BAB I
PENDAHULUAN
Synthetic hydrocarbon
∼ Alkylated Aromatic
∼ Olefin oligomer
∼ Cycloaliphatics
Organic esters
∼ Dibasic acid esters
∼ Polyol esters
∼ Polyester
Halogenated hydrocarbon
∼ Phosphate esters
∼ Polyglycol ethers
∼ Polyphenyl ethers
∼ Silicate esters
∼ Silicones
∼ Anti oksidan.
∼ Indeks viskositas improver.
∼ Aditif tekanan ekstrem.
∼ Aditif lainnya seperti anti karat, anti busa, dan sebagainya
Untuk memilih pelumas yang tepat, harus dipahami jenis
mesin kendaraan, mengikuti petunjuk SAE (Society of
Automotive Engineers) dan API (American Petroleum Institute)
yang direkomendasikan. Keaslian pelumas akan sangat
diutamakan untuk menjaga mutu dan performa.
(maintenance,AJI)
1.3. Kegunaan
Minyak pelumas mempunyai fungsi yang amat penting
dan kompleks bagi perlindungan mesin, diantaranya adalah :
a. Mengurangi gesekan
Dengan pengurangan gesekan, energi juga akan berkurang dan
pemanasan secara lokal juga dapat dikurangi.
b. Menambah wear
Untuk menjaga peralatan agar awet, tetap bisa beroperasi untuk
periode yang lama dan dapat bekerja secara efisien.
c. Sebagai pendingin
Di dalam mesin, pelumas juga berfungsi sebagai zat penukar
panas akibat pembakaran dan sistem pelepas panas. Pada sistem
yang lain, pelumas juga berfungsi sebagai pelepas panas dari hasil
gesekan atau kerja mekanik lainnya.
d. Anti korosi
Dalam mesin, bisa terjadi uap air yang dapat menyebabkan
korosi. Sebagai pembersih
Dari hasil pembakaran atau proses mekanis lainnya, bisa
menimbulkan serpihan – serpihan atau endapan, seperti karbon
padat. Hal ini dapat menyebabkan piston tidak dapat bergerak,
aliran minyak tersumbat, dan dapat mengganggu operasi alat.
Pelumas dapat berfungsi untuk mencegah hal ini.
e. Sebagai seal
Minyak pelumas juga harus menjadi seal antara piston dengan
silinder yang dapat mengurangi gesekan, mengurangi panas, dan
membuat alat bekerja optimal.
(Anton L. Wartawan, 1983)
I.4.3 Produk
I.4.3.1. Produk Utama
Produk utama berupa base oil berasal dari golongan ester.
Yang selanjutnya dipasarkan ke perusahaan atau industri skala
besar untuk diolah lagi menjadi pelumas. Base Oil yang
digunakan adalah senyawa polyol ester (Trimethyolpropane ester)
yang merupakan hasil reaksi antara Trimethyolpropane (TMP)
dan asam lemak (fatty acid). Pemilihan ester sebagai base oil
didasarkan pada keunggulan dibandingkan mineral lainnya, antara
lain :
1. Mempunyai sifat viskositas yang relatif konstan terhadap
suhu.
2. Memiliki volatilitas yang rendah.
3. Mempunyai stabilitas terhadap lingkungan suhu yang tinggi.
4. Tidak korosif terhadap logam
5. Stabil terhadap terjadinya hidrolisa dan relatif tidak beracun
( Anton L. Wartawan, 1983 )