Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri dan kejaksa Agung sepakat untuk
mempercepat proses penyidikan dan penyidikan terhadap kasus Gayus
Tambunan. KPK juga berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) serta penegak hukum lainnya.
B. BATASAN MASALAH
Satgas telah melakukan koordinasi dengan pihak kejaksaan untuk mendalami dan
menelusuri kemana aliran duit itu mengalir. Sejak Komisaris Jenderal Susno
Duadji melaporkan kasus ini, Denny mengaku telah mengumpulkan sejumlah
dokumen dari pihak-pihak terkait dan meminta penjelasan dari narasumber yang
kompeten.
Uang suap itu diterima Gayus ketika berada dalam posisi sebagai fiscus (petugas
pajak) sehingga berlaku ketentuan Pasal 43 A. Otomatis terhadap yang
bersangkutan diberlakukan Pasal 5 ayat (2) ) UU No 20 Tahun 2001, yaitu
ketentuan mengenai suap pasif (passive bribery) dengan “ancaman pidana paling
singkat 1(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda
paling sedikit Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah)”.
Uang Gayus Halomoan Tambunan Rp103 miliar sudah disita aparat kepolisian.
Masing- masing berjumlah Rp28 miliar dan Rp 75 miliar berupa emas dan surat
berharga.
Gayus Tambunan di waktu-waktu terakhir ini menjadi buronan paling dicari oleh
aparat keamanan seperti seorang teroris atas kasus Markus (makelar kasus) pajak
senilai 25 milyar Rupiah. Menurut beberapa teman Gayus Tambunan sewaktu
sekolah,Gayus sebenarnya biasa saja waktu sekolah, tapi urusan otak termasuk
encer dan smart juga rajin bergaul dengan teman-temannya. Sayang disayang,
kepandaiannya ini dimanfaatkan untuk menggerogoti uang Pajak dalam kaitannya
dengan kasus markus.
Gayus Tambunan diperiksa Mabes Polri sebagai saksi dalam kasus rekayasa
dokumen rencana penuntutan (rentut) Cirus Sinaga di Rutan Cipinang.
Gayus ditangkap pada bulan April 2010, dan dikurung di Rumah Tahanan Markas
Komando Brimob Kelapa Dua, Depok. Sebelumnya, Gayus ditetapkan sebagai
tersangka pemberi suap dalam mafia hukum pada 26 Maret 2010. Sejak itu
kasusnya diproses di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Gayus terbukti memberikan uang kepada polisi senilai sepuluh ribu dollar
Amerika Serikat dan memberikan uang kepada hakim sebesar empat puluh ribu
dollar Amerika Serikat saat berpekara di Pengadilan Negeri Tangerang, dan
memberikan keterangan palsu soal uangnya yang senilai dua puluh delapan miliar
rupiah yang berasal dari hasil korupsi .
Sehingga Gayus Tambunan dapat bepergian ke luar negeri dan hanya untuk
berfoya-foya, jalan-jalan, makan dan berjudi. Gayus Tambunan bersama istrinya
pergi ke Macau 24 September 2010. Mereka berdua makan, jalan-jalan dan main
judi di Holiday Inn, Lisboa, Lama, MGM. Esok harinya 25 September, Gayus
bermain judi di Casino Venetian, Macau.
Hasil pemeriksaan Bareskrim Polri sudah tentu mencatat semua perusahaan yang
terlibat dalam kasus suap Gayus. Keganjilan berikutnya adalah PPATK seketika
mengetahui keterlibatan Gayus dalam kasus perpajakan dan notabene adalah
kasus korupsi seharusnya melakukan langkah hukum proaktif berkerja sama
dengan Bareskrim Polri menelusuri dan memblokir akun Gayus di beberapa
rekening Bank nasional.
Semua langkah hukum telah ada protapnya di dalam UU KPK yang telah berlaku
sejak Tahun 2002 dan telah disosialisasikan ke seluruh instansi termasuk instansi
penegak hukum. Iklim penegakan hukum saat ini, sekalipun dalam keadaan
“babak belur”, KPK tetap masih merupakan tumpuan penuntasan kasus korupsi
sesulit apa pun karena memiliki kewenangan luar biasa dan masih bersikap
independen dibandingkan dengan dua lembaga penegak hukum lainnya.
Presiden Yudhoyono mengatakan, “KPK lebih dilibatkan dan dapat didorong
untuk melakukan langkah-langkah pemeriksaan yang belum ditangani oleh Polri.”
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri dan kejaksa Agung sepakat untuk
mempercepat proses penyidikan dan penyidikan terhadap kasus Gayus
Tambunan. Kesepakatan itu merupakan hasil pertemuan dari para pimpinan
ketiga lembaga penegak hukum itu, di kantor KPK.
Ketiga lembaga yang tadi bertemu itu sepakat bahwa akan meningkatkan kualitas
dan percepatan kerjasama dalam semangat untuk menegakkan hokum. Mereka
sepakat untuk melakukan pendekatan supervise, investigasi dan sharing data.
Sharing data akan melibatkan data dari PPATK dan Kementerian Keuangan.
Instruksi khusus juga diberikan untuk pengembalian uang yang dilarikan oleh
Gayus Tambunan ke sejumlah negara. Mengenai pemulangan aset, Ketua PPATK,
Yunus Hussein mengakui ada kesulitan di negara tertentu. Satu-satunya negara
yang menyatakan siap membantu adalah Amerika Serikat, melalui Nota
Kesepahaman. Data-data sudah dipegang oleh Kapolri, tapi belum ketahuan
(jumlah) asetnya, sehingga meminta (bantuan) ke Singapura, Macau, Malaysia,
dan Amerika Serikat. Indonesia punya MoU dengan Macau, Malaysia, Amerika
(Serikat) namun Singapura enggak ada sama sekali, Amerika positif mau
membantu.
Menurut Presiden, “149 perusahaan yang disebut-sebut bisa saja ada kaitannya
dengan masalah perpajakan, manakala dari hasil penyelidikan sudah ada bukti
permulaan yang cukup, dalam arti juga melakukan pelanggaran tentu perlu
dilakukan pemeriksaan. Instruksi Presiden untuk mengamankan dan
mengembalikan uang dan aset-aset negara, termasuk perlunya dilakukan
perampasan uang yang diduga hasil korupsi Gayus Tambunan.”
Sejumlah perusahaan Bakrie yang diduga terlibat dalam kasus itu adalah PT Bumi
Resources Tbk, dan dua anak perusahaannya, PT Arutmin Indonesia serta PT
Kaltim Prima Coal. Gayus diduga menerima uang dari korporasi-korporasi
tersebut setelah ‘membereskan’ perhitungan pajak sehingga pembayarannya
lebih rendah.
A. KESIMPULAN
Kasus penggelapan pajak yang melibatkan salah satu pegawai pajak, Gayus
Halomoan Tambunan dijatuhkan putusan pada 19 Januari 2011.
Namun banyak kalangan menilai bahwa putusan tersebut sangat ringan, mengingat
dampaknya yang sangat merugikan Negara. Hakim Ketua persidangan kasus Gayus
Tambunan, Albertina Ho menjatuhkan vonis kepada terdakwa selama tujuh tahun
penjara dan ganti rugi sebesar 300 juta Rupiah atau diganti kurungan selama tiga
bulan.
B. SARAN
Untuk itu, pemerintah juga perlu lebih hati-hati dengan kepentingan yang
seperti itu. Pemerintah harus waspada dan jangan sampai kasus Gayus
Tambunan itu ikut campur tangan negara asing.