Anda di halaman 1dari 79

Aturan

Perkuliahan
Peserta kuliah wajib hadir dalam setiap
sesi perkuliahan. Ketidakhadiran dalam
perkuliahan akan mengurangi nilai akhir.
Mahasiswa akan mendapatkan materi
kuliah tentang ke-astronomi-an, ke-ilmu
bumi-an, ke-senirupa-an, dan ke-ilmu
hayati-an; yang diberikan oleh dosen
bidang ilmu terkait (AS, FITB, FSRD, dan
SITH)
Aturan
Perkuliahan
Total kehadiran minimum 80%
(ketidakhadiran tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan maksimum 3 kali
pertemuan).

Ketidakhadiran tanpa alasan lebih dari 3


pertemuan, nilai akhir adalah E.

Jika tidak dapat hadir kuliah karena sakit


atau alasan lain yang dapat
dipertanggungjawabkan, harus
menunjukkan surat sakit atau surat dari
orang tua/wali tentang ketidakhadiran
tersebut
Penilaian
Angka akhir dihitung berdasarkan komponen-
komponen penilaian, yaitu: ujian tengan semester
(UTS), ujian akhir (UAS), kuis dan tugas.

Komposisi masing-masing komponen terhadap


angka akhir adalah:
AA = 30% UTS + 30% UAS + 20% Tugas + 20% (Kuis
+ kehadiran)

Nilai akhir ditentukan berdasarkan angka akhir,


yaitu:
A : AA ≥ 80,0
AB : 70,0 ≤ AA < 80,0
B : 60,0 ≤ AA < 70,0
BC : 55,0 ≤ AA < 60,0
C : 50,0 ≤ AA < 55,0
Lain-lain
Ujian (UTS dan UAS) hanya dilaksanakan pada
waktu yang telah dijadwalkan

Mahasiswa harus mengikuti 2 kali ujian (UTS


dan UAS). Bahan yang diujikan adalah bahan
setengah semester pertama untuk UTS dan
bahan setengah semester kedua untuk UAS.

Kuis akan diberikan di akhir setiap sesi (Total


5 kuis: 1 AS, 1 FITB, 1 FSRD, 2 SITH )
 
Di akhir kuliah, akan ada tugas (dikerjakan
berkelompok, per kelompok 10 orang). Jenis
dan informasi lain berkenaan dengan tugas
Perbedaan Sains
(Science)
dengan
Seni (Art)
Pohon
‘ilmu’ Seni
Mosaik Lukis
Kaca- Patung
patri Keramik
Furnitur Grafis
Kria

Puisi
Prosa
Pantun
Dimana
tempatnya?
Seni
Kuliner
Seni Bela
Seni melibatkan Seni melibatkan
perasaan kenyataan

Seni memunculkan Seni memunculkan


ciri khas keseragaman

seni
Seni berbicara nilai- Seni melepaskan nilai-
nilai nilai

Seni cermin Seni cermin kreativitas


Seniman Seniman dipengaruhi
publik
kreativitas diri
mempengaruhi publik publik

Seni mempengaruhi Seni dipengaruhi ilmu-


ilmu-tek tek

Seni membentuk Seni dibentuk budaya


budaya
MULTIDISIPLIN: Kerja sama
Apapun kreasi manusia
perlu kerjasama
“trio” Ilmu – Teknologi – Seni rupa
Manusia masa kini tak perlu sombong, perlu rendah hati
dan mau belajar dari masa lalu, bahkan sampai
prasejarah, masih banyak mutiara dan konsep yang
terpendam yang bisa diangkat untuk karya di hari ini
Keampuhan “Trio” Ilmu – Teknologi
maupun hari –esok.
Seni perlu terus dibina dan
dikembangkan.
Seni bukan sekedar
lamunan
seni memiliki peran penting
dalam mengapresiasi
tatanan sosial-budaya dan
menginspirasi masa depan
Proses
Kreasi
‘Berkeseni
an’
Manusia mempunyai tiga macam proses kreasi
Pada perkembangan dari anak sampai dewasa, maka proses
kreasi dimulai dengan aspek bawah sadar, kemudian kesadaran
dan terakhir ambang sadar

Pada perjalanan evolusi manusia adam-hawa urutannya kurang


lebih dapat disetarakan dengan perkembangan proses kreasi
anak-dewasa

Pada manusia dewasa khususnya yang trampil koordinasi tangan


dan mata nya, maka proses kreasinya bisa muncul bersamaan ,
lompat-lompat

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


pada aspek pada aspek pada aspek
bawah sadar kesadaran ambang sadar

spontan eksploratif motivatif


trampil
Primadi Tabrani*
Lewis-Williams *
Berdasarkan pada Berdasarkan Berdasarkan
aspek bawah pada aspek pada aspek
sadar kesadaran ambang sadar
spontan
eksploratif motivatif
trampil

bawah sadar sadar ambang sadar

Semua manusia
berfikir dengan cara
spontan eksploratif motivatif seperti ini, khususnya
dalam seni-rupa

Dalam perjalanan
seni-rupa manusia
berkreasi dengan
curahan/ekspresi ketiga kemampuan ini
mimetis simbol
formalis
instrumentalis
Kreasi Rupa Dewasa
(Estetik=unsur rupa)

MIMESIS
EKSPRESIF
FORMALIS
INSTRUMENTALIS
SIMBOLIS
MIMESIS: Meniru realitas yang ada di alam

Julianne Merrow-Smith, Still Life with


Autumn Fruits
MIMESIS

Affandi, Ibuku (1941)


Dunadi, Petah (1989)
EKSPRESIF: Seni sebagai Ekspresi Emosi

Emil Nolde, Dance Around the Golden Calf (1910)


Henri Matisse, Woman with a Hat (1905)
EKSPRESIF

Bagong Kusudiarjo, Penari (1991)


Affandi, Potret Diri dan Pipanya (1971)
FORMALIS: Seni sebagai Organisasi Elemen-elemen
Rupa

Pablo Picasso, les Demoiselles de Avignon – Cubism


Kasimir Malevich, Black Square and Red Square (1915) – Suprematism
FORMALIS

Mark Rothko, Untitled (1949)


Mark Rothko, White Over Red (1957)
Mark Rothko, No 13 (1958)
INSTRUMENTALIS: Seni sebagai Penyurat
(penyampai) Pesan/Ideologi

Barbara Kruger, We don’t Need Another Hero (1987) – Feminist Art


Astari Rasjid
INSTRUMENTALIS: Seni sebagai Penyurat
(penyampai) Pesan/Ideologi

Tisna Sanjaya, 32 Tahun Berpikir Dengan Dengkul (1999)


Arahmaiani, Stitching the Wound (2006 )
SIMBOLIS: Seni sebagai Penyirat Pesan
SENI
(RUPA)
proses berfikir
Spontan-Eksploratif-
Motivatif
Fungsi Seni
(Function of Art)
Seni dan “Taste” (fine art – beaux art)
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan,
menumbuhkan, mengarahkan cita rasa (taste) manusia
(exposing and directing taste)

Sculpture “Ship”
(Finland)
Seni dan Ekspresi (art for expressition)
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menyalurkan
emosi, dan mengekspresikan diri (expressing self)

Franz Kline – Chief


(1950)

Jackson Pollock -
Fathom Five
Seni dan Kesenangan (art for hedonistik)
Seni merupakan “alat” untuk mengeksplorasi kesenangan
dan ekspresi hidup (exploring and enjoying life)

Karya Basoeki Abdullah


Meniru Alam
Seni merupakan “alat” untuk “meniru”, menggambarkan
keberadaan obyek alam dan lingkungan sekitarnya
(depicting real life event/object, mimesis)

“In the Pasture”


(Julien Dupree – 1883)

“The Harvester”
(Julien Dupree – 1880)
Harimau dan Pemburu Kuda, Chauvet

Katamaran The arrival of HMS Beagle


-Polinesia
Seni dan Kritik Sosial
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan, menyampaikan,
dan mengekspresikan kritik atas kondisi sosial dan/atau
gejolak politik (delivering critics on social issues)

Karya Wang Guanxi Karya Tisna Sanjaya


Seni dan Lingkungan
Seni merupakan “alat” untuk mengugah, mendidik,
mengekspresikan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan
alam (expressing concerns on environment)

Sunaryo, TV Log, 1998


Seni dan Kebangsaan
Seni merupakan “alat” untuk mengugah, mengekspresikan
nasionalisme dan kesadaran berbangsa (expressing
nationalism)

Penangkapan P Dipenogoro (R
Saleh)
Seni dan Agama
Seni merupakan “alat” untuk
“menumbuhkan, mem-perkuat,
mengekspresikan” esensi keagamaan
dan ke-percayaan/keyakinan –
expressing beliefs/faiths
Seni dan Fantasi/Imajinasi
Seni merupakan “alat” untuk menunjukkan,
menyalurkan, mengeluarkan ide-ide imajinatif dan/atau
fantasi (exploring fantasy/imagination)

Crucifixion
Spaceship Render
(Salvador Dali, 1931)
Crucifixion
Spaceship Render
(Salvador Dali, 1931)
Seni
Nusantara
Seni gambaran konsep Agama

Susunan Sesaji sebagai bagian


kegiatan ritual (Bali)
Seni gambaran ke-
Hidup-an
Seni Vernakular – eksplorasi

Bangunan tradisional (Istana


Pagaruyung – Sumbar)
Patung ukir kayu
(Ubud – Bali)
BAHASARUPA
taksonomi
gambar cerita
TAKSONOMI GAMBAR

Gamba
r
Wimba
Image Nyata
Koboi
Kandang
Kuda
Citra
Imaji Konsep
TAKSONOMI: Gambar terdiri dari sejumlah imaji
TAKSONOMI: Gambar terdiri dari sejumlah cara
gambar
TAKSONOMI: Gambar terdiri dari sejumlah cara
ungkap
BAHASARUPA
sistem
gambar
SISTEM RWD
• Gambar RWD berdimensi waktu, jadi bisa bercerita,
seperti film & TV; Tanpa bingkai (frame), dari kepala
sampai kaki, tampak khas, digeser; ada yang
diperbesar, ada yang diperkecil; bisa menggambar
gerak; objek yang sama digambar lebih dari sekali; ada
lapisan latar; ada insert, dissolve, mix; dsb.
• Sejumlah pakar menyebut bahwa gambar prasejarah
yang bahasa rupa RWD merupakan cikal bakal film/tv
SISTEM NPM
• “DITEMBAK” DARI SATU ARAH, SATU JARAK, SATU WAKTU
• SEPERTI DILIHAT MATA, “CEKLIK” SEPERTI MEMOTRET
• JADI GAMBAR MATI “STILL PICTURE” & PATUNG TAK BERGERAK
• MEMENANGKAN RUANG – KESAN 3 DIMENSI
• KEHILANGAN DIMENSI WAKTU

MELALUI KOLONIALISME NPM


BERGLOBALISASI
GAMBAR
TRADISI INDONESIA
SELALU RWD !
Teori Kerelatifan Einstein = panjang-lebar-
tinggi-WAKTU
Sistem RWD mempunyai ide waktu
Kita pakai gambar anak usia 6 tahun dari
Indonesia sebagai kasus .
RWD pada gambar tradisi juga
mengandung waktu
Kita pakai relief cerita candi Borobudur
sebagai kasus .

Dinding Lorong 1, Baris Atas, panel 49


judul “Sayembara memanah”;
Sastranya: 4 paragrap tersebar di 3 halaman
KOMBINASI RWD &
• Kombinasi RWD dan NPM sudah ada sejak prasejarah.
NPM
• Bila bisa dikenali, itu segi naturalisnya:
- Naturalis bisa dikenali, seperti dilihat mata,
- Naturalis tapi di stilasi, ada aneka tampak, sinar X,
berkeliling, digeser, diperbesar yang penting, dsb.
KOMBINASI RWD &
NPM
BAHASARUPA
membaca
gambar
MEMBACA GAMBAR - 1
• DENGAN BAHASA RUPA KITA BISA MEMBACA
GAMBAR
Contoh borobudur & gambar anak yang RWD
• telah
Lukisandiberikan
PICASSO, saat permulaan kubisme
• Kombinasi NPM & RWD
• NPM: ada frame, sebagian gambar dilukis naturalis – seperti dilihat
mata (disederhanakan).

RWD: wajah aneka tampak – tampak


muka & samping, boneka kuda
tampak samping
DIBACANYA:
Anak perempuan ini memalingkan
mukanya, dari melihat kedepan, menoleh ke
samping mencium anak kecil yang dipegang
tangan kanan, tangan kiri memegang
boneka kuda
MEMBACA GAMBAR -2
• Dede Eri Supria pelukis kotemporer
Indonesia
• Kombinasi NPM & RWD
• NPM: Ada sejumlah kolom, di tiap kolom =
NPM
• RWD: Semua kolom (lapisan latar)
waktunya berbeda,

• DIBACANYA: Penabuh gendang menabuh


gendangnya bertalu talu mengikuti irama
lagu
Seni-Rupa
(gaya)
Naturalisme
Impresionisme
Ekspresionisme
Realisme
Dadaisme
Kubisme
Optical Art
Kinetic Art
Happening Art
Installation Art
Realisme
Aliran/gaya dalam seni yang ‘menggambarkan’ obyek alam
dalam kehidupan kontemporer secara akurat dan detail.
Konsep realisme menolak idealisasi imajinatif dan lebih
mementingkan observasi akurat dari obyek.

Whistler Mother (James A


McNeill)

“We are all mad


here”
Dada
Aliran/gaya dalam seni yang menolak konsep tradisional
proses artistik, dikenal sebagai kelompok anti kreasi estetis
yang ‘muak’ atas nilai-nilai borjuis pasca PD I. Kreasinya
banyak menggunakan kolase, montase foto, konstruksi
temuan obyek.

Compilation – Kandisnky
Impresionisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya ‘merekam’ realitas
visual secara obyektif dan akurat pada obyek, yang
dihasilkan oleh efek cahaya dan warna yang sifatnya
temporal. Seniman pengusung aliran impresionisme a.l.
Claude Monet, P Auguste Renoir, Camille Pissaro, Alfred
Sisley, Berthe Morisot, dan Frederic Bazille.

Claude Monet
Pierre Auguste Renoir
Ekspresionisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya mengungkap emosi
dan respon subyektif terhadap obyek dan/atau kejadian
disekeliling; dengan cara distorsi, melebih-lebihkan,
primitivisme, serta aplikasi elemen rupa secara kuat, kasar,
dan dinamis.

Claude Monet

Mark Rothko Jackson Pollock


Kubisme
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya menolak pandangan
tradisional akan kaidah–kaidah perspektif, penggunaan
model, serta pendekatan seni sebagai upaya meniru alam.
Kubisme lebih menekankan pada penggambaran obyek
secara datar 2 dimensional yang di-fragmentasi. Seniman
pengusung aliran kubisme a.l. Pablo Picasso, Geoges
Braque, dan Liubov Popova.

Liubov Popova (1913-4)


Op Art
Aliran/gaya dalam seni yang berupaya memvisualisasikan
ilusi optik, melalui manipulasi sistematik dan akurat
terhadap bentuk dan warna sehingga dihasilkan efek flicker
yang dapat dipersepsi secara visual.

Bridget Riley Victor Vasarelly (1967)


(Metamorphosis, 1964)
tam
at
Contoh
Perjalanan
Kreasi
Seniman
Eksplorasi Visual
Peristiwa pemboman
Guernica pada tanggal 26
April 1937 menewaskan
sekitar 900 orang
penduduk sipil tak
bersenjata. Serangkaian
foto yang
mendokumentasikan
peristiwa tersebut muncul
di berbagai surat kabar di
Paris, dimana pada saat itu
Picasso menetap. Dari
dokumentasi di surat kabar
itulah Picasso
mengembangkan
gagasannya. Warna
lukisannya diilhami oleh
foto hitam-putih di surat
FISIKA MODERN EINSTEIN
Memberikan bukti – Teori
KerelatifanBidang:
Khusus (1905)
3 dimensi (panjang-lebar-
WAKTU )
Objek: 4 dimensi

(panjang-lebar-tinggi-WAKTU )

Untuk Seni rupa:


“Waktu dan ruang tak dapat
dipisahkan. Tiap objek di alam
memiliki ruang dan waktunya
sendiri sendiri yang tidak persis
sama satu dengan yang lain,
Namun objek objek tsb bisa menjadi
bagian dari tema yang sama”
Sistem menggambar RWD
Seni Einstein (Ruang-Waktu Datar)
fisika modern

Anda mungkin juga menyukai