Alhamdulillah was shalaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi
wa sallam.
Waktu muda, kata sebagian orang adalah waktu untuk hidup foya-foya, masa
untuk bersenang-senang. Banyak orang mengatakan, “Kecil dimanja, muda
foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.” Inilah candaan para pemuda.
Bagaimana mungkin waktu muda foya-foya, tanpa amalan sholeh, lalu mati bisa
masuk surga? Sungguh hal ini dapat kita katakan sangatlah mustahil. Untuk
masuk surga pastilah ada sebab dan tidak mungkin hanya dengan foya-foya
seperti itu.
ٍ سِبْي
ل َ َأْو, ب
َ عاِبُر ٌ غِرْي
َ ك
َ ن ِفي الّدْنَيا َكَأّن
ْ ُك
Lihatlah nasehat yang sangat bagus sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada sahabat yang masih berusia muda tersebut.
Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan dalam hadits ini
adalah dunia dan negeri tujuannya adalah akhirat. Oleh karena itu, hadits ini
mengingatkan kita dengan kematian sehingga kita jangan berpanjang
angan-angan. Hadits ini juga mengingatkan kita supaya mempersiapkan diri
untuk negeri akhirat dengan amal sholeh.
Nasihat Rasulullah untuk Pemuda Sapudugem X-2
ح َوَتَركََها
َ جَرٍة ُثّم َرا
َشَ ت
َ ح
ْ ل َت
ّظَ سَت
ْبا
ٍ ل َكَراِك
ّ َما ِلى َوَما ِللّدْنَيا َما َأَنا ِفى الّدْنَيا ِإ
“Apa peduliku dengan dunia?! Tidaklah aku tinggal di dunia melainkan seperti
musafir yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu musafir tersebut
meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi no. 2551. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Lakukanlah lima hal sebelum terwujud lima hal yang lain. Dari Ibnu ‘Abbas,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َ ل َمْوِت
ك َ ك َقْب
َ حَياَت
َ ك َو
َ شْغِل
َ ل
َ ك َقْب
َغ
َ ك َو َفَرا
َ ل َفْقِر
َ ك َقْب
َ غَنا
ِ ك َو
َ سَقِم
َ ل
َ ك َقْب
َ حَت
ّص
ِ ك َو
َ ل َهَرِم
َ ك َقْب َ :س
َ شَباَب ٍ خْم
َ ل
َ سا َقْب
ً خْم
َ غَتِنْم
ْ ِا
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum
datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3]
Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum
datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al
Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish
berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Al Munawi mengatakan,
Nasihat Rasulullah untuk Pemuda Sapudugem X-2
ل َبْعَد َزَوالَِها
ّ ف َقْدَرَها ِإ
ُ ل َيْعِر
َ سُة
َ خْم
َ َفِهِذِه ال
“Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu
ketika hidup) barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya setelah kelima
hal tersebut hilang.” (At Taisir Bi Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 1/356)
Benarlah kata Al Munawi. Seseorang baru ingat kalau dia diberi nikmat sehat,
ketika dia merasakan sakit. Dia baru ingat diberi kekayaan, setelah jatuh
miskin. Dan dia baru ingat memiliki waktu semangat untuk beramal di masa
muda, setelah dia nanti berada di usia senja yang sulit beramal. Penyesalan
tidak ada gunanya jika seseorang hanya melewati masa tersebut dengan sia-
sia.
Dalam surat At Tiin, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para
Nabi ‘Ulul Azmi yaitu [1] Baitul Maqdis yang terdapat buah tin dan zaitun –
tempat diutusnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam-, [2] Bukit Sinai yaitu tempat Allah
berbicara langsung dengan Nabi Musa ‘alaihis salam, [3] Negeri Mekah yang
aman, tempat diutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, Allah Ta’ala pun berfirman,
ٍ غْيُر َمْمُنو
ن َ جٌر
ْ ت َفَلُهْم َأ
ِ حا
َ صاِل
ّ عِمُلوا ال
َ ن َآَمُنوا َو ّ ( ِإ5) ن
َ ل اّلِذي َ ساِفِلي
َ ل ْ ( ُثّم َرَدْدَناُه َأ4) ن َتْقِويٍم
َ سَف ِس
َح
ْ ن ِفي َأ
َ سا
َ لْن
ِْ خَلْقَنا ا
َ َلَقْد
Ibnu Qutaibah mengatakan, “Makna firman Allah (yang artinya), “Kecuali orang-
orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu
mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu
tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka, walaupun mereka tidak
mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala
Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal
sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak akan berhenti untuk beramal
kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua
renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.”
Begitu juga kita dapat melihat pada surat Ar Ruum ayat 54.
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa.” (QS. Ar Ruum: 54)
Ibnu Katsir mengatakan, “(Dalam ayat ini), Allah Ta’ala menceritakan mengenai
fase kehidupan, tahap demi tahap. Awalnya adalah dari tanah, lalu berpindah
ke fase nutfah, beralih ke fase ‘alaqoh (segumpal darah), lalu ke fase mudh-goh
(segumpal daging), lalu berubah menjadi tulang yang dibalut daging. Setelah itu
ditiupkanlah ruh, kemudian dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan lemah,
kecil dan tidak begitu kuat. Kemudian si mungil tadi berkembang perlahan-
lahan hingga menjadi seorang bocah kecil. Lalu berkembang lagi menjadi
seorang pemuda, remaja. Inilah fase kekuatan setelah sebelumnya berada
dalam keadaan lemah. Lalu setelah itu, dia menginjak fase dewasa (usia 30-50
tahun). Setelah itu dia akan melewati fase usia senja, dalam keadaan penuh
uban. Inilah fase lemah setelah sebelumnya berada pada fase kuat. Pada fase
inilah berkurangnya semangat dan kekuatan. Juga pada fase ini berkurang sifat
lahiriyah maupun batin. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),
“kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan
beruban”.” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim pada surat Ar Ruum ayat 54)
Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh
karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-
siakan.
Nasihat Rasulullah untuk Pemuda Sapudugem X-2
Jika engkau masih berada di usia muda, maka janganlah katakan: jika berusia
tua, baru aku akan beramal.
“Esai singkat ini merupakan beberapa kutipan-kutipan dari pendapat ulama-ulama dan
artikel-artikel yang berdasar kepada Al Quran dan hadits-hadits yang shahih. Penulisan
esai ini pula mendapatkan bantuan dari beberapa rekan pelajar di SMA Negeri 81 yang
berjuang dalam syiar Islam. Semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada orang yang membacanya.”
Allahu Akbar!
“Apalah artinya matahari terbit hari ini, jika tiada yang
kulakukan demi tegaknya Islam.”