Anda di halaman 1dari 3

Perdagangan bebas asean-china yang mulai diberlakukan pada tahun ini membawa beberapa

dampak dan dinamika tersendiri bagi perkembangan perekonomian , baik dari asean sendiri
maupun dari china. Banyak yang menilai bahwa perdagangan bebas yang akan segera
diberlakukan ini akan lebih banyak menguntungkan china karena dinilai bahwa ASEAN belum
mampu baik dari segi financial maupun kualitas dan kuantitas produksi untuk mengimbangi laju
ekspansi china. Perdangan bebas sebagai sebuah turunan dari paham neo liberalism sendiri
mempunyai sebuah prinsip bahwa perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan memasuki
Negara-negara yang terkait didalamnya tanpa dibatasi hambatan-hambatan apapun. Secara rill
prinsip ini akan makin menjadi hambatan bagi masing-masing Negara ASEAN untuk melakukan
integrasi mengingat perusahaan-perusahaan multinasional china tentu tidak akan terlalu senang
apabila ekspansi usaha mereka tersaingi oleh pesatnya perdagangan intern antara Negara
ASEAN sebagai buah dari proses integrasi ekonomi yang dilakukan ASEAN. karena itu
sebenarnya dalam fenomena CAFTA itu ada sebuah pertanyaan besar yang perlu dijawab yaitu
apakah benar bahwa perdagangan bebas ASEAN CHINA berpotensi menghambat proses
integrasi ekonomi kawasan Asia tenggara yang seudah mulai dirintis sejak lama oleh ASEAN.

Dalam hal ini penulis akan berusaha menganalisanya dalam bentuk sebuah penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif kausalitatif dengan mengacu pada sumber-sumber terkait baik
berupa data sekunder maupun primer. Adapun alasan pemilihan judul adalah seperti kita ketahui
karena CAFTA sendiri diberbagai kalangan banyak menimbulkan kontroversi yang dicerminkan
dengan ramainya penolakan dari elemen masyrakat yang tercermin dari banyaknya protes dan
demonstrasi di beberapa Negara diasia tenggara tentang ketakutan akan matinya para pelaku
usaha tradisional dinegara-negara itu, dan banyak penolakan dari para pelaku industry diasia
tenggara yang salah satu contohnya adalah apa yang disuarakan para pengusaha Indonesia yang
tergabung dalam kadin dalam bentuk permintaan penundaan CAFTA. Tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai usaha untuk memahami dan menggambarkan lebih lanjut mengenai dampak-
dampak dan pengaruh CAFTA terhadap proses integrasi ekonomi dikawasan ASEAN
Setelah berakhirnya perang dingin dan bersatunya kembali jerman barat dan jerman timur. Eropa
mulai melihat sebuah kesempatan besar untuk menyatukan kembali kesatuan eropa yang telah
lama tercabik-cabik sejak pasca perang dunia 2 dengan segala fenomena yang mengirinya
dimasa perang dingin. Negara-negara eropa timur dengan perlahan satu persatu kembali
bergabung dengan uni eropa. Uni eropa sebagai institusi pemersatu Negara eropa pun
mendapatkan kepercayaan untuk merancang dan membangun rezim yang dapat membantu
mempertahankan kesatuan keamanan diseluruh belahan eropa. Namun beberapa tahun
belakangan ini tampaknya kestabilan kondisi keamanan kawasan uni eropa ini akan terganggu
dengan rencana perluasan keanggotaan NATO dieropa timur. Rusia sebagai tetangga paling
dekat dan mempunyai hubungan sejarah yang cukup dekat dengan Negara eropa timur tentu akan
menolak dengan dalih bahwa hal itu akan mengancam kemanan negaranya sendiri. Sesuai teori
balace of power. Ketika suatu Negara memperkuat system persenjataanya Negara lain akan
melakukan hal yang sama.hal ini akan membawa konsekuensi tersendiri bagi uni eropa sebagai
payung penting dalam penentuan kebijakan keamanannya berkaitan dengan fenomena ini.

Mengapa judul diatas menjadi menarik bagi penulis , adalah dengan mendalami hal-hal
berkaitan dengan fenomena ini, maka dalam tinjauan ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan gambaran akan bagaimana suatu fenomena yang terjadi di dalam system dapat
mempengaruhi arah pengambilan kebijakan dan keputusan serta mempengaruhi perilaku actor
baik yang sifatnya eksternal maupun internal dalam system. Adapun tujuan dari penelitian
tersebut ialah untuk lebih memahami bagaimana perluasan hegemoni amerika serikat dieropa
yang diwujudkan dengan perluasan keanngotaan NATO malah dapat menjadi boomerang bagi
Negara-negara dikawasan uni eropa.

Penulis dalam hal ini akan memaparkan hasil penelitiannya dalam bentuk sebuah
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengacu pada sumber-sumber terkait baik
berupa data sekunder maupun primer.
Sejak lama institusi kerajaan inggris telah berperan besar dalam menentukan arah
perpolitikan dibanyak negara. Ratu inggris sebagai institusi paling penting dalam sistem politik
negara persemakmuran banyak membawa corak tersendiri bagi pemerintahan di inggris, canada,
selandia baru dan australia. Dengan tradisi kerajaan yang telah berlangsung selama berabad-abad
ditambah masih dominannya peran kerajaan inggris sebagai kepala negara dari negara-negara
persemakmuran maka secara tidak langsung politik luar negeri negara tidak hanya dipengaruhi
oleh kabinet dan perdana menterinya tetapi juga institusi kerajaan itu sendiri khususnya
menyangkut tradisi politik yang telah berlangsung selama beratus tahun.

Mengapa saya memilih judul ini, karena dengan menganalisis sejauh mana kerajaan
inggris dan tradisi politiknya mempegaruhi arah politik luar negeri negara persemakmuran maka
kita akan dapat menganalisis bagaimana ciri politik luar negeri dibanyak negara yang sistem
pemerintahaanya bercorak demokrasi parlementer dan mempunyai sejarah yang panjang dan
masih terkait dengan kerajaan inggris sampai sekarang. Adapun tujuan dilakukannya penelitian
ini adalah dalam rangka untuk melihat sejauh mana peran ratu inggris sebagai kepala negara
persemakmuran bersama dengan institusi kerajaannya mempengaruhi dan menentukan arah serta
garis kebijakan luar negeri disetidaknya empat negara yang masih terikat dengannya yaitu
kanada, australia, inggris dan selandia baru.

Penulis dalam hal ini akan memaparkan hasil penelitiannya dalam bentuk sebuah
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan mengacu pada sumber-sumber terkait baik
berupa data sekunder maupun primer.

Anda mungkin juga menyukai