
memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan-penyidikan-penuntutan dan
pemeriksaan di sidang pengadilan dengan
peran serta masyarakat.
LAN 15
Tugas KPK
sebagai amanat pasal 6 UU 30/2002
Pencegahan
(Pasal 13)
Kepolisian Kejaksaan
Pasal 9, 10
LAN 17
(1)
UU No. 30 Tahun 2002
LAN 19
INPRES Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
LAN 20
INPRES Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik baik dalam
bentuk jasa ataupun perijinan melalui transparansi dan
standarisasi pelayanan yang meliputi persyaratan-
persyaratan, target waktu penyelesaian, dan tarif biaya
yang harus dibayar oleh masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan
dan menghapuskan pungutan-pungutan liar.
2. Menetapkan program dan wilayah yang menjadi lingkup
tugas, wewenang dan tanggungjawabnya sebagai program
dan wilayah bebas korupsi.
3. Melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara
konsisten untuk mencegah berbagai macam kebocoran dan
pemborosan penggunaan keuangan Negara.
LAN 21
4 Menerapkan kesederhanaan baik dalam kedinasan
maupun dalam kehidupan pribadi serta penghematan pada
penyelenggaraan kegiatan yang berdampak langsung pada
keuangan Negara.
5 Memberikan dukungan maksimal terhadap upaya-upaya
penindakan korupsi yang dilakukan oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia dan
Komisi Pemberantasan Korupsi dengan cara mempercepat
pemberian informasi yang berkaitan dengan perkara tindak
pidana korupsi dan mempercepat pemberian ijin
pemeriksaan terhadap saksi/tersangka.
6 Melakukan kerjasama dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi untuk melakukan penelaahan dan pengkajian
terhadap sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan
tindak pidana korupsi dalam ruang lingkup tugas,
wewenang dan tanggujawab masing-masing.
LAN 22
7 Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan
aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif
dilingkungannya.
Khusus kepada :
Gubernur dan Bupati/Walikota
1. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang
baik dilingkungan pemerintah daerah.
2. Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan
pungutan liar dalam pelaksanaannya.
3. Bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah melakukan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadi kebocoran keuangan Negara baik
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
LAN 23
3 Pilar utama good governance
Good Governance (UNDP) = memadukan political,
economic, dan administrative authority untuk mengelola
pelaksanaan governance pada setiap tingkatan.
Political governance berkaitan dengan proses perumusan
kebijakan yang menyerap sebanyak mungkin aspirasi
masyarakat. Economic governance meliputi proses
pembuatan keputusan yang memfasilitasi kegiatan ekonomi
dan menjamin adanya persaingan yang sehat diantara pelaku
ekonomi. Sedangkan administrative governance berkaitan
dengan sistem implementasi kebijakan yang memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat.
AKUNTABILITAS
TRANSPARANSI
PARTISIPASI
LAN 24
Karakteristik good governance
Jika karakteristik ini dijiwai maka
tidak sulit melaksanakan good
1 governance sbg upaya pencegahan
Transparency korupsi
2
Accountability 6
Consensus orientation
3
Participation 7
Strategic Vision
4
Responsiveness 8
Equity
5 9
Effectiveness & Efficiency Rule of Law
LAN 25
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
melalui Penerapan Island of Integrity
1. Penerapan Manajemen Berbasis Kinerja
2. Penerapan Pakta Integritas di antara penyelenggara
negara dan pada proses pengadaan abarang dan jasa
pemerintah
3. Penerapan Mekanisme Pengaduan Masyarakat
4. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Daerah
5. Reformasi Pelayanan Publik
6. Memberikan Akses Informasi kepada Publik
7. Pelibatan masyarakat melalui pendidikan dan peningkatan
kepedulian masyarakat terhadap masalah korupsi
8. Pelatihan dan Bimbingan Teknis
9. Berbagi informasi tentang korupsi
LAN 26
KESIMPULAN
Pemberantasan korupsi tidak mungkin
dilakukan sendirian oleh instansi
manapun tanpa dukungan dan
komitmen yang kuat dari seluruh
komponen bangsa.
KPK ibarat sebuah lilin kecil di tengah
kegelapan, karenanya KPK mengajak
seluruh Pimpinan aparatur
pemerintahan untuk bersama-sama
menyalakan lilin masing-masing
sehingga kegelapan tersebut dapat
perlahan diakhiri.
LAN 27