INDAH YULIANA
13810106073057
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ilahi Robbi karena hanya dengan limpah
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan malakah ini dengan segala
kemudahan yang diberkan Allah SWT.
Makalah ini memuat tentang Pengaruh Aborsi dalam pembangunan bagi
kehidupan bangsa dan agama. Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata
kuliah AGAMA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Selain itu, pembuatan makalah
ini juga dimaksudkan untuk menambah pemahaman mahasiswi mengenai hal yang
memang sangat erat dengan kalangan akademis yang bergerak dibidang kesehatan.
Terima kasih yang tulus kami haturkan kepada Yth Ibu Hj. Endah Saodah M,SH..
Selaku dosen mata kuliah Agama dalam pelayanan kebidanan di STIKES Kharisma
Karawang Prodi DIII Kebidanan semester V yang telah memberikan kesempatan kepada
mahasiswi untuk mengemabangkan wawasan dan keilmuannya serta pemahaman
mengenai asuhan kebidanan patologi, khusunya tentang persalinan sungsang. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan – rekan mahasiswa yang telah
membantu baik secara moril maupun materil sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Sebagai kalangan akademis, penyusun menyusuri bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik konstruktif sangat diharpakan demi
perbaikan makalah dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
Angka kematian ibu di Indonesia hingga saat ini masih merupakan angka
tertinggi di Asia Tenggara yaitu 370 per 100 kelahiran. Sementara Shanghai,
Kompas - Penggunaan kontrasepsi di kawasan Asia Pasifik masih rendah. Hal ini
memicu tingginya angka kelahiran tidak diinginkan dan penghentian kehamilan atau
aborsi. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan perlu dilakukan untuk
meningkatkan akses terhadap pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana.
“Metode kontrasepsi yang digunakan seharusnya ditentukan perempuan dan kata
Ketua Umum Badan Kontrasepsi Asia Pasifik (APCOC) Prof Soo Keat Khoo dalam
jumpa pers yang diprakarsai Bayer Schering Pharma, Jumat (9/11) di Shanghai,
China.
Sejauh ini diperkirakan 123 juta perempuan di seluruh dunia tidak menggunakan
al ini antara lain disebabkan oleh kurangnya informasi dan pendidikan tentang
kontrasepsi, biaya kontrasepsi, dan situasi ekonomi para penggunanya. Hal ini
memicu tingginya kehamilan tidak diinginkan.
data APCOC, di Asia diperkirakan satu dari tiga kelahiran adalah tidak direncanakan.
Pada tahun 1995, ada 27 juta kasus penghentian kehamilan di Asia. Secara
keseluruhan, tingkat aborsi di Asia pada perempuan usia subur masih tinggi, yakni 33
kasus per seribu kelahiran. Angka aborsi tidak aman di Asia, juga tertinggi di dunia.
Kehamilan tidak diinginkan dan penghentian kehamilan dapat menyebabkan beban
sosial, kesehatan, psikologis, dan ekonomi pada perempuan. Kehamilan tidak
terencana dan aborsi meningkatkan risiko kesehatan ibu dan anak.
1.Pengertian Aborsi
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute
for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi
didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum)
yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus) mencapai 20
minggu.
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi
keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan
sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum,
istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya
janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya
dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa
kehamilan).
Insiden abortus spontan diperkirakan 10% dari seluruh kehamilan. Namun angka
ini mempunyai dua kelemahan, yaitu kegagalan untuk menghitung abortus dini yang
tidak terdeteksi, serta aborsi ilegal yang dinyatakan sebagai abortus spontan.
Insiden abortus spontan sulit untuk ditentukan secara tepat, karena sampai
sekarang belum diterapkan kapan sebenarnya dimulainya kehamilan? Apakah penetrasi
sperma kedalam sel telur sudah merupakan kehamilan? Apakah pembelahan sel telur
yang telah dibuahi berarti mulainya kehamilan? Atau kehamilan dimulai setelah
blastocyst membenamkan diri kedalam decidua? Atau setelah janin “bernyawa”?
Lebih dari 80% abortus terjadi pada usia kehamilan 12 minggu. Setengah di antaranya
disebabkan karena kelainan kromosom. Resiko terjadinya abortus meningkat dengan
makin tingginya usia ibu serta makin banyaknya kehamilan. Selain itu kemungkinan
terjadinya abortus bertambah pada wanita yang hamil dalam waktu tiga bulan setelah
melahirkan.
• Faktor Ibu.
Abortus Therapeuticus
Elective Abortion
Aborsi sukarela adalah pengakhiran kehamilan pada saat janin belum dapat hidup
namun bukan karena alasan kesehatan ibu atau janin. Pada masa kini, aborsi jenis
inilah yang paling sering dilakukan. Di Amerika Serikat, terjadi satu aborsi
sukarela untuk tiap 3 janin lahir hidup.
Eugenic Abortion:
• Penyakit keganasan pada saluran jalan lahir, misalnya kanker serviks atau jika
dengan adanya kehamilan akan menghalangi pengobatan untuk penyakit
keganasan lainnya pada tubuh seperti kanker payudara.
• Gangguan jiwa, disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Pada kasus
seperti ini sebelum melakukan tindakan abortus harus berkonsultasi dengan
psikiater.
3. Penyebab abortus
Secara garis besar ada 2 hal penyebab Abortus, yaitu :
Maternal.
1. Infeksi akut
2. Infeksi kronis
Janin
Penyebab paling sering terjadinya abortus dini adalah kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi (pembuahan), baik dalam bentuk Zygote, embrio, janin maupun placenta.
Dalam hal Hak Reproduksi, termasuk pula didalamnya hak untuk membuat
keputusan mengenai reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan dan kekerasan
seperti dinyatakan dalam dokumen-dokumen hak-hak asasi manusia (Rekomendasi
bab 7 Konferensi Kependudukan dan Pembangunan Internasional di Kairo 1994).
5.METODE-METODE ABORSI
Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa dipakai adalah
hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan biasanya harus dibarengi dengan
asupan hormon oxytocin atau prostaglandin agar dapat mencapai hasil maksimal. Gagal
aborsi atau tidak tuntasnya aborsi sering terjadi dalam menggunakan metode ini, sehingga
operasi pengangkatan janin dilakukan. Seperti teknik suntikan aborsi lainnya, efek
samping yang sering ditemui adalah pusing-pusing atau muntah-muntah. Masalah umum
dalam aborsi pada trimester kedua adalah perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan
kecil hingga perobekan rahim. Antara 1-2% dari pasien pengguna metode ini terkena
endometriosis/peradangan dinding rahim.
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dalam proses
melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air ketuban memaksa
proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan janin keluar sebelum waktunya dan tidak
mempunyai kemungkinan untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya
diinjeksi terlebih dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir
dalam keadaan mati, karena tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara
paksa ini dan keluar dalam keadaan hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin
tiruan ini adalah bagian dari ari-ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna,
trauma rahim karena dipaksa melahirkan, infeksi, pendarahan, gagal pernafasan, gagal
jantung, perobekan rahim.
Metode ini sama seperti melahirkan secara normal, karena janin dikeluarkan lewat jalan
lahir. Aborsi ini dilakukan pada wanita dengan usia kehamilan 20-32 minggu, mungkin
juga lebih tua dari itu. Dengan bantuan alat USG, forsep (tang penjepit) dimasukkan ke
dalam rahim, lalu janin ditangkap dengan forsep itu. Tubuh janin ditarik keluar dari jalan
lahir (kecuali kepalanya). Pada saat ini, janin masih dalam keadaan hidup. Lalu, gunting
dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk menusuk kepala bayi itu agar terjadi lubang yang
cukup besar. Setelah itu, kateter penyedot dimasukkan untuk menyedot keluar otak bayi.
Kepala yang hancur lalu dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin
yang lebih dahulu ditarik keluar.
Histerotomy
Sejenis dengan metode operasi caesar, metode ini digunakan jika cairan kimia yang
digunakan/disuntikkan tidak memberikan hasil memuaskan. Sayatan dibuat di perut dan
rahim. Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan. Terkadang, bayi dikeluarkan
dalam keadaan hidup, yang membuat satu pertanyaan bergulir: bagaimana, kapan dan
siapa yang membunuh bayi ini? Metode ini memiliki resiko tertinggi untuk kesehatan
wanita, karena ada kemungkinan terjadi perobekan rahim.
Pada 1-3 bulan pertama dalam kehidupan janin, aborsi dilakukan dengan metode
penyedotan. Teknik inilah yang paling banyak dilakukan untuk kehamilan usia dini.
Mesin penyedot bertenaga kuat dengan ujung tajam dimasukkan ke dalam rahim lewat
mulut rahim yang sengaja dimekarkan. Penyedotan ini mengakibatkan tubuh bayi
berantakan dan menarik ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil penyedotan berupa
darah, cairan ketuban, bagian-bagian plasenta dan tubuh janin terkumpul dalam botol
yang dihubungkan dengan alat penyedot ini. Ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalani
metode ini sangat perlu dijaga guna menghindari robeknya rahim akibat salah sedot yang
dapat mengakibatkan pendarahan hebat yang terkadang berakhir pada operasi
pengangkatan rahim. Peradangan dapat terjadi dengan mudahnya jika masih ada sisa-sisa
plasenta atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim. Hal inilah yang paling
sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-aborsi.
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan paksa untuk memasukkan
pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin dipotong berkeping-keping dan diangkat,
sedangkan plasenta dikerok dari dinding rahim. Darah yang hilang selama dilakukannya
metode ini lebih banyak dibandingkan dengan metode penyedotan. Begitu juga dengan
perobekan rahim dan radang paling sering terjadi. Metode ini tidak sama dengan metode
D&C yang dilakukan pada wanita-wanita dengan keluhan penyakit rahim (seperti
pendarahan rahim, tidak terjadinya menstruasi, dsb). Komplikasi yang sering terjadi
antara lain robeknya dinding rahim yang dapat menjurus hingga ke kandung kencing.
Pil RU 486
Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini disuntikkan ke dalam
badan. MTX pada mulanya digunakan untuk menekan pertumbuhan pesat sel-sel, seperti
pada kasus kanker, dengan menetralisir asam folat yang berguna untuk pemecahan sel.
MTX ternyata juga menekan pertumbuhan pesat trophoblastoid – selaput yang
menyelubungi embrio yang juga merupakan cikal bakal plasenta. Trophoblastoid tidak
saja berfungsi sebagai ’sistim penyanggah hidup’ untuk janin yang sedang berkembang,
mengambil oksigen dan nutrisi dari darah calon ibu serta membuang karbondioksida dan
produk-produk buangan lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human
chorionic gonadotropin), yang memberikan tanda pada corpus luteum untuk terus
memproduksi hormon progesteron yang berguna untuk mencegah gagal rahim dan
keguguran.
MTX menghancurkan integrasi dari lingkungan yang menopang, melindungi dan
menyuburkan pertumbuhan janin, dan karena kekurangan nutrisi, maka janin menjadi
mati. 3-7 hari kemudian, tablet misoprostol dimasukkan ke dalam kelamin wanita hamil
itu untuk memicu terlepasnya janin dari rahim. Terkadang, hal ini terjadi beberapa jam
setelah masuknya misoprostol, tetapi sering juga terjadi perlunya penambahan dosis
misoprostol. Hal ini membuat cara aborsi dengan menggunakan suntikan MTX dapat
berlangsung berminggu-minggu. Si wanita hamil itu akan mendapatkan pendarahan
selama berminggu-minggu (42 hari dalam sebuah studi kasus), bahkan terjadi pendarahan
hebat. Sedangkan janin dapat gugur kapan saja – di rumah, di dalam bis umum, di tempat
kerja, di supermarket, dsb. Wanita yang kedapatan masih mengandung pada kunjungan
ke klinik aborsi selanjutnya, mau tak mau harus menjalani operasi untuk mengeluarkan
janin itu. Bahkan dokter-dokter yang bekerja di klinik aborsi seringkali enggan untuk
memberikan suntikan MTX karena MTX sebenarnya adalah racun dan efek samping
yang terjadi terkadang tak dapat diprediksi.
Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala, rasa sakit, diare,
penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius adalah depresi sumsum tulang
belakang, kekuragan darah, kerusakan fungsi hati, dan sakit paru-paru. Dalam bungkus
MTX, pabrik pembuat menuliskan peringatan keras bahwa MTX memang berguna untuk
pengobatan kanker, beberapa kasus artritis dan psoriasis, “kematian pernah dilaporkan
pada orang yang menggunakan MTX”, dan pabrik itu menyarankan agar hanya para
dokter yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan tentang terapi antimetabolik saja
yang boleh menggunakan MTX. Meski para dokter aborsi yang menggunakan MTX
menepis efek-efek samping MTX dan mengatakan MTX dosis rendah baik untuk
digunakan dalam proses aborsi, dokter-dokter aborsi lainnya tidak setuju, karena pada
paket injeksi yang digunakan untuk aborsi juga tertera peringatan bahaya racun walau
MTX digunakan dalam dosis rendah
6.EFEK ABORSI
7. Resiko Aborsi
Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan
keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan
fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah
melakukan aborsi adalah ;
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi
sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini
dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan
The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian
khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik
dan benar.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah saya membaca kasus-kasus yang terlampir pada lampiran, kasus aborsi
sampai saat ini sangatlah serius dan membahayakan bagi umat manusia. Menurut data,
sampai saat ini ternyata kasus mengenai aborsi masih sangat tinggi, bahkan sampai
remaja pun telah melakukan tindakan aborsi. Walaupun banyak Negara telah menyerukan
program KB dan banyak Negara telah menyarankan untuk memakai kondom sebagai
pilihan alternative program KB, tetapi hasilnya di dunia ini masih tinggi akan kasus
aborsi.
Saya menanggapi bahwa perbuatan aborsi dengan tujuan dan maksud tertentu
memang ada yang boleh dilakukan dan ada yang tidak boleh dilakukan. Tujuan dan
maksud tersebut memang boleh dilakukannya tindakan aborsi, apabila dalam situasi
janin akan mati bersama ibunya apabila tidak dilaksanakan pengguguran dan situasi
dimana ibu akan meninggal bila janin tidak digugurkan. Tetapi tindakan aborsi tidak
diperkenankan apabila seorang wanita malu menanggung resiko mempunyai anak diluar
nikah ataupun di dalam situasi perkawinan dimana seorang ibu yang hamil dan
mempunyai banyak anak, tetapi ibu tersebut tidak menginginkan kehadiran anaknya
didalam kehamilanya, maka ibu tersebut tidak boleh melakukan tindakan aborsi.
1.2 Saran
Memang kasus aborsi tidak dapat kita hentikan. Tetapi kita dapat mencegah
meningkatnya kasus aborsi dengan cara kita sadar akan tindakan aborsi tersebut tidaklah
baik. Solusi saya agar kita sadar bahwa aborsi itu dosa ialah beriman yang diwujudkan
dengan:
• Taat kepada perintah Allah khususnya perintah cinta / hukum cinta yaitu Cinta
Kepada Tuhan dan sesama.
• Setia kepada ajaran Gereja yang melarang keras Aborsi (humanae Ultae).
Saya berharap, dengan solusi yang telah saya berikan berguna bagi kita semua. Saya
berharap agar kita semua menjadi sadar dan tidak melakukan tindakan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA
Pencarian dari www.google.com yang diakses pada tanggal 7 Desember 2007, dengan
rincian sebagai berikut:
1. http://abortus.blogspot.com/2007/11/metode-metode-aborsi.html
2. http://abortus.blogspot.com/search/label/Abortus
3. http://abortus.blogspot.com/search/label/Resiko
4. http://gemawarta.wordpress.com/2005/11/24/aborsi-pro-life-atau-pro-choice/
5. http://mathiasdarwin.wordpress.com/2007/09/08/apakah-aborsi-salah-satu-hak-
azasi-manusia/
6. http://yesaya.indocell.net/id560.htm
7. http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/bk/aborsi.htm
8. http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0609/15/020926.htm