Anda di halaman 1dari 4

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Limbah cair sebagai hasil samping dari aktivitas industri sering
menimbulkan permasalahan bagi lingkungan (Krim et al. 2006). Limbah cair
tersebut mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun yang keberadaannya
dalam perairan dapat menghalangi sinar matahari menembus lingkungan akuatik,
sehingga mengganggu proses-proses biologi yang terjadi di dalamnya, di samping
itu juga mengganggu estetika badan perairan akibat munculnya bau busuk.
Pencemaran air oleh logam-logam berat dapat berasal dari proses-proses industri
seperti industri metalurgi, industri penyamakan kulit, industri pembuatan
fungisida, industri cat dan zat warna tekstil (Redhana 1994). Zat pencemar berupa
logam-logam berat merupakan masalah yang lebih serius dibandingkan dengan
polutan organik karena ion-ion logam berat merupakan racun bagi organisme serta
sangat sulit diuraikan secara biologi maupun kimia.
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+.
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal
(Kaim and Schwederski 1994). Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan
jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah (Khasani 2001).
Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada
perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan kimia.
Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak
penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih
ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan
penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan dengan menambahkan bahan-
bahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan karbonat
(Sutrisno 2002). Di samping itu, pengurangan zat pencemar secara kimia juga
sering dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat menjerap zat-zat
pencemar seperti karbon aktif, biomassa sel, dan lempung. Lempung dapat
digunakan sebagai adsorben untuk menjerap senyawa fosfat dari air limbah
(Masduqi 2004). Sementara itu, Amri et al. (2004) melaporkan bahwa zeolit alam
2

terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol dapat digunakan untuk menjerap ion Cd (II)


dan Cr (III). Beberapa bahan lain yang telah digunakan sebagai penjerap adalah
karbon aktif, lempung, dan batu cadas. Namun, bahan-bahan tersebut relatif sulit
diperoleh dan karbon aktif mempunyai harga yang cukup mahal. Oleh karena itu,
penelusuran terhadap material baru yang lebih murah, mudah didapat serta
mempunyai daya adsorpsi besar sangat perlu diupayakan. Bahan-bahan alam
organik yang mempunyai gugus hidroksil (-OH) dapat dipakai untuk
mengadsorpsi ion-ion logam berat (Yantri 1998). Kulit kacang tanah yang
mengandung selulosa dapat digunakan sebagai adsorben untuk mengadsorpsi zat
warna Remazol Golden Yellow 6 yang merupakan zat warna reaktif kelas azo dan
termasuk golongan vinilsulfon (Mulyatna et al. 2003). Gupta dan Bahu (2006)
juga melaporkan daun mimba dapat digunakan sebagai penjerap krom dengan
kapasitas serapan maksimum 10 mg/g.
Serbuk gergaji kayu mengandung komponen-komponen kimia seperti
selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif. Terdapatnya selulosa dan
hemiselulosa menjadikan serbuk gergaji kayu berpotensi untuk digunakan sebagai
bahan penjerap. Serbuk gergaji kayu sebagai hasil samping dari industri gergaji
kayu sampai saat ini hanya sebagian kecil saja dimanfaatkan oleh masyarakat,
seperti digunakan dalam pembuatan batu-bata, industri keramik, campuran dalam
pembuatan pupuk organik, sedangkan selebihnya terbuang secara percuma.
Pemanfaatan serbuk gergaji kayu sebagai bahan material penjerap merupakan
salah satu teknologi yang murah karena bahan bakunya mudah didapat mengingat
negara Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat luas.
Rehmen et al. (2006) melaporkan bahwa, serbuk gergaji kayu dapat
digunakan sebagai adsorben untuk menjerap ion nikel. Sementara itu, McKay at
al (1999) melaporkan serbuk gergaji kayu mempunyai kemampuan untuk
menjerap zat warna safranin sebesar 1119 ppm. Namun dalam penelitian tersebut
tidak disebutkan jenis kayu yang dipakai sebagai penjerap zat warna safranin.
Setiawan at al (2004) juga melaporkan kemampuan mengadsorpsi zat warna
kationik oleh serbuk gergaji kayu albizia dapat ditingkatkan dengan memodifikasi
gugus aktif permukaan menggunakan gugus sulfonat. Dari hasil penelitian
tersebut, serbuk gergaji albizia yang tersulfonasi kapasitas jerapannya mengalami
3

peningkatan dua kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas jerapan serbuk
gergaji kayu albizia alami.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba mempelajari daya adsorpsi serbuk
gergaji kayu terhadap ion logam krom (Cr3+) melalui studi laboratorium. Serbuk
gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk gergaji kayu albizia ukuran 40 mesh
yang sebelumnya diberikan perlakuan berbeda yaitu tanpa diaktivasi dan
diaktivasi menggunakan pelarut campuran etanol-toluena (1:1). Daya adsorpsi
maksimum terhadap ion logam Cr3+ dari serbuk gergaji kayu albizia tersebut
dibandingkan secara deskriptif. Aktivasi dilakukan dengan cara ekstraksi Soxlet
menggunakan pelarut campuran etanol-toluena (1:1) untuk menghilangkan zat
ekstraktif seperti lemak dan lilin yang dapat menghalangi kontak antara adsorbat
(ion logam) dengan permukaan penjerap (adsorben).
Adsorpsi molekul atau ion pada permukaan padatan umumnya hanya
terbatas pada satu lapisan (monolayer). Dengan demikian adsorpsi tersebut
biasanya mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Langmuir atau Freundlich.
Dengan menggunakan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir atau Freundlich,
dapat ditentukan karakteristik jerapan dan daya adsorpsi maksimum ion Cr3+ oleh
serbuk gergaji kayu albizia. Hasil penelitian ini diharapkan menjadikan sebagai
salah satu informasi untuk memperkaya sumber-sumber bahan penjerap dalam
usaha menanggulangi limbah-limbah cair yang mengandung logam-logam berat.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, permasalahan yang akan
dicarikan pemecahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapakah waktu optimal yang diperlukan untuk adsorpsi ion Cr3+ oleh serbuk
gergaji kayu albizia jika tidak diaktivasi dan diaktivasi menggunakan
campuran etanol-toluena (1:1)?
2. Bagaimana karakteristrik adsorpsi ion Cr3+ oleh serbuk gergaji kayu albizia?
3. Berapakah daya adsorpsi maksimum ion Cr3+ oleh serbuk gergaji kayu albizia
jika tidak diaktivasi dan diaktivasi menggunakan campuran etanol-toluena
(1:1)?
4

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menelusuri sumber-sumber
material yang murah, mudah didapat serta berpotensi untuk digunakan sebagai
bahan penjerap limbah cair yang mengandung logam berat. Secara khusus tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui waktu optimal yang diperlukan pada adsorpsi ion Cr3+ oleh
serbuk gergaji kayu albizia yang tidak diaktivasi dan yang diaktivasi
menggunakan campuran etanol-toluena (1:1)
2. Untuk mengetahui karakteristrik adsorpsi ion Cr3+ oleh serbuk gergaji kayu
albizia
3. Untuk mengetahui daya adsorpsi maksimum ion Cr3+ oleh serbuk gergaji kayu
albizia yang tidak diaktivasi dan yang diaktivasi menggunakan etanol-toluena
(1:1)

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini nantinya memberikan informasi tentang daya adsorpsi Cr3+
oleh serbuk gergaji kayu albizia. Selanjutnya, penelitian ini pula diharapkan dapat
memperkaya sumber-sumber bahan penjerap yang dapat dipakai untuk menangani
limbah cair yang mengandung logam-logam berat yang sering menjadi
permasalahan bagi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai