Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
a. Teori Klasik
Teori yang berusaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui
peningkatan efisiensi tenaga kerja,
b. Aliran Perilaku
Teori ini muncul akibat ketidak mampuan teori klasik menjelaskan bagaimana
efisiensi produksi dan keserasian kerja dapat dicapai dalam suatu perusahaan atau
organisasi,
c. Ilmu Manajemen
Teori ini mencoba mendekatkan masalah manajemen dan organisasi untuk
perusahaan secara umum dengan membentuk matematik yang merupakan
simulasi dari masalah yang terjadi.
Gambar 2.1 Konsep strategi pemeliharaan dan Reliability yang baik membutuhkan
karyawan dan prosedur yang baik
(Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), operation management, practice
hall, sixth edition)
b. Persoalan ekonomis
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan disamping persoalaan teknis,
ditemui pula persoalan ekonomis. Persoalan ini menyangkut bagaimana usaha yang
harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan secara teknis dapat
dilakukan secara efisien. Jadi yang ditekankan pada persoalan ekonomis adalah
bagaimana melakukan kegiatan pemeliharaan agar efisien, dengan memperhatikan
besarnya biaya yang terjadi dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk
dilaksanakan adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapun biaya-biaya yang
terdapat dalam kegiatan pemeliharaan adalah biaya-biaya pengecekan, biaya
penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian, dan biaya perbaikan atau resparasi.
Perbandingan biaya yang perlu dilakukan antara lain untuk menentukan:
1) Apakah sebaiknya dilakukan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
ataukah pemeliharaan korektif (Corrective maintenance) saja. Dalam hal ini
biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya-biaya perbaikan yang diperlukan akibat kerusakan yang terjadi
karena tidak adanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance),
dengan jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang diperlukan
akibat kerusakan yang terjadi walaupun telah diadakan pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance), dalam jangka waktu tertentu.
b) Jumlah biaya-biaya pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan
terhadap suatu peralatan dengan harga peralatan tersebut,
2) Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki dalam perusahaan atau di luar
perusahaan. Dalam hal ini biaya-biaya yang perlu diperbandingkan adalah jumlah
biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbaiki peralatan tersebut di bengkel
perusahan sendiri dengan jumlah biaya perbaikan tersebut di bengkel perusahaan
lain. Disamping perbandingan kualitas dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
pengerjaannya,
3) Apakah sebaiknya peralatan yang rusak diperbaiki atau diganti. Dalam hal ini
biaya-biaya perlu diperbandingkan adalah:
a) Jumlah biaya perbaikan dengan harga pasar atau nilai dari peralatan tersebut,
b) Jumlah biaya perbaikan dengan harga peralatan yang sama di pasar.
Dari keterangan diatas, dapatlah diketahui bahwa walaupun secara teknis
pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) penting dan perlu dilakukan
untuk menjamin bekerjanya suatu mesin atau peralatan. Akan tetapi secara ekonomis
belum tentu selamanya pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) yang
terbaik dan perlu diadakan untuk setiap mesin atau peralatan. Hal ini karena dalam
menentukan mana yang terbaik secara ekonomis. Apakah pemeliharaan pencegahan
(preventive maintenance) ataukah pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
saja. Harus dilihat faktor-faktor dan jumlah biaya yang akan terjadi. Disamping itu
harus pula dilihat, apakah mesin atau peralatan itu merupakan strategic point atau
critical unit dalam proses produksi ataukah tidak, jika mesin atau peralatan tersebut
merupakan strategic point atau critical unit, maka sebaiknya di adakan pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin atau peralatan itu. Hal ini
dikarenakan apabila terjadi kerusakan yang tidak dapat diperkirakan, maka akan
mengganggu seluruh rencana produksi.
Pemeliharaan ulang yang terjadi akibat peralatan yang rusak dan harus segera
diperbaiki karena keadaan darurat atau karena merupakan sebuah prioritas utama.
pemeliharaan
pemeliharaan pemeliharaan
terencana tak terencana
pemeliharaan pemeliharaan
pencegahan korektif pemeliharaan
(preventive (corrective darurat
maintenance) maintenace)
Gambar 2.2 Diagram alir dari pembagian pemeliharaan
(Sumber: Corder, Anthony, (1992), Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga)
(a)
(b)
Gambar 2.3 Hubungan Preventive Maintenance dan Breakdown Maintenance dengan
biaya. (a) Traditional View of Maintenance, (b) Full Cost View of Maintenance
(Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), Operation Management, Prentice
Hall, sixt Edition)
Gambar diatas menunjukkan hubungan tradisional antara pemeliharaan
pencegahan (preventive maintenance) dengan pemeliharaan breakdown (breakdown
a. Menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata mesin hidup
dengan cara:
Rata-rata mesin hidup =∑ (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaika n X
probabilitas terjadinya kerusakan)
TCr =
Keterangan:
TCr = biaya bulanan total kebijakan Breakdown (Rp)
NC2 = biaya perbaikan mesin (Rp)
= jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan.
Keterangan:
Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan,
N = jumlah Mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n.
2.3 POMPA
2.3.1 Pengertian pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari
suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan
tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran.
Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. Klasifikasi pompa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement
pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump). Salah satu jenis
pompa kerja dinamis adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya mengubah
energi kinetik (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu
tidak berpulsa ,keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana
dan tidak adanya katup-katup,kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi, yang
dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga
hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan,harga
murah dan biaya perawatan murah.
d. Posisi Poros :
1) Poros tegak
2) Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
1) Single Suction
2) Double Suction
2) Axial flow
3) Mixed fllow
Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler. Pada umumnya head yang dihasilkan
pompa ini relative rendah, namun konstruksinya sederhana.
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
P V2
H = +Z+
γ 2.g
Dimana:
H = Head total pompa (m)
P
= Head tekanan (m)
γ
Z = Head statis total (m)
V2
= Head kecepatan (m)
2.g
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
5
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi-rugi energi
(losses).
No Keterangan Gambar
1 Reservoir isap B
2 Pipa isap
3 Pompa
4 Pipa tekan 4
5 Reservoir tekan
2 3
Pada kondisi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli adalah
sebagai berikut :
Karena γA = γB maka:
PB − PA V − VA
2 2
H =( )+( B ) + (Z B − Z A ) + H L
γ 2.g
∆V
2
∆P
H =( )+( ) + H ST + H L
γ 2.g
Dimana:
∆P
= Head pompa karena perbedaan tekanan pada sisi isap dengan sisi tekan
γ
(m)
∆V 2
= Head yang diakibatkan karena ada perbedaan kecepatan (m)
2.g
HST = Head statis (m)
2.3.8 Kavitasi
Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam
cairan yang terjadi akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh
cairan pada suhu operasi pompa. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini
mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan
bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan
waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya
berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh
cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan
shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang
terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan.
Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa.
hls EL
v2
2.g
HGL
v2
hsv hsv −
2. g
Pa
γ
hs
Referensi
Gambar 2.11 Posisi pompa terletak diatas permukaan fluida yang diisap
Pv
EL γ
HGL hls
v2
2.g
v2
hsv − hsv hs
2.g
Referensi
Gambar 2.12 Posisi pompa terletak dibawah permukaan fluida yang diisap
S
Dimana:
HsvN = NPSH yang diperlukan (m)
n = Putaran pompa (rpm)
QN = Kapasitas pompa (m3/min)
S = Kecepatan spesifik sisi isap (m/min).