Anda di halaman 1dari 8

Tugas Individu

Gizi Kesehatan Masyarakat


Pertumbuhan, Status Gizi dan Kretinisme

Ismi Irfiyanti Fachruddin


K21109258
Ilmu Gizi (A)

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Hasanuddin
Makassar
2011
Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,


jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur
dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic
(Soetjiningsih, 1988).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dan pola teratur yang dapat diramalkan sebagai
hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut hasil proses pematangan
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk
juga emosi, intelektual dan tingkah laku, sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan (Soetjiningsih, 1988).

Perbedaannya:
Pertumbuhan
1. Yaitu proses pertambahan jumlah, bentuk, ukuran serta fungsi sel akibat
adanya pembelahan sel.
2. Bersifat kuantitatif, dapat diukur dengan suatu alat ukur tertentu, serta
dapat terlihat secara fisik.
3. Bersifat irreversible.
4. Untuk tanaman dapat diukur dengan Auksanometer (busur tumbuhan pada
tanaman). Untuk manusia dan hewan dengan menggunakan alat ukur yang
beragam.
Perkembangan
1. Yaitu proses menuju kedewasaan (kematangan pada sel).
2. Bersifat kualitatif dan tidak dapat diukur dengan suatu alat.
3. Ditandai dengan berfungsinya alat-alat reproduksi pada makhluk hidup.
4. Untuk tanaman dengan keluarnya bunga serta buah. Untuk manusia dan hewan
dengan mulai berfungsinya alat reproduksi yaitu menghasilkan sel gamet
jantan (sperma) dan sel gamet betina (ovum), serta melangsungkan keturunan.

Contoh kasus:
1.1 Pertumbuhan Baik, Status Gizi kurang Baik
Seorang bayi laki-laki berumur 3 bulan, lahir dengan berat badan 2,1 kg.
Bulan berikutnya berat badan anak tersbut bertambah menjadi 2,6 kg. Bulan
ke-2 berat badannya menjadi 3,0 kg dan bulan ke-3 menjadi 3,3 kg.
Pertumbuhan anak tersebut dapat dilihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
dibawah ini.
Jika dilihat, pertumbuhan anak tersebut termasuk kategori baik, karena
berat badan yang terus meningkat setiap bulannya. Untuk menilai status
gizinya, dapat dihitung:

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Age Standard Deviations


Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
0 4 4,9 5,6 6,2 7,0 7,8 8,7 9,7

Z-score = (3,3 kg-7,0)/0,7= - 5,2 sd (Gizi buruk)

Indeks yang Batas


Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan
BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih

1.2 Pertumbuhan Kurang Baik, Status Gizi Baik


Seorang bayi perempuan berumur 3 bulan, lahir dengan berat badan 4,3 kg.
Bulan berikutnya berat badan anak tersebut menjadi 5,0 kg. Bulan ke-2 berat
badannya turun menjadi 4,9 kg dan bulan ke-3 turun menjadi 4,8 kg. Bulan
Pertumbuhan anak tersebut dapat dilihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
diatas..
Jika dilihat, pertumbuhan anak tersebut termasuk kategori kurang baik,
karena berat badan yang terus menurun setiap bulannya. Untuk menilai status
gizinya, dapat dihitung:

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Age Standard Deviations


Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
0 3 4,0 4,5 5,2 5,8 6,6 7,5 8,5

Z-score = (4,8 kg-5,8)/0,5 = - 2 sd (Gizi baik)


Indeks yang Batas
Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan
BB/U < -3 SD Gizi buruk
- 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
- 2 s/d +2 SD Gizi baik
> +2 SD Gizi lebih

Kretinisme

Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam
perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau
pada awal masa kanak-kanak.
Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam
tubuh. Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel
tiroid. Penyebab paling sering dari kekurangan hormone tiroid adalah akibat
kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi hormon
tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat pada garam yang beryodium.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan
dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar
ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme.
 Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan berat unsur yodium terjadi selama
masa kehamilan hingga tiga tahun pertama kehidupan bayi. Hormon tiroid bekerja
sebagai penentu utama laju metabolik tubuh keseluruhan, pertumbuhan dan
perkembangan tubuh serta fungsi saraf. Sebenarnya gangguan pertumbuhan
timbul karena kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon
pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada susunan saraf
pusat dan saraf perifer.

Ciri-ciri penderita kretinisme sangat khas. Cirinya antara lain:

1. Bentuk tubuhnya pendek dengan proporsi yang tak normal.


2. Lidahnya besar dan lebar, pangkal hidungnya datar, rambutnya kasar dan
kering, kulitnya kusam, serta otot-ototnya lembek.

3. Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami gangguan pencernaan,


pendengaran, dan kemampuan berbicara.

4. Bila kelainan ini terjadi sebelum usia dua tahun, biasanya anak mengalami
keterbelakangan mental untuk selamanya.

5. Bila munculnya kelainan ini pada umur setelah dua tahun, anak hanya
mengalami kelambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik.

6. Selain itu, bila tulang diperiksa dengan rontgen, pada anak kretin ditemukan
kelainan yang sangat khas, yaitu umur tulang lebih muda. daripada umur yang
seharusnya. Ditambah lagi, pertumbuhan tulang tungkai terganggu.

Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan perawakan pendek tetapi


kelebihan hormon tiroid tidak menambah tinggi badan tetapi menyebabkan
penyakit lain yaitu hipertiroidisme. Penyakit lain yang mirip dengan kretinisme
adalah mongolisme dan kekurangan hormon tiroid akibat kurangnya hormon
perangsang kelenjar tersebut (TSH-thyroid stimulating hormone). TSH diproduksi
oleh kelenjar hipofisis. Bedanya, pada mongolisme, ditemukan kelainan genetik
yang menjadi penyebabnya. Hormon tiroid pada penderitanya tetap normal.
Kekurangan hormon TSH dapat diketahui dari pemeriksaan kadar hormon yang
dihasilkan kelenjar hipofisis.
Perawakan pendek juga dapat disebabkan oleh factor di luar hormonal diatas
yaitu:
1. Sindrom Acushing
2. Pseudihipoparatiroidisme
3. Perawakan pendek konstitusional
4. Perawakan pendek genetic
5. Retardasi pertumbuhan dalam janin
6. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya
sindroma turner dll.
7. Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan
penyakitnya.

Anda mungkin juga menyukai