Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses transformasi pesan dari seorang komunikator
kepada komunikan. Baik secara langsung maupun dengan perantara media.
Dalam setiap kehidupan hampir setiap hari bahkan setiap jam dan menit,
orang tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan proses Komunikasi.
Kedinamisan ini lebih dikarenakan oleh sifat manusia sebagai mahluk sosial
yang selalu mengadakan kontak sosial dengan individu lain.
Dewasa ini telah banyak digunakan berbagai macam teknik Komunikasi
guna transformasi isi pesan Komunikasi. Salah satunya adalah Komunikasi
persuasif yang selalu digunakan oleh lembaga atau perseorangan untuk dapat
mempersuasi atau memperngarui individu yang lain. Teknik ini juga
dilakukan pada proses pengenalan dan promosi pada suatu perusahaan.
Setiap hari kita salalu menjumpai hasil dari proses Komunikasi
persuasif. Bentuk itu adalah bentuk Komunikasi melalui upaya Public
Relations. Dengan cara ini diharapkan setiap pesan yang hendak
ditransformasikan kepada masyarakat luas yang dalam hal ini sebagai
masyakat konsumen dari produk tertentu. Pengemasan dalam bentuk pesan
yang persuasif dan menarik diharapkan dapat merubah persepsi masyarakat
terhadap suatu barang atau produk maupun jasa, sehingga hasil akhirnya
mampu menggerakan konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang
bersangkutan.
Seiring dengan kemajuan zaman di Indonesia, semua instansi maupun
perusahaan di Indonesia dituntut untuk melakukan suatu tindakan yang
inovatif agar bisa tetap survive dalam menghadapi gempuran zaman dalam
persaingan seperti sekarang ini. Tindakan perubahan ini dilakukan dengan
pembenahan disegala bidang, baik ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Hal ini juga dilakukan oleh instansi pendidikan, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta

1
Transformasi IAIN SUNAN KALIJAGA menjadi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta membawa implikasi yang sangat besar
bagi khasanah keilmuan yang ada di Indonesia. Sistem pendidikan yang
terintegrasi dan interkoneksi antara ilmu umum dengan moral agama,
tentunya diharapkan mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang tidak
hanya handal dalam kualitas keilmuan umum, tetapi juga mempunya
penyeimbang yaitu keilmuan moral keagamaan. Hal ini menjadi tujuan akhir
yaitu menghasilkan sosok intelektual yang bermoral agama kuat dan
berpengetahuan yang handal.
Sebagai salah satu Universitas, tentunya UIN Sunan kalijaga mempunyai
beberapa fakultas keilmuan umum. Yaitu fakultas Ilmu Sosial Humaniora dan
fakultas Sain dan teknologi. Salah satu program studi yang terdapat pada
fakultas Ilmu Sosial Humaniora adalah program studi ilmu Komunikasi,
dengan konsentrasi Pubilk Relations dan Advertising. Kedua konsentrasi
tersebut sangat diminati oleh para mahasiswa karena selain dipandang
memiliki prospek kedepan yang cukup baik karena sesuai dengan tuntutan
pasar. Oleh karena itu Prodi Ilmu Komunikasi selain ingin mengembangkan
keilmuan para mahasiswanya juga ingin mengembangkan soft skill
mahasiswanya agar kelak benar-benar siap menghadapi persaingan dalam
dunia kerja.
Perkembangan perusahan di Indonesia yang sedemikian pesat,
membawa implikasi pada pendidikan ilmu Komunikasi. Terutama konsentrasi
Public Relations / Humas. Fungsi Menejemen dan Citra menjadi demikian
penting bagi sebuah perusahaan atau instansi sebagai Patron penyampai pesan
positif dari produsen kepada konsumenya. Citra menjadi salah satu faktor
penentu marketing dalam perusahaan maupun Instansi yang lain. Baik dalam
skala lokal maupun nasional. Peran daripada tenaga ahli dalam hal Public
Relations dan perencana program promosi menjadi sedemikian penting.
Devisi Public Relations dan marketing bagi perusahaan dan Instansi
tertentu sudah dikenal lazim oleh setiap perusahaan maupun instansi besar.
Termasuk perusahaan yang menjadi instansi tempat magang. Pemilihan

2
perusahaan ini lebih dititik beratkan pada tingkat kepentingan dan kapasitas
devisi Public Relations dan Promosi terhadap sumbangsih tingkat penjualan
bagi perusahaan maupun Instansi tertentu.
Peran komunikasi aktif dan perpaduan dengan Teknik Presentasi dan
Negosiasi yang baik, menjadi modal awal promosi menjadi sangat penting dan
layak diperhitungkan di setiap perusahaan. Ide-ide kreatif tersebut dapat
menghasilkan sebuah kampanye promosi yang sangat ampuh dalam upaya
mendongkrak tingkat penjualan bagi suatu perusahaan.
Pemilihan Instansi ini sebagai pilihan utama untuk Kuliah Kerja
Komunikasi atau KKK dikarenakan Instansi ini berskala nasional dengan
tingkat program promosi dan pencitraan yang sangat signifikan. Pertimbangan
lain adalah karena sasaran dari produk dan Jasa Instansi ini adalah Seluruh
Kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, dari yang muda hingga yang tua,
dan dari dalam negeri maupun luar negeri tentunya setiap program promosi
dan pencitraan yang dibuat tentunya sangat dinamis dan selalu mengikuti
segala perubahan perilaku dan budaya yang ada dikalangan Masyarakat di
Indonesia saat ini.
Mengutip dari buku yang berjudul prinsip pokok periklanan dalam
perspektif global monlee dan carla johnson mengemukakan bahwa tujuan
seluruh komunikasi pemasaran adalah untuk membantu perusahaan dalam
mancapai tujuan-tujuan pemasaran. Tujuan-tujuan pemasaran tersebut
biasanya antara lain sebagai berikut:
1. Mengenalkan produk-produk baru.
2. Ajakan kepada para konsumen yang ada untuk membeli lebih
banyak produk.
3. Mempertahankan penjualan di luar musim puncak.
4. Mendapatkan ruang pajang yang labih besar.
5. Memerangi persaingan.
Strategi pemasaran yang digunaan perusahaan untuk mencapai tujuan-
tujuan ini bisa menyertakan bauran pemasaran yaitu: produk, tempat, promosi
dan harga.

3
Promosi penjualan yang efektif adalah sebuah program promosi yang
dapat memaksimalkan valume penjualan dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan alasan itulah Public Relations, periklanan, promosi penjualan,
dan publisitas produk bekerja bersama.Public Relations berfungsi untuk
membangun citra positif yang dipancarkan dari Instansi atau perusahaan
melalui produk atau jasa yang dihasilkan, Periklanan membantu
mengembangkan dan memperkuat kualitas, membedakan reputasi merek, dan
membangun volume pasar. Publik Relations atau Humas juga turut berperan
dalam membantu membangun volume pasar. Publisitas produk membantu
mengembangkan hubungan jangka panjang antara perusahaan dan konsumen.
Event atau acara khusus menjadi alat yang dianggap paling produktif
dalam melakukan proses penyampaian pesan penjualan dari produsen ke
konsumen. Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh Instansi Kepariwisataan yang
banyak membidik segment pasar baik lokal maupun manca negara ini
berbondong-bondong untuk merancang kegiatan-kegiatan acara khusus atau
event untuk kalangan pasar yang sesuai dengan segmentasinya.
Dinas Pariwisata Provinsi DIY sebagai instansi pemerintahan yang
bergerak dibidang kepariwisataan yang ada di Indonesia juga menempatkan
remaja sebagai segment pasar yang paling produktif. Banyak acara-acara
khusus yang di sponsori maupun dirancang khusus guna menarik pasar remaja
untuk menjadi konsumen dari pariwisata Yogyakarta, karna menurut data
statistik menunjukkan segmen remaja adalah termasuk segmen audience yang
paling banyak datang sebagai pengunjung yang bertujuan untuk membeli
produk baik barang maupun jasa kepariwisataan Yogyakarta, dan ironisnya
pasca bencana erupsi yang terjadi pada gunung merapi yang berada diutara
provinsi DIY itu membawa dampak yang sangat signifikan bagi
kepariwisataan DIY khususnya menurunnya kuantitas jumlah pengunjung
baik lokal maupun internasional ke Yogyakarta, khususnya kalangan anak-
anak dan remaja. Oleh sebab itulah maka Dinas pariwisata Provinsi DIY
menggalakkan kerja bagian Promosi dan Public relations untuk
mengembalikan citra pariwisata DIY aman dan tentram kembali, Hal ini

4
dilakukan karena kampanye promosi yang dianggap tepat untuk kalangan
mereka adalah dengan melalui kegiatan-kegaitan yang sifatnya lebih kepada
hiburan.
Acara khusus menjadi media yang dianggap tepat untuk melakukan
kampanye pemasaran oleh perusahaan karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Untuk mengindikasikan sebuah pasar sasaran khusus atau gaya
hidup. Pelanggan dapat ditargetkan secara geografis,
demografis, psikografis atau perilaku sesuai acara-acara khusus.
Peristiwa-peristiwa dipilih berdasarkan sikap peserta terhadap
dan penggunaan jasa dan budaya tertentu.
2. Untuk meningkatkan kesadaran nama Instansi atau kebudayaan.
Pernsponsoran sering menawarkan paparan yang mendukung
pada sebuah merek atau kondisi yang perlu untuk membangun
pengenalan merek dengan memilih secara terampil
pensponsoran, aktifitas, atau acara khusus.
3. Untuk menciptakan atau mengukuhkan persepsi konsumen
tentang asosiasi citra merek. Acara-acara khusus itu sendiri
memiliki asosiasi yang membantu menciptakan atau menguatkan
asosiasi merek.
4. Untuk meningkatkan dimensi citra perusahaan. Pernsponsoran
dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan persepsi bahwa
perusahaan itu di sukai, bergengsi, dan lain-lain sehingga
konsumen akan percaya pada perusahaan dan menyenanginya
dalam pilihan produk komudian.
5. Untuk menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan.
Perasaan yang ditimbulkan oleh sebuah peristiwa yang
menyenangkan bisa juga secara tidak langsung mengaitkan
merek.
6. untuk mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu
sosial.
7. Untuk menghibur klien utama atau mengimbali karyawan kunci.

5
8. membangkitkan peluang perdagangan atau promosi.
Meskipun ada keuntungan potensial ini, pensponsoran juga
mengandung sejumlah kerugian potensial. Keberhasilan dari sebuah acara
khusus tak dapat diramalkan dan berada diluar kontrol sponsor. Walaupun
banyak konsumen akan memberi kredit kepada sponsor untuk memberikan
bantuan finansial guna mewujudkan peristiwa tersebut khusus itu, beberapa
konsemen mungkin masih membenci komersialisasi acara khusus.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dari diadakannya Kuliah Kerja Komunikasi ini adalah sebagai
berikut ini:
1. Menerapkan ilmu yang dari perkuliahan. Sehingga mahasiswa
tidak hanya mempelajari secara teori tetapi juga dapat
menerapkannya di dunia kerja secara profeisional.
2. Mahasiswa banyak mendapat pengalaman di dunia kerja.
3. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru di dunia Public
Relations atau Kehumasan yang tidak didapat dibangku kuliah.
4. Mahasiswa menjadi individu yang profesional dan mampu
bersikap disiplin dan bertanggung jawab di dalam dunia kerja.
5. Melatih mahasiswa berorganisasi dan bekerja dalam sebuah
tim di bawah tekanan, dan mengatasi hal-hal yang di
dalamnya.
6. Mahasiswa mengerti setiap bidang dalam organisasi sehingga
mampu memutuskan bagian mana yang paling diminati dan di
sukai sehingga tidak ada keterpaksaan.
7. Mempersiapkan mahasiswa menjadi individu dengan keahlian
akademis yang ditunjang dengan pengalaman praktis.

6
Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:
 Tujuan Umum

1. Sebagai bahan acuan mahasiswa sejauh mana mereka menyerap


wawasan selama menempuh kegiatan akademis saat di bangku kuliah.
2. Sebagai tolak ukur bagaimana kegiatan yang telah dijalani mahasiswa.
3. Mempertanggung jawabkan apa saja yang selama ini ditempuh dan di
pelajari di dalam dunia kampus.
4. Bagi pihak lembaga kampus adalah sebagai acuan untuk masa yang
akan datang agar pelaksanaan program ini dapat terus ditingkatkan.
5. Sebagai realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan-Pengajar,
Penelitan, dan Pengabdian pada Masyarakat).
6. Menjalin kerjasama antar Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga dengan Dinas Pariwisata Provinsi DIY.
7. Meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan mahasiswa di
bidang promosi dan Public Relations.
8. Melatih kompentensi materi Public Speaking, Teknik Presentasi dan
Negosiasi, Teknik Penulisan PR serta Marketing Public Relations
yang selama ini di dapat di kampus sebatas teori belum banyak
praktek.
9. Menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi persiapan menuju dunia
kerja yang nyata sebagai seorang pelaku dan perencana Fungsi
Menejemen yang professional.

 Tujuan Pribadi

1. Meningkatkan kemampuan dalam hal Human Relations, dan


Teknik Presentasi dan Negosiasi yang baik dalam sebuah
Instansi Pemerintahan.

7
2. Mengetahui cara dan system kerja devisi Pemasaran dan
promosi di suatu Instansi pemerintahan tersebut atau
seluruhnya.

3. Mengetahui praktek kerja nyata seorang pelaku Public Relatins


and Promotions diDinas Pariwisata Provinsi DIY dalam upaya
Revitalisasi pariwisata DIY pasca erupsi Merapi.

4. Mendekatkan diri pada dunia kerja Public Relatins secara real


dan nyata.

5. Membangun relasi dan jaringan-jaringan karier yang lebih


tinggi sesuai keahlian individu.

C. Manfaat
Manfaat dari Kuliah Kerja Komunikasi ini bagi mahasiswa
sendiri adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh pengalaman kerja serta pengalaman dalam
mencari pemecahan masalah. Mahasiswa juga dapat
mengembangkan kemampuan dalam mengindentifikasikan
masalah, mengamati suatu proses kerja, mengumpulkan data
dan serta dapat membuat suatu kesimpulan dan
menerapkannya dalam ide pencitraan yang sesuai dengan
keinginan klien.
2. Menambah pengetahuan dan keahlian dan pengalaman di luar
kampus yang sesuai atau berhubungan dengan program studi
yang dipilih.
3. Mahasiswa dapat berusaha menonjolkan diri dalam bekerja
dan mempunyai prestasi dalam bidang pekerjaan tersebut
sehingga memungkinkan adanya perekrutan tawaran
kesempatan kerja dari perusahaan.
4. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan semua bagian dari
perusahaan, Maupun sistem yang terdapat di dalamnya,

8
sehingga dapat mempromosikan dirinya sebagai tenaga kerja
yang kompeten dan profesional.
5. Mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan usaha sehingga
terjadi transfer ketrampilan, sikap, motivasi, nilai-nilai, serta
wawasan yang akan meningkatkan kompetisi dan kesiapan
bersaing.
6. Mahasiswa mengetahui proses, budaya, sistem kerja dan
kompetisi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga dapat
mengembangkan diri sesuai kompetisi yang dibutuhkan dan
kemampuan diri.
Untuk universitas sendiri, manfaat Kuliah Kerja Komunikasi ini
adalah sebagai berikut:
1. Merupakan salah satu cara evaluasi penyerapan pencapaian
materi yang telah dikuasai oleh mahasiswa.
2. Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pihak
perusahaan, industri, maupun instansi.
3. Memperoleh informasi tentang perkembangan tuntutan dunia
kerja sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
Kehumasan yang ada pada zaman sekarang ini.
Sedangkan untuk perusahaan atau industri, Kuliah Kerja
Komunikasi ini diharapkan bermanfaat sebagaimana berikut ini:
a. Sebagai sarana pertukaran informasi antara dunia kerja dengan
dunia pendidikan.
b. Memperoleh sumber daya manusia yang terdidik untuk
dilibatkan dalam proses kerja.
c. Menjalin untuk saling memahami antara perusahaan dengan
praktik bila dimungkinkan adanya kerjasama yang berlanjut.

D. LOKASI KULIAH KERJA KOMUNIKASI


Lokasi yang menjadi tempat Kuliah Kerja Komunikasi (K3) ini
adalah sebuah Instansi Pemerintahan yang bergerak dibidang kepariwisataan

9
yakni; Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Yang kantornya berlokasi di JL.
Malioboro No: 56 Yogyakarta. Cakupan dari Instansi ini adalah hampir 100 %
dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan penulis sendiri mendapatkan
kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan Job Training atau Kuliah Kerja
Komunikasi di Dinas Pariwisata Provinsi DIY sebagai Sekretaris Pribadi dan
membantu Bidang Pemasaran untuk Mempromosikan Pariwisata DIY pasca
Erupsi Merapi.

E. RENCANA PROGRAM KERJA


Dalam rangka mensukseskan dan kelancaran pada program Kuliah
Kerja Komunikasi atau K3, maka sebagai pijakan atau tolak ukur keberhasilan
dari program ini dirasa perlu untuk membuat program kerja yang diajukan
selama mengikuti Kuliah Kerja Komunikasi atau K3 di perusahaan. Adapun
secara garis besar program tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membuat Pers Release setiap Berita penting yang ada di Dinas


Pariwisata provinsi DIY

2. Branding Competition

3. Membuat Artikel Pariwisata Visit Jogja

4. Menejemen crisis Pariwisata Yogyakarta pasca bencana (Erupsi Merapi)

5. Presentasi dan Negosiasi dengan Perusahaan tentang kerjasama event

6. Kampanye Jogja Aman dan Nyaman Bagi wisatawan

F. PROGRAM KERJA KULIAH KERJA KOMUNIKASI

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi yang di lekukan di


perusahaan, penulis berpatokan pada terlaksananya seluruah program yang
penulis ajukan pada saat mengajukan permohonan magang. Tetapi karena dari
perusahaan sendiri telah memiliki program sendiri untuk bagian promosi maka
penulis diwajibkan untuk mengikuti dan mejalankan seluruh aktifitas program

10
promo yang telah disusun oleh perusahaan. Walaupun untuk masing-masing
rencana program promosi direncanakan oleh penulis tetapi penulis harus
mengikuti dan mengembangkan garis besar materi promosi yang ditentukan
dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY.

Dalam kesempatan selama penulis melakukan magang di Dinas


Pariwisata Provinsi DIY, penulis berhasil menjalankan program kerja Promosi
yang telah ditugaskan dari Instansi Pemerintahan tersebut kepada penulis.
Adapun program kerja tersebut adalah sebagai berikut:

Membuat Pers Release setiap Berita penting yang ada di Dinas Pariwisata
provinsi DIY

Membuat surat penawaran kerjasama dengan Hotel berbintang di Jogja


dalam event yang diadakan dalam rangka Recovery Jogja pasca erupsi
merapi

Membuat Artikel Pariwisata Visit Jogja

Menejemen crisis pasca bencana (Erupsi Merapi)

Presentasi dan Negosiasi dengan Perusahaan tentang kerjasama event

Kampanye Jogja Aman dan Nyaman Bagi Wisatawan

Branding Yogja Ceria Melalui Web dan presentasi pada clien

11
BAB II
DESKRIPSI LOKASI KERJA KULIAH KOMUNIKASI

A. Profil dan Sejarah Perkembangan Dinas Pariwisata Provinsi DIY

Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang


pariwisata, kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembatuan yang diberikan oleh
pemerintah. Dinas Pariwisata mempunyai fungsi untuk menyusun program
pengendalian bidang pariwisata, merumuskan kebijakan teknis bidang pariwisata,
mengelola pengembangan kapasitas pariwisata, menyelenggarakan pemasaran
pariwisata, memberi fasilitas bidang pariwisata kabupaten/kota, melaksanakan
koordinasi perijinan bidang pariwisata, melaksanakan pelayanan umum bidang
pariwisata, memperdayakan sumberdaya dan mitrakerja bidang pariwisata,
melaksanakan kegiatan ketatausahaan, dan melaksanakan tugas lain yang
diberikan gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Dinas Pariwisata didirikan pada tahun 1979, dan lembaga ini mengalami
beberapa kali perubahan nama dan status. Perubahan nama dan status tersebut
dilakukan untuk meperbaiki kinerja instansi. Pada tahun 1980 Pemerintah pusat
mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap propinsi di Indonesia untuk
membentuk Dinas Pariwisata Daerah. Pada tahun 1981 berdasarkan Peraturan
Daerah Propinsi DIY Nomor 9 tahun 1981 tentang Pembentukan, Susunan,
Organisasi dan Tata Dinas Pariwisata Propinsi DIY dibentuklah Dinas Pariwisata
Propinsi DIY. Pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi DIY
Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pariwisa Propinsi DIY mengadakan perubahan terhadap Dinas Pariwisata
Propinsi DIY menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Propinsi DIY
Dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun1999 tentang Pemerintah
Daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan didaerah
sehingga di perlukan adannya Perangkat Daerah yang terdiri dari Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Sekretariat Daerah.
Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No 22 Tahun 1999 tersebut,
perlu meninjau kembali organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah

12
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Berdasarkan Surat Kawat Mentri Dalam
Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 6 September 2000 Nomor 061/2061/SJ
Pengaturan Kelembagaan Perangkat Daerah diatur 3 (tiga) Peraturan Daerah yaitu
Peraturan daerah yang mengatur Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan
Sekretariat Daerah.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut perlu
menetapkan Peraturan Daerah Provinsi DIY tentang Pembentukan dan Organisasi
Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Propinsi DIY. Mengingat Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, maka Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Propinsi DIY memutuskan peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 5
Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan
Pemerintah Propinsi DIY.
Pembentukan Dinas Daerah sebagai berikut:
a. Dinas pertanian
b. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
c. Dinas Perikanan dan Kelautan
d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
e. Dinas Pendidikan
f. Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
g. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
h. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
i. Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah
j. Dinas Perhubungan
k. Dinas Pendapatan
Berdasarkan:
1. Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 4 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di lingkungan
Pemerintah Propinsi DIY.
2. Hasil evaluasi kelembagaan terdapat adanya ketidaksesuaian antara
kewenangan dan kelembagaan, duplikasi tugas maupun fungsi dan tugas

13
yang tidak terwadahi untuk itu Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 4
Tahun 2001 perlu ditinjau kembali.
3. Visi misi Pemerintah Propinsi DIY, salah satu kebijakan adalah penataan
kelembagaan dan aparatur Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan daerah.
Dengan adanya pertimbang tersebut diatas maka ditetapkan Peraturan
Daerah Propinsi DIY Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi DIY diantaranya
Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY. Pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan
Daerah Propinsi DIY Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan dan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi DIY
mengadakan perubahan terhadap Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY menjadi
Dinas Pariwisata Propinsi DIY.

A. Visi dan Misi Instansi

 Visi Badan Pariwisata Daerah Yogyakarta

"Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia


tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang
berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan
dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”

 Misi Badan Pariwisata Daerah Yogyakarta

Misi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkait dengan


kepariwisataan adalah:
 Mengembangkan pariwisata Yogyakarta sebagai industri pariwisata
yang berbasis pada kekuatan ekonomi lokal sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah;

14
 Mengembangkan destinasi Yogyakarta berdasarkan keunggulan
produk wisata dan sarana prasarana penunjang yang berkualitas,
berbasis budaya, dan pembangunan pariwisata berkelanjutan;

 Mengembangkan pemasaran pariwisata Yogyakarta yang terpadu,


sinergis, efektif, dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
ke Yogyakarta;

 Mengembangkan kemitraan dengan meningkatkan jejaring (kerjasama


dan koordinasi), kualitas manajemen, Sumber Daya Manusia, dan
memantapkan kapasitas kelembagaan masyarakat pariwisata
Yogyakarta;

 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran dan


partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam kegiatan pariwisata yang
berdasarkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona.

C. Ruang lingkup operasional kerja

Ruang lingkup operasional kerja dari Dinas Pariwisata Yogyakarta


Provinsi DIY adalah mencakup wilayah kerja sebagai berikut:

1. Kabupaten Sleman

2. Kabupaten Bantul

3. Kota Yogyakarta

4. kabupaten Gunung Kidul

5. Kabupaten Kulon Progo

Bidang kerja dari Instansi ini adalah sebagai sebuah Instansi Pusat
penentu dari Dinas Pariwisata yang ada ditiap Kabupaten dan Kota Madya
yang ada dalam seluruh wilayah Daerah Istiomewa Yogyakarta. Tugasnya
yakni menangani bagian Marketing, promosi, sarana prasarana, sumber
daya manusia, analisa pasar, standarisasi produk yang telah dihasilkan oleh

15
tiap kabupaten dan kota madya, dan di provinsi inilah hal-hal tersebut
disistematisir menjadi satu kesatuan produk yakni Pariwisata Yogyakarta
dari seluruh kabupaten di DIY baik dari Sleman, Bantul, Kulon Progo,
Kota Madya Yogyakarta, maupun Gunung Kidul.

Instansi ini berkewajiban untuk memasarkan dan menggarap pasar


baru bagi Kepariwisataan Yogyakarta, partner kerja dinas pariwisata
adalah seluruh instansi maupun perusahaan yang mempunyai peran
sebagai penyedia produk maupun jasa yang dapat membantu wisatawan
baik lokal maupun manca negara dalam kunjugannya di Kepariwisataan
Yogyakarta, sebut saja maskapai penerbangan, jasa travel, pengusaha
kuliner, pengusaha mebel, pengusaha handi craft, Hotel dan penginapan
dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal distribusi, Instansi ini
berkewajiban mendistibusikan seluruh informasi produk Kepariwisataan
Yogyakarta ke seluruh Indonesia, bahkan Manca Negara. Promosi,
Instansi ini berkewajiban membantu melakukan upaya atau kegiatan
promosi yang dijalankan oleh Instansi partner dan Instansi Cabang. Selain
itu Instansi ini juga harus menjalankan rencana promo yang di susun oleh
Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan yang ada ditingkatan pusat.

D. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Badan Pariwisata Daerah Provinsi Daerah


Istimewa Yogyakarta terdiri dari:
1. Kepala Dinas Pariwisata Daerah
2. Sekretariat, terdiri dari:
 Sub Bagian Program;
 Sub Bagian Keuangan;
 Sub Bagian Umum;
 Sub Bagian Data dan Teknologi Informasi.

16
Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Sekretaris.
3. Bidang Pengembangan Kepariwisataan, terdiri dari :
 Sub Bidang Peningkatan Mutu;
 Sub Bidang Inovasi.
Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Bidang Pengembangan Kepariwisataan.
4. Bidang Pengembangan Pemasaran, terdiri dari :
 Sub Bidang Sarana Promosi;
 Sub Bidang Analisis Pemasaran.
Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang
yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran.

Tabel 1.1
(Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Provinsi DIY)

17
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

A. Pengantar
Program Kuliah Kerja Komunikasi dilakukan selama satu bulan
terhitung sejak tanggal 1 Desember – 31 Desember 2010 di Dinas Pariwisata
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertempat di Jl. Malioboro Nomor 56
dengan waktu kerja dari hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 07.30 – 14.30 WIB.
Pada hari pertama, Ibu Siti Aminah selaku Ketua Bagian Umum memberitahukan
serangkaian job descriptions kepada penulis sekaligus memperkenalkan dua
stafnya yakni Bpk. Arinto dan mbak Ida Purwaningrum,S.E. Pembagian tugas
sendiri memakai sistem teamwork oleh semua pegawai di staf sekretaris pribadi,
sehingga penulis memperoleh pengalaman yang lebih. Selama penulis KKK di
lokasi tersebut penulis ditempatkan di Kantor sekretaris pribadi dan pemasarani
yang bersebelahan langsung dengan Ruang Utama Pimpinan dan Ruang Rapat.
Memang boleh dikatakan jika posisi kantor sangat strategis karena menjadi sentra
utama tempat para manager dan pimpinan melakukan rapat perusahaan sekaligus
penerimaan dari berbagai tamu penting. Selain itu penulis juga diperkenalkan
dengan beberapa manager lainnya dan melihat lebih jauh akan lingkungan kantor
Pelaksanaan KKK di bagian sekretaris pribadi dan pemasaran cukup
bervariasi baik di mulai dengan mengkliping yang nantinya akan mendapatkan
disposisi dari pimpinan untuk segera ditindaklanjuti karena hal ini dapat
mengetahui pemberitaan di publik terhadap posisi Dinas Pariwisata Provinsi DIY
sendiri. Selain itu juga ada pembuatan Press Release, peliputan dan pembuatan
berita serta pembuatan media internal yakni majalah Jogja News. Selama KKK
penulis mendapatkan pembelajaran jurnalisme tentang tulis menulis peristiwa,
karena sebagian besar humas di sini lebih concern pada aspek tersebut. Humasda
juga menekankan bahwa seorang Public Relations yang cakap tidak hanya modal
pembicaraan yang bagus di depan umum tetapi juga memiliki jiwa pemberitaan
yang tinggi pula. Namun demikian tidak serta merta humas berada di lingkaran

18
tersebut, akan tetapi kinerja humas di sini juga saling melengkapi kinerja manager
dari berbagai seksi.

B. Kajian Teori
Public Relations atau humas merupakan salah satu unit kerja atau
bagian dari suatu perusahaan. Kehadiran humas merupakan hal yang vital karena
makin besar suatu organisasi akan semakin luas, makin besar dan tersebar publik
organisasi tersebut. Tentu diperlukan pula kegiatan komunikasi yang
berkesinambungan dan terencana agar hubungan secara internal dan eksternal
dapat berjalan sinergis.
Berikut definisi menurut pakar komunikasi tentang humas atau Public
Relations. Suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan
publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk
memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. (Cutlip, Center and Broom
dalam bukunya “Effective Public Relations”). Public Relations activity is
management of communications between an organizational and its publics. (The
British Institute of Public Relations). “Public Relations adalah fungsi manajemen
yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerja sama...”.(International Public Relations Association)
Peranan PR dalam suatu perusahaan sangat begitu penting karena
berkaitan dengan strategi manajemen yang akan dirumuskan untuk pencapaian
tujuan perusahaan yakni:
a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber) : Berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu memberikan solusi dan
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public
relationship);
b. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) : PR bertindak
sebagai komunikan atau mediator untuk membantu pihak manajemen
hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya;

19
c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process
Fasilitator) : Dalam proses pemecahan persoalan, PR merupakan
bagian dari tim manajemen;
d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) : Menjadikan PR
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in
organization;
Di dalam jangkuan ruang lingkup kinerjanya, PR membutuhkan tempat
dalam melaksanakan berbagai bidang kehumasan dan secara umum, humas
menangani dua macam ruang lingkup yakni secara internal dan eksternal.
a. Secara internal, bahwa PR (terdapat komunikasi vertikal dan horizontal):
1) Melakukan program terencaan dan berkesinambungan sebagai
bagian dari manajemen organisasional;
2) Memonitor dan menciptakan perubahan yang terukur dalam
kesadaran, opini, sikap dan perilaku antar sesama elemen
organisasi (atasan dan karyawan);
3) Memberi saran kepada pihak manajemen dalam hal pembentukan
kebijakan baru, prosedural baru dan tindakan baru yang sama-sama
bermanfaat bagi organisasi dan publik.
b. Secara eksternal, bahwa PR:
1) Menangani hubungan antara organisasi dan publik stakeholders-
nya;
2) Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara
organisasi dan publiknya;
3) PR mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang
positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Adapun untuk seorang PR juga dituntut mempunyai keterampilan dalam
mengelola segala program yang akan dijalankan yakni
a. Creator - Memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide
atau buah pemikiran yang cemerlang;

20
b. Conceptor - Mempunyai kemampuan skill sebagai konseptor dalam
menyusun program kerja kehumasan dan rencana program lainnya;
c. Mediator - Kemampuan menguasai teknik komunikasi melalui media
baik lisan maupun tertulis dalam menyampaikan pesan atau
menyalurkan informasi;
d. Problem Solver - Mampu mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapi baik secara proaktif, antisipatif, inovatif , dinamis dan solutif.
Untuk kegiatan dan sasarannya seorang PR harus mampu membidik dan
bersiap merima resiko tentang apa yang telah diperbuatnya karena selebihnya
seorang PR harus mampu untuk:
a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan
(Building Corporate Identity and Image);
b. Menciptakan identitas dan citra perusahaan
yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua
arah dengan berbagai pihak;
c. Menghadapi Krisis (Facing of Crisis). Menangani keluhan (complaint)
dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen
krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost
image and damage;
d. Mempromosikan Aspek Kemasyarakat (Promotion Public Relations
Causes). Kegiatan yang menyangkut kepentingan publik dan
mendukung kegiatan kampanye sosial;
Secara garis besarnya memang seorang PR tujuan akhirnya adalah
mendapatkan citra perusahaan yang positif, sehingga di sinilah langkah
selanjutnya adalah penggunaan metode lingkaran komunikasi dalam pembentukan
citra, yakni

21
Method of Program and Communication of

Public Relations Activities Circle

A. TUJUAN  Analisis Hasil


 Analisis Situasi
(Evaluasi)
(7 Langkah RencanaKerja PR)  Komunikasi

 Program
Kegiatan B. TARGET  Rumuskan
(Programming) Tujuan/Tema
(memperoleh citra dan
kepercayaan)  Batas Waktu

 Citra
 Kepercayaan
 Realitas
 Manfaat
 Anggaran  Keterikatan
(Budget)  Tentukan
Publik
 Personil
 Tentukan
Media

Gambar I
Langkah kinerja PR

C.Realisasi Kuliah Kerja Komunikasi

Adapun aktifitas humas yang dilakukan selama melaksanakan Kuliah


Kerja Komunikasi di Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
adalah :
1. Dokumentasi, monitoring media massa dan membuat kliping

Melakukan pembacaan koran yang diikuti oleh pencarian kolom atau artikel
berita yang berkenaan dengan seluk beluk Dinas Pariwisata Provinsi DIY secara
kontinyu yakni selalu dilakukan oleh staf sekretaris Kepala Dinas dalam
mengontrol hubungan eksternal yakni berita kepariwisataan. Meskipun perkerjaan
ini terasa sangat ringan, hal ini juga bermanfaat dalam melihat dan menganalisa

22
peristiwa yang diliput oleh dunia luar dalam pemberitaan apakah hal itu sesuai
dengan kenyataan di lapangan atau tidak. Karena setelah diarsip lalu diserahkan
kepada Sekretaris Utama untuk selanjutnya dibaca oleh Pimpinan apakah ada
disposisi selanjutnya untuk ditindaklanjui oleh divisi yang terkait. Jika hal
tersebut berkenaan dengan humas, maka pihak sekretaris sendiri akan turun
langsung dalam mengatasi permasalahan tersebut (ini merupakan aplikasi yang
dilakukan sebagai fungsi manajemen PR yakni bidang manajemen krisis). Dari
pemberitaan ini sendiri juga mempunyai indikator dalam tolak ukur kinerja Dinas
Pariwisata Provinsi DIY, apakah mengalami penurunan atau peningkatan menurut
pemberitaan tersebut. Pekerjaan ini sendiri selalu dilakukan setiap hari Senin
sampai Jumat (khusus untuk hari sabtu dan minggu, media koran dibaca dan
dikliping hari senin).

2. Pembuatan Pers Release

Pers release dalam sebuah karya kepenulisan yang dihasilkan oleh seorang
guna menginformasikan segala hal yang dilakukan oleh suatu instansi atau
perusahaan, informasi tersebut bertujuan untuk membentuk opini public terhadap
issue yang diangkat, baik seputar event, capaian, perbaikan, network, program
CSR atau banyak hal lain yang juga bertujuan untuk membangun citra positif
perusahaan atau instansi dihadapan halayak ramai. Dalam dunia public relations
pers release adalah merupakan suatu hal yang tidak asing lagi, karena hampir
setiap profesi ke-PR-an yang ada didunia ini mengharuskan seorang Public
Relatins dapat melalukan kegiatan kepenulisan dengan baik, dan hal tersebut
kebanyakan tertuang dalam kegiatan penulisan pers release untuk instansi atau
perusahaan yang diampu oleh seorang PR.
Menyoal permasalahan penurunan kuantitas wisatawan yang telah dialami
kepariwisataan Provinsi DIY pasca erupsi merapi berarti membincang pula
persoalan menegemen krisis yang dilakukan oleh Dinas pariwisata Provinsi DIY
dalam mengembalikan citra DIY aman dan nyaman kembali untuk dikunjungi
oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal tersebut juga salah satu

23
tugas garapan penulis dalam masa magang kerja, yakni menginformasikan kepada
khalayak dari media massa bahwa DIY tlah aman dan nyaman kembali untuk
dikunjungi, tentunya dengan sekian kegiatan yang dirancang khusus untuk
menyambut kedatangan wisatawan kembali ke Yogya untuk berwisata. Hal
tersebutlah yang terus dilakukan oleh penulis dalam masa magang kerja.

3. Branding Competition

Branding adalah komponen penting dalam sebuah instansi atau perusahaan


yang menjadi pendukung dalam keberhasilan sebuah kampanye pemasaran
produk maupun jasa. Dikenal dan tidaknya sebuah produk atau jasa sedikit banyak
juga dipengaruhi oleh kuat dan tidaknya branding produk yang ada dilapangan.
Banyak hambatan dan kendala dilapangan seputar distribusi material
promosi dan mempertahankan keberadaanya dilapangan. Di area DIY sendiri
masih mengalami banyak kendala pasca erupsi merapi, warga lebih banyak
mengalihkan destinasi akhir wisatanya kedaerah lain di Indonesia seperti bali,
lombok, pulau seribu atau daerah lain yang tidak mengalami bencana, hal tersebut
juga dirasakan dalam promosi yang dilakukan didaerah lain di Nusantara.
Didaerah lain di Indonesia sendiri banyak Dinas pariwisata yang mempromosikan
destinasi pariwisata yang ada diprovinsinya yang berebut space branding. Dari
sekian banyak produk yang ada dilapangan akhirnya menyebabkan perlombahan
branding antar kepariwisataan di Indonesia.
Vandalism dan kanibalisme matrial promosi menjadi sering terjadi apalagi
untuk pesaing kepariwisataan luar negeri, Malaysia, Bruney Darussalam, Jepang,
Eropa, Hongkong, Australia dan masih banyak yang lain, namun hal ini tidak
terjadi di Kepariwisataan Indonesia, karena kesemua Strategi promosi yang ada di
Nusantara menjadi satu kesatuan destinasi pariwisata di Visit Indonesia.
Perusakan bahkan replacement material promo menjadi lumrah dilakukan oleh
aktifitas competitor yang ada diluar negeri, sebut saja akuisisi sepihak wayang dan
tari bali yang dilakukan oleh malaysia yang pernah dilakukan dalam iklan

24
kepariwisataanya tempo dulu. Berawal dari beberapa hal diatas dan fakta
dilapangan akhirnya muncul sebuah program untuk me-maintance keberadaan
material promo yang ada dilapangan.
Dari beberapa program yang ada diantaranya adalah program branding
competition. Program ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan material
promo yang ada di lapangan atau pasar. Program ini mengharuskan setiap Dinas
Pariwisata kabupaten dan desa wisata yang ada didaerah peserta branding
competition untuk mempertahankan branding kepariwisataan dalam daerahnya
pada waktu tertentu. Jika hal itu telah dilakukan maka dilakukan penilaian oleh
team promosi dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY untuk kemudian mendapatkan
pelatihan dan evaluasi lebih mendalam tentang kesekian hal yang harus diperbaiki
dalam tubuh kepariwisataan tiap kabupaten dan kodya yang ada di DIY, sehingga
materi promosi yang dirancang selalu up date dan sesuai dengan keadan pasar
yang adaditiap daerah.
Anggaran yang digunakan dalam menjalankan program ini adalah
bersumber dari anggaran promosi dinas pariwisata DIY.
Program ini mulai dijalan mulai tanggal sejak awal tahun 2010 dan masih
berjalan hingga sekarang karena sesuai dengan periode anggaran tahunan
pemerintah provinsi. Hal utama yang mendasari dari program ini adalah adanya
kekhawatiran akan aktifitas competitor yang sering melakukan kanibalisme
terhadap material promo kepariwisataan yang ada di Indonesia, khususnya Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Hasil dari program ini adalah hampir semua tempat wisata yang ada diseluruh
kabupaten di DIY menerima materi promosi yang sama dan mengalami
keberimbangan material promo. Dan hasil yang paling mencolok adalah Daerah
Istimewa Yogyakarta masuk dalam peringkat pertama menyabet 3 award
sekaligus pada desember 2010 lalu yakni:
1. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Kota Trefavorit
2. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Provinsi Terbaik dalam pengembangan
pariwisata
3. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Kota dengan pelayangan terbaik.

25
Penghargaan tersebut diperoleh DIY Dalam Indonesia Tourism Award 2010
yang diselenggarakan distudio MetroTV dan diserahkan secara langsung oleh
MENBUDPAR pada tanggal 2 Desember 2010
Penghargaan ini berdasarkan hasil survey majalah SWA terhadap 1600 responden
yang terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang berasal dari 25 kota
di Indonesia.

4. Membuat Artikel Pariwisata

Dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dalam


setiap instansi maupun suatu perusahaan, pasti membutuhkan media dalam
memperlancar proses komunikasinya, media tersebut berfungsi sebagai alat yang
dapat menyimpan dan menyebarkan messege (pesan) baik berupa informasi
maupun berita dari komunikator kepada komunikannya, media ini dapat pula
berupa hard copy maupun soft copy, sebut saja contoh soft copy seperti; website,
facebook, twitter, blog,dll, dan hard cofy seperti; surat kabar, majalah, koran,
buletin dan lain sebagainya yang hari ini merupakan macam dari media dalam
dunia komunikasi. Begitu pula dengan dinas pariwisata Provinsi DIY, dalam
proses komunikasi kepariwisaan instansi ini juga membutuhkan media dalam
mengkafer kesekian kepentingannya yang akan disampaikan pada halayak
mengenai kepariwisataan yang ada di DIY, hal ini terbukti dengan dimilikinya
situs www.visitingjogja.com dan Buletin Pariwisata Provinsi DIY sebagai media
menyampai pesan dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY kepada masyarakat baik
dalam maupun luar negeri.
Informasi yang biasa ditampilkan dalam media tersebut diatas bisanya berupa
berita yang sifatnya up date dan terkini yang dilaksanakan oleh instansi tersebut
guna untuk mendongkrak opini positif dari publik terhadap Dinas Pariwisata DIY,
dan hal tersebutlah yang sering dilakukan oleh penulis sewaktu melakukan
kegiatan magang kerja di Dinas Pariwisata DIY, yakni melakukan kegiatan
kepenulisan artikel tentang pariwisata, baik pembahasan tentang perkembangan
pariwisata, event, rehabilitasi pasca erupsi merapi, maupun berita lain yang

26
kemudian dimuat di buletin maupun website Dispar Prov. DIY untuk diketahui
oleh Publik.

5. Menejemen krisis Kepariwisataan pasca Erupsi Merapi

Tidak dapat dipungkiri jika musibah erupsi merapi yang dialami oleh Daerah
Istimewa Yogyakarta menimbulkan kesekian kepedihan pada rakyat Yogya
dibanyak lini kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama, sosial
maupun kepariwisataan. Yang menjadi sorotan utama Dinas Pariwisata Provinsi
DIY adalah kemerosotan Pengunjung baik dalam maupun luar negeri yang
dialami oleh kepariwisataan DIY, suatu kenyataan yang cukup ironis dimana
hampir 50% dari penduduk Yogyakarta hidup dari objek wisata, baik sebagai
pedagang sovenir, kuliner khas yogya maupun penyedia jasa pariwisata dan
semua hal tersebut anjlok seketika pasca bencana. Sebuah kenyataan yang sangat
pahit dirasakan khususnya oleh masyarakat yang terkena dampak primer dari
bencana yakni dikawasan Kabupaten Sleman, tepatnya didaerah Kepuharjo,
Turi,kaliurang, kaliadem, kalikuning dan juga Cangkringan Yogyakarta,
bagaimana tidak, daerah yang terkenal dengan sumber daya alam dan kebun salak
terbesar di Indonesia tersebut luluh lantak seketika diterpa abu vulkanik, belum
lagi lahan padi yang tersapu lahar dingan dan lain sebagainya. Sontak
perekonomian kawasan bencana menjadi mandek bukan saja karena mereka tidak
bekerja, akan tetapi karna tidak adanya kaum pengunjung wisata yang berminat
untuk menjadikan kawasan Yogyakarta menjadi destinasi kepariwisataan
pilihannya karna sebab takut terkena imbas becananya.
Hal tersebutlah yang kemudian memaksa banyak pihak untuk berfikir
keras tentang bagaimana cara untuk memperbaiki keterpurukan pariwisata
Yogyakarta khususnya kawasan Sleman dan sekitarnya, dan dari sanalah muncul
banyak ide mengenai Recovery Jogja dan sekian kebijakan lain yang berfungsi
mengangkat citra positif bahwa Yogya telah aman kembali yakni dengan
mengadakan promosi event paket wisata erupsi, desa Wisata yang ada dikawasan
merapi, rekonstruksi kaliurang dan banyak event yang dirancang khusus untuk

27
menyambut kembali wisatawan yang ingin berkunjung ke Yoga. Dan diharapkan
dari menejemen crisis tersebut kepariwisataan Yogya mampu bangkit dan berdiri
gagah seperti sedia kala.

6. Presentasi dan Negosiasi event

Sebagaimana yang telah ditulis diatas bahwa, dalam rangka Recovery


Jogja pasca erupsi merapi Dinas pariwisata Provinsi DIY mengadakan banyak
event yang bertujuan untuk menarik simpaty dan animo publik agar menjadikan
Yogyakarta menjadi destinasi akhir kepariwisataan dalam daftar liburannya, dan
hal ini otomatis mengharuskan tiap elemen dalam Dinas Pariwisata untuk bekerja
ekstra, bagaimana tidak karna kompleksitas bencana yang terjadi di DIY
menyebabkan masyarakat trauma terhadap Jogja dan hal ini yang harus diluruskan
dengan melakukan pendekatan komunikasi persuasif yang lugas dan tepat sasaran.
Sebut saja dengan melakukan teknik presentasi dan negosiasi yang baik
dengan berbagai pihak yang bertalian dengan masalah kepariwisataan, baik
bekerja sama dengan MEBUDPAR (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata)
Indonesia untuk membantu mempromosikan Yogya telah Ceria maupun dengan
perusahaan atau instansi lain mengenai event besar yang akan diselenggarakan
untuk menarik perhatian khalayak agar kembali lagi ke Yogyakarta. Dan hal
tersebutlah yang semasa magang kerja dipelajari dan dipraktekkan oleh penulis
melalui presentasi event kepada para investor, maupun pihak media. Dan dalam
realitasnya penulis mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari kepala dinas
karna selalu diminta untuk menemui tamu untuk menjelaskan kesekian event yang
akan dilakukan di Yogyakarta. Event event yang akan dilaksanankan biasanya
juga harus bekerja sama dengan Hotel berbintag di Yogyakarta sebagai tempat
tinggal bagi wisatawan baik lokal maupun asing untuk menginap, oleh sebab itu
berikut kami tampilkan data Hotel berbintang dibadah Koordinasi Dinas
Pariwisata Prop. DIY:

28
Tabel 1.2
N
o Nama Hotel Alamat
1 Sheraton Mustika Jl. Laksada Adisucipto KM. 8,7, Depok
2 Hyatt Regency Jl. Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik
3 Quality Hotel Yogyakarta Jl. Laksada Addisucipto KM. 8 No. 48, Depok
4 Melia Purosani Jl. Jend. Suryotomo 31, Gondomanan
5 Inna Garuda Jl. Malioboro No. 60, Danurejan
6 Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa Jl. Laksada Adisucipto KM. 8, Depok
7 Shapir Yogyakarta Jl. Adisucipto Laksada 38, Gondoksuman
8 Phoenix Jl. Jend Sudirman 9-11, Jetis
9 Santika Jl. Jend Sudirman 19, Jetis
10 Novotel Jl. Jend Sudirman 89, Gondoksuman
11 Jogjakarta Plaza ( Radisson ) Jl. Gejayan, komplek colombo, Depok
12 Sahid Raya Yogya Jl. Babarsari, Tambakbayan, Depok
13 Ibis Malioboro Jl. Malioboro 52-58, danurejan
14 Mutiara Kencana Murni Jl. Malioboro 18, Danurejan
15 Abadi Hotel Jl. Pasar Kembang no.49 , Gedongtengen
16 Grage Ramayana Jl. Sosrowijayan no.33 , Gedongtengen
17 Grage Yogya Jl. Sosrowijayan 242, Gedongtengen
18 Grand Palace Yogyakarta Jl. Mangkuyudan 32, Mantrijeron
19 Sejahtera Family Jl. Pringgodani no.22, Depok
20 Puri Artha Jl. Cendrawasih no.36, Depok
21 Sri Wedari Jl. Laksda Adisucipto km 6, Depok
22 Poeri Devata Resort Hotel Klurak, Tamanmartani, Kalasan
23 Cakra Kembang Jl. Kaliurang KM. 5,5 No. 44, Depok
24 Cakra Kusuma Jl. Kaliurang KM. 5,2 No. 25, Depok
25 River Castle Jl. Laksda Adisucipto KM. 8, Depok
Batik Yogyakarta / (New Batik
26 Taman Yuwono, Dagen, Gedongtengen
Palace)
27 Arjuna Plaza Jl. Mangkubumi 44, Jetis
28 Brongto Jl. Suryodiningratan 26, mantrijeron
29 Mtahari Jl. Parangtritis 123, Mergangsan
30 Istana Batik Ratna (Batik Palace) Jl. Pasar Keembang 29, Gedongtengen
31 Indah Palace Jl. Sisingamangaraja no. 74, Mergangsan
32 Yogya Plaza Jl. Tribata 1 A, Gondoksuman
33 Ishiro Kencana Jl. Kaliurang KM. 4,5 Gg. Kenari No. 7 Depok
34 Seturan Jl. Seturan No.13 Catur Tunggal, Depok
(Daftar Nama Hotel Berbintang Yogyakarta)

7. Kampanye Yogya Aman dan Nyaman Bagi Wisatawan

Meski sudah mulai berdatangan dan mengadakan tour ke Yogyakarta,


namun masih banyak wisatawan yang menanyakan kondisi dan situasi kota
Yogyakarta pasca erupsi Gunung Merapi. Dinas Pariwisata Propinsi DIY pun

29
semakin gencar memberikan penjelasan dan promosi Yogya Aman dan Nyaman
untuk dikunjungi.
Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Tazbir Abdullah, SH, M.Hum
menghimbau kepada wisatawan, baik asing maupun domestik untuk tidak ragu
lagi datang ke Yogyakarta. Promosi dan kampanye ajakan wisatawan untuk
datang ke Yogyakarta diharapkan bisa dilakukan oleh para pelaku industri
pariwisata sebagai bentuk dan upaya pemulihan citra pariwisata Yogyakarta.
“Banyak wisatawan yang menanyakan kepada kami, baik melalui email maupun
per telepon tentang situsi Kota Yogyakarta, dan kami jelaskan bahwa Jogja aman,
layak dan nyaman untuk dikunjungi, “ tegasnya.
Terkait masih adanya pertanyaan dari para wisatawan yang ingin
berkunjung ke Yogyakarta, Dinas Pariwisata Propinsi DIY menyatakan bahwa :
Gunung Merapi masih aktif tetapi kawasan bahaya Merapi adalah 10 km
dari puncak Merapi dan aktifitas Merapi semakin menurun. Kota Yogyakarta
aman karena terletak 40 km dari puncak Merapi. Bandara Adi Sucipto beroperasi
dengan normal sejak Hari Sabtu 20 November 2010. Obyek wisata di Yogyakarta
seperti Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Tamansari,
Kawasan Malioboro dan lain-lainnya aman untuk dikunjungi. Kawasan Wisata
Kaliurang saat ini belum bisa dikunjungi karena masih dalam tahap pembersihan
dan pembenahan tetapi akan dibuka dalam waktu dekat. Fasilitas penunjang
Pariwisata lainnya seperi hotel dan restoran sudah beroperasi dengan normal.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, wisatawan mancanegara
maupun wisatawan nusantara mulai berdatangan untuk mengadakan tour ke
Yogyakarta. Kondisi ini menjadi sesuatu yang positif untuk mengembalikan citra
pariwisata di Yogyakarta khususnya menyambut liburan Natal dan Tahun Baru.
Langkah promosi diatas adalah merupakan kesekian upaya yang dilakukan
oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY untuk mengembalikan citra Jogja aman dan
nyaman bagi wisatawan, hal ini terbukti dilangsirnya berita diatas dalam beberapa
surat kabar maupun media online seperti dimuat dalam situs www.jogjatrip.com .

30
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kesempatan Kuliah Kerja Komunikasi yang penulis jalani di
Dinas Pariwisata Provinsi DIY, penulis banyak mendapatkan pengalaman
yang sangat berharga dalam bidang Public Relations dan promosi
kepariwisataan. Dalam kesempatan ini penulis hendak menarik beberapa
kesimpulan berdasarkan pengamalan yang didapatkan di lapangan.
1. Program magang yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
bekerjasama dengan instansi pemerintahan atau perusahaan yang terkait,
sangat bermanfaat dalam proses pengembangan pribadi-pribadi yang andal
dalam menghadapi berbagai dinamika kerja. Selain itu, program ini
mampu memberikan kesinambungan kebutuhan mahasiswa antara teori
dan praktik.
2. Program magang yang dilaksanakan di instansi Dinas Pariwisata Propinsi
DIY ini sangat bermanfaat dan dapat membekali mahasiswa, tentang
bagaimana dunia kerja sebenarnya.
3. Bagi instansi Dinas Pariwisata Propinsi DIY, keberadaan mahaiswa dalam
program magang merupakan hal yang positif karena instansi dapat
menyalurkan informasi tentang bagaimana proses kerja instansi.
4. Dalam memperkuat branding sebuah produk selalu di perlukan daya
inovatif dan creatif dalam merencanakan sebuah event.
5. Tujuan utama dari sebuah promo event adalah tidak semata-mata
membangun kekuatan merk atau brand aquity tetapi ada tujuan lain yang
harus dicapai dalam sebuah promo event yaitu peningkatan penjualan
melalui sebuah event.
6. Penggarapan sebuah komunitas yang dilakukan secara inten dan
berkesinambungan dapat meningkatkan kekuatan merek sekaligus dapat
meningkatkan penjualan produk.

31
7. pemilihan media sebagai alat kampanye promo tidak selalu menggunakan
media besar, tetapi dapat juga menggunakan media komunitas yang justru
dapat menyampaikan pesan promosi yang tepat sasaran pada komunitas
media tersebut.

B. SARAN DAN KRITIK


Didalam setiap kehidupan sehari-hari dan dunia kerja, tidak ada suatu
hal yang sempurna. Termasuk dalam dunia kerja. Sesempurna apapun dan
sesukses apa kegiatan promo pada suatu perusahaan pasti ada beberapa
kekurangan yang dijadikan sebagai proses belajar demi kesuksesan di masa
yang akan datang. Untuk itu disini penulis ingin menyumbangkan beberapa
saran dan kritik yang penulis harapkan dapat membangun untuk sinergi yang
bagus di perusahaan.
1. Kepada Dinas Pariwisata Propinsi DIY agar dalam penerimaan peserta
magang dapat ditempakan sesuai dengan keahlian masing-masing
sehingga ada kesesuian antara apa yang didapat dibangku kuliah dengan
apa yang harus dikerjakan.
2. Pencatatan penerimaan peserta magang seharusnya dilakukan oleh satu
orang saja karena dengan begitu penerimaan peserta magang dapat dibatasi
sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang ada.
3. Kurangnya pemetaan pasar sehingga tidak diketahui mana pasar yang
potensial dan mana pasar yang perlu digarap secara lebih intens.
4. Tidak adanya pemetaan kebijakan antara kebijakan dari Dinas pariwisata
kabupaten dan provinsi dengan manajemen perusahaan partner sehingga
terdakang masih menimbilkan intervensi dari masing-masing bagian.

32

Anda mungkin juga menyukai