Anda di halaman 1dari 5

Manajemen adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran

kualitas total
kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah
"suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan
partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat."

Definisi pendeknya, TQM adalah costumer focus dan company-wide dengan melakukan

 aktifitas pendekatan sistem


 aktifitas pendekatan ilmiah

sehingga untuk menjadi perusahaan yang terunggul sebuah perusahaan memberikan kepuasan
konsumen melalui produk yang dihasilkan dan jasa kemudian hasilnya untuk meningkatkan
unjuk kerja perusahaan.

Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat
mengalami kesuksesan."

Kendaraan yang digunakan dalam TQM:

1. Manajemen Harian
2. Manajemen Kebijakan
3. Manajemen Cross-functional
4. Gugus Kendali Mutu

Yan g dimaksud dengan kompomem kualitas adalah: unsur2 yang terdapat dalam suatuy fungsi dalam
kandungan kualitas sesuatau tersebut.contohnya yg dapat kita ambil ialah: sbb:

Davis dalam Yamit (2004 : 9 ) mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif


komponen kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :

1. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit didefinisikan
dan dioperasionalkan maupun diukur.

2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur.
Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara
objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi
individual.

3. User-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada
orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau
cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang produsen
yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan persyaratan (conformance
quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan
perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan kualitas adalah standar –
standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang menggunakannya.

5. Value-based Approach

Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas
didefinisikan sebagai “affordable ascellence”. Oleh karena itu kualitas dalam pandangan ini
bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.

Dimensi kualitas

Berdasarkan perspektif kualitas, Garvin dalam Yamit (2004 : 10) mengembangkan


dimensi kualitas ke dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang kedelapan
dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Performance ( kinerja )
Yaitu karakteristik pokok dari produk inti.

2. Features

Yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan

3. Reliability ( kehandalan )

Yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian

4. Conformance ( kesesuaian )

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standar – standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.

5 Durabilty (daya tahan)

Yaitu mengukur berapa lama suatu umur teknis maupun umur ekonomis suatu produk.

6. Serviceability ( pelayanan )

Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan,
dalam pemeliharaan dan penanganan keluahan yang memuaskan.

7. Aesthetics ( estetika )

Yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk

8. Percived Quality

Yaitu menyangkut Citra atau reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap produk.

Biaya kualitas

Menurut Yamit (2004 : 12) Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau yang mungkin
akan terjadi karena produk cacat atau kualitas jelek. Biaya yang terjadi atau yang mungkin akan
terjadi berhubungan dengan desain, pengidentifikasian, pebaikan dan pencegahan kerusakan.
Biaya dan kualitas merupakan salah satu kesatuan dan bukanlah suatu yang perlu
dipertentangkan atau sesuatu yang berlawanan. Oleh karena itu, dalam pengertian ini tidak
mungkin menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan biaya rendah.

Kualitas yang lebih tinggi berarti biaya yang lebih tinggi pula, dengan kata lain
peningkatan kualitas pasti berkaitan dengan peningkatan biaya. Biaya tinggi berarti harga jual
juga tinggi, tetapi harga jual tinggi tidak selalu mencerminkan kualitas tinggi, karena tingginya
harga produk dapat pula disebabkan oleh faktor lain seperti : terlalu jauhnya proses produksinya,
terlalu rumit dalam proses, margin yang diperoleh terlalu tinggi, pengaruh daya beli konsumen
dan pengaruh hukum permintaan dan penawaran.

Pengukuran kualitas

Pengukuran kualitas dapat dilakukan melalui perhitungan biaya kualitas dan melalui
penelitian pasar mengenai persepsi konsumen terhadap kualitas produk. Pengukuran kualitas
melalui penelitian pasar tersebut dapat menggunakan berbagai cara seperti : menemui konsumen,
survey, sistem pengaduan dan panel konsumen. (Yamit, 2004 : 19)

Pengukuran kualitas melalui perhitungan biaya kualitas dapat dilakukan dengan


berbagai cara, yaitu

 Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya kerusakan perjam dari tenaga kerja langsung.

 Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja langsung, biaya
bahan baku, dan biaya overhead pabrik.

 Biaya kualiatas diukur berdasarkan penjualan bersih.

 Biaya kualitas diukur berdasarkan satuan unit seperti kilogram, meter dan lain sebagainya.

Pengukuran biaya kualitas berdasarkan keempat cara tersebut, dapat dianalisis dengan
menggunakan analisis trend dan analisis pareto agar ditemukan konsep biaya kerusakan yang
optimum.

Anda mungkin juga menyukai