SKRIPSI
Oleh
EUNIKE CHRISTINA ELFARINI
NIM. 3351402093
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari : Selasa
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketu Jurusan Akuntansi
ii
SURAT REKOMENDASI
Mengesahkan
Ketua Jurusan Akuntansi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan panitia sidang ujian skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 13 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakkan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
( Matius 5 :13)
mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang disorga.
(Matius 5 : 16)
Persembahan:
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu yang telah memberikan
pendidikan terbaik dalam hidupku.
2. Adik-Adikku yang telah memberi
keceriaan dan semangat.
3. Mas Angga yang selalu memberi
inspirasi dan motivasi.
4. Sahabat-sahabatku curahan hatiku.
5. Almamaterku Universitas Negeri
Semarang yang kubanggakan.
vi
SARI
vii
dengan pemberian pelatihan-pelatihan serta diberikan kesempatan kepada para
auditor untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi.
Sedangkan untuk meningkatkan independensi, auditor yang mendapat tugas dari
kliennya diusahakan benar-benar independen, tidak mendapat tekanan dari klien
dan tidak memiliki perasaan sungkan dengan kliennya sehingga dalam
melaksanakan tugas auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit
yang berkualitas. Adanya perhatian terhadap kualitas audit dari auditor mapun
Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut maka akan dihasilkan laporan keuangan
yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan yang berguna bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena
Kualitas Audit ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Tengah) ”.
pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
Semarang.
Semarang.
Negeri Semarang sekaligus Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan
ix
6. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
Negeri Semarang.
7. Bapak dan Ibu Akuntan Publik di Jawa Tengah, yang telah bersedia menjadi
penulis.
kasih yang tak terhingga kepada Bapak dan Ibu atas segala nasehat, tauladan
dan doa yang selalu menyertai setiap langkah hidup penulis untuk menjadikan
9. Adik-adikku Rani dan Brian atas segala keceriaan yang selalu memberi
10. Mas Angga Rizki Adityawan yang selalu memberikan dukungan, motivasi,
kasih sayang dan doanya kepada penulis. Thanks for All ...
11. My best friends, Dini, Puji, Tita, Ayu, Lubuk, Luki, terima kasih untuk
Ayo...semangat..!!!
Nat, Rini, All, Tyo, terima kasih atas kerjasama dan masukannya kepada
x
14. Semua pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis menyelesaikan
rahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,
dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
SURAT REKOMENDASI . ......................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN ........................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
SARI.............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
xii
2.4 Independensi .............................................................................. 33
2.6 Hipotesis...................................................................................... 43
xiii
3.7 Metode Analisis Data............................................................... 62
4.7 Pembahasan................................................................................ 90
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Auditor ..................... 52
Tabel 3.4 Nama Kantor Akuntan Publik dan Jumlah Sampel ..................... 56
Tabel 4.6 Deskripsi data setiap variabel dan sub variabel ........................... 80
xv
Tabel 4.9 Koefisien-koefisien hasil perhitungan analisis regresi berganda.. 81
Tabel 4.13. Koefisien regresi secara parsial dan uji signifikansi ................. 89
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran B Hasil Uji Coba Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas).. 99
Lampiran F Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ekonomi UNNES ............... 103
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar
cerminan kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang
mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
standar pelaporan mengatur auditor dalam hal pengumpulan data dan kegiatan
untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara
keseluruhan.
Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik
1
2
profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode
etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian
perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam
lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan
perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya
auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang
telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya mengharuskan
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan
publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan
publik baik diluar negeri maupun didalam negeri. Skandal didalam negeri terlihat
tahun 1998. Selain itu terdapat kasus keuangan dan manajerial perusahaan publik
yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan perusahaan
juga tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang
Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam
hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang
mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam
bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan Audit atas
apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang
auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang
terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan,
4
maka yang menjadi inti permasalahannya adalah kompetensi atau keahlian auditor
tersebut. Namun jika yang terjadi justru akuntan publik ikut mengamankan
praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap juga pada skandal yang
dan Walt Disney (Sunarsip 2002 dalam Christiawan 2003:83) maka inti
auditor saat ini dan apakah kompetensi dan independensi auditor tersebut
Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka
“Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi dan independensi. Kedua
jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat Trotter,
klien.
(SPAP, 2001). Selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup
mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga
tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Kemudian Tubbs
laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan
keandalan laporan keuangan suatu perusahaan maka akuntan publik tidak hanya
perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga harus independen dalam
Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat
tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain,
Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor “. Standar ini mengharuskan
bersikap jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan, namun
juga kepada kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan
keuangan auditan.
7
Hal inilah yang menarik untuk diperhatikan bahwa profesi akuntan publik
ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas
dan etika profesi, namun disisi lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari
klien dalam berbagai pengambilan keputusan. Jika auditor tidak mampu menolak
tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan maka
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi independensi tersebut adalah jangka
independensi auditor maka pekerjaan akuntan dan operasi Kantor Akuntan Publik
(KAP) perlu dimonitor dan di “audit“ oleh sesama auditor (peer review) guna
akuntansi dan audit. Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi
klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review.
dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Harjanti, 2002:59)
Ada beberapa penelitian tentang kualitas audit yang telah dilakukan baik
dari segi topik maupun metode penelitian (Kusharyanti, 2003). Dari segi topik
antara lain: Besaran KAP (De Angelo,1981; Palmrose, 1986 ;Deis dan Giroux,
8
1992), audit tenure (Aldhizer dan Lampe, 1997), audit fee (Jansen dan Payne,
2003), jasa non audit (Standards dan Poor, 2000 ; Wooten, 2003).
Sedangkan dari segi metode penelitian, saat ini masih sedikit penelitian
kompleksitas yang ditemukan dalam penelitian kualitas audit. Salah satu model
fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan independensi.
tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review) dan jasa non
audit. Adapun model kualitas audit lain yang dikembangkan adalah model kualitas
audit menurut Catanach dan Walker (1999), dimana mereka memfokuskan pada
struktur pasar.
Namun dalam penelitian ini akan menggunakan model De Angelo. Hal ini
lingkungan audit yang juga berubah terus memicu penelitian dari lingkup yang
lebih luas. Dari segi metoda penelitian, pengembangan model kualitas audit yang
dapat menangkap kompleksitas kualitas audit masih sedikit sehingga perlu digali
lagi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menguji kembali model De Angelo
9
dikembangkan proksi antara lain lama hubungan dengan klien (audit tenure),
tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review), dan jasa non audit.
Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana
akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang
diberikannya.
I.3.1 Kompetensi
audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup sebagai auditor serta dalam pelaksanaan audit dan
pengalaman.
I.3.1.1Pengetahuan
2004:35).
umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki auditor yaitu
11
(1.) pengetahuan umum, (2.) area fungsional, (3.) isu akuntansi, (4.)
masalah.
I.3.1.2Pengalaman
I.3.2 Independensi
yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan
dilakukan baik itu dalam negeri maupun luar negeri dengan menggunakan
berbagai ukuran. Namun dalam penelitian ini independensi auditor diukur melalui
: Lama hubungan dengan klien (audit tenure), tekanan dari klien, telaah dari rekan
kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara
menerima fee audit yang besar dan pemberian fasilitas dari klien,
salah saji tergantung pada independensi auditor. Kualitas audit ini sangat penting
karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
I.4.1 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
kualitas auditnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dan
kepentingan antara manajemen selaku agen dan pemilik serta entitas lain dalam
principal dapat menilai kinerja manajemen. Namun yang seringkali terjadi adalah
diperlukan pengujian dan dalam hal itu pengujian tersebut hanya dapat dilakukan
15
15
16
2. Kepentingan publik.
3. Integritas.
4. Objektivitas.
6. Kerahasiaan.
7. Perilaku Profesional.
profesi.
8. Standar Teknis.
Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
dalam hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umum,
1. Standar Umum.
keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan.
Indonesia.
laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan
penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu
Namun sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana
dan apa kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan
mengukur kualitas jasa secara obyektif dengan beberapa indikator. Hal ini
dikarenakan, kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur,
sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya
(Parasuraman, et.al 1985 dalam Nurchasanah dan Rahmanti (2003:49)). Hal ini
adanya definisi yang pasti mengenai kualitas audit disebabkan belum adanya
pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas dan sering terjadi konflik
peran antara berbagai pengguna laporan audit. Sutton (1993) menjelaskan bahwa
membutuhkan kombinasi antara ukuran hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih
20
audit. Hal tersebut senada dengan Moizer (1986) yang menyatakan bahwa
pengukuran kualitas proses audit terpusat pada kinerja yang dilakukan auditor dan
pengendalian mutu.
akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi
klien. Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam
independensinya.
kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas
audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian
auditor“. Lucas (1996) dalam Ratnawati (2005) menyatakan bahwa kunci untuk
responsiveness.
21
pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang
terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan
perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil, salah satunya tergambar melalui laba
oleh Deis dan Giroux (1992) mereka meneliti faktor penentu kualitas audit di
sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sektor
penelitian ini menunjukkan bahwa lama hubungan dengan klien (audit tenure),
jumlah klien, telaah dari rekan auditor (peer review), ukuran dan kesehatan
keuangan klien serta jam kerja audit secara signifikan berhubungan dengan
kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah
22
dan beban kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin
jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat.
melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat
pada standar umum, keterlibatan pimpinan KAP, dan keterlibatan komite audit.
lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor. Adapun
tekanan dari klien dan lamanya hubungan dengan klien (audit tenure)
23
berhubungan negatif dengan kualitas audit. Akan tetapi telaah rekan auditor tidak
klien, tekanan dari klien dan pelaksanaan jasa lain dengan klien. Hasil penelitian
independensi hanya tekanan dari klien yang berpengaruh terhadap kualitas audit
dengan Harhinto (2004) tetapi dengan obyek penelitian auditor pada KAP di
Jakarta Selatan, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keahlian dan telaah
dari rekan auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Sedangkan lama
hubungan dengan klien dan tekanan dari klien berpengaruh negatif terhadap
kualitas audit. Berikut adalah tabel ringkasan dari penelitian terdahulu yang
audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Kompetensi
salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. Independen
siapapun serta jujur kepada semua pihak yang meletakkan kepercayaan atas
26
pekerjaan akuntan publik. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini
Dimana kompetensi diproksikan pada 2 (dua) sub variabel yaitu pengetahuan dan
yakni lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan audit dan
2.3 Kompetensi
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP 2001) menyebutkan
bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga
(SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit
cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara
objektif. Pendapat lain adalah dari Dreyfus dan Dreyfus (1986), mendefinisikan
tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pernyataan yang bersifat intuitif.
mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak
tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari
prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Sementara itu
dalam artikel yang sama, Shanteau (1987) mendefinisikan keahlian sebagai orang
auditor adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yakni sudut pandang auditor individual,
audit tim dan Kantor AkuntanPublik (KAP). Masing-masing sudut pandang akan
dari auditor yunior, auditor senior, manajer dan partner. Tim audit ini
Besaran KAP menurut Deis & Giroux (1992) diukur dari jumlah
hubungan positif antara besaran KAP dan kualitas audit. KAP yang
besar menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi karena ada insentif
untuk menjaga reputasi dipasar. Selain itu, KAP yang besar sudah
Selain itu KAP yang besar biasanya mempunyai sumber daya yang
lebih banyak dan lebih baik untuk melatih auditor mereka, membiayai
berbagai sudut pandang. Namun dalam penelitian ini akan digunakan kompetensi
dari sudut auditor individual, hal ini dikarenakan auditor adalah subyek yang
melakukan audit secara langsung dan berhubungan langsung dalam proses audit
2.3.1 Pengetahuan
signifikan terhadap kualitas audit. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum,
menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan
berbagai masalah secara lebih mendalam, selain itu auditor akan lebih mudah
Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang
umum seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh
didapatkan dari pendidikan formal perguruan tinggi, sebagian besar dari pelatihan
berbagai tingkat jenjang yakni dari partner sampai staf dengan 2 pengujian.
31
mengenai frekuensi dampak kesalahan pada laporan keuangan (error effect) pada
error effect pada berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lama
pengalaman dalam mengaudit industri tertentu dan jumlah klien yang mereka
audit. Selain itu pengetahuan auditor yang mempunyai pengalaman yang sama
pengetahuan yang dimiliki sama pula. Jadi ukuran keahlian tidak cukup hanya
suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki unsur lain
di masa lalu dan umpan balik terhadap kinerja) dan pengalaman tidak langsung
(pendidikan).
32
2.3.2 Pengalaman
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan formal tetapi banyak faktor lain
yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992) dalam
(1.) Mendeteksi kesalahan, (2.) Memahami kesalahan secara akurat, (3.) Mencari
penyebab kesalahan.
Murphy dan Wrigth (1984) dalam Sularso dan Naim (1999) memberikan
bukti empiris bahwa seseorang yang berpengalaman dalam suatu bidang subtantif
memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya. Weber dan Croker
(1983) dalam artikel yang sama juga menunjukkan bahwa semakin banyak
pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya semakin akurat dan lebih banyak
menciptakan struktur pengetahuan, yang terdiri atas suatu sistem dari pengetahuan
yang sistemtis dan abstrak. Pengetahuan ini tersimpan dalam memori jangka
panjang dan dibentuk dari lingkungan pengalaman langsung masa lalu. Singkat
kata, teori ini menjelaskan bahwa melalui pengalaman auditor dapat memperoleh
Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik
berpengalaman.
Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari
auditor berhubungan positif dengan kualitas audit. Dan Kartika Widhi ( 2006)
2.4 Independensi
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan,
namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai
34
dalam negeri maupun luar negeri. Lavin (1976) meneliti 3 faktor yang
hubungan usaha dengan klien, (2.)Pemberian jasa lain selain jasa audit kepada
klien, dan (3.)lamanya hubungan antara akuntan publik dengan klien. Shockley
klien, (2.)Jasa-jasa lainnya selain jasa audit, (3.)Lamanya hubungan audit antara
akuntan publik dengan klien, (4.)Persaingan antar KAP, (5.)Ukuran KAP, dan
(6.)Audit fee.
35
hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan
Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien
jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor
paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan
Publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor
tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal
akuntansi.
mengenai lamanya hubungan dengan klien. Penelitian yang dilakukan oleh Gosh
dan Moon (2003) dalam Kusharyanti (2003) menghasilkan temuan bahwa kualitas
audit meningkat dengan semakin lamanya audit tenure. Temuan ini menarik
audit antara auditor dengan klien berkurang. Terkait dengan lama waktu masa
kerja, Deis dan Giroux (1992) menemukan bahwa semakin lama audit tenure,
kualitas audit akan semakin menurun. Hubungan yang lama antara auditor dengan
klien mempunyai potensi untuk menjadikan auditor puas pada apa yang telah
dilakukan, melakukan prosedur audit yang kurang tegas dan selalu tergantung
karena akuntan publik tersebut merasa puas, kuarng inovasi, dan kurang ketat
familiar, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien dan lebih tahan terhadap
perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba yang
dihasilkan itu sesuai dengan keinginan klien (Media akuntansi, 1997). Pada situasi
ini, auditor mengalami dilema. Pada satu sisi, jika auditor mengikuti keinginan
klien maka ia melanggar standar profesi. Tetapi jika auditor tidak mengikuti klien
standar profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan
yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah
kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien untuk mengganti
atau alternatif sumber fee lain ( Nichols dan Price, 1976 dalam harhinto, 2004:44).
Selain itu, persaingan antar kantor akuntan (KAP) semakin besar. KAP
merjer atau akuisisi dan akibat krisis ekonomi di Indonesia banyak perusahan
yang mengalami kebangkrutan. Sehingga oleh karena itu KAP akan lebih sulit
untuk mendapatkan klien baru sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah
ada.
yang mempunyai kondisi keuangan yang kuat dapat memberikan fee audit yang
cukup besar dan juga dapat memberikan fasilitas yang baik bagi auditor. Selain itu
baik relatif kecil. Pada situasi ini auditor menjadi puas diri sehingga kurang teliti
baik di mata manajemen maupun dimata pemakai laporan keuangan. Selain itu
Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baik maka auditor dalam
standar profesi dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia. Setiap
tugasnya dengan bertindak jujur, tegas, tanpa pretensi sehingga dia dapat
bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk
sesuai dengan standar profesi merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban
Oleh karena itu pekerjaan akuntan publik dan operasi Kantor Akuntan
Publik perlu dimonitor dan di “audit“ guna menilai kelayakan desain sistem
yang tinggi. Peer review sebagai mekanisme monitoring dipersiapkan oleh auditor
dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dan audit. Peer review dirasakan
39
memberikan manfaat baik bagi klien, Kantor Akuntan Publik yang direview dan
auditor yang terlibat dalam tim peer review. Manfaat yang diperoleh dari peer
Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga
jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa
Adanya dua jenis jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi
kualitas audit.
manajemen, yaitu wajar tanpa pengecualian (Barkes dan Simnet (1994), Knapp
(1985) dalam Harhinto (2004:45)). Pemberian jasa selain jasa audit berarti auditor
telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat dilakukan pengujian
laporan keungan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang
diberikan auditor tersebut. Kemudian auditor tidak mau reputasinya buruk karena
dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat
mempengaruhi kualitas audit dari auditor tersebut. Maka berdasarkan hal tersebut
diajukan hipotesis sebagai berikut: Standards & Poor dalam Mayangsari (2003)
40
menunjukkan bahwa berbagai jasa non audit yang diberikan oleh KAP kepada
Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang
akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Namun adanya konflik
keuangan baik domistik maupun manca negara, sebagian besar bertolak dari
laporan keuangan yang pernah dipublikasikan oleh perusahaan. Hal inilah yang
berkualitas, seorang akuntan publik yang bekerja dalam suatu tim audit dituntut
tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki
mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam dan lebih mudah dalam
kliennya.
Oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan audit yang
dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
42
pengalaman yang baik karena dengan kedua hal itu auditor menjadi lebih
kliennya.
memiliki pengaruh dalam menghasilkan audit yang berkualitas baik itu proses
maupun outputnya.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kompetensi
1.Pengetahuan
2.Pengalaman
Kualitas
Audit
Independensi
1.Lama hubungan dengan klien
2.Tekanan dari klien
3.Telaah dari rekan auditor
4.Jasa non audit
43
II.6 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran diatas maka disusun hipotesis sebagai
berikut :
(H1) Kompetensi dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap
kualitas audit
kualitas audit
BAB III
METODE PENELITIAN
pengalaman yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif,
cermat dan seksama. Oleh karena itu maka pada penelitian ini variabel
pengalaman.
3.1.1.1 Pengetahuan
44
45
semakin tinggi.
3.1.1.2 Pengalaman
penginderaan.
baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik.
Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas
kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang
mendasari.
yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan
akuntan publik membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien
yang sama, sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai 5
tahun. Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan
berkualitas.
Untuk mengetahui tekanan apa saja yang berasal dari klien yang
digunakan indikator sebagai berikut :(a.)Besar fee audit yang akan diberikan
oleh klien, (b.)Pemberian sanksi dan ancaman pergantian auditor dari klien,
dari klien dapat mempengaruhi auditor terdiri dari 6 item pernyataan. Masing-
mempengaruhi auditor.
48
Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan
juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan
2002:29)
indikator sebagai berikut : (a.)Pemberian jasa audit dan non audit kepada
49
klien yang sama, (b.)Pemberian jasa lain selain jasa audit dapat meningkatkan
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem
digunakan indikator kualitas audit yang dikemukakan oleh Harhinto (2004) dan
yang kuat dalam menyelesaikan audit, (d.)Berpedoman pada prinsip auditing dan
50
auditor tinggi.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau
Jawa Tengah. Dipilih Jawa Tengah karena propinsi ini merupakan propinsi nomor
51
3 (Tiga) setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur yang mempunyai jumlah penduduk
yang padat dan memiliki industri yang cukup berkembang yang sangat
representatif untuk menjadi responden penelitian dengan kriteria KAP yang tidak
terlalu besar. Dimana penelitian ini akan mengarahkan pada KAP yang berbeda
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, tahap persiapan penelitian
1. Tahap pendahuluan
yang ada di Jawa Tengah pada Sekretariat IAI KAP Wilayah Jawa Tengah dan
selanjutnya dengan surat ijin penelitian dari Dekan Ekonomi UNNES, peneliti
2. Tahap persiapan
KAP di Jawa Tengah dan melakukan penyebaran kuesioner pada para auditor,
1.) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akuntan publik yang terdaftar
2.) Sampel
keberadaan populasi.
simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari tiap-
n = N
Nd² + 1
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
sampel.
54
Dari 24 KAP yang ada di Jawa Tengah yang masih aktif, hanya 17 KAP
yang bersedia mengisi kuesioner. Berikut adalah daftar nama KAP yang bersedia
menerima 2-8 kuesioner saja. Berikut ini adalah tabel mengenai distribusi
sebagai variabel bebas, dimana kompetensi diproksikan dalam 2 sub variabel yaitu
sub variabel yaitu tekanan dari klien, lama hubungan dengan klien, telaah dari
rekan audit dan jasa non audit. dan sebagai variabel terikatnya adalah kualitas
audit.
untuk setiap jawaban responden. Berikut adalah tabel aras pengukuran interval
2000:59). Metode persekalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). Adapun dalam penyebaran kuesioner ini
peneliti menghadapi kendala yaitu rendahnya respon dari responden, dimana dari
24 KAP yang masih aktif hanya 17 KAP yang bersedia untuk diteliti itupun
tertutup, dimana responden tinggal memberi tanda tick mark (√) pada
Berikut tabel penilaian atau skor alternatif dari setiap jenis pernyataan yang akan
Bentuk pernyataan terbagi atas pernyataan positif dan negatif. Tabel berikut
ini menyajikan nomor dari setiap jenis pernyataan yang terdapat dalam instrumen
penelitian.
59
a. Validitas instrumen
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya
Keterangan :
N = jumlah subyek
X² = kuadrat dari x
Y² = kuadrat dari y
5 %, jika rxy > rtabel maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2000:145).
Dari pengujian validitas yang terlihat dalam Tabel 3.7 di atas maka
butir total diatas r tabel (0,361) sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap butir
b. Reliabilitas Instrumen.
dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika
lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut
r11 = [ k ] [ 1 - Σ σb ² ]
k–1 σ t²
Keterangan :
σ t² = varians total
k = banyaknya butir
(Ghozali, 2005)
digunakan alat bantu dengan program SPSS V.12. Dan berikut ini adalah tabel
Nilai X1 X2 Y
Cronbach’s Alpha 0,786 0,901 0,651
Sumber : Data yang diolah
sebesar 95%.
berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas dan uji
multikolinieritas.
63
1. Uji Normalitas
distribusi normal atau tidak (Ghozali 2005:110). Model regresi yang baik
kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S >
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Multikolinearitas
variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Uji
(Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai
64
2005:92).
sebagai berikut :
nilai variabel ( Y )
Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p
t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan dengan tingkat
Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas
Akuntan Publik (KAP) yaitu suatu badan usaha yang telah mendapatkan ijin dari
menteri keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi akuntan
independen adalah akuntan yang telah memperoleh ijin dari menteri keuangan
yang disebut dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa-jasa tersebut yaitu :
Audit khusus dapat merupakan audit atas akun atau pos laporan tertentu
atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis yang komprehensif dan
67
68
3. Jasa Atestasi
jawab pihak lain, dilaksanakan mulai pemeriksaan, review dan prosedur yang
disepakati bersama.
komprehensif lainnya.
6. Jasa Konsultasi
Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi
7. Jasa Perpajakan
masalah perpajakan.
69
bersama-sama sebagai sekutu atau rekan (partner). Selain itu kantor akuntan
publik dapat juga berbentuk koperasi jasa audit (KJA) yang hanya memberikan
jasanya pada koperasi saja. Struktur keorganisasian dalam KAP sebagai berikut :
1. Rekan atau partner, yaitu rekan pimpinan dan rekan yang menduduki jabatan
Tugasnya mereview program audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan
manajemen letter.
3. Akuntan senior atau koodinator akuntan yunior, yaitu akuntan perencana dan
secara rinci sesuai dengan pengarahan dari akuntan senior. Tugasnya adalah
hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah rekan auditor, dan jasa non
audit, serta kualitas audit. Data diambil menggunakan instrumen berupa angket
antaranya adalah sebagai partner 20 responden atau (26,0 %), senior auditor
sebanyak 13 responden atau ( 16,9 %), junior auditor sebanyak 20 responden atau
(26,0 %), dan ada jabatan lain sebanyak 24 responden atau (31,2 %).
(23,4 %), sebagai konsultan manajemen sebanyak 17 responden atau (22,1 %),
atau (57,1 %), dan yang lebih dari 10 tahun sebanyak 4 responden atau (5,2 %).
(19,5 %), S1 sebanyak 56 responden atau (72,7 %), S2 sebanyak 6 responden atau
memiliki sebanyak 43 responden atau (55,8 %). Berikut adalah tabel yang
langsung kepada KAP yang berada diwilayah Semarang dan Solo, sedangkan 5
sejak tanggal pengiriman dan pengumpulan data berlangsung selama kurang lebih
kualitas audit pada akuntan publik di Jawa Tengah, peneliti menggunakan analisis
1. Kompetensi Auditor
penelitian diperoleh data mengenai kompetensi auditor, yaitu terlihat pada tabel
berikut ini.
73
Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa tingkat kompetensi auditor di
Jawa Tengah ditinjau dari dimensi pengetahuan dan pengalaman termasuk dalam
kategori tinggi, hal ini terlihat dari dukungan setuju dan sangat setuju pada setiap
diproksikan dalam pengetahuan dan pengalaman auditor pada keadaan baik, hal
ini didukung juga dengan rata-rata jumlah skor mencapai 39,45 dan standar
75
2. Independensi Auditor
ini digunakan 4 proksi yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien,
telaah dari rekan auditor dan jasa non audit yang diberikan. Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh data mengenai independensi auditor, yaitu terlihat pada tabel
berikut ini.
Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa independensi auditor di Jawa
Tengah ditinjau dari lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari
rekan auditor dan jasa non audit termasuk dalam kategori kurang sampai dengan
tinggi, hal ini terlihat bahwa dukungan setuju dan sangat setuju dari responden
pada items pertanyaan positif berkisar antara 25 sampai 58 responden atau antara
32% sampai 75%. Sedangkan untuk items pertanyaan negatif jawaban sangat
responden atau berkisar antara 18% sampai 46%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independensi auditor adalah pada keadaan cukup untuk melakukan audit
yang berkualitas, hal ini ditunjukkan juga dengan rata-rata jumlah skor mencapai
40,36 dan standar deviasinya sebesar 7,51 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah
3. Kualitas Audit
Tabel 4.5. Persentase jawaban responden pada setiap pernyataan tentang kualitas
audit
Dimensi Indikator Pertanyaan Item Ket Kategori Jawaban Jml
STS TS R S SS
Kualitas Melaporkan semua 1.Besarnya kompensasi yang (+) Fr 20 34 18 3 2 77
Audit kesalahan klien saya terima akan
mempengaruhi saya dalam
melaporkan kesalahan klien. 26,0 23,4 3,9 2,6
% 44,2 100
Pemahaman 2.Pemahaman terhadap sistem (+) Fr 1 1 1 62 12 77
terhadap sistem informasi akuntansi klien
informasi akuntansi dapat menjadikan pelaporan
klien audit saya menjadi lebih baik. 1,3 1,3 1,3 15,6
% 80,5 100
Komitmen yang kuat 3.Saya mempunyai komitmen (+) Fr 0 0 3 57 17 77
dalam yang kuat untuk
menyelesaikan audit menyelesaikan audit dalam
waktu yang tepat. 0,0 0,0 3,9 22,1
% 74,0 100
Berpedoman pada 4. Saya menjadikan SPAP (+) Fr 0 0 6 52 19 77
prinsip auditing dan sebagai pedoman dalam
prinsip akuntansi melaksanakan pekerjaan
dalam melakukan laporan.
pekerjaan lapangan
% 0,0 0,0 7,8 67,5 24,7 100
Tidak percaya 5.Saya tidak mudah percaya (+) Fr 0 7 18 44 8 77
begitu saja pada terhadap pernyataan klien
pernyataan klien selama melakukan audit.
% 0,0 9,1 23,4 57,1 10,4 100
Sikap hati-hati 6.Saya selalu berusaha (+) Fr 0 1 1 45 30 7
dalam pengambilan berhati-hati dalam
keputusan pengambilan keputusan
selama melakukan audit.
% 0,0 1,3 1,3 58,4 39,0 100
Sumber : Data yang diolah
79
Dari Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pernyataan mengenai besarnya
, pada pertanyaan negatif ini umumnya responden menjawab sangat tidak disetuju
dan tidak setuju adalah 20 dan 34 responden atau 25 % dan 44 % sedangkan pada
lebih baik, responden mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan audit
dalam waktu yang tepat, responden menjadikan SPAP sebagai pedoman dalam
pernyataan klien selama melakukan audit, dan selalu berusaha berhati-hati dalam
tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas audit pada auditor di Jawa Tengah
berada pada kategori lebih dari cukup atau cukup tinggi. Hal tersebut didukung
pula dengan hasil rata-rata jumlah skor kualitas audit sebesar 22,60 dan standar
deviasinya 2,07, sedangkan jumlah skor tertinggi 30 dan terendah 15 (Skor Ideal
variabel dapat dilihat seperti ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini
80
Dari Tabel 4.6 di atas nampak bahwa rata-rata jumlah skor kompetensi
(X1) sebesar 39,45 sudah mendekati skor maksimum idealnya 50, sementara rata-
rata jumlah skor independensi sebesar 40,36 relatif masih jauh dari jumlah
maksimum idealnya yaitu 70, sementara itu rata-rata jumlah skor kualitas audit
cukup tinggi sebesar 22,60 sudah mendekati jumlah maksimum idealnya yaitu 30.
Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor sudah cukup baik, begitu juga
sebesar 0,531 dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 0,282 atau 28,2%.
Model Summary b
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 91,520 2 45,760 14,533 ,000a
Residual 232,999 74 3,149
Total 324,519 76
a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Std. Zero-
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part
1 (Constant) 12,698 1,882 6,747 ,000
Kompetensi ,186 ,050 ,396 3,685 ,000 ,487 ,394 ,363
Independensi ,063 ,030 ,231 2,148 ,035 ,388 ,242 ,212
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari Tabel 4.9 di atas terlihat bahwa koefisien korelasi product moment
terbentuk :
tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmologorov-
Smirnov (Uji K-S) dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada
Hasil uji normalitas pada Tabel 4.11 di atas didapatkan nilai signifikansi
0,283, residual regresi X2 terhadap Y sebesar 0,203, dan residual regresi ganda
Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data dalam penelitian ini maka
akan disajikan dalam grafik histogram dan grafik normal P-plot . Dimana dasar
asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan Histogram
Variabel Dependet Kualitas Audit
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean =-1.29E-15
Std. Dev. =0.987
0 N =77
-2 0 2 4
Regression Standardized Residual
85
Gambar 4.2
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas dengan P-Plot
Variabel Dependent Kualitas Audit
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
yang mendekati normal. Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai
2. Uji Heteroskedastisitas
Stutentised Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini :
Scatterplot
4
Regression Studentized Residual
-2
-2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model regresi terjadi
kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dengan
3. Uji Multikolinieritas
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas penelitian. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Ada tidaknya
87
korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dinyatakan tidak ada korelasi
Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari
variabel bebas kompetensi dan independensi mempunyai nilai tolerance lebih dari
10% (0,842 / 84,2%) dan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) tidak lebih 10
(1,187). Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi
Kualitas Audit
Hitung dengan F Tabel dengan tingkat kepercayaan 5%. Dari hasil analisis
hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel pada derajat bebas (2;74) dan
signifikansi 5% adalah 3,12 dan p-value kurang dari taraf signifikansi α=0,05
(5%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
Daerah Daerah
penerimaan Ho Penolakan Ho
(α=5%)
0 3,12 14,533
Terlihat dari Gambar 4.4 di atas, nilai F regresi hasil perhitungan berada di
dalam penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh yang signifikan secara simultan
Akuntan Publik Jawa Tengah. Serta tinggi rendahnya kualitas audit dapat
terhadap variabel terikat yaitu antara kompetensi terhadap kualitas audit dan
koefisien regresi, nilai t dan signifikansi secara partial adalah sebagai berikut
Coefficients(a)
Unstandardized Stand
Coefficients ardize
Model d t Sig.
B Std. Error Coeffi
cients
1 (Constant) 12,69
1,882 6,747 ,000
8
Kompetensi ,186 ,050 ,396 3,685 ,000
Independensi ,063 ,030 ,231 2,148 ,035
a Dependent Variable: Efektifitas Komunikasi
Dari Tabel 4.14 di atas terlihat bahwa nilai t hitung dari masing-masing
variabel kualitas kompetensi dan independensi adalah 3,685 dan 2,148 serta
semuanya kurang dari taraf signifikansi 5% (0,05) yang berarti hipotesis nol
ditolak atau nilai t hitung lebih tinggi dibandingkan dengan t tabel pada taraf
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.5, kurva t sebagai kurva pengujian
Daerah
Daerah
penerimaan Ho
Penolakan Ho
(α=5%)
Semua t hitung
0 ttabel=1,658
90
hipotesis alternatif dalam penelitian ini diterima sehingga ada pengaruh yang
4.7 Pembahasan
kompetensi dan independensi seorang auditor maka akan semakin tinggi pula
dan pengalaman auditor memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,186 satuan yang
berarti bahwa jika kompetensi yang dimiliki auditor naik satu satuan maka akan
15,5% dalam menjelaskan variabel kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan
Selain itu hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Harhinto (2004) dan Kartika Widhi (2006) bahwa keahlian yang diproksikan
91
terhadap kualitas.
hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah rekan audit dan jasa non audit
yakni dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,063 yang berarti bahwa setiap
audit yang dihasilkan oleh auditor sebesar 0,063 satuan. Dan berdasarkan hasil
% dalam menjelaskan kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan pendapat De Angelo
bahwa kemungkinan dimana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada
independensi auditor.
sesuai dengan dengan pendapat De Angelo yang menyatakan bahwa kualitas audit
saji tergantung pada independensi auditor telah terbukti secara signifikan, dan dari
hasil penelitian secara simultan diketahui bahwa kualitas audit pada auditor di
Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dapat ditentukan oleh faktor kompetensi
92
dan selebihnya 71,8 % ditentukan oleh faktor lain diluar model penelitian ini.
memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan
kualitas audit, hal ini dapat dipahami karena jika auditor benar-benar independen
maka akan tidak terpengaruh oleh kliennya. Auditor akan dengan leluasa
terutama jika mendapat tekanan-tekanan dari pihak klien maka kualitas audit yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
independensi auditor terhadap kualitas audit pada auditor di kantor akuntan publik
sebagai berikut :
5.2 Keterbatasan
93
94
audit akan lebih baik jika menambahkan objek penelitian lain misal
5.3 Saran
antara lain :
hanya dari dari lingkup auditor pelaksana tetapi dapat pula dari
Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Edisi I.
Yogyakarta : BPFE
95
96
Mardiyah, Aida Ainul.2005. Pengaruh faktor klien dan faktor auditor terhadap
auditor changes. Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.(Tidak
dipublikasikan)
Novianty, Retty dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Vol.5. Hal.1-14
Said, Samsuar. 2006. Menkeu Bekukan Izin Akuntan Publik Justinus Aditya.
Tersedia:http://www.depkeu.go.id/Ind/News/NewsControl.asp?cdcate=SP
_AkuntanPublik.(28 Nopember 2006)
1. Reliability: Kompetensi
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,786 10
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,901 14
Item-Total Statistics
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,651 6
Item-Total Statistics
A. DESKRIPSI DATA
a. Pengetahuan
X111
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 11 14,3 14,3 14,3
4 25 32,5 32,5 46,8
5 41 53,2 53,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
X112
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 12 15,6 15,6 16,9
4 48 62,3 62,3 79,2
5 16 20,8 20,8 100,0
Total 77 100,0 100,0
X113
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
3 13 16,9 16,9 18,2
4 44 57,1 57,1 75,3
5 19 24,7 24,7 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 16 20,8 20,8 20,8
4 50 64,9 64,9 85,7
5 11 14,3 14,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
X115
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 8 10,4 10,4 10,4
4 54 70,1 70,1 80,5
5 15 19,5 19,5 100,0
Total 77 100,0 100,0
X116
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 3 3,9 3,9 3,9
4 56 72,7 72,7 76,6
5 18 23,4 23,4 100,0
Total 77 100,0 100,0
b. Pengalaman
X127
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1,3 1,3 1,3
3 21 27,3 27,3 28,6
4 40 51,9 51,9 80,5
5 15 19,5 19,5 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 16 20,8 20,8 20,8
4 48 62,3 62,3 83,1
5 13 16,9 16,9 100,0
Total 77 100,0 100,0
X129
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 6,5 6,5 6,5
2 1 1,3 1,3 7,8
3 29 37,7 37,7 45,5
4 38 49,4 49,4 94,8
5 4 5,2 5,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
X1210
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,6 2,6 2,6
2 3 3,9 3,9 6,5
3 32 41,6 41,6 48,1
4 36 46,8 46,8 94,8
5 4 5,2 5,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
2 10 13,0 13,0 14,3
3 29 37,7 37,7 51,9
4 33 42,9 42,9 94,8
5 4 5,2 5,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
2 9 11,7 11,7 13,0
3 12 15,6 15,6 28,6
4 39 50,6 50,6 79,2
5 16 20,8 20,8 100,0
Total 77 100,0 100,0
X213
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 16 20,8 20,8 20,8
2 29 37,7 37,7 58,4
3 20 26,0 26,0 84,4
4 10 13,0 13,0 97,4
5 2 2,6 2,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
X224
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 29 37,7 37,7 37,7
2 29 37,7 37,7 75,3
3 13 16,9 16,9 92,2
4 6 7,8 7,8 100,0
Total 77 100,0 100,0
X225
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,6 2,6 2,6
2 21 27,3 27,3 29,9
3 25 32,5 32,5 62,3
4 25 32,5 32,5 94,8
5 4 5,2 5,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 21 27,3 27,3 27,3
2 28 36,4 36,4 63,6
3 17 22,1 22,1 85,7
4 9 11,7 11,7 97,4
5 2 2,6 2,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
X227
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 31 40,3 40,3 40,3
2 22 28,6 28,6 68,8
3 13 16,9 16,9 85,7
4 10 13,0 13,0 98,7
5 1 1,3 1,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
X228
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 10 13,0 13,0 13,0
2 21 27,3 27,3 40,3
3 23 29,9 29,9 70,1
4 22 28,6 28,6 98,7
5 1 1,3 1,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
X229
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 21 27,3 27,3 27,3
2 31 40,3 40,3 67,5
3 14 18,2 18,2 85,7
4 10 13,0 13,0 98,7
5 1 1,3 1,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 6,5 6,5 6,5
2 36 46,8 46,8 53,2
3 24 31,2 31,2 84,4
4 11 14,3 14,3 98,7
5 1 1,3 1,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
X2311
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,6 2,6 2,6
2 2 2,6 2,6 5,2
3 5 6,5 6,5 11,7
4 66 85,7 85,7 97,4
5 2 2,6 2,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
X2412
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2,6 2,6 2,6
2 13 16,9 16,9 19,5
3 8 10,4 10,4 29,9
4 49 63,6 63,6 93,5
5 5 6,5 6,5 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3,9 3,9 3,9
2 29 37,7 37,7 41,6
3 25 32,5 32,5 74,0
4 18 23,4 23,4 97,4
5 2 2,6 2,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
X2414
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 7 9,1 9,1 9,1
3 18 23,4 23,4 32,5
4 45 58,4 58,4 90,9
5 7 9,1 9,1 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 20 26,0 26,0 26,0
2 34 44,2 44,2 70,1
3 18 23,4 23,4 93,5
4 3 3,9 3,9 97,4
5 2 2,6 2,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
Y2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1,3 1,3 1,3
2 1 1,3 1,3 2,6
3 1 1,3 1,3 3,9
4 62 80,5 80,5 84,4
5 12 15,6 15,6 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 3 3,9 3,9 3,9
4 57 74,0 74,0 77,9
5 17 22,1 22,1 100,0
Total 77 100,0 100,0
Y4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 6 7,8 7,8 7,8
4 52 67,5 67,5 75,3
5 19 24,7 24,7 100,0
Total 77 100,0 100,0
Y5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 7 9,1 9,1 9,1
3 18 23,4 23,4 32,5
4 44 57,1 57,1 89,6
5 8 10,4 10,4 100,0
Total 77 100,0 100,0
Y6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 1 1,3 1,3 1,3
3 1 1,3 1,3 2,6
4 45 58,4 58,4 61,0
5 30 39,0 39,0 100,0
Total 77 100,0 100,0
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Correlations
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Independensi, Kompetensi a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Model Summaryb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 91,520 2 45,760 14,533 ,000a
Residual 232,999 74 3,149
Total 324,519 76
a. Predictors: (Constant), Independensi, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kualitas Audit
a
Coefficients
UnstandardizedStandardized Collinearity
Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Std. Zero- Toler
Model B Error Beta t Sig. order Partial Part ance VIF
1 (Constant) 12,698 1,882 6,747 ,000
Kompetensi ,186 ,050 ,396 3,685 ,000 ,487 ,394 ,363 ,842 1,187
Independen ,063 ,030 ,231 2,148 ,035 ,388 ,242 ,212 ,842 1,187
a.Dependent Variable: Kualitas Audit
a
Coefficient Correlations
a
Collinearity Diagnostics
Charts
Histogram
20
15
Frequency
10
Mean =-1.29E-15
Std. Dev. =0.987
0 N =77
-2 0 2 4
Regression Standardized Residual
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Scatterplot
4
Regression Studentized Residual
-2
-2 0 2 4
Regression Standardized Predicted Value
D. IDENTITAS RESPONDEN
Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Partner 20 26,0 26,0 26,0
Senior Auditor 13 16,9 16,9 42,9
Juniro Auditor 20 26,0 26,0 68,8
Lainnya 24 31,2 31,2 100,0
Total 77 100,0 100,0
Pengalaman Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 th 16 20,8 20,8 20,8
5- 10 th 44 57,1 57,1 77,9
Lebih 10 tahun 17 22,1 22,1 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Alnalisis sistem 17 22,1 22,1 22,1
Konsultan Pajak 18 23,4 23,4 45,5
Konsultan Manajemen 17 22,1 22,1 67,5
Lainnya 25 32,5 32,5 100,0
Total 77 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 5 th 28 36,4 36,4 36,4
5- 10 th 44 57,1 57,1 93,5
Lebih 10 tahun 4 5,2 5,2 98,7
5 1 1,3 1,3 100,0
Total 77 100,0 100,0
Jenjang Pendidikan
Sertifikat Profesional
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 43 55,8 55,8 55,8
Ya 34 44,2 44,2 100,0
Total 77 100,0 100,0