Anda di halaman 1dari 8

Pengkajian

I. Identitas Klien
Nama : Ny. Oah Rubiyah
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Ruang / Kelas : Ruang 19 (Azalea) Kamar 2 bed 3 / II
No RM :
Tgl Pengkajian: 1 Desember 2010

II. Keadaan Umum


a. Tanda Vital

No Data Hasil Nilai Normal Interpretasi


1 Nadi 80 x/menit 60 – 100 x / menit Normal
2 Suhu 36,2ᵒC 36,2ᵒ-37,2ᵒ C Normal
3 Tekanan Darah 120/90 mmHg 120-140/90 mmHg Normal
4 Respiratory Rate 20 x/menit 16-20 x/menit Normal, batas
atas
b. Kesadaran
Kompos Mentis
c. Keluhan Utama
Pusing berdengung
P : Perubuhan posisi saat hendak bangun dan tidur menimbulkan pusing berputar
sehingga tidak dapat beraktivitas
Q : Pusing bergemuruh seperti bunyi pesawat
R : tidak menyebar, pusing hanya di bagian kanan kepala
S : skala dari 1-10, diberi nilai 5
T : pada saat hendak bangun dan tidur baik pagi maupun malam
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Pusing berputar disertai gemuruh, pendengaran telinga bagian kanan menurun,
nyeri di bagian pinggang (kemungkinan bagian ginjal), kardiomegali dan
aterosklerosis aorta.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak melahirkan anaknya yang terakhir sekitar 20 tahun yang lalu, klien
menderita asma dan tiga tahun sebelum SMRS, klien pernah dirawat di RS dengan
keluhan asma. Klien memiliki riwayat hipertensi dengan tensi tertinggi 180/?.
Menurut wawancara dengan keluarga pasien, Ibu Oah sudah menderita penyakit
telinga sejak kecil dikarenakan sering ada air yang masuk ke telinga
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu klien pernah menderita stroke 12 tahun yang lalu, keluarga ada yang memiliki
riwayat hipertensi

III. Pola Aktivitas Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan : Frekuensi 3 x/hari, Jumlah porsi ¼
Jenis diet : biasa
Minum : 2000 cc/hari, sekitar 7 gelas/hari
b. Pola Tidur
Tidur siang lebih banyak dari malam hari

IV. Pengkajian Fisik dan Pengkajian Persarafan


a. Mata
 Lapang pandang baik
 Tajam penglihatan kabur
 Refleks cahaya ada
 Isokor dengan diameter 3 mm
 Tidak terdapat lesi
 Konjungtiva normal
 Sklera normal
 Gerak bola mata baik
b. Telinga
 Pendengaran kurang jelas
 Berdenging
 Tidak terdapat serumen
c. Leher
 Bentuk simetris
 Tidak terdapat pembesaran kelenjar
 Peninggian JVP 5 cm
d. Thoraks
a. Paru-paru
 Bunyi nafas normal
 Jenis pernafasan hidung
b. Jantung
 Tidak terdapat bunyi jantung tambahan
e. Abdomen
 Bentuk datar/buncit/cekung
 Kulit perut normal/striae/lesi
 Benjolan
 Nyeri tekan
 Bising usus ada
f. Ekstremitas atas
 Gerak ROM normal
g. Ekstremitas bawah
 Gerak ROM normal

V. Data Psiko-Sosio-Spiritual
a. Psikologis
Nonverbal
Ekspresi wajah : ceria
Sikap : rensponsif
Verbal
Bicara jelas, volume suara standar
Emosi : Stabil
Koping :
Konsep diri :
b. Sosial
Interaksi dengan keluarga baik dan memiliki dukungan yang cukup dari keluarga
(ditandai ditunggu oleh adiknya, anaknya secara bergantian, partisipasi keluarga
dalam perawatan cukup dan dapat bekerja sama dengan tim perawatan).
c. Spiritual

VI. Data Penunjang


Pemeriksaan Diagnostik
a. X-ray Thoraks
Hasil Rontgen
 Jantung membesar ke lateral kiri, apeks tertanam pada diafragma. Pinggang
jantung normal. Klasifikasi aorta sinus dan diafragma normal
 Paru : hili normal, corakan konkovaskuler normal tidak tampak bercak, normal
kranialis (-)
Kesan :
 Kardiomegali, tampak bendungan paru
 Aterosklerosis aorta
 Tidak tampak TB Paru aktif
b. CT-Scan dan MRI
yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf. Jika di
duga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga atau sinus atau dari
tulang belakang. Jika di duga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka
dilakukan pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.
Hasil :
c. Uji Dix-Hallpike dan electronystagmography (ENG). Uji ENG terdiri dari gerak
sakadik, nistagmus posisional, nistagmus akibat gerakan kepala, positioning
nystagmus, dan uji kalori. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakan kepala
secara tiba-tiba atau meneteskan air dingin ke dalam telinga
Hasil :
d. Sistem vestibular dapat dinilai dengan tes Romberg, tandem gait test, uji jalan di
tempat (fukuda test) atau berdiri dengan satu atau dua kaki. Uji-uji ini biasanya
berguna untuk menilai stabilitas postural jika mata ditutup atau dibuka.
Sensitivitas uji-uji ini dapat ditingkatkan dengan teknik-teknik tertentu seperti
melakukan tes Romberg dengan berdiri di alas foam yang liat.
Hasil : ketika pasien berdiri untuk pemeriksaan keseimbangan, pasien mengeluh
pusing dan menunjukkan adanya gangguan stabilitas postural
e. Pemeriksaan saraf kranial I dapat dibantu dengan funduskopi untuk melihat ada
tidaknya papiledema atau atrofi optik. Saraf kranial III, IV dan VI ditujukan untuk
menilai pergerakan bola mata. Saraf kranial V untuk refleks kornea dan VII untuk
pergerakan wajah. Fungsi serebelum tidak boleh luput dari pemeriksaan. Untuk
menguji fungsi serebelum dapat dilakukan past pointing dan diadokokinesia.
Hasil : Pergerakan mata normal (Saraf kranial III, IV dan VI normal), refleks
kornea normal (saraf V), pegerakan wajah normal (saraf VII), refleks pupil normal
isokor 3 mm
f. Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai rigiditas atau
spasme dari otot leher.
Hasil : Pergerakan leher normal, tidak terdapat rigiditas atau spasme
g. Pemeriksaan telinga ditekankan pada pencarian adanya proses infeksi atau
inflamasi pada telinga luar atau tengah. Sementara itu, uji pendengaran diperiksa
dengan garputala dan tes berbisik.
Hasil : Tidak terdapat serumen pada bagian luar-tengah telinga dan keadaan
telinga bersih. Uji pendengaran digunakan dengan gesekan tangan dengan jarak
sekitar 75 cm – 10 cm di telinga kanan dan kiri secara bergantian. Yang lebih jelas
terdengar di bagian kiri
h. Menilai pergerakan mata seperti adakah nistagmus spontan atau gaze-evoked
nystagmus dan atau pergerakan abnormal bola mata. Penting untuk membedakan
apakah nistagmus yang terjadi perifer atau sentral. Nistagmus sentral biasanya
hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat terlihat dengan fiksasi visual.
Nistagmus perifer dapat berputar atau rotasional dan dapat terlihat dengan
memindahkan fiksasi visual. Timbulnya nistagmus dan gejala lain setelah
pergerakan kepala yang cepat, menandakan adanya input vestibular yang
asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang tidak terkompensasi
atau penyakit Meniere.
Hasil : tidak ada nistagmus, tapi klien menderita rabun jauh dan rabun dekat
i. Uji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lain dengan cara pasien menekuk
lengannya di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan hingga hitungan ke
sepuluh lalu pemeriksa melepasnya dengan tiba-tiba dan lihat apakah pasien dapat
menahan lengannya atau tidak. Pasien dengan gangguan perifer dan sentral tidak
dapat menghentikan lengannya dengan cepat. Tetapi uji ini kualitatif dan
tergantung pada subjektifitas pemeriksa, kondisi muskuloskeletal pasien dan
kerjasama pasien itu sendiri
Hasil :

Pemeriksaan Laboratorium

a. Hemoglobin : 12,4
b. Ht : 3,9
c. Leukosit 13.200
d. Trombo 248.000
e. Natrium 134
f. Kalium 3,6
g. GDS (Glukosa Darah Sewaktu) : 135
h. Kreatinin 1,39
i. Ur 44

VII. Terapi yang sedang dijalankan


a. Diet 1700 kkal perhari
b. Vastigo 3 x 1
Farmakologi : Betahistin memperlebar spinchter prekapiler sehingga
meningkatkan aliran darah pada telinga bagian dalam. Betahistin mengatur
permeabilitas kapiler pada telinga bagian dalam, dengan demikain menghilangkan
endolymphatic hydrops. Betahistin juga memperbaiki sirkulasi serebral dan
meningkatkan aliran darah arteri karotis interna
Indikasi : Mengurangi vertigo, dizziness, yang berhubungan dengan
gangguan keseimbangan yang terjadi pada gangguan sirkulasi darah atau
sindroma meniere, penyakit meniere dan vertigo perifer.
Kontraindikasi : Pasien yang menderita feokromositoma
Dosis : Dewasa: 1-2 tablet 3 kali sehari. Dosis disesuaikan dengan
umur penderita dan keadaan penyakit.
c. Dramamin 3 x 1
Farmakologi : Mencegah & menghilangkan mabuk perjalanan & mengobati
vertigo, mual atau muntah akibat terapi eletrosyok, anestesi & pembedahan,
gangguan labirintin, mual akibat radiasi & sindroma setelah fenestrasi.
d. Crait 1x500mg

e. H2O2 3 % 3x5 gtt

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening, agak lebih kental daripada air,


yang merupakan oksidator kuat. Sifat terakhir ini dimanfaatkan manusia sebagai
bahan pemutih (bleach), disinfektan, oksidator, dan sebagai bahan bakar roket.
Hidrogen peroksida dijual bebas, dengan berbagai merek dagang dalam
konsentrasi rendah (3-5%) sebagai pembersih luka atau sebagai pemutih gigi
(pada konsentrasi terukur). Dalam konsentrasi agak tinggi (misalnya merek
dagang Glyroxyl®) dijual sebagai pemutih pakaian dan disinfektan. Penggunaan
hidrogen peroksida dalam kosmetika dan makanan tidak dibenarkan karena zat ini
mudah bereaksi (oksidan kuat) dan korosif.

f. Tarisid 3x5 gtt

g. Tebokan 3x1

Indikasi : Untuk meningkatkan sirkulasi darah di sistem syaraf pusat


dan tepi pada gangguan sirkulasi darah.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap Ginkgo biloba.
Dosis : 3 x sehari 1 tablet atau menurut petunjuk dokter
Efek Samping : Dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan saluran cerna,
alergi kulit, trombositopenia (menurunnya jumlah sel pembekuan darah), dapat
pula menimbulkan mimisan (epistaksis) dan perdarahan di bawah kulit (purpura).
Perhatian : Tidak boleh digunakan untuk anak-anak, tidak boleh
digunakan bagi orang normal untuk pemakaian rutin dengan tujuan seperti yang
dimaksudkan dalam indikasi.

h. NaCl (sudah habis tiga labu sejak masuk RS 28 November 2010)


VIII. Pendidikan Kesehatan
Langkah-langkah yang dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo:
 Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi (setengah duduk atau menggunakan
bantal rangkap dua sampai tiga)
 Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri dari
tempat tidur
 Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
 Hindari posisi mendongakan kepala misalnya untuk mengambil suatu benda dari
ketinggian
 Gerakan kepala secara hati hati jika kepala dalam posisi datar (horizontal) atau
bila leher dalam posisi mendongak.
 Untuk pencegahan utama dalam menghingari vertigo dapat dilakukan dengan
mengubah pola hidup kita seperti: menghindari alkohol, kopi, coklat dan
merokok;
 Hindari kelelahan fisik dan stress, makan yang cukup, diet tinggi protein,
konsumsi garam dibatasi sampai 1500 mg/hari
 Aktivitas fisik atau olahraga yang teratur serta tidur yang cukup dan teratur.

Anda mungkin juga menyukai