Tugas Konservasi Tnaman Langka
Tugas Konservasi Tnaman Langka
1.Taksonomi:
Sinonim : A.spectabilis,R.Br.
Familia : Apoeynaccae
2. Deskripsi :
Pulai yang termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh
Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di
pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang ditanam
di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. Tanaman berbentuk
pohon, tinggi 20 - 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu,
percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih.
Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15
mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang,
permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip,
panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau.
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang,
keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih
kekuningan, berambut halus yang rapat. Buah berupa buah bumbung berbentuk
pita yang panjangnya 20 - 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm,
berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan
biji atau setek batang dan cabang.
3. Nama Lokal:
Lame (Sunda), deadeangow,;
Pule (Jawa), kita (Minahasa),
Polay (Madura) rite (Ambon),
Kayu gabus, tewer (Banda),
Pulai (Sumatera). Aliag (Irian),;
Hanjalutung (Kalimantan) hange (Ternate)
Kaliti, devil's tree, ditta bark tree
Reareangou, (Inggris).; Chatian, saitan-ka-
Bariangow, jhad, saptaparna (India,
rariangow, Pakistan).;
mariangan, phayasattaban(Thailand)
6. INDIKASI :
Kulit kayu dapat mengatasi:
- demam, malaria, limpa membesar, - kencing manis (diabetes mellitus),
- batuk berdahak, - tekanan darah tinggi (hipertensi),
- diare, disentri, - wasir, anemia,
- kurang nafsu makan, - gangguan haid, dan
- perut kembung, sakit perut, kolik, - rematik akut.
7. CARA PEMAKAIAN :
Kulit kayu sebanyak 1-3 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, getahnya
diteteskan untuk mematangkan bisul, tertusuk duri dan radang kulit. Air rebusan
kulit batang pulai digunakan untuk mencuci luka, radang kulit bernanah, borok
atau sebagai obat kumur pada sakit gigi.
8. CONTOH PEMAKAIAN :
1.Demam
a. Kulit batang pulai sebanyak 3 g dicuci bersih lalu direbus dengan
1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring, tambahkan 1
sendok makan madu lalu diaduk merata. Minum sekaligus.
b. Kulit batang bagian dalam diremas-remas dengan daun kelici
(Caesalpinia crista Linn.) dan daun sembung, tambahkan sedikit air. Peras
dan saring,minum.
2.Malaria
Kulit batang pulai yang sudah digiling menjadi bubuk, diambil sebanyak 2
sendok makan. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Selama
minum obat ini, hindari makanan yang asam dan pedas. Bila penyakitnya berat,
gunakan kulit pulai hitam.
3. Diare : Minumlah rebusan kulit batang pulai.
4. Memperkuat lambung :
Kulit batang pulai lapisan sebelah dalam diremas-remas dalam air,
minum.
5. Perut kembung, limpa membesar :
Kulit batang pulai bagian dalam. diremas-remas dengan cuka, lalu
minum.
6. Darah tinggi :
Kulit batang pulai 1/4 jari, daun kumis kucing dan daun poncosudo
sebanyak 1/5 genggam, daun pegagan, dan daun meniran masing- masing 1/4
genggam, buah ketapang 1 buah, gula enau 3 jari. Semua bahan dicuci lalu
dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2
1/4 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kaii minum. Setiap kaii
minum cukup 3/4 gelas.
7. Kencing manis
Kulit batang pulai sebanyak 2 jari, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya.
Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin
disaring, minum 1/2 jam sebelum makan. Sehari 2 kali, masing-masing 3/4
gelas.
8. Membangkitkan selera makan
Sebanyak 10 g bubuk dari kulit batang pulai diseduh dengan air mendidih.
Tambahkan air perasan 1 buah jeruk limau, 1 sendok makan madu dan sedikit
garam, aduk merata. Setelah dingin diminum sekaligus.
9. Borok bernanah
Daun pulai kering digiling menjadi serbuk. Taburkan pada borok bernanah
setelah dibersihkan terlebih dahulu. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh
10. Beri-beri
Ambil daun pulai yang masih muda sebanyak 16 lembar, masukkan ke
dalam bambu, lalu direbus dengan air,bersih. Air rebusannya diminum pada pagi
hari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
11. Wanita setelah melahirkan (untuk membersihkan organ dalam)
a. Sediakan daun pulai dan rimpang jahe yang segar secukupnya,
lalu cuci bersih. Buat menjadi jus atau ditumbuk sampai halus. Saring dan
peras, airnya lalu diminum.
b. Kulit pulai dibersihkan, tambahkan sepotong kunyit, sedikit jahe dan
separo buah pala. Rebus dengan cuka encer pada periuk tanah yang tertutup
rapat. Setelah mendidih diangkat. Minum selagi hangat.
12. Sakit badan dan dada
Gunakan akar pulai yang dikunyah dengan pinang. Balurkan pada badan yang
sakit.
Sumber : http://forum.um.ac.id/index.php?topic=18877.0
2. Definisi
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas,
serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian
pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat
dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut,
dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim,
Garu dan lain-lain).
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas
yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A.
malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan
setanggi) karena berbau harum. Gaharu sejak awal era modern (2000 tahun yang
lalu) telah menjadi komoditi perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India,
Persia, Jazirah Arab, serta Afrika Timur.
Berdasarkan studi dari Ng et al. (1997, diketahui jenis-jenis berikut ini
menghasilkan resin gaharu apabila terinfeksi oleh kapang gaharu :
Aquilaria cumingiana, asal
Aquilaria subintegra, asal Thailand
Indonesia dan Malaysia
Aquilaria crassna asal Malaysia,
Aquilaria filaria, asal China
Thailand, dan Kamboja
Aquilaria grandiflora, asal
Aquilaria malaccensis, asal
China
Malaysia, Thailand, dan India
Aquilaria hilata, asal Indonesia
Aquilaria apiculina, asal Filippina
dan Malaysia
Aquilaria baillonii, asal Thailand
Aquilaria khasiana, asal India
dan Kamboja
Aquilaria microcarpa, asal
Aquilaria baneonsis, asal Vietnam
Indonesia Malaysia
Aquilaria beccarain, asal Indonesia
Aquilaria rostrata, asal
Aquilaria brachyantha, asal Malaysia
Malaysia
Aquilaria sinensis, asal Cina
Proses pembentukan
Gaharu dihasilkan tanaman sebagai respon dari masuknya mikroba yang
masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat
disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit
terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian.
Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing
sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen.
Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan
beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk
mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang
menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka gaharu
tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Ciri-ciri bagian
tanaman yang telah menghasilkan gaharu adalah kulit batang menjadi lunak, tajuk
tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau
penebalan pada batang dan cabang tanaman.
Senyawa gaharu dapat menghasilkan aroma yang harum karena
mengandung senyawa guia dienal, selina-dienone, dan selina dienol.Untuk
kepentingan komersil, masyarakat mengebor batang tanaman penghasil gaharu
dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya. Setiap spesies pohon
penghasil gaharu memiliki mikroba spesifik untuk menginduksi penghasilan
gaharu dalam jumlah yang besar. Beberapa contoh cendawan yang dapat
digunakan sebagai inokulum adalah Acremonium sp., Cylindrocarpon sp.,
Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum,
Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp.
a) Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses
penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau
pengerokan.
b) Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari
pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan
ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
c) Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon
penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang
agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman
berseling coklat.
d) Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon
penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang
lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-
coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.
5. Spesifikasi
6. Klasifikasi
a) Persyaratan umum
Persyaratan khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan
3.
Mutu
No. Karakteristik
U I II
1. Bentuk - - -
2. Ukuran :
p 4 - 15 cm 4 - 15 cm >15 cm
l 2 - 3 cm 2 - 3 cm -
t > 0,5 cm > 0,5 cm -
3. Warna Hitam merata Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan
4. Kandungan damar wangi Tinggi Cukup Sedang
5. Serat Padat Padat Padat
6. Bobot Berat Agak berat Sedang
7. Aroma (dibakar) Kuat Kuat Agak kuat
Mutu
No. Karakteristik
I II III IV V VI VII
1. Warna Coklat Coklat Coklat Kecoklatan Kecoklatan Putih keabu- Putih keabu-
kehitaman bergaris bergaris bergaris putih bergaris putih abuan garis abuan
hitam putih tipis tipis lebar hitam tipis
2. Kandungan damar Tinggi Cukup Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang
wangi
3. Serat Agak padat Agak padat Agak padat Kurang padat Kurang padat Jarang Jarang
4. Bobot Agak berat Agak berat Agak berat Agak berat Ringan Ringan Ringan
5. Aroma (dibakar) Agak kuat Agak kuat Agak kuat Agak kuat Kurang kuat Kurang kuat Kurang kuat
Mutu
No. Karakteristik
U I II
1. Warna Hitam Coklat kehitaman Putih kecoklatan/kekuningan
2. Kandungan damar wangi Tinggi Sedang Kurang
3. Aroma (dibakar) Kuat Sedang Kurang
9. Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh kayu atau abu gaharu untuk keperluan pemeriksaan
dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh uji seperti tercantum pada Tabel 4.
d) Pelaksanaan pengujian
1) Penetapan jenis kayu
Penetapan jenis kayu gaharu dapat dilaksanakan dengan
memeriksa ciri umum kayu gaharu.
2) Penetapan ukuran
Penetapan ukuran panjang, lebar dan tebal kayu gaharu
hanya berlaku untuk jenis gubal gaharu.
3) Penetapan berat
Penetapan berat dilakukan dengan cara penimbangan,
menggunakan satuan kilogram (kg).
4) Penetapan mutu
Penetapan mutu kayu gaharu adalah dengan penilaian
terhadap ukuran, warna, bentuk, keadaan serat, bobot kayu, dan
aroma dari kayu gaharu yang diuji. Sedangkan untuk abu gaharu
dengan cara menilai warna dan aroma.
a. Penilaian terhadap ukuran kayu gaharu, adalah dengan cara
mengukur panjang, lebar dan tebal, sesuai dengan syarat mutu
pada Tabel 2.
b. Penilaian terhadap warna kayu dan abu gaharu adalah dengan
menilai ketuaan warna, lebih tua warna kayu, menandakan
kandungan damar semakin tinggi.
c. Penilaian terhadap kandungan damar wangi dan aromanya
adalah dengan cara memotong sebagian kecil dari kayu gaharu
atau mengambil sejumput abu gaharu, kemudian
membakarnya. Kandungan damar wangi yang tinggi dapat
dilihat dari hasil pembakaran, yaitu kayu atau abu gaharu
tersebut meleleh dan mengeluarkan aroma yang wangi dan
kuat.
d. Penilaian terhadap serat kayu gaharu, adalah menilai kerapatan
dan kepadatan serat kayu. Serat kayu yang rapat, padat, halus
dan licin, bermutu lebih tinggi dari pada serat yang jarang dan
kasar.
Pada kemasan kayu atau abu gaharu yang telah selesai dilakukan
pengujian harus diterakan:
- Nomor kemasan
- Berat kemasan
- Sortimen
- Mutu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)
Sumber : http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SNI/gaharu.HTM
1. Taksonomi
Nama Inggris : yellow-fruited moonseed
Nama Indonesia : tali kuning, daun bulan
Nama Lokal : aruey ki koneng (Sunda),
oyod sirawanan (Jawa), peron (Jawa)
uwas (Minahasa), gumi modoku (Halmahera)
2. Deskripsi
Suku : Dicksoniaceae
1. Nama:
a. Sinonim
Ciborotum assamicum Hook., C. Djambianum Hassk., Aspidium
Baromez Link., Dicksonia Baromez Link.
b. Nama daerah
Sayuran paku babulu ( maluku ), uta bahuru ( alf. Amb. ), paku simpai
( minang )
c. Nama asing
Gou ji (C), lamb of tartari, golden moss, scythian lamb ( l )
d. Nama simplisia
Rhizoma cibotii ( rimpang paku simpai )
2. Taksonomi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Cyatheatae
Ordo: Cyatheales
Famili: Dicksoniaceae
Genus: Cibotium
Spesies: Cibotium baranetz J. Sm.
3. Deskripsi :
Paku simpai tumbuh liar di tepi tebing, lereng bukit, jurang, tempat-tempat
rindang lain, atau ditanam sebagai tanaman hias di daerah wisata.
Paku menahun, tinggi 2,5-3 m, batnag kuat, pada batang dantangkai daun
ditumbuhi rambut berwarna kuning emas yang disebut pili cibotii. Daun seperti
kulit berkumpul di ujung batang membentuk roset batang, bertangkai panjang,
letak berseling, dan pangkal berambut warna kuning. Helaian daun besar berupa
daun majemuk menyirip ganda tiga, dengan anak daun kecil-kecil, ujung runcing,
pangkal tumpul, tepi bergerigi. Permukaan atas berwarna hijau tua, sedangkan
permukaan bawah abu-abu muda. Tumbuhan paku ini mempunyai rimpang yang
tebal dan berdanging. Daun muda bisa dimakan sebagai salad dan direbus
bersama daging atau ikan.
Sifat dan khasiat
Pahit, manis, hangat. Masuk meridian hati dan ginjal. Berkhasiat
manguatkankembali hati dan ginjal, antirematik, menguatkan tulang punggung
dan lutut, serta menghentikan pendarahan (hemostatis).
4. Kandungan kimia :
6. Indikasi :
Sumber: http://books.google.co.id/books?
id=fMbggKgmphMC&pg=PA124&lpg=PA124&dq=paku+simpai&source=b
l&ots=fWIzOrky74&sig=dcfb_m3nhh2ToBns2hbmoOTsBpI&hl=id&ei=K6
HOTPWEMIWuuQPamLnzDw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum
=3&ved=0CBoQ6AEwAg#v=onepage&q=paku%20simpai&f=false
Nama daerah
Palasari, Pulosari, Pulawaras
Deskripsi tanaman
Semak, merambat, batang berkayu bulat, bercabang, warna hijau.
Dauntunggal, lonjong, warna putih kehijauan. Perbungaan bentuk malai, di
ketiak daun, mahkota bentuk corong, warna putih. Buah kecil, bulat telur,
warna hijau.
Habitat
Tumbuh merambat di hutan-hutan di daerah pegunungan.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia
Andrografin; Andrografoloid; Panikulin
Khasiat
Stomakik; Karminatif; Antispasmodik; Antitusif; Emenagog
Resep tradisional
Sariawan, Mulas : Kulit kayu pulosari (serbuk)1 sendok teh; Buah adas
(serbuk)10 butir; Pisang batu masak 2 buah; Pisang batu mengkal 2 buah;
Air sedikit, Serbuk pulasari dan Adas diseduh dengan air panas; pada
seduhan ditambahkan pisang batu; kemudian diremas dan diperas.
Alyxiae cortex ( Kulit Pulasari )
Nama Daerah :
Sumatra : akar mempelas hari, empelas hari, mempelas hari, pulasari, pulasar
(melayu), talasari (aceh)
Jawa : Aray palasari, arey pulasari, palasari, pulasari (sunda), pulasari (jawa)
pulasari, das plasare (madura), adas pulasari (jakarta).
Nusa :
pulasari (Bali)
tenggara
Sulawesi : pulasari, calpari (Makasar), calapari (bugis), balasari (buton)
Maluku : Purasane (Ambon)
Sumber :
http://books.google.co.id/books?
id=iO0ldwKoXvQC&pg=PA206&lpg=PA206&dq=alyxia+halmahera&sourc
e=bl&ots=Xo3kC8L15&sig=t50_Z8hxSW8OXSlXP9_YkXyteQM&hl=id&e
i=W8bOTLqPD4OmvgOjqtz3Dw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnu
m=5&ved=0CCEQ6AEwBA#v=onepage&q=alyxia%20halmahera&f=false
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Anaxagorea
A. Alstonia scholaris R. Br. (Pulai)