Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN:1907-5022

Yogyakarta, 20 Juni 2009

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN


FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION
Ahmad Saikhu, Nanik Suciati, Widhiantantri S.
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
E-mail: saikhu@its-sby.edu, nanik@its-sby.edu, saraswati@cs.its.ac.id

ABSTRAK – Citra yang mengalami proses editing ataupun kompresi biasanya akan terkontaminasi noise
yang akan mengurangi kualitas citra. Beberapa teknik filtering telah diperkenalkan untuk penghilangan noise
citra. Penelitian ini mengangkat suatu metode dalam penghilangan noise citra yaitu switching median filter
yang digabung dengan sebuah metode deteksi noise yang disebut Boundary Discriminative Noise Detection
(BDND).Dalam algoritma BDND untuk menentukan apakah suatu piksel termasuk noise atau bukan, maka
piksel tersebut diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu noise berintensitas rendah, piksel yang bukan
noise, dan noise berintensitas tinggi. Suatu piksel dianggap bukan noise jika piksel termasuk kelompok
kedua. Untuk membentuk 3 kelompok dibutuhkan 2 pembatas. Algoritma ini cukup bagus karena dengan
noise density mencapai 90% bisa menghasilkan kesalahan deteksi 0.Empat model noise digunakan dalam uji
coba untuk mengevaluasi ketangguhan algoritma BDND. Hasil uji coba pada citra grayscale dan warna
dengan range noise density antara 10%-90% menunjukkan bahwa switching median filter yang digabung
dengan algoritma BDND mempunyai kinerja yang sangat bagus dalam mengembalikan detil citra dalam
range noise density antara 10% -70%.
Kata kunci : switching median filter, penghilangan noise, deteksi noise

1. PENDAHULUAN (PSNR) [2]. Dalam penghilangan noise pada citra


Noise muncul dalam citra saat proses warna, algoritma BDND tetap menunjukkan
perubahan atau kompresi citra. Intensitas noise kinerja yang bagus.
tinggi maupun rendah dapat menurunkan kualitas Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk
citra dan menyebabkan hilangnya beberapa detail memperbaiki kualitas citra yang ber noise dengan
informasi citra. Untuk menghilangkan noise, ada noise density yang tinggi dengan menerapkan
beberapa teknik filtering. Sebelumnya dikenal switching median filter dan algoritma DBND.
filter linear, yang mana filter ini menyebabkan Permasalahan yang dihadapi dalam
citra menjadi kabur. Kemudian dikembangkan implementasi adalah bagaimana cara mendeteksi
filter nonlinear yang bisa memperbaiki noise dengan algoritma BDND pada citra
kekurangan filter linear (edge atau detail citra greyscale dan citra berwarna, bagaimana
lebih terjaga). Salah satunya yang terkenal adalah mengimplementasikan switching median filtering
filter standard median (SM) yang menggunakan pada citra greyscale dan citra berwarna, dan
informasi intensitas piksel dalam jendela filtering bagaimana melakukan uji coba terhadap
dan mengganti piksel yang berada pada pusat implementasi algoritma yang telah berhasil dibuat
jendela dengan nilai median. Untuk keefektifan guna mengukur ketangguhannya.
dalam pengurangan noise dan kemudahan dalam
iimplementasi, modifikasi dari filter SM 2. MODEL NOISE
dikenalkan, seperti filter weighted median (WM) Untuk menguji ketangguhan filter,
dan filter center weighted median (CWM). digunakan 4 buah model noise [2], yaitu:
Median filtering dilakukan dengan cara • Model Noise I
melakukan operasi median pada jendela filtering Model noise I dimodelkan sebagai noise
masing-masing piksel yang belum diketahui salt-and-paper, Piksel citra yang asli diberi nilai
apakah piksel tersebut noise. Piksel yang bukan secara random dengan dua nilai, 0 dan 255 dengan
noise masih dijadikan subjek yang harus difilter, probabilitas yang sama. Untuk setiap citra, piksel
Hal ini menyebabkan penurunan kualitas citra. pada lokasi (i,j) dengan nilai intensitas si,j,
Solusi masalah ini adalah dengan menambahkan korespondensi dengan citra ber-noise xi,j dan
mekanisme deteksi noise untuk filtering yaitu fungsi padat probabilitas xi,j adalah (1).
hanya piksel yang diidentifikasi sebagai noise ⎧ p
⎪ 2 , for x = 0
yang akan difilter. Penggabungan mekanisme ⎪
f ( x ) = ⎨1 − p, for x = Si , j (1)
deteksi noise dengan median filtering biasa ⎪ p for x = 225
disebut dengan switching median filter. ⎪ ,
⎩ 2
Pada makalah ini digunakan algoritma dimana p adalah noise density.
deteksi noise yang akurat, disebut BDND yang • Model Noise II
bisa digunakan pada citra dengan noise density Sama dengan model noise I dengan probabilitas
mencapai 90%. Bersama dengan filter median yang berbeda ( p1 dan p2). Persamaan (2) adalah
NASM yang dimodifikasi, BDND menunjukkan fungsi fungsi padat probabilitasnya
ketangguhan dalam peak signal-to-noise ratio

I-42
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN:1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009

⎧ p1 netral yang isinya tidak terlalu ”flat” (berisi


⎪ 2 , for x = 0
(2) frekuensi rendah) dan juga tidak berisi frekuensi

f ( x) = ⎨1 − p, for x = Si, j tinggi. Dalam distribusi histogram terlihat dua gap
⎪ p2 for x = 255 atau lembah yang menandakan kemungkinan
⎪ ,
⎩ 2 posisi dari dua batas b1 dan b2. Gap tersebut
dimana p = p1 + p2 dan p1 ≠ p2 memisahkan antara region ber-noise (pada
masing-masing tepi distribusi) dan region yang
• Model Noise III tidak ber-noise (region yang lebih lebar berada di
Piksel citra yang asli di beri nilai secara acak tengah). Ini digunakan untuk membagi semua
dengan dua range nilai batas tepi dengan lebar piksel yang berada pada jendela ke dalam tiga
masing-masing m. Bila m = 10 maka noise yang kelompok. – noise dengan intensitas rendah,
akan diisikan adalah [0,9] atau [246,255]. piksel yang tidak ber-noise, noise dengan
Persamaan (3) adalah fungsi padat probabilitasnya intensitas tinggi.
Boundary discriminative proses terdiri dari
⎧ p for 0 ≤ x ≤ m dua iterasi. Iterasi pertama, menentukan jendela
⎪ 2m , (3) dengan ukuran 21 x 21 [2] digunakan untuk
⎪ for x = Si, j
for ( x) = ⎨1 − p, memeriksa apakah piksel yang sedang
⎪ p for 255 − m < x ≤ 255
⎪ 2m , dipertimbangkan termasuk noise. Jika piksel tidak

termasuk medium, pada iterasi kedua akan
dimana p adalah noise density. dilakukan pemeriksaan piksel dengan
y
menggunakan jendela 3 x 3. Berikut ini adalah
• Model Noise IV langkah-langkah algoritma BDND :
Sama dengan model noise III hanya 1. Tentukan sebuah jendela misalnya 21 x
probabilitas yang berbeda ( p1 dan p2). Berikut 21 yang berpusat pada piksel saat ini.
adalah fungsi probabilty density-nya 2. Urutkan piksel-piksel yang terdapat
dalam jendela (vo) dan cari mediannya
⎧ p1 for 0 ≤ x ≤ m
⎪ m, med.
⎪ for x = Si , j 3. Hitung perbedaan intensitas pada
f ( x) = ⎨1 − p,
⎪ p 2 for 255 − m < x ≤ 255 masing-masing piksel yang berdekatan
⎪ m, (vD).

4. Untuk piksel dengan intensitas antara 0
dimana p = p1 + p2 dan p1 ≠ p2 dan med pada vo, cari perbedaan
intensitas maksimum pada VD pada range
3. ALGORITMA BDND yang sama dan tandai piksel tersebut
pada vo sebagai batas b1.
Algoritma BDND dikenakan pada masing- 5. Batas b2 ditentukan untuk piksel dengan
masing piksel pada citra ber-noise untuk intensitas antara medium dan 255,
mengidentifikasi apakah piksel tersebut suatu sehingga terbentuk 3 kelas.
noise. Saat algoritma sudah dijalankan pada 6. Jika piksel berada pada kelas medium
maka termasuk piksel yang tidak korup
seluruh citra, pada akhir tahap deteksi noise dan proses klasifikasi dihentikan, jika
dihasilkan dua dimensi decision map yang berisi tidak maka dilanjutkan pada langkah 7.
angka ”0” dan ”1”. Angka ”0” menunjukkan 7. Tentukan jendela dengan ukuran 3 x 3
yang berpusat pada piksel saat ini
bahwa piksel pada posisi tersebut bukan noise dan kemudian ulangi langkah 2 sampai
angka ”1” menunjukkan noise. langkah 5.
Langkah pertama untuk menghasilkan Jika piksel tetap berada pada kelas medium
decision map ini yaitu semua piksel akan maka piksel tersebut termasuk piksel yang
tidak korup.
digolongkan menjadi tiga kelompok. Dibutuhkan
dua batas b1 dan b2 untuk membentuk tiga
kelompok. Untuk masing-masinng piksel xi,j jika 3.1 Deteksi Noise
Algoritma in bertujuan agar proses filtering
0 ≤ xi,j ≥ b1, piksel akan dimasukkan ke dalam
kelompok intensitas rendah; sebaliknya kelompok lebih cerdas. Proses filtering hanya dilakukan
intensitas medium untuk b1 < xi,j ≤ b2 atau terhadap piksel yang dinyatakan sebagai noise.
kelompok intensitas tinggi untuk b2 < xi,j ≤ 255. 3.2 Deteksi Noise pada Citra Grayscale
Jika piksel termasuk medium, maka tidak Proses deteksi noise pada citra grayscale
adalah dengan menggunakan algoritma BDND
dianggap sebagai noise. Tetapi kondisi ini masih
mungkin piksel tersebut masih berupa noise. pada masing-masing piksel citra ber-noise. Proses
sehingga akurasi deteksi noise bergantung pada ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah
piksel tersebut berisi noise. Setiap piksel diperiksa
seberapa akurat mengidentifikasi batas b1 dan b2.
Untuk menentukan b1 dan b2 adalah sebagai apakah berisi noise. Jika piksel adalah noise maka
berikut. Dibuat histogram dari 21 x 21 sub citra diberi kode 1, jika tidak diberi kode 0. Kode ini
disimpan dalam bentuk matriks berukuran sama
yang diekstrak dari citra Lena dengan noise
density 80% dan model noise 3. Untuk dengan ukuran citra ber-noise disebut sebagai
penggambaran, sub citra yang dipilih adalah citra decision map. Saat algoritma sudah dijalankan
pada seluruh citra, pada akhir tahap dihasilkan

I-43
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN:1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009

dua dimensi decision map. Untuk 4.2 Perbaikan Algoritma Switching Median
menghasilkan kode angka 1 dan 0, pertama Filter
piksel dikategorikan ke dalam tiga golongan yaitu Switching median filter adalah filter median
kelompok intensitas rendah, kelompok medium yang dikenakan kepada piksel yang sudah
dan kelompok dengan intensitas tinggi. Untuk dideteksi sebagai noise. Switching median filter
membentuk tiga golongan tersebut diperlukan dua sudah mengalami beberapa perbaikan dari
batas pembeda misalnya b1 dan b2. penelitian sebelumnya Noise Adaptive Soft-
Switching Median Filter [1] untuk selanjutnya
3.3 Deteksi Noise pada Citra Warna disebut sebagai NASM.
Dalam pemrosesan citra digital yang paling Dibandingkan dengan tahap filtering NASM,
sering digunakan adalah space warna RGB, ada tiga perubahan yang dijelaskan sebagai
masing-masing piksel pada lokasi (i,j) berikut.
direpresentasikan menjadi vektor warna menjadi Pertama, ukuran jendela maksimum WD1
si,j=(sRi,j , sGi,j , sBi,j) dimana sRi,j , sGi,j, sBi,j x WD1 dibatasi 7 x 7 untuk menghindari hasil
adalah komponen red (R), green (G) dan blue (B). filtering yang terlalu kabur pada noise density
Pada proses penambahan noise pada citra tinggi (p > 50%). Setelah itu ukuran jendela filter
berwarna, proses memasukkan noise dilakukan WF x WF didapat dengan cara yang sama pada
pada setiap komponen R, G, dan B. Jika citra NASM dengan beberapa modifikasi sebagai
berwarna diberi noise dengan noise density p, berikut.
maka masing-masing komponen R, G dan B Pada NASM, dimulai dengan WF = 3,
diberi noise dengan noise density p. Sehingga jendela filtering secara iterative diperbesar sebesar
untuk proses deteksi noise dilakukan pada satu piksel pada keempat sisi jendela, asalkan
masing-masing komponen R, G dan B karena jumlah piksel yang dideteksi bukan noise (dengan
posisi noise yang berbeda pada tiap komponen. notasi Nc) kurang dari setengah jumlah piksel
Proses setiap komponen R, G dan B sama dengan (dengan notasi Sin = ( ½ ) [ WF x WF ] dalam
proses deteksi noise pada citra grayscale. Setiap jendela filtering, dimana WF ≤ WD1. Jendela
komponen akan menghasilkan satu decision map filtering (WF) juga di perbesar ketika jumlah
sehingga citra berwarna akan menghasilkan tiga piksel yang bukan noise sama dengan nol. Oleh
buah decision map. Pada akhirnya akan digabung karena itu, perubahan kedua untuk perbaikan yaitu
menjadi satu decision map berdimensi tiga. pada saat (Nc < Sin dan WF ≤ WD1) atau Nc = 0,
jendela WF x WF akan di perbesar sebesar satu
4. PENGHILANGAN NOISE piksel pada keempat sisi jendela.
Proses penghilangan noise merupakan proses Dengan menggunakan Standard Median
penerapan metode switching median filter. Proses (SM) filter dengan ukuran jendela WF x WF pada
penghilangan noise dengan switching median sebuah piksel ber-noise, maka output piksel Yi,j
filter terdiri atas dua proses, yaitu perkiraan noise adalah
density dan perbaikan algoritma switching median Yi,j = median { Xi-s, j-t|(s,t) Є W },
filter. dimana W = { (s,t) | - (WF-1)/2 ≤ s,t ≤ ( WF –
4.1 Perkiraan Noise Density 1)/2}
Dalam menentukan ukuran jendela filtering
WF x WF, batas maksimum ukuran jendela WD1
x WD1 harus ditentukan terlebih dahulu. Untuk Pada NASM, piksel saat ini masih disertakan
itu berdasarkan pustaka [2] ditentukan ukuran dalam proses pencarian nilai median. Perubahan
jendela WD1 berdasarkan beda perkiraan noise ketiga adalah tidak mengikutkan piksel saat ini
density sesuai tabel 1. yang sudah termasuk dalam piksel yang
Tabel 1. Ukuran WD1 berdasarkan Perkiraan dinyatakan ber-noise dalam proses filtering. Jadi
Noise Density hanya piksel dalam jendela yang dinyatakan tidak
Noise Density WD1xWD1 ber-noise yang diikutkan dalam proses filtering. Ini
0% 3 akan menghasilkan hasil filtering yang lebih bagus.
< p ≤ 20% x3
20% 5 5. DESAIN DAN IMPLEMENTASI
< p ≤ 40% x5 Pada tahap desain digunakan Diagram Alir
> 7 Data untuk mengetahui proses-proses apa saja
40% x7 yang diperlukan. Perangkat lunak yang dibuat
Untuk perkiraaan noise density pada pada berupa aplikasi desktop yang dibangun dengan
BDND menggunakan cara yang sederhana yaitu MATLAB 7.
dengan menghitung angka 1 pada decision map Data masukan adalah file citra dan jenis
yang telah dihasilkan pada proses deteksi noise noise yang ditambahkan. Sedangkan keluaran
dan membaginya dengan jumlah piksel terdiri dari 2 citra, citra hasil filtering dan citra
keseluruhan. hasil ideal filtering.

I-44
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN:1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009

Pengguna memilih citra kemudian Miss Detection (MD) False Alarm(FA)


Nois
sistem membaca dan menyimpannya dalam e
proposed ASM proposed ASM
bentuk matriks. Jika masukan adalah citra warna, Dens
ity
akan ditanyakan oleh sistem apakah akan diubah 10 0
menjadi citra grayscale. 1 19 743
Ada 3 tahap proses utama dalam 20 0
implementasi metode penghilangan noise, yaitu 42 85 54
30 0
penambahan noise, deteksi noise dan 69 23 35
penghilangan noise. Proses penambahan noise 40 0
adalah proses pengubahan citra input menjadi 61 01 71
citra ber-noise. Noise yang dimasukkan adalah 50 0
032 31 77
inputan dari pengguna. Setelah semua parameter 60 0
dimasukkan, sistem akan menampilkan hasil 643 05 30
penambahan noise tadi. 70 0
Selanjutnya sistem melakukan filtering, yaitu 1231 08 2
80 0
proses deteksi noise dan penghilangan noise. 5016 13 03
Dalam proses deteksi noise setiap piksel akan 90 0
diperiksa apakah piksel tersebut noise.
Dari hasil ujicoba diatas terlihat bahwa
BDND lebih tangguh dari pada NASM. Data
NASM diperoleh dari makalah dengan judul
Switching Median Filter with Boudary
Discriminative Noise Detection for Extremely
Corrupted Images[2]. Miss detection mencapai 0,
ini berarti tidak ada sama sekali noise yang tidak
terdeteksi. Tetapi dalam hal false alarm terlihat
angka yang secara bergantian lebih besar atau
lebih kecil dari NASM.
6.2 Uji Coba Model Noise II
Berikut ini adalah hasil uji coba citra lena.jpg
berukuran 512x512 dengan model noise II dan
noise density sebesar 70% dengan variasi salt and
pepper berbeda.
Gambar 1 Deskripsi Sistem
Proses ini menggunakan algoritma BDND.
Piksel diberi nilai 1 jika piksel tersebut adalah
noise dan diberi nilai 0 jika piksel tersebut bukan
noise. Proses ini akan menghasilkan sebuah
decision map berukuran sama dengan citra ber-
noise (atau citra asli) yang berisi nilai 0 atau 1.
Setelah itu dilakukan proses filtering. Proses ini
hanya dikenakan kepada piksel yang sudah Gambar 1 Grafik Perbandingan PSNR (Noise II,
dideteksi sebagai noise (dalam decision map Noise Density 70%)
mempunyai nilai 1). Proses ini menggunakan Pada gambar 2, terlihat bahwa algoritma
median filtering dimana yang dimasukkan ke Boundary Discriminative Noise Detection yang
dalam array untuk mencari median adalah piksel digabung dengan switching median filter
yang sudah dideteksi bukan noise (dalam decision mempunyai kinerja yang bagus. Hal ini terlihat
map bernilai 0). pada grafik yaitu posisi PSNR filter berada jauh
diatas PSNR noise. PSNR noise yang berada
6. UJI COBA disekitar angka 10 dibandingkan dengan PSNR
Uji coba yang dilakukan yaitu uji coba filter yang berada disekitar angka 35 ke atas. Perlu
berdasarkan model noise yang berbeda dengan diketahui bahwa nilai PSNR untuk rekonstruksi
variasi noise density yang berbeda-beda. citra yang dianggap bagus berkisar antara 35
6.1 Uji Coba Model Noise I sampai 40.
Tabel 2 adalah hasil uji coba citra lena.jpg Pada gambar 2 juga terlihat PSNR filter
berukuran 512x512 dengan model noise I dan berhimpit dengan PSNR ideal filter. Ini
variasi noise density antara 10 sampai 90 %. menunjukkan deteksi noise algoritma BDND
Tabel 2 Hasil Uji Noise I Citra Lena.jpg mendekati deteksi noise ideal artinya miss
detection bernilai 0 dan false alarm mendekati 0.

I-45
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN:1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009

Detection mengalami penurunan dibandingkan


6.3 Uji Coba Model Noise III dengan uji coba model noise I dan model noise II.
Berikut ini adalah hasil uji coba citra lena.jpg Tetapi hasilnya sedikit mendekati ideal. Nilai
berukuran 512x512 dengan model noise III dan range intensitas noise yang masih kecil yaitu 30
noise density sebesar 80% dengan variasi range berpengaruh dalam deteksi noise. Karena noise
intensitas noise yang berbeda. yang dimodelkan bervariasi dari 0-29 dan 226-
255.

7. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari aplikasi yang telah dibuat dan
berdasarkan uji coba yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Algoritma Boundary Discriminative Noise
Detection sangat tangguh dalam mendeteksi
noise. Karena dari uji coba yang telah
dilakukan miss detection mencapai nilai 0
untuk noise density mencapai 90% .
Gambar 3 Grafik Perbandingan PSNR (Noise III, • Algoritma Boundary Discriminative Noise
Noise Density 80%) Detection yang digabung dengan switching
median filter mampu memperbaiki kualitas
Pada grafik di atas ini terlihat bahwa kinerja citra yang sudah terkena noise dengan noise
algoritma Boundary Discriminative Noise density yang mencapai 70%.
Detection mengalami penurunan dibandingkan
• Kinerja algoritma Boundary Discriminative
dengan uji coba menggunakan model noise I dan
Noise Detection bergantung pada variasi
model noise II. Hal ini terjadi dikarenakan
intensitas noise dan intensitas citra itu sendiri.
intensitas noise yang dimodelkan pada model
Semakin besar variasi intensitas noise
noise III sangat bervariasi berdasarkan range beda
semakin menurun kinerja algoritma Boundary
intensitas (m). Sehingga noise yang dideteksi
Discriminative Noise Detection dan semakin
bukan lagi bernilai 255 atau 0 tetapi sudah mulai
rendah intensitas citra atau semakin tinggi
abu-abu sesuai dengan range-nya. Jika range-nya
intensitas citra menyebabkan kegagalan
(m) bernilai 50 maka intensitas noise yang rendah
deteksi yang semakin besar karena miripnya
yang dimodelkan berkisarkan antara 0–49 dan
citra asli dengan citra noise.
intensitas noise yang tinggi yang dimodelkan
berkisar antara 206-255. Karena variasi noise
Saran untuk kemungkinan pengembangan
inilah yang menyebabkan kinerja algoritma
lebih lanjut dari pembuatan aplikasi penghilangan
Boundary Discriminative Noise Detection
noise dengan metode boundary discriminative
menurun.
noise detection:
• Perubahan dalam algoritma dengan sedikit
6.4 Uji Coba Model Noise IV
perulangan sehingga mempercepat proses
Berikut ini adalah hasil uji coba citra lena.jpg
penghilangan noise.
berukuran 512x512 dengan model noise IV dan
noise density sebesar 80% dengan variasi noise • Membuat perubahan pada algoritma sehingga
salt and paper yang berbeda dan range intensitas mengurangi false alarm yang masih besar
noise sebesar 30.
PUSTAKA
H,-L. Eng and K.-K Ma. (2001). Noise adaptive
soft-switching median filter. IEEE Trans. Image
Process., vol. 10, no. 2, pp. 242-251.
P,-Eng Ng and K.-K Ma. (2006). A switching
median filter with boundary discriminative
noise detection for extremely corrupted images.
IEEE Trans. Image Process., vol. 15, no. 6.
Gonzales, R; Woods, R. (2002. Digital Image
Processing Second Edition. Prentice Hall..

Gambar 4. Grafik Perbandingan PSNR (Noise IV,


Noise Density 80%, m = 30)
Pada gambar 4 terlihat bahwa kinerja
algoritma Boundary Discriminative Noise

I-46

Anda mungkin juga menyukai