Anda di halaman 1dari 4

ASPEK PSIKIATRI ACNE VULGARIS

Burhannudin Ichsan *
Abi Muhlisin **

Abstract

Acne vulgaris is a self-limited disease, seen primarily in adolescent, involving the sebaceous follicles. Most
cases of acne are pleomorphic, presenting with a variety of lesions consisting of comedones, papules,
pustules, nodules. Although the basic cause of acne is unknown, there is considerable information on the
various factors concerned in its pathogenesis. Acne is a multifactorial disease. One of them is psychiatry
aspect. Psychotherapy and psychopharmacology should be considered in management of acne vulgaris.
The holistic approach of the management is recommended.

Keyword : acne vulgaris, multifactorial disease, psychiatry aspect

*1 Burhanudin Ichsan
Dosen FK UMS Jl. A.Yani Tromol Pos I Kartasura

** Abi Muhlisin
Dosen Keperawatan FIK UMS Jl. A.Yani Tromol Post I Kartasura

PENDAHULUAN menghadapi dampak psikologis akne. Bagian


wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi
Antara kulit dan jiwa terdapat hubungan remaja wajah bernilai penting, yang berkaitan
yang beraneka ragam baik normal maupun dengan pengembangan citra dirinya. Pada masa-
patologis. Terlihatnya kulit dan penyakit kulit masa ketika akne menyerang, hubungan utama
memberikan dimensi psikososial yang khusus selain dengan keluarganya dan lingkungan teman-
dapat menimbulkan interaksi dua arah antara jiwa teman sesama jenis yang erat menjadi semakin
dan kulit. Faktor psikis dapat mempengaruhi kulit, penting. Hendaknya disadari pula jika dampak
sebaliknya keadaan kulit dapat juga berpengaruh psikologis dari akne tidak selalu berhubungan
terhadap jiwa (Syamsulhadi dkk, 2002). dengan derajad keparahan sebagaimana yang
Akne vulgaris adalah peradangan kronik dianggap orang-orang. Seorang anak muda bisa
folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya menghabiskan waktunya merenungi nasibnya
komedo, papula, pustula, dan kista pada daerah- dengan berlama-lama di depan cermin, tidak peduli
daerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik
dari ekstremitas superior, dada, dan punggung atau ratusan. (Graham dkk, 2005).
(Harahap, 2000). Penyebab yang pasti belum Terapi akne vulgaris tidak mudah
diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh meskipun prognosanya baik tapi sering terjadi
(Harahap, 2000). residif. Akibat terapi jangka panjang dapat
Adanya akne dapat membuat hidup menimbulkan beberapa efek yang merugikan misal
menjadi tidak menyenangkan, dan akne sering terapi kortikosteroid jangka panjang akan berefek
sekali terjadi pada orang-orang yang berusia hiperglikemi, glukosuria, osteoporosis, miopati,
belasan dan dua puluhan tahun, yang merupakan psikosis afektif, moon face. Terapi akne perlu
kelompok umur yang paling tidak siap ditujukan ke arah etiologi yang multifaktorial.
Aspek Psiaktri Acne Vulgaris (Burhannudin Ichsan Dan Abi Muhlisin) 143
Masalahnya adalah bagaimana mengetahui faktor- ras Oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang
faktor etiologi tersebut, sehinga sampai sejauh menderita akne vulgaris dibanding dengan ras
manakah pendekatan psikiatri perlu Kaukasia (Eropa, Amerika), dan lebih sering
dipertimbangkan terjadi nodulo-kistik pada kulit putih daripada
negro. Akne vulgaris mungkin familial, namun
DEFINISI karena tingginya prevalensi penyakit, hal ini sukar
dibuktikan. Dari sebuah penelitian diketahui bahwa
Akne vulgaris adalah peradangan kronik mereka yang bergenotip XYY mendapat akne
dari folikel pilosebasea yang disebabkan oleh vulgaris yang lebih berat penderita (Djuanda,
beberapa faktor dengan gambaran klinis yang khas Hamzah dan Aisyah, 1999).
(Siregar, 1991 ). Daerah-daerah predileksinya
terdapat di muka, bahu, bagian atas dari
ekstremitas superior, dada, dan punggung ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
(Harahap, 2000).
Akne vulgaris menjadi masalah pada Meskipun etiologi yang pasti penyakit
hampir semua remaja. Akne minor adalah suatu ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor
bentuk akne yang ringan, dan dialami oleh 85% yang berkaitan dengan patogenesis penyakit.
para remaja. Gangguan ini masih dapat dianggap 1. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel.
sebagai proses fisiologik. Lima belas persen Keratinisasi dalam folikel yang biasanya
remaja menderita akne mayor yang cukup hebat berlangsung longgar berubah menjadi padat
sehinga mendorong mereka ke dokter. Biasanya, sehingga sukar lepas dari saluran folikel
akne vulgaris mulai timbul pada masa pubertas. tersebut.
Pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari 2. Produksi sebum yang meningkat yang
hormon androgen yang beredar dalam darah yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik
dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertropi dari dan inflamatogenik penyebab terjadinya lesi
glandula sebasea (Harahap, 2000). akne.
3. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas
penyebab terjadinya proses inflamasi folikel
EPIDEMIOLOGI dalam sebum dan kekentalan sebum yang
penting pada patogenesis penyakit.
Karena hampir setiap orang pernah 4. Peningkatan jumlah flora folikel (
menderita penyakit ini, maka sering dianggap Propionibacterium acnes ) yang berperan pada
sebagai kelainan kulit yang timbul secara proses kemotaktik inflamasi serta
fisiologis. Kligman mengatakan bahwa tidak ada pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi
seorang pun (artinya 100%), yang sama sekali lipid sebum.
tidak pernah menderita penyakit ini. Penyakit ini 5. Terjadinya respons hospes berupa pembentukan
memang jarang terdapat waktu lahir, namun ada cicculating antibodies yang memperberat akne.
kasus yang terjadi pada masa bayi. Betapa pun 6. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik,
baru pada masa remajalah akne vulgaris menjadi kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang
salah satu problem. Umumnya insiden terjadi pada mungkin menjadi faktor penting pada kegiatan
sekitar umur 14 – 17 tahun pada wanita, 16 – 19 kelenjar sebasea penderita (Djuanda, Hamzah
tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang dan Aisyah, 1999).
predominan adalah komeda dan papul dan jarang 7. Faktor psikis. Akne vulgaris dimasukkan dalam
terlihat lesi beradang penderita (Djuanda, Hamzah Psychocutaneus Disorder, di samping itu
dan Aisyah, 1999). terdapat pula dermatitis atopik, psoriasis,
Pada seorang gadis akne vulgaris dapat alopecia areata, urtikaria, kronik idiopatik
terjadi premenarke. Setelah maa remaja kelainan pruritus, prurirus ani, pruritus vulvae, pruritus
ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang, scrotum, trichotillomania. Faktor emosional
terutama pada wanita, akne vulgaris menetap dan gangguan psikis ( situasi konflik terutama
sampai dekade umur 30-an atau bahkan lebih. stres ) dapat mencetuskan penyakit kulit, dapat
Meskipun pada pria umumnya akne vulgaris lebih menginduksi serangan baru atau memperburuk
cepat berkurang, namun pada penelitian diketahui keadaan penyakit (Syamsulhadi dkk)
bahwa justru gejala akne vulgaris yang berat 8. Faktor lain : usia, ras, familial, makanan,
biasanya terjadi pada pria. Diketahui pula bahwa cuaca/musim yang secara tak langsung dapat

144 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :143-146
memacu peningkatan proses patogenesis banyaknya maupun lamanya; c) Menjauhi
tersebut penderita (Djuanda, Hamzah dan terpacunya kelenjar minyak, misalnya minuman
Aisyah, 1999). keras, pedas, rokok, lingkungan yang tidak sehat;
d). Menghindari polusi debu, pemencetan lesi
yang tidak lege artis yang dapat memperberat
Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran erupsi yang telah terjadi.
dengan tubuh perlu diketahui, karena ada 3. Memberikan informasi yang cukup pada
hubungan langsung antara susunan saraf pusat penderita mengenai penyebab, pencegahan,
dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang penatalaksanaan, serta prognosisnya
disyarafi serabut-serabut simpatis nor adrenergik
dari organ limfoid primer dan sekunder, PENANGANAN AKNE VULGARIS DARI
neuropeptide dan reseptor neurotransmiter pada SEGI PSIKIATRI
sel-sel imun juga produksi sitokin yang diaktivasi
sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak. Karena banyak faktor sebagai penyebab
Pikiran negatif dapat mengakibatkan perubahan- acne vulgaris maka penanganan yang menyeluruh
perubahan patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat membantu mempercepat penyembuhan dan
dapat berkembang menjadi kepercayaan yang salah mencegah kekambuhan. Selain terapi kulit secara
yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi medik diperlukan juga psikoterapi. Penambahan
beku dalam keadaan negatif dan tubuh memasuki psikoterapi pada pasien acne vulgaris dapat
simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai menurunkan angka kambuh. Dengan relaksasi
hasilnya, mekanisme homeostasis normal gagal dapat meningkatkan daya tahan kulit dan aliran
berlangsung dan timbulah gejala penyakit darah ke kulit meningkat. Kadang-kadang
(Syamsuhadi dan Aliyah, 2002). diperlukan psikofarmakologi untuk menurunkan
kecemasan dan depresinya yaitu dengan anti cemas
PENATALAKSANAAN maupun anti depresi (Syamsuhadi dan Aliyah,
2002).
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi
usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif)
dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus
dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan Akne vulgaris adalah penyakit dari
ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik folikel pilosebaseus yang disebabkan oleh banyak
faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, faktor, di mana produksi sebum yang berlebihan
familial, hormonal), maupun faktor eksternal memegang peranan penting.
(makanan, musim, stres) yang kadang-kadang Antara psikis dan kondisi kult , saling
tidak dapat dihindari oleh penderita (Djuanda, mempengaruhi. Kondisi psikis dapat
Hamzah dan Aisyah, 1999). mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan
kulit dapat juga berpengaruh terhadap psikis.
Perlu dipertimbangkan penambahan psikoterapi
PENCEGAHAN dan psikofarmaka pada pengobatan acne vulgaris.
Bidang pengobatan tubuh-pikiran ( mind-body )
1. Menghindari terjadinya peningkatan jumlah luas dan menawarkan pada tingkat yang lebih
sebum dan perubahan isi sebum dengan cara : a). daripada hanya memberikan resep sederhana
Diet rendah lemak dan karbohidrat, meskipun ini untuk pengobatan simptomatik. Melalui
masih diperdebatkan; b). Melakukan perawatan pengobatan yang holistik akan menuju kepada
kebersihan kulit. pengelolaan acne vulgaris yang tepat.
2. Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya
: a). Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olah
raga sesuai kondisi tubuh hindari stres; b).
Penggunaan kosmetika secukupnya, baik

Aspek Psiaktri Acne Vulgaris (Burhannudin Ichsan Dan Abi Muhlisin) 145
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. (1999). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.

Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates.

Siregar. (1991). Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC

Syamsulhadi, Aliyah.M(2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Simposium Acne Tinjauan Klinis
dan Psikologis Serta Penatalaksanaannya. Surakarta.

146 Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :143-146

Anda mungkin juga menyukai