Anda di halaman 1dari 19

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah
terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu
kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat

Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang
disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat
ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda
dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%
wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah –
muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri,
keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum
4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)

Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu
hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling
mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan
dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000
kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari
setiap 1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya
hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps
sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung
terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Manfaat Penulisan
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami
tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan
pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

D. RUMUSAN MASALAH
Wanita hamil yang mengalami mual

E. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga pekerjaan sehari – hari
terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Arif, 1999)

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan


aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini
disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa
hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. (Lowdermilk, 2004)

Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita
mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas
dan kesehatan penderita secara keseluruhan. (Achadiat, 2004)

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan – perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola
hidatidosa
2. Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan

C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida
air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan
gastro intestinal.

D. Gejala dan Tanda


Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi :
1. Tingkatan I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri
karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
2. Tingkatan II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun

c. Liver
1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton
Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkatan III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Sindrom mallory weiss
d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
e. Terdapat ensefalopati werniche :
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
g. Gastrointestinal
1) Ikterus semakin berat
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian
harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli
dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

E. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum
dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi
sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang
banyak mengandung gula.

F. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1. Obat – obatan
a. Sedativa : phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
c. Anti histamin : Dramamin, avomin
d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.
2. Isolasi
a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang
baik.
b. Catat cairan yang keluar masuk.
c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan.
d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang tanpa
pengobatan.
3. Terapi psikologik
a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik
4. Cairan parenteral
a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan
fisiologis (2 – 3 liter/hari)
b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena
d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan
minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan
bertambah baik
5. Menghentikan kehamilan
Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul ikterus, delirium,
koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina, pertimbangan abortus terapeutik.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

            Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa

hamil, tidak seperti morning sickness yang biasa dan bisa menyebabkan dehidrasi dan

kelaparan.1

            Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil

sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. 2

ETIOLOGI

            Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti

bahwa penyakit ini belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini

disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan

natomik yang terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh

kekurangan  vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan

minum.1 Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa

sebagai berikut

1.      faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan

kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda

menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua

keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2.      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan perubahan metabolik akibat hamil

serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor

organik.
3.      Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai

salah satu faktor organik

4.      Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga yang

retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat

mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup.

PATOLOGI

            Bedah mayat pada mayat wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum

menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan

pada malnutrisi oleh beberapa macam sebab.

1.      Hati. Tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler, kelainan ini

nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang

terus-menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum

menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.

2.      Jantung. Menjadi tampak lebih kecil daripada biasanya dan beratnya atrofi dan sejalan

dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.

3.      Otak. Dapat ditemukan ensefalopati Wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan

kecil–kecil didaerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan keeempat.

4.      Ginjal. Tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.
 

PATOFISIOLOGI

            Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar

estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trisemester pertama. Pengaruh fisiologik

hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya

pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun

demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

            Hiperemesis geavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil

muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit

dengan alkolosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada

sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh

hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik

dengan gejala tidak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih

berat.

            Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak

habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah

ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam

darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan

dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah

turun, demikian pula khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan

oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.

Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal,
menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah

lingkaran setan yang sulit dipatahkan. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan

elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindrom Mallory-

Weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan

perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif.

GEJALA DAN TANDA

            Batas antara mual dan muntah dalam kehamilan yang masih fisiologik dengan

hiperemesis gravidarum tidak jelas, akan tetapi muntah yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah

memerlukan perawatan yang intensif.

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagai kedalam 3 tingkatan.

1.      Tingkatan I. Ringan

      Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,

nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri epigastrium.

Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit

mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

2.      Tingkat II. Sedang

      Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang lidah mengering

dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris.

Berat badan turun dan mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan

dapat pula ditemukan dalam kencing.

3.      Tingkat III. Berat

      Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai

koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada

susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia

dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk

vitamin B komplek. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

DIAGNOSIS

            Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya

kehamilan muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga mempengaruhi keadaan. Namun

demikian harus dipikirkan kehamilamn muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus

ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.

PENCEGAHAN

            Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan dengan jalan

memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang

fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,

menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurakan

untuk makan roti keringatau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang berminyak dan berbau

lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan

panas atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin, menghindarkan

kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karenanya dianjurkan makanan

yang banyak mengandung gula.

TERAPI

1.      Obat-obatan. Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang

maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah pohenobarbital,

vitamin yang dianjurakan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistaminika juga dianjurakn Pada

keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti disklomin hidrokhloride, avomin.

2.      Isolasi. Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang baik hanya

dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien

mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum

dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau

hilanhg tanpa pengobatan

3.      Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa

takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan

konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.


4.      Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose

5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium

dan vitamin, khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan

protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air kencing perlu

diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan bilirubin. Suhu dan nadi

diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit

pada permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak

muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman, dan

lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak cair. Dengan

penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan

bertambah baik.

5.      Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan

mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika memburuk. Delirium, kebutaan,

takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakam manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan

untuk melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak

boleh silakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi

gejala irreversibel pada  organ vital.

PROGNOSIS
            Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk
menilai maju mundurnya pasien adalah adanya aseton dam urin dan berat badan sangat turun
Hiperemesis Gravidarum

October 25, 2007 at 3:39 am (maternitas)

1. Pengertian :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan
sebagainya.

2. Etiologi:
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan
tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor
organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan
suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien.

3. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian
kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal.
Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala
tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah
turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan
Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
setan yang sulit dipatahkan.

4. Gejala Dan Tanda


Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah,
nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat
sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah
mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat
badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat
terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala :
nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
5. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan
pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan
mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu
bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering
atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman
sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1
dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik.
Tidak diberikan makan/minuman setama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik,
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium
dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala
ireversibel pada organ vital.

6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

7. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
2. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian Data Fokus
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah
lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
j. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.

C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-
20mg/i.v.
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
13. Ukur pembesaran uterus.

Rasional
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang
berlebih
8. Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
9. Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu.
Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada
trimester I.
12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko
tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi
karena kehamilan.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan
kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan


INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.

Rasional
1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik
gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4. Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
INTERVENSI RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
3. Berikan support psikologis
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal

Rasional
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.

Rasional

1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk


meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi
kebutuhannya.
4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai