Anda di halaman 1dari 10

CLINICAL SCIENCE SESSION

TEKANAN VENA JUGULARIS

Disusun oleh :
Frans Jobeth M. 1301-1209-
Fajriani Damhuri 1301-1209-0128
Adriana Greta Gomez 1301-1209-3006

Preseptor :
Eri Surahman, dr, SpAn-KNA

BAGIAN ANESTESIOLOGI & REANIMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2010
ABSTRACT

Jugular venous pressure (JVP) is an indirect form of measurement of the venous

system pressure.Direct measurement of the venous system is done by inserting a catheter

connected to a sphygmomanometer through the right subclavian vein continuous to the

central vein (superior vena cava). Because this method is invasive, the jugular vein is used

as a replacement of the sphygmomanometer with its zero point at the center of the right

atrium. This point is roughly at the junction between the line formed by the Ludovici angle

to the tangent formed by the midaxillary line. The jugular vein is not seen in people in an

upright position. It can only be seen when a person is lying down, along the surface of the

sternocleidomastoid muscle surface. Increase in JVP is a classic sign of venous

hypertension (eg. right heart failure). Increase in JVP is seen as a distention of the jugular

veins.

Key words: Jugular venous pressure


ABSTRAK

Tekanan vena jugularis atau Jugular venous pressure (JVP) dalam bahasa

Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamati secara tidak langsung (indirek). Secara

langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang

dihubungkan dengan sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan

hingga ke vena centralis (vena cava superior).Karena cara tersebut invasif, digunakanlah

vena jugularis (externa dexter) sebagai pengganti sphygmomanometer dengan titik nol

(zero point) di tengah atrium kanan. Titik ini kira-kira berada pada perpotongan antara

garis tegak lurus dari angulus Ludovici ke bidang yang dibentuk kedua linea

midaxillaris.Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru

terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus

sternocleidomastoideus.JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperti

gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis,

yaitu JVP tampak hingga setinggi leher; jauh lebih tinggi daripada normal.

Kata kunci: tekanan vena jugularis, jugular venous pressure


BAB I

PENDAHULUAN

Distensibilitas vena-vena di leher dapat memperlihatkan adanya perubahan

volume dan tekanan di dalam atrium kanan.Vena jugular merupakan salah satu vena

yang terdapat di area leher.Terdapat dua buah vena jugular yaitu vena jugular interna

dan vena jugular eksterna. Untuk mendeteksi tekanan vena sentral (CVP) lebih

reliabel melalui vena jugular interna dari pada vena jugular eksterna. Namun vena

jugular interna terletak lebih dalam yaitu dibelakang muskulus

sternokleidomastoideus sehingga sering tidak tampak dari permukaan kulit.Sedangkan

vena jugular eksterna dapat lebih mudah melebar/membesar walaupun hanya dengan

sedikit provokasi seperti dengan menahan napas, menengokan leher,dan dengan

pemakaian pakaian yang sempit didaerah leher atau diatas area thoraks. Beberapa

pengecualian seperti pada olah ragawan ,pemain sepak bola, pembicara atau penyanyi

professional yang mempunyai otot tendon leher yang lebih berkembang. Pembuluh

darah mereka lebih menonjol dan lebih terlihat, tetapi lebih lembut dan dapat ditekan.

Tujuan mengkaji tekanan vena jugularis adalah untuk mengetahui ada

tidaknya distensi vena jugularis (JVD) dan memperkirakan tekanan vena sentral

(central venous pressure).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Vena Jugularis

Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung

(atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua

vena-vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena cava inferior.

Pendarahan vena kepala :

Vena yang ada di kepala seperti v.emisaria dan v.fasialis sebagian akan bermuara

pada v.jugularis interna, sebagian lagi pada v.jugularis eksterna. Nantinya v.jugularis

eksterna akan bermuara pada v.subclavia, di mana v.subclavia akan beranastomosis dengan

v.jugularis interna membentuk v.brachiocephalica. Terdapat dua v.brachiocephalica, masing-

masing dextra dan sinistra. Keduanya akan menyatu sebagai v.cava superior.
2. Definisi

Tekanan vena jugularis merupakan gambaran tentang  tekanan atrium kanan dan

tekanan diastolik ventrikel kanan, pola pulsasi vena jugularis dpt menyatakan abnormalitas

konduksi dan abnormalitas fungsi katup trikuspid ( Braunwald dan Perloft,2001) .

Tekanan Vena Jugular merefleksikan volume pengisian dan tekanan pada jantung

kanan.Vena Jugular seperti manometer,darah dalam Vena Jugular sama dengan level yang

berhubungan dengan tekanan atrium kanan ( vena sentral ).

Tekanan vena jugularis atau Jugular venous pressure (JVP) dalam bahasa Inggris,

adalah tekanan sistem vena yang diamati secara tidak langsung (indirek). Secara langsung

(direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan

sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis

(vena cava superior).

Karena cara tersebut invasif, digunakanlah vena jugularis (externa dexter) sebagai

pengganti sphygmomanometer dengan titik nol (zero point) di tengah atrium kanan. Titik ini

kira-kira berada pada perpotongan antara garis tegak lurus dari angulus Ludovici ke bidang

yang dibentuk kedua linea midaxillaris.


Vena jugularis tidak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru terlihat

pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus.

JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperti gagal jantung

kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak

hingga setinggi leher; jauh lebih tinggi daripada normal.

3. Penyebab Peningkatan JVP

 Karena masalah kardiak:

1. Gagal jantung kanan sekunder,selanjutnya gagal jantung kiri.

2. Gagal jantung kanan

3. Cor pulmunal

4. Stenosis katup trikuspid atau pulmonal

5. Efusi perikardial atau tamponade

6. Restriktif cardiomiopati atau constriktif perikarditis

7. Lesi pada jantung kanan

 Masalah non kardiak

1. Obstruksi vena kava superior

2. Peningkatan volume darah

3. Peningkatan intrathorax akibat tek.positif ventilasi mekanik, manuver

valsava,penyakit obstruksi jalan nafas,tension pneumothorax

4. Peningkatan tek.intra abdomen akibat kehamilan,obesitas,ascites


Proyeksi Atrium kanan pada permukaan dada :

Merupakan bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi kanan, yaitu kira-kira 2 cm

di sebelah kanan tepi sternum setinggi sendi kostosternalis ke-3 sampai ke-6.

4. Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis

 Penderita mula-mula disuruh berbaring tanpa bantal, bila titik kolaps tidak nampak penderita

disuruh pakai bantal.

 Membuat penderita berbaring dengan kepala membuat sudut 30 derajat, leher penderita harus

diluruskan.

 Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus mandibula dan kemudian cari dan

tentukan titik kolaps.

 Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui angulus ludovici (patokan jarak dari

vena cava superior + 5 cm /selanjutnya disebut R cm).

 Bila permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5cm dibawah bidang horizontal yang

melalui angulus ludovici, maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm H20,

sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti CVP R + 2 cm H20.

 Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP yang lebih rendah.
BAB III

KESIMPULAN
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai