Anda di halaman 1dari 58

Manajemen

Proyek
(Project Management)

Bram Andryanto
bramand@bdg.centrin.net.id

Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika


Institut Manajemen Telkom
Bram
Andryanto
Pekerjaan:
 Pengajar di:
o Teknik Industri – Fakultas Teknik Unpas - sejak 1996
o Program MM – Intitut Manajemen Telkom – sejak 1998
 Konsultan Manajemen dan Teknologi Informasi di:
o PT. FEI Engineering & Management Consulting
o PT. Kutami Manajemen Teknologi
 Trainer di beberapa Training Provider di Bandung,
Jakarta, dan Surabaya

Alamat : Jl. Salendro Timur IX No. 10


0811 200 853
bramand@bdg.centrin.net.id
bramandr@yahoo.com (khusus YM & Facebook)
Aturan Main
 Saling menghargai antar mahasiswa dan antara
mahasiswa dengan dosen.
 Komposisi Nilai :
30 % Tugas/Quiz
30 % UTS
40 % UAS
 Hasil Ujian bersifat final, tidak ada perbaikan
nilai dengan tugas tambahan.
 Mahasiswa tidak diperkenankan masuk kelas
jika terlambat lebih dari 15 menit.
 Mahasiswa boleh meninggalkan kelas jika dosen
terlambat lebih dari 20 menit.
 Handphone dimatikan atau diset tidak bersuara,
dan tidak digunakan.
Pengantar
Manajemen Proyek
(Modul 1)
Sub Bahasan

Definisi Proyek
 Fungsi dan Peranan Manajer Proyek

 Tahapan-tahapan Proyek

 Perumusan Tiga Dimensi Tujuan Proyek


 Pemilihan Proyek

 Manajemen Proyek Telekomunikasi


PROYEK
 Yaitu kumpulan kegiatan yang harus diselesaikan menurut
kriteria tertentu yang telah disepakati
 Proyek juga diartikan sebagai kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi
sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang telah digariskan.
 Suatu proyek mempunyai sasaran (target ) tertentu dengan
batasan-batasan mutu pekerjaan (performance), anggaran
(cost), dan jadwal (time), yang dikenal Anggaran
sebagai Triple Constraint (Biaya)

Jadwal Mutu
(Waktu) (Kinerja)
Jenis-jenis Proyek
 Proyek Engineering Konstruksi
Terdiri atas : kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan konstruksi,
misalnya proyek jembatan, pelabuhan, perumahan, dll.
 Proyek Engineering Manufaktur
Dimaksudkan untuk membuat produk baru, meliputi desain engineering,
pengembangan produk, pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba, dan
pengoperasian.
 Proyek Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Dilakukan dalam rangka menghasilkan produk tertentu seperti software
komputer.
 Proyek Pelayanan Manajemen
Proyek semacam ini tidak menghasilkan produk fisik, tetapi berupa
laporan, misalnya : program efisiensi, merger dan akuisisi, SIM, dll.
 Proyek Kapital
Proyek ini berkaitan erat dengan penggunaan dana kapital (investasi).
Manajemen Proyek
Manajemen Proyek merupakan penerapan
pengetahuan, keahlian, peralatan, dan teknik dalam
pengelolaan aktivitas proyek untuk memenuhi
tuntutan proyek.
Kerangka Kerja Manajemen Proyek
(Project Management Framework)
Manajer Proyek
(Project Manager)
 Bertugas mengelola aktivitas yang bersifat sementara
dan tidak berulang (non-repetitive):
◦ Mengatur sumber daya proyek
◦ Memberi pengarahan, koordinasi, dan integrasi terhadap tim
proyek
◦ Menangani para pemangku kepentingan (stakeholders)
◦ Menjamin kinerja dan keberhasilan proyek
 Manajer proyek harus mampu menempatkan orang yang
tepat pada saat yang tepat untuk menangani masalah
yang tepat dan mengambil keputusan yang tepat.
Pemangku Kepentingan Proyek
(Project Stakeholders)
 Para pemangku kepentingan (stakeholders) adalah
setiap orang yang terlibat dalam atau terkait dengan
aktivitas proyek. Seperti:
◦ Sponsor proyek
◦ Manajer proyek
◦ Tim proyek
◦ Staf pendukung
◦ Pelanggan
◦ Pengguna
◦ Pemasok
◦ Pesaing
Integrated Management of Projects
Integrated Management of Projects
Kriteria Keberhasilan Proyek
Proyek dinyatakan berhasil jika:
 Selesai dalam waktu yang dialokasikan
 Biaya yang dikeluarkan tidak melebihi anggaran
 Kinerja proyek sesuai dengan yang diharapkan
 Dapat diterima oleh konsumen/pengguna
 Kita dapat menggunakan konsumen sebagai referensi
 Perubahan ruang lingkup proyek yang minimum
(perubahan masih dapat diterima oleh konsumen)
 Tidak mengganggu alur kerja utama perusahaan
 Tidak mengakibatkan perubahan budaya perusahaan
Perkembangan yang Mendorong Digunakannya Manajemen Proyek

 Makin banyak dan besarnya proyek-proyek baik


dalam lingkup maupun jenis kegiatan.
 Pemilik ingin mendapatkan hasil akhir proyek yang
terbaik dengan harga yang paling menarik.
 Pelaksana berebut untuk mendapatkan proyek,
siapa yang efisien dapat mengajukan harga paling
rendah.

Penerapan manajemen proyek secara intensif


dimulai kira-kira tahun 1940 pada proyek
pembuatan bom atom (Proyek Manhattan)
Perbandingan Kegiatan Proyek dan Operasional

KEGIATAN PROYEK KEGIATAN OPERASIONAL


 Bersifat Dinamis  Bersifat Rutin
 Berlangsung dalam kurun waktu  Berlangsung terus-menerus dalam
terbatas (siklus proyek relatif pendek) jangka panjang
 Dalam kurun waktu tersebut  Intensitas kegiatan relatif sama /
intensitas kegiatan berubah-ubah mendatar
naik turun  Batasan tidak setajam seperti
 Kegiatan harus diselesaikan dengan proyek, diatur dalam anggaran
anggaran dan jadwal yang telah tahunan
ditentukan
 Terdiri dari bermacam-macam  Tidak terlalu banyak macam
kegiatan yang memerlukan berbagai kegiatan
disiplin ilmu
 Pada tahap awal, karena banyak  Karena sudah rutin terjadi
faktor yang belum menentu, sulit berulang-ulang, maka relatif
mengadakan prakiraan berapa biaya mudah menyusun anggaran dan
dan waktu yang sesungguhnya jadwal kegiatan
diperlukan untuk penyelesaian proyek
Mengenal Kegiatan Proyek

PERILAKU DAN FENOMENA TUNTUTAN PENGELOLAAN DAN


KEGIATAN PROYEK TANGGAPAN UNTUK MENGATASINYA
 Bersifat dinamis, intensitas & macam  Cepat tanggap atas adanya perrubahan
kegiatan berubah dalam jangka waktu metode pemantauan & pengendalian harus
relatif pendek sensitif perencanaan & pengendalian terpadu
 Non rutin, belum dikenal tetapi  Perhatian khusus oleh “Dedicated Team” di
sasarannya telah digariskan dengan bawah Pimpro
jelas dalam waktu terbatas
 Kegiatan bermacam ragam meliputi  Agar pemakaian sumber daya efisien dari segi
bermacam keahlian dan keterampilan perusahaan perlu pemakaian bersama (share)
digunakan organisasi matrik
 Bersifat multi kompleks & melibatkan  Penanggung jawab tunggal, penekanan pada
banyak peserta dari luar & dalam koordinasi dan integrasi pendekatan sistem
organisasi dalam implementasi
 Kegiatan berlangsung sekali lewat,  Pendekatan pragmatis (berdasarkan
dengan resiko relatif tinggi kegunaannya), setapak demi setapak,
digunakan analisa sistem dalam perencanaan
 Organisasi peserta proyek sering  Bersifat “Joint Venture”
mempunyai sasaran yang sama dan  Pendekatan manajemen sistem
berbeda pada waktu yang bersamaan
Sifat Proyek
 Jenis dan intensitas kegiatan cepat berubah dalam kurun
waktu yang relatif pendek.
 Kegiatan bersifat non-rutin dengan sasaran jelas dan
waktu terbatas.
 Kegiatan bermacam-macam dan membutuhkan berbagai
keahlian.
 Multikompleks, melibatkan banyak oraganisasi dan
diperparah dengan adanya ketergantungan antar
pekerjaan yang tidak sederhana.
 Berisiko tinggi.
Jenis dan Intensitas Kegiatan Cepat Berubah
dalam Kurun Waktu yang Relatif Pendek

 Metode pengendalian yang harus sensitif segera


mengungkapkan masalah penyimpangan terhadap
rencana.
 Integrasi perencanaan dan pengendalian dalam arti
keterkaitan harus dibuat demikian erat (rencana,
pelaksanaan, pengendalian, penyimpangan,
sasaran dan revisi rencana).
Kegiatan bersifat Non Rutin, Waktu Terbatas
dengan Target Jelas
 Bersifat sementara, dengan target (anggaran, jadwal, mutu)
bukan berarti “crash program” yang memprioritaskan
pencapaian jadwal dan mengesampingkan sasaran yang lain.
 Non rutin hal-hal baru belum dikenal, agar tidak meleset perlu
perhatian khusus.
 Perhatian yang khusus dan serius, potensial akan terlaksana
bila terdapat individu tim yang “dedicated” menanganinya.
 Adanya Project Management yang responsif dan accountable.
Kegiatan Bermacam-macam dan Membutuhkan Berbagai
Keahlian

 Dari studi kelayakan, menyiapkan perangkat sampai


engineering, pembelian, manufaktur, dan konstruksi
membutuhkan berbagai disiplin ilmu dan tenaga ahli.
 Koordinasi, integrasi, dan memimpin lebih “mudah” bila
mereka berada di bawah satu atap.
 Bertaburan dengan kepentingan perusahaan yang lebih besar.
 Fragmentasi tenaga ahli.
 Diadakan “sharing tenaga” arus kerja horisontal
Suatu Proyek Bersifat Multi
Kompleks
 Jumlah macam ragam kegiatan di dalam proyek.
 Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan di dalam
proyek. Hal ini berkaitan dengan departemen
fungsional, seperti humas, personalia, logistik,
kesehatan, engineering, konstruksi dan lain-lain.
 Macam jumlah hubungan proyek dengan pihak luar,
seperti kontraktor, sub kontraktor, vendor (rekanan),
konsultan, pemerintah (untuk perijinan dan pajak)
penyandang dana.
Apakah yang Dimaksud dengan Manajemen Proyek ?

 Manajemen Proyek adalah merencanakan (planning), mengorganisasikan


(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling) sumber
daya perusahaan untuk melaksanakan suatu kegiatan jangka pendek dengan
sasaran yang telah ditentukan secara spesifik. (H. KERZNER, 1982)
 Manajemen proyek menggunakan pendekatan vertikal dan horisontal.
 Manajemen Proyek adalah pengelolaan suatu pekerjaan khusus melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk
mencapai target tertentu dengan dana dan waktu yag terbatas. Suatu proyek
mempunyai awal dan akhir yang jelas
 Manajemen proyek meliputi pengaturan setiap detil dari suatu proyek,
teredapat 3 fase utama :
◦ Management Decision : Menentukan apa proyek tersebut
◦ Perencanaan Proyek : Bagaimana melaksanakan proyek/rancangan
pelaksanaan proyek
◦ Pengendalian proyek : Pelaksanaan sebenarnya
Arus Kegiatan Horisontal
 Pengelolaan/Pelaksana Proyek (Manajer spesialis dan
supervisor) dalam rangka melaksanakan tugas
mengadakan hubungan antar bidang/antara organisasi
yang satu dengan yang lain.
 Kontak tersebut untuk merundingkan secara langsung
kepentingan dan masalah-masalah yang dihadapi antar
mereka
 Tidak selalu melalui jalur komando kecuali mengenai
otoritas/komitmen
 Manajemen proyek harus “mem-promote” adanya arus
horizontal
 Terlihat nyata dalam organisasi matriks.
Manajer Proyek
Penanggung Jawab Tunggal
Fungsi

 Pusat sumber informasi bagi masalah yang


berkaitan dengan pelaksanaan proyek
 Koordinator antar departemen fungsional dan
organisasi lain peserta proyek.
 Integrator dan pendorong agar kegiatan-kegiatan
bagi organisasi peserta dilakukan sesuai
kepentingan dan sasaran proyek
 “Accountability” terhadap pelaksanaan kegiatan
proyek
Kondisi Digunakan Manajemen Proyek
Dianggap Cocok (Cleland & King)

 Menyangkut Reputasi Perusahaan


Jika keberhasilan atau pelaksanaan suatu kegiatan berpengaruh besar
terhadap reputasi perusahaan, maka dianjurkan untuk menggunakan
menajemen proyek karena memungkinkan mobilisasi sumber daya secara
efektif.
 Derajat Keterkaitan dan Ketergantungan yang Besar
Jika tujuan usaha harus dicapai dengan melakukan kerja sama erat dari
berbagai bidang internal maupun eksternal organisasi, maka akan terasa
perlunya arus horizontal dan penganggung jawab tunggal yang merupakan
unsur pentingmanajemen proyek.
 Besarnya Volume Kegiatan
Jika volume kegiatan melebihi beban normal pada kurun waktu tertentu
sehingga untuk melaksanakannya membutuhkan tambahan sumber daya,
maka pendekatan pengelolaan manajemen proyek dapat dipertimbangkan
agar penggunaan sumber daya menjadi efektif dan efisien.
Penyusunan
Proposal Proyek
1 Tahapan Siklus Proyek
Menurut United Nation Industrial Development Organization (UNIDO), siklus
proyek memiliki tiga tahap, yaitu:
1. Tahap konseptual
Tahap ini terdiri atas beberapa kegiatan yaitu: perumusan gagasan, analisis
pendahuluan, dan studi kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat
menyeluruh (comprehensive) dalam tahap ini adalah menganalisis segala
aspek mengenai layak atau tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan.
Kegiatan ini dikenal sebagai studi kelayakan (feasibility study)
2. Tahap definisi atau tahap perencanaan & pemantapan (PP)
Kegiatan utama dalam tahap ini adalah :
• Melanjutkan evaluasi hasil-hasil kegiatan tahap konseptual, sehingga
kesimpulannya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan perihal kelangsungan investasi/proyek.
• Menyiapkan perangkat seperti data, kriteria dan spesifikasi teknis, dll
yang selanjutnya akan digunakan untuk membuat dokumen tender dan
kontrak.

3. Tahap implementasi…
Tahapan Siklus Proyek
3. Tahap implementasi
Kegiatan utama dalam tahap ini berbeda utk setiap proyek, namun umumnya
terdiri atas kegiatan-kegiatan desain enginnering terinci atas fasilitas yang akan
dibangun, desain engineering produk, pengadaan material dan peralatan,
manufaktur (pabrikasi), dan instalasi (konstruksi).
Tahapan lengkapnya adalah sebagai berikut:
• Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program implementasi
dan pengkomunikasikannya kepada peserta dan penanggungjawab proyek.
• Melakukan desain engineering terinci, pengadaan material dan peralatan,
pabrikasi, serta instalasi.
• Melakukan perencanaan dan pengendalian pada aspek biaya, jadwal, dan
mutu, termasuk di dalamnya memobilisasi dan melatih tenaga kerja serta
melakukan pengawasan.
• Menutup proyek, termasuk inspeksi akhir, ujicoba, start-up, dan pra operasi.
• Menyerahkan proyek kepada pemilik.
• Menyelesaikan masalah asuransi, klaim, dan keuangan proyek.
• Menyusun laporan penutupan proyek.
Siklus Proyek
Menurut Clifford F. Gray
Siklus Proyek
Menurut H. Kerzner dan H.J Thanhain
SUMBER DAYA

AYA
UMBER D
NS
TUHA
KEBU

WAKTU

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V


KONSEPSIONAL DEFENISI PROYEK PENYUSUNAN PELAKSANAAN PENUTUP
ORGANISASI PROYEK
Sasaran Rencana Struktur orgnisasi Pengelolaan Penyusunan dokumen
Lingkup Anggaran Pembentukan tim Pengendalian Demobilisasi/
Keperluan Jadwal Tanggung jawab/ Merencanakan kembali penugasan kembali
Kelayakan Tender dokumen wewenang Pemecahan masalah Pembubaran organisasi
Komitmen manajemen Rencana pelaksanaan Penutupan proyek
terinci
Siklus Proyek
Menurut PWG. Moris

YA
BER DA
UM
H AN S
UTU
KEB

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV


KELAYAKAN DESAIN & PRODUKSI START-UP
ENGINEERING
Formulasi Proyek Desain & Engineering "Manufaktur" Uji coba akhir
Strategi Desain Perencanaan Penyerahan Start-up
Pengkajian Biaya & Jadwal Konstruksi / instalasi
Studi Kelayakan Syarat kontrak Uji-coba
Pentahapan Proyek dan
Kegiatan-kegiatan yang Bersangkutan

MACAM KEGIATAN
1. Identifikasi gagasan ANALIS
PENDAHULUAN
2. Membuat kerang acuan STUDI
3. Mengembangkan dan mengkaji KELAYAKAN
aspek ekonomi pasar dan lain-lain PEMANTAPAN
& INVESTASI
4. Analisa akhir

FISIK
5. Membuat anggaran & jadwal

SELESAI SECARA
DESAIN & ENGINEERING

OPERASIONAL
SELESAI SECARA
6. Rincian desain Engineering
PENGADAAN
7. Pembelian dan transportasi
MATERIAL
8. Subkontraktor
9. Membangun fas. sementara KONSTRUKSI
10.Membangun instalasi UJI COBA
11. Inspeksi akhir, testing OPERASI
12. Uji coba pra-operasi
START-UP
13. Start-up operasi PERCOBAAN
14. Performance testing
15. Operasi normal OPERASI
NORMAL
16. Pemeliharaan

TAHAP PELAKSANAAN TAHAP


TAHAP PERSIAPAN
PEMBANGUNAN OPERASI
2Perumusan Tiga Dimensi Tujuan Proyek
Pembuatan proyek pasti mempunyai target dan tujuan tertentu, apakah
itu hasil penelitian atau suatu produk barang jadi atau jasa lainnya, tapi
yang jelas selalu ada batasnya dalam pencapaian tujuan tersebut . Tujuan
suatu proyek secara garis besar dapat dibagi kedalam tige dimensi tujuan
proyek : Waktu, Biaya dan Kinerja (Triple Constraint).
Biaya

Anggaran

Jadwal Mutu

Waktu Kinerja
Triple Constraint
 Anggaran:
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal yang
bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan untuk total proyek, tetapi
dipecah-pecah berdasarkan komponen-komponennya, atau berdasarkan perioda
tertentu (misalnya per kuartal). Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian
proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per perioda.
 Jadwal:
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan yang telah ditentukan.
Penyerahan proyek tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
 Mutu:
Produk akhir proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
pabrik, maka pabrik tersebut harus memenuhi kriteria : mampu beroperasi
secara memuaskan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Memenuhi
persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan (fit for the
intended use)

• Ukuran keberhasilan proyek sangat terkait dengan


sejauh mana ketiga tujuan ini dapat terpenuhi
3Ruang Lingkup Proyek
Merumuskan Ruang Lingkup Proyek
• Merumuskan ruang lingkup proyek (project scope) merupakan
langkah untuk mengembangkan sebuah rencana proyek.
• Dalam merumuskan ruang lingkup proyek tidak ada aturan yang baku
untuk dapat digunakan secara tetap, namun lingkup proyek akan
dapat dibuat berdasarkan ragam dan jenis serta ukuran proyek, baik
ukuran besar maupun kecil proyek itu sendiri.
• Tujuan utamanya adalah menentukan deliverables (output yang
diharapkan) sejelas mungkin dan memfokuskan rencana proyek.
 
Kompleksitas proyek tergantung dari hal-hal sbb : 
a. Jumlah dan macam kegiatan dalam proyek.
b. Macam dan jumlah hubungan antar kelompok dalam proyek.
c. Macam dan jumlah hubungan antar kegiatan (organisasi) di dalam proyek
dengan pihak luar.
Ruang Lingkup Proyek
Secara umum ruang lingkup proyek memuat hal-hal sbb :
 
a. Project objectives  Apa yg akan dibuat, kapan harus selesai, dan berapa
biayanya (triple constraint).
b. Deliverables  Output yg diharapkan sepanjang umur proyek biasanya
bertahap, misalnya : desain awal (tahap I), coding/penulisan program
(tahap II), dan ujicoba prototipe (tahap III)
c. Milestone  Peristiwa penting yang terjadi dalam waktu sangat singkat,
misalnya : pengujian prototipe harus selesai pada tgl …
d. Technical requirement  Persyaratan teknis yang harus terpenuhi, jika
tidak, akan mengakibatkan masalah besar.
e. Limit and exclusion  Batasan pekerjaan yang akan diselesaikan dan
perkecualian (hal-hal yang tidak termasuk dalam kontrak).
f. Review with Customer  Persetujuan dan kesepakatan terhadap harapan-
harapan dari proyek yang sedang dielesaikan.
Ruang Lingkup Proyek
Contoh:
Project objectives
Membangun jaringan hotspot dengan bandwidth 5 Mbps yang meng-cover
seluruh lantai kampus IMT, harus selesai dalam waktu tidak lebih dari 2
minggu dan biaya tidak lebih dari 25 juta.

Deliverables
• Koneksi ke PT. Telkom menggunakan Modem Digital kecepatan tinggi
(DSL).
• PC Router yang berfungsi sebagai DHCP Server, Proxy Server, Access
Control, Bandwidth Manager, Content Filter, dan Load Balancer.
• Jaringan internet nirkabel (hotspot) yang meng-cover seluruh ruangan
kampus via Access Point yang dipasang di setiap lantai.
Ruang Lingkup Proyek
Contoh:
Milestone (aktivitas yang sangat singkat namun penting)
• Cek kondisi saluran yg akan digunakan utk koneksi internet (hari pertama).
• Modem ADSL terkoneksi ke PT. Telkom  hari ke-2
• Membeli kabel LAN (UTP)  hari ke-2
• Membeli PC utk Router  hari ke-3
• Membeli Router OS  hari ke-3
• PC Router siap dengan segala fungsinya  hari ke-7
• Kabel LAN terinstalasi ke titik-titik distribusi (lokasi Access Point utama di
setiap Lantai)  hari ke-5
• Setiap Access Point (AP) di setiap lantai terkoneksi dengan AP utama
menggunakan mode WDS (wireless distribution system)  hari ke-7
• Ujicoba koneksi dengan mengaktifkan semua feature selesai dilakukan 
hari ke-14
Ruang Lingkup Proyek
Contoh:
Technical requirement
• Koneksi internet harus mampu menyediakan dedicated bandwidth 5 Mbps
dengan toleransi 10% dan tingkat keandalan 95%
• PC Router harus memenuhi spesifikasi : Processor: 1 GHz, RAM: 512 MB,
HDD: 160GB SCSI
• Network Switch 10/100 Mbps
• Setiap Access Point (AP) harus mampu melayani user dalam radius 50
meter
• Setiap AP bekerja dalam frekuensi 2,4 - 2,4835 GHz yang sesuai dengan
standar IEEE 802.3 B (11 Mbps), G (54 Mbps), atau SuperG (108 Mbps)
• Power setiap AP tidak melebihi 100 mW agar tidak mengakibatkan
interferensi
• Setiap AP memiliki kemampuan enkripsi WPA/WPA2 untuk menjamin
keamanan jaringan nirkabel
• Setiap AP memiliki mode WDS (wireless distribution system)
Ruang Lingkup Proyek
Contoh:
Limit and exclusion
• Pekerjaan dilakukan pada hari kerja, pukul 08.00 s/d 17.00
• Kontraktor berhak menunjuk sub-kontraktor untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu.
• Kontraktor bertanggungjawab atas peralatan selama masa garansi,
kecuali jika kerusakan diakibatkan oleh tidak stabilnya listrik, terkena
air karena bocor, dan kejadian alam seperti petir.
• Kontraktor tidak bertanggungjawab terhadap kualitas koneksi
internet (merupakan tanggung jawab PT. Telkom)
• IMT bertanggungjawab dalam menjaga keamanan perangkat
• IMT berkewajiban menyediakan System Administrator yang akan
menjalankan sistem setelah proyek selesai dikerjakan.

Review with Customer


Kontraktor duduk bersama dengan IMT untuk menyepakati hasil
pekerjaan yang sudah selesai.
4 Work Breakdown Structure
 Jika ruang lingkup proyek sudah terdefinisi, selanjutnya perlu
dilakukan perincian pekerjaan menjadi elemen-elemen pekerjaan.
 Hasil proses hierarkis ini biasa disebut sebagai WBS (Work
Breakdown Structure)
 WBS membantu meyakinkan manajer proyek bahwa semua
produk dan dan elemen pekerjaan telah diidentifikasi
 WBS menggambarkan semua elemen proyek dalam sebuah
kerangka hierarkis dan menetapkan hubungan dengan produk
akhir proyek.
 WBS merupakan produk bersama sebuah Tim Proyek yang terdiri
atas personil-personil dengan berbagai keahlian (disiplin ilmu)
 Bagian integral dari WBS adalah menentukan unit-unit organisasi
yang bertanggungjawab melakukan pekerjaan. Hasil akhir dari
proses ini biasa disebut OBS (Organization Breakdown Structure)
Work Breakdown Structure
Contoh WBS:
Work Breakdown Structure
Contoh WBS:
Work Breakdown Structure
Contoh OBS:
Tugas Kelompok:
Membuat Proposal Proyek
Proposal Proyek memuat:
1. Tahapan Siklus Proyek
2. Perumusan Tiga Dimensi Tujuan Proyek
3. Ruang Lingkup Proyek
4. WBS
Proyek-proyek Telekomunikasi
Proyek-proyek dalam
Industri Telekomunikasi
Mata Rantai Industri Telekomunikasi
Contoh-contoh Proyek Telekomunikasi pada
Tingkatan Pengguna (End User)
 Upgrading a company’s computer systems to allow
better data communication with their customers or
easier access to their corporate information databases;
 Installing a new LAN with high speed wireless
capability;
 Moving a department to a new building (with the focus
here on the communications portion of the move)
 Setting up a “hotelling” office concept that has no
assigned cubicles for workers.
 Implementing a new communications system, thereby
moving from an environment which provides customer
services on site to one in which a set of services is
provided electronically via kiosks, handsets and
computers;
 Implementing an e-commerce system to allow the
company to sell existing and future products over the
web, including the capability to advertise, accept order
and payment, keep confidential information secure,
provision the products and provide follow-up support
for orders as required.
Contoh-contoh Proyek Telekomunikasi pada
Tingkatan Penyedia Jasa (Service Provider)
 Developing a new service
 Developing new features for an existing service
 Analyzing the introduction of another company’s competing
new high speed access service, enabling the service
provider to determine the best competitive response.
 Work with a major national customer to implement his
network in a way that gives him significant savings, while at
the same time improving his service by moving him onto a
new broadband network with better management
capabilities.
 Design, implement and manage a network within a
conference complex for a group of UN leaders who will be
attending a meeting in your city.
 Managing a serious cable cut in a remote area, in which the
cable was carrying over 40 percent of the national backbone
traffic.
 Implement a new IPV6 capability in a separate network for
customers willing to move to the leading edge protocol.
 Equip the current network with a new billing system which
is more flexible that the current one.
 Move all customer service for medium business clients to
one common national call cente.
Contoh-contoh Proyek Telekomunikasi pada
Tingkatan Penyedia Perangkat (Equipment Vendor)
 Introduction of a new feature set for an existing
CATV cable modem product line, enabling voice
services on the IP data connection
 Preparing a proposal for a major client who has
issued an RFP for a solution to his problems
serving clients in a town which is remote from
the main other serving areas, but which has
significant traffic to other major cities in the
country
 Working with a hotel chain to convince them to
implement a high speed internet service offering
for their guests in all hotels across the country
initially, and then later the world. This service
not only uses your LAN technology, but you
could provide the ongoing technical support for
the guests
Contoh-contoh Proyek Telekomunikasi pada
Tingkatan Pembuat Komponen (Component
Manufacturer)
 Introducing a new automatic reflow
solder line, enabling the use of different
materials for flux cleaning. This enables
the company to both reduce costs and
increase the range of products the line
can handle
 Introducing radical new designs for
planar antenna arrays. A project of this
kind may result in a final antenna
product that is smaller lighter, and with
increased performance. This can open
whole new markets for the
manufacturer.
Pemilihan Proyek
Portofolio Proyek
Manfaat Portofolio Proyek:
 Proses pemilihan proyek menjadi lebih tertib

 Mengaitkan pemilihan proyek dengan ukuran-ukuran strategis

 Memprioritaskan proyek berdasarkan kriteria yang jelas, tidak

berdasarkan emosi atau kepentingan politik


 Mengalokasikan sumber daya yang sejalan dengan arahan

strategis
 Menyeimbangkan risiko seluruh proyek

 Dapat menjadi dasar bagi penghentian proyek yang tidak

mendukung organisasi
 Meningkatkan komunikasi dan dukungan bagi tercapainya

sasaran proyek
Sistem Manajemen Protofolio
 Kriteria Seleksi
◦ Finansial:
Berdasarkan Payback Period, Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR)
◦ Non-financial:
Berdasarkan pada nilai strategis proyek terhadap
organisasi/perusahaan
 Model Penilaian berdasarkan Bobot (Multi-
Weighted Scoring Models)
Menggunakan kriteria seleksi berdasar bobot untuk menilai
proposal proyek.
Model-model Finansial
 Payback Period
◦ Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan investasi
◦ Semakin pendek, semakin baik
◦ Keterbatasan/kelemahan payback period:
 Tidak mempertimbangkan time value of money
 Tidak mempertimbangkan profitabilitas
 Net Present Value (NPV)
◦ Menggunakan tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan untuk menghitung nilai sekarang dari aliran
kas bersih (net cashflows)
 Jika NPV > 0 : proyek dinyatakan layak karena dapat
memberikan tingkat pengembalian minimum yang diinginkan
 Jika NPV < 0 : proyek dinyatakan tidak layak sehingga tidak
perlu dilanjutkan
Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR):
Example Comparing Two Projects
Multi-Weighted Scoring Models
Model ini digunakan agar proyek semakin dekat dengan sasaran
strategis organisasi dan membantu stakeholder memahami
bagaimana dan mengapa suatu proyek dipilih.

Anda mungkin juga menyukai