Anda di halaman 1dari 73

Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No.

50 (Revisi 2006)

1 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


2 50 (REVISI 2006)
3 INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN
4 PENGUNGKAPAN
5
6 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50 (revisi 2006)
7 terdiri dari paragraf 1-94 dan Panduan Aplikasi. Seluruh
8 paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama.
9 Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold
10 italic) mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 50 (revisi
11 2006) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan
12 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
13 Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
14 unsur-unsur yang tidak material.
15
16
17 PENDAHULUAN
18
19 Tujuan
20 1. Tujuan pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip
21 untuk penyajian instrumen keuangan sebagai kewajiban atau
22 ekuitas dan untuk saling hapus aset keuangan dan kewajiban
23 keuangan. Hal tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen
24 keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan,
25 kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian
26 yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan
27 keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban
28 keuangan akan saling hapus
29
30 2. Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip
31 untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban
32 keuangan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
33 Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan pengungkapan
34 informasi tentang hal tersebut.
35
36 Ruang Lingkup
37 3. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk
38 semua jenis instrumen keuangan, kecuali:

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.1—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 (a) penyertaan dalam anak perusahaan, perusahaan aso-


2 siasi, dan joint ventures yang dilaporkan berdasarkan
3 PSAK 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi,
4 PSAK 15 tentang Akuntansi untuk Investasi dalam
5 Perusahaan Asosiasi, atau PSAK 12 tentang Pela-
6 poran Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam
7 Pengendalian Bersama Operasi dan Aset. Namun
8 demikian, dalam beberapa hal, PSAK 4, PSAK 15 atau
9 PSAK 12 memperbolehkan suatu entitas mencatatkan
10 penyertaan dalam anak perusahaan, asosiasi atau
11 joint venture menggunakan PSAK 55 (revisi 2006);
12 dalam hal tersebut, entitas harus menerapkan persya-
13 ratan pengunkapan dalam PSAK 4, PSAK 15 atau
14 PSAK 12 sebagai pengungkapan tambahan dalam
15 Pernyataan ini. Entitas juga harus menerapkan Per-
16 nyataan ini untuk semua derivatif yang terkait dengan
17 perusahaan, asosiasi atau joint venture. Namun demi-
18 kian, entitas menerapkan Pernyataan ini atas penyer-
19 taannya pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi,
20 atau joint venture yang sesuai dengan PSAK 4, PSAK
21 12, atau PSAK 15 dilaporkan berdasarkan PSAK 55:
22 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
23 Pada kasus-kasus seperti diatas, entitas menerapkan
24 ketentuan pengungkapan dalam PSAK 4, 12, dan 15
25 untuk melengkapi ketentuan dalam Pernyataan ini.
26 Entitas juga menerapkan Pernyataan ini untuk seluruh
27 derivatif atas penyertaannya pada anak perusahaan,
28 perusahaan asosiasi, atau joint ventures;
29 (b) hak dan kewajiban pemberi kerja dalam Program
30 Imbalan Kerja yang diatur dalam PSAK 24 tentang
31 Imbalan Kerja;
32 (c) kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam peng-
33 gabungan usaha (lihat PSAK 22: Penggabungan
34 Usaha). Pengecualian ini hanya berlaku untuk pihak
35 pengakuisisi;
36 (d) kontrak asuransi sebagaimana yang didefinisikan
37 dalam PSAK 36 tentang Akuntansi Asuransi Kerugi-
38 an. Namun demikian, Pernyataan ini diterapkan untuk

50.2—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 derivatif yang melekat pada kontrak asuransi jika


2 PSAK 55 (revisi 2006) mensyaratkan entitas mencatat
3 kontrak asuransi dan derivatif secara terpisah;
4 (e) instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang
5 lingkup PSAK 36, karena mengandung fitur partisi-
6 pasi tidak mengikat. Penerbit instrumen ini dikecuali-
7 kan dari penerapan paragraf 11–28 dan PA25–PA35
8 dari Pernyataan ini dalam membedakan antara kewa-
9 jiban keuangan dan instrumen ekuitas. Namun demi-
10 kian, instrumen tersebut tetap mengikuti semua keten-
11 tuan lain yang ada dalam Pernyataan ini. Selanjutnya,
12 Pernyataan ini diterapkan untuk derivatif yang di-
13 lekatkan pada instrumen tersebut (lihat PSAK 55);
14 (f) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban yang
15 merupakan transaksi pembayaran berbasis saham
16 berdasarkan PSAK 53: Akuntansi Kompensasi
17 Berbasis Saham, kecuali untuk:
18 (i) kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup
19 paragraf 4–6 Pernyataan ini, dalam hal Per-
20 nyataan ini diterapkan,
21 (ii) Paragraf 29 dan 30 dari Pernyataan ini, yang di-
22 terapkan pada saham treasuri yang dibeli, dijual,
23 diterbitkan, atau dibatalkan yang terkait dengan
24 Program opsi saham untuk karyawan, Program
25 pembelian saham oleh karyawan, dan semua
26 pengaturan pembayaran berbasis saham lainnya.
27
28 4. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian
29 atau penjualan item non keuangan yang dapat diselesaikan
30 secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan
31 lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuang-
32 an, dengan memperlakukan kontrak tersebut sebagai
33 instrumen keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak
34 yang disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki
35 dengan tujuan untuk menerima atau menyerahkan item
36 non keuangan sesuai dengan persyaratan pembelian, pen-
37 jualan atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas.
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.3—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 5. Ada beberapa cara dimana sebuah kontrak pembelian


2 atau penjualan item non keuangan dapat diselesaikan secara
3 neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya, atau
4 dengan mempertukarkan instrumen keuangan. Cara-cara
5 tersebut, antara lain:
6 (a) jika persyaratan dalam kontrak memperbolehkan salah satu
7 pihak untuk menyelesaikan kontrak tersebut secara neto
8 dengan kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau
9 dengan mempertukarkan instrumen keuangan;
10 (b) jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan
11 kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan
12 mempertukarkan instrumen keuangan tidak dinyatakan
13 secara eksplisit dalam persyaratan kontrak, namun entitas
14 mempunyai kebiasaan menyelesaikan kontrak sejenis
15 secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan
16 lainnya atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan
17 (baik dengan pihak lawan, dengan menyepakati kontrak
18 saling hapus, atau menjual kontrak sebelum dilaksanakan
19 atau jatuh tempo);
20 (c) jika, untuk kontrak sejenis, entitas mempunyai kebiasan
21 untuk menerima aset yang mendasari dan menjualnya
22 dalam jangka pendek setelah penyerahan untuk mem-
23 peroleh laba dari perubahan harga dalam jangka pendek
24 atau margin dealer; dan
25 (d) jika item non keuangan yang diatur dalam kontrak dapat
26 dikonversi dengan mudah menjadi kas.
27
28 Kontrak yang memenuhi huruf (b) atau (c) di atas tidak
29 dimaksudkan untuk menerima atau menyerahkan item non
30 keuangan sesuai dengan persyaratan pembelian, penjualan atau
31 penggunaan yang diharapkan oleh entitas, dan oleh karenanya
32 kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
33 Kontrak-kontrak lainnya yang memenuhi ketentuan paragraf 4
34 harus dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak tersebut
35 disepakati dan dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan
36 untuk menerima atau menyerahkan item non keuangan sesuai
37 dengan persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan yang
38 diharapkan oleh entitas, dan selanjutnya untuk menentukan

50.4—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 apakah kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup


2 Pernyataan ini.
3
4 6. Options yang diterbitkan untuk membeli atau menjual
5 item non keuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan
6 kas atau dengan instrumen keuangan lainnya atau dengan
7 mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan
8 paragraf 5 (a) atau (d) termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan
9 ini. Kontrak seperti ini tidak dapat disepakati untuk tujuan
10 menerima atau menyerahkan item non keuangan sesuai dengan
11 persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan yang
12 diharapkan oleh entitas.
13
14 Definisi (lihat juga paragraf PA3-PA24)
15
16 7. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan
17 dalam Pernyataan ini:
18
19 Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menam-
20 bah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban keuangan
21 atau instrumen ekuitas entitas lain.
22
23 Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:
24 (a) kas;
25 (b) instrumen ekuitas milik entitas lain;
26 (c) hak kontraktual;
27 (i) untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya
28 dari entitas lain; atau
29 (ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau
30 kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan
31 kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas
32 tersebut, atau
33 (d) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
34 menggunakan instrumen ekuitas milik entitas yang
35 bersangkutan dan merupakan suatu:
36 (i) non derivatif dalam hal entitas harus atau
37 mungkin diwajibkan untuk menerima suatu
38 jumlah yang variabel (variable number) dari

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.5—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 instrumen ekuitas milik entitas; atau


2 (ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan
3 selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu
4 kas atau aset keuangan lain untuk suatu jumlah
5 yang telah ditetapkan (fixed amount) dari
6 instrumen ekuitas milik entitas. Untuk tujuan ini,
7 instrumen ekuitas milik entitas tersebut tidak
8 termasuk instrumen yang mereka sendiri merupa-
9 kan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
10 instrumen ekuitas milik entitas tersebut di masa
11 yang akan datang.
12
13 Kewajiban Keuangan adalah setiap kewajiban yang
14 berupa:
15 (a) Kewajiban kontraktual:
16 (i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
17 kepada entitas lain; atau
18 (ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau
19 kewajiban keuangan dengan entitas lain dengan
20 kondisi yang berpotensi merugikan entitas ter-
21 sebut;
22 (b) kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan
23 menggunakan instrumen ekuitas milik entitas yang
24 bersangkutan dan merupakan suatu:
25 (i) non derivatif dalam hal entitas harus atau
26 mungkin diwajibkan untuk menyerahkan suatu
27 jumlah yang variabel (variable number) dari
28 instrumen ekuitas milik entitas; atau
29 (ii) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan
30 selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu
31 kas atau aset keuangan lain untuk suatu jumlah
32 yang telah ditetapkan (fixed amount) dari instru-
33 men ekuitas milik entitas. Untuk tujuan ini instru-
34 men ekuitas milik entitas tersebut tidak termasuk
35 instrumen yang mereka sendiri merupakan
36 kontrak untuk menerima atau menyerahkan
37 instrumen ekuitas milik entitas tersebut di masa
38 yang akan datang.

50.6—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang mem-


2 berikan hak residual atas aset suatu entitas setelah
3 dikurangi dengan seluruh kewajibannya.
4
5 Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat
6 dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara
7 pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaku-
8 kan transaksi wajar (arm’s length transaction).
9
10 8. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam
11 Paragraf 9 PSAK 55 (revisi 2006) dan digunakan dalam
12 Pernyataan ini dengan pengertian yang sesuai dengan yang
13 diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006).
14 z biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau
15 kewajiban keuangan
16 z aset keuangan yang tersedia untuk dijual
17 z penghentian pengakuan
18 z derivatif
z
19 z metode bunga efektif
20 z aset keuangan atau kewajiban keuangan pada nilai wajar
21 melalui laporan laba rugi
22 z komitmen pasti
23 z prakiraan transaksi
24 z efektivitas lindung nilai
25 z item yang dilindung nilai
26 z instrumen lindung nilai
27 z investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
28 z pinjaman yang diberikan dan piutang
29 z pembelian atau penjualan reguler
30 z biaya transaksi
31
32 9. Dalam pernyataan ini, “kontrak” dan “kontraktual”
33 mengacu pada suatu kesepakatan antara dua pihak atau lebih,
34 yang memiliki konsekuensi ekonomis yang jelas dan kecil
35 peluangnya akan diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat,
36 umumnya karena pemenuhan kesepakatan ini dapat dipaksakan
37 secara hukum. Dengan demikian kontrak dan instrumen
38 keuangan mungkin memiliki bentuk yang beragam dan tidak

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.7—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 perlu dalam bentuk tertulis.


2
3 10. Dalam Pernyataan ini “entitas” meliputi perorangan,
4 persekutuan, badan hukum, perwalian (trusts), dan institusi
5 pemerintah.
6
7
8 PENYAJIAN
9
10 Kewajiban dan Ekuitas (lihat juga paragraf PA25-PA29)
11
12 11. Penerbit instrumen keuangan pada saat pengaku-
13 an awal harus mengklasifikasikan instrumen tersebut atau
14 komponen-komponennya sebagai kewajiban keuangan,
15 aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
16 substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban
17 keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas.
18
19 12. Ketika penerbit menerapkan definisi dalam paragraf 7
20 untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan
21 instrumen ekuitas, dan bukan merupakan kewajiban keuangan,
22 maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan
23 hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi:
24 (a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:
25 (i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
26 kepada entitas lain; atau
27 (ii) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban
28 keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
29 berpotensi merugikan penerbit.
30 (b) jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan
31 dengan instrumen ekuitas milik penerbit, instrumen tersebut
32 merupakan:
33 (i) non derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual
34 bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah
35 yang variabel (variable number) dari instrumen
36 ekuitas miliknya; atau
37 (ii) derivatif yang akan diselesaikan hanya oleh pener-
38 bitnya melalui pertukaran sejumlah tertentu kas atau

50.8—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 aset keuangan lain untuk suatu jumlah yang telah


2 ditetapkan (fixed amount) dari instrumen ekuitas milik
3 entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas milik pe-
4 nerbit tidak termasuk instrumen yang mereka sendiri
5 merupakan kontrak untuk menerima atau menyerah-
6 kan instrumen ekuitas milik penerbit tersebut di masa
7 yang akan datang.
8
9 Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari
10 instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat
11 menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen
12 ekuitas milik penerbit di masa yang akan datang, namun tidak
13 memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas, bukan merupakan
14 instrumen ekuitas.
15
16 Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Penyerahan Kas atau
17 Aset keuangan Lainnya (paragraf 12(a))
18
19 13. Fitur penting dalam membedakan antara kewajiban
20 keuangan dan instrumen ekuitas adalah adanya kewajiban
21 kontraktual satu pihak dari instrumen keuangan (penerbit), untuk
22 menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lainnya
23 (holder), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau
24 kewajiban keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas
25 (holder) dalam kondisi yang berpotensi merugikan pihak
26 penerbit. Walaupun pemegang instrumen ekuitas mungkin
27 berhak menerima dividen atau bentuk distribusi ekuitas lainnya
28 secara pro rata, pihak penerbit tidak memiliki kewajiban
29 kontraktual untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit
30 instrumen ekuitas tidak diwajibkan untuk menyerahkan kas atau
31 aset keuangan lainnya kepada pihak lain.
32
33 14. Substansi dari instrumen keuangan, bukan bentuk
34 hukumnya, merupakan dasar bagi penggolongannya dalam
35 neraca entitas. Substansi dan bentuk hukumnya umumnya
36 sejalan, walau tidak selalu. Beberapa jenis instrumen keuangan
37 memiliki bentuk hukum berupa ekuitas tetapi secara substansi
38 merupakan kewajiban dan bentuk lainnya mungkin berupa

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.9—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 kombinasi dari fitur instrumen ekuitas dan fitur kewajiban


2 keuangan. Sebagai contoh:
3 (a) Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk
4 membeli kembali saham tersebut dengan harga yang telah
5 ditetapkan atau harga yang dapat ditetapkan pada tanggal
6 yang telah ditetapkan atau tanggal yang dapat ditetapkan
7 di masa yang akan datang, atau saham preferen yang
8 memberikan hak pada pemegangnya untuk meminta
9 penerbit agar membeli kembali saham tersebut pada atau
10 setelah tanggal tertentu dengan harga yang telah ditetapkan
11 atau harga yang dapat ditetapkan, digolongkan sebagai
12 kewajiban keuangan.
13 (b) Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegang-
14 nya untuk menjual instrumen itu kembali pada penerbitnya
15 baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya
16 (puttable instrument) merupakan kewajiban keuangan.
17 Ketentuan ini juga berlaku sekalipun jumlah kas atau aset
18 keuangan lain ditentukan berdasarkan indeks tertentu atau
19 item lainnya yang berpotensi naik atau turun atau ketika
20 bentuk hukum instrumen yang dapat dijual tersebut
21 memberi hak residual pada pemegangnya atas aset yang
22 dimiliki penerbit. Adanya pilihan bagi pemegang instrumen
23 untuk menjual kembali instrumen yang dimilikinya pada
24 penerbit, baik secara kas maupun dengan aset keuangan
25 lainnya, menyebabkan instrumen yang dapat dijual kembali
26 kepada penerbitnya memenuhi definisi kewajiban keuang-
27 an. Sebagai contoh, reksa dana terbuka (open ended
28 mutual funds), dana perwalian (unit trusts), persekutuan,
29 dan entitas-entitas yang tergabung dalam kerja sama
30 operasi bisa memberi hak pada pemegang unit atau
31 anggotanya untuk sewaktu-waktu menarik penyertaan
32 mereka pada penerbit sejumlah kas yang setara dengan
33 proporsi penyertaan mereka dalam nilai aset penerbit.
34 Namun demikian, klasifikasi sebagai kewajiban keuangan
35 tidak serta-merta meniadakan penggunaan istilah seperti
36 “nilai aktiva bersih milik pemegang unit” dan “perubahan
37 dalam nilai aktiva bersih milik pemegang unit” dalam
38 laporan keuangan entitas yang tidak memiliki modal disetor/

50.10—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 contributed equity (seperti pada beberapa reksa dana dan


2 dana perwalian) atau penggunaan pengungkapan tambahan
3 untuk menunjukkan bahwa total penyertaan para anggota
4 terdiri atas berbagai item, seperti cadangan yang memenuhi
5 definisi ekuitas dan instrumen yang dapat dijual kembali
6 pada penerbit yang tidak memenuhi definisi ekuitas.
7
8 15. Jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk meng-
9 hindari penyelesaian kewajiban kontraktualnya berupa penye-
10 rahan kas atau aset keuangan lainnya, maka kewajiban tersebut
11 memenuhi definisi kewajiban keuangan. Sebagai contoh:
12 (a) Keterbatasan kemampuan entitas untuk memenuhi
13 kewajiban kontraktualnya, seperti kurangnya akses pada
14 valuta asing atau adanya ketentuan untuk meminta
15 persetujuan dari pihak regulator atas pembayaran yang
16 akan dilakukan, tidak membatalkan kewajiban kontraktual
17 entitas tersebut atau hak kontraktual pemegang instrumen.
18 (b) Kewajiban kontraktual yang tergantung pada pelaksanaan
19 hak untuk menebus kembali oleh pihak lawan merupakan
20 kewajiban keuangan, karena entitas tidak memiliki hak
21 tanpa syarat untuk menghindari melakukan pembayaran
22 dengan kas atau aset keuangan lainnya.
23
24 16. Instrumen keuangan yang tidak secara eksplisit
25 menciptakan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau
26 aset keuangan lainnya, bisa saja secara tidak langsung
27 menciptakan kewajiban melalui persyaratan dan kondisi yang
28 ada padanya. Sebagai contoh:
29 (a) Instrumen keuangan mungkin memiliki kewajiban non
30 keuangan yang harus diselesaikan jika, dan hanya jika,
31 entitas gagal melakukan pembayaran atau menebus
32 instrumen tersebut. Jika entitas tersebut dapat menghindari
33 kewajiban untuk mentransfer kas atau aset keuangan
34 lainnya hanya dengan menyelesaikan kewajiban non
35 keuangannya, maka instrumen keuangan tersebut
36 merupakan kewajiban keuangan.
37 (b) Instrumen keuangan merupakan kewajiban keuangan jika
38 instrumen tersebut memiliki ketentuan bahwa dalam

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.11—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 penyelesaiannya, entitas akan menyerahkan:


2 (i) kas atau aset keuangan lainnya; atau
3 (ii) saham milik entitas (penerbit) yang nilainya ditentukan
4 jauh melebihi nilai kas atau aset keuangan lainnya yang
5 seharusnya diserahkan.
6 Walaupun entitas tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual
7 secara eksplisit untuk menyerahkan kas atau aset keuangan
8 lainnya, nilai dari penyelesaian menggunakan saham dianggap
9 sama dengan nilai yang harus dibayarkan secara kas. Dalam
10 situasi apapun, pemegang instrumen secara substansi
11 memperoleh jaminan untuk menerima suatu jumlah yang mini-
12 mal sama dengan opsi penyelesaian menggunakan kas (cash
13 settlement option) (lihat paragraf 17).
14
15 Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas milik Entitas
16 (paragraf 12(b))
17
18 17. Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas
19 semata-mata karena kontrak tersebut menyebabkan penerimaan
20 atau penyerahan instrumen ekuitas milik entitas. Entitas mungkin
21 memiliki hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima atau
22 menyerahkan saham miliknya atau instrumen ekuitas lainnya
23 dalam jumlah yang bervariasi hingga nilai wajar dari instrumen
24 ekuitas milik entitas yang akan diterima atau diserahkan tersebut
25 sama dengan nilai hak atau kewajiban kontraktualnya.Hak atau
26 kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai yang telah
27 ditetapkan atau nilai yang berfluktuasi, baik sebagian maupun
28 seluruhnya, tergantung perubahan variabelnya selain dari harga
29 pasar instrumen ekuitas milik entitas tersebut (misalnya tingkat
30 suku bunga, harga komoditas, atau harga instrumen keuangan.
31 Dua contoh yang digunakan adalah (a) kontrak untuk
32 menyerahkan instrumen ekuitas senilai CU100*, dan (b) kontrak
33 untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas.
34 Kontrak jenis ini merupakan kewajiban keuangan bagi entitas
35 walaupun entitas tersebut harus atau dapat menyelesaikan
36
37 *(Dalam pernyataan ini, jumlah moneter dinyatakan dalam unit
38 mata uang (currency units/CU)).

50.12—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 dengan instrumen ekuitas miliknya. Kontrak tersebut bukan


2 merupakan instrumen ekuitas karena entitas menggunakan
3 instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang variabel sebagai
4 penyelesaian kontrak. Dengan demikian, kontrak tersebut tidak
5 memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
6 seluruh kewajibannya.
7
8 18. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan
9 penyerahan (atau penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam
10 jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset
11 keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan merupakan
12 instrumen ekuitas. Contoh, opsi saham yang diterbitkan yang
13 memberi hak kepada pihak lawan untuk membeli saham milik
14 entitas dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan harga yang
15 telah ditetapkan atau untuk membeli obligasi dengan nilai pokok
16 yang telah ditetapkan merupakan instrumen ekuitas. Perubahan
17 nilai wajar kontrak yang disebabkan oleh berfluktuasinya tingkat
18 bunga pasar yang tidak mempengaruhi jumlah kas atau nilai
19 aset keuangan yang harus dibayarkan atau diterima, atau jumlah
20 instrumen ekuitas yang harus diterima atau diserahkan, pada
21 waktu penyelesaian kontrak, tidak mengecualikan kontrak
22 tersebut sebagai instrumen ekuitas. Setiap jumlah yang diterima
23 (seperti premium yang diterima atas penerbitan option atau
24 warrant atas saham milik entitas) ditambahkan secara langsung
25 pada ekuitas. Setiap jumlah yang dibayarkan (seperti premi yang
26 dibayarkan untuk pembelian option) langsung dikurangkan dari
27 ekuitas. Perubahan dalam nilai wajar instrumen ekuitas tidak
28 diakui dalam laporan keuangan.
29
30 19. Kontrak yang mewajibkan entitas untuk membeli
31 kembali instrumen ekuitasnya, baik dengan kas atau aset
32 keuangan lainnya akan menambah kewajiban keuangan entitas
33 sebesar nilai kini dari nilai penebusannya (contoh, sebesar nilai
34 kini dari harga pembelian kembali kontrak forward, harga
35 pelaksanaan option, atau nilai penebusan lainnya). Ketentuan
36 ini juga berlaku sekalipun kontrak tersebut merupakan instrumen
37 ekuitas. Satu contoh adalah kewajiban entitas berdasarkan
38 kontrak forward untuk membeli instrumen ekuitasnya secara

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.13—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 kas. Ketika kewajiban keuangan pertama kali diakui berdasarkan


2 PSAK 55 (revisi 2006), maka nilai wajarnya (atau nilai kini dari
3 nilai penebusannya) direklasifikasi dari ekuitas. Setelah
4 pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur berdasarkan
5 PSAK 55. Jika kontrak jatuh tempo tanpa adanya penyerahan,
6 maka nilai tercatat dari kewajiban keuangan tersebut
7 direklasifikasi menjadi ekuitas. Kewajiban kontraktual entitas
8 untuk membeli instrumen ekuitasnya menambah kewajiban
9 keuangan sebesar nilai kini dari nilai penebusannya sekalipun
10 kewajiban untuk membeli instrumen tersebut bersifat kondisional,
11 tergantung apakah pihak lawan menggunakan hak untuk
12 menebus (contoh penerbitan put option yang memberi hak bagi
13 pihak lawan untuk menjual instrumen ekuitas milik entitas pada
14 entitas tersebut dengan harga yang telah ditetapkan).
15
16 20. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan
17 menyerahkan atau menerima instrumen ekuitas dalam jumlah
18 yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan
19 lainnya dengan jumlah yang variabel merupakan aset keuangan
20 atau kewajiban keuangan. Contoh kontrak yang mewajibkan
21 entitas untuk menyerahkan 100 lembar instrumen ekuitasnya
22 sebagai pengganti kas yang bernilai sama dengan 100 ons emas.
23
24 Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi
25
26 21. Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk
27 menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya atau jika tidak,
28 menyelesaikannya seperti jika instrumen tersebut berupa
29 kewajiban keuangan, dalam situasi dimana terjadi atau tidaknya
30 suatu peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang (atau
31 hasil dari situasi yang tidak pasti) yang berada di luar kendali
32 penerbit maupun pemegang instrumen tersebut, seperti
33 perubahan dalam indeks pasar modal, indeks harga konsumen,
34 tingkat bunga atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan, laba
35 bersih, atau rasio utang terhadap modal penerbit di masa yang
36 akan datang. Penerbit instrumen seperti ini tidak memiliki hak
37 tanpa syarat untuk tidak menyerahkan kas atau aset keuangan
38 lainnya (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya seperti jika

50.14—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 instrumen tersebut berupa kewajiban keuangan). Oleh karena-


2 nya, instrumen keuangan merupakan kewajiban keuangan bagi
3 penerbit, kecuali jika:
4 (a) bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang
5 mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui
6 penyerahan aset keuangan lainnya (atau jika tidak, untuk
7 menyelesaikannya seperti jika instrumen tersebut berupa
8 kewajiban keuangan) tidak sah (not genuine); atau
9 (b) penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan kewajiban-
10 nya secara kas atau melalui penyerahan aset keuangan
11 lainnya (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya seperti
12 jika instrumen tersebut berupa kewajiban keuangan) hanya
13 dalam kondisi penerbit dilikuidasi.
14
15 Opsi Penyelesaian
16
17 22. Ketika instrumen keuangan derivatif memberi
18 kepada satu pihak pilihan cara penyelesaian (misalnya
19 penerbit atau pemegang instrumen dapat memilih
20 penyelesaian secara neto dengan kas atau dengan mem-
21 pertukarkan saham dengan kas), maka instrumen tersebut
22 merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan,
23 kecuali jika seluruh alternatif penyelesaian yang ada
24 menjadikannya sebagai instrumen ekuitas.
25
26 23. Contoh instrumen keuangan derivatif dengan opsi
27 penyelesaian berupa kewajiban keuangan, adalah opsi saham
28 yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan
29 penyelesaiannya secara neto dengan kas atau dengan memper-
30 tukarkan sahamnya dengan sejumlah kas. Serupa dengan itu,
31 sejumlah kontrak untuk membeli atau menjual item non keuangan
32 sebagai pengganti instrumen ekuitas milik entitas termasuk
33 dalam ruang lingkup Pernyataan ini, karena kontrak tersebut
34 dapat diselesaikan, baik dengan penyerahan item non keuangan
35 atau diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen
36 keuangan lainnya (lihat paragraf 4–6). Kontrak tersebut
37 merupakan aset keuangan atau kewajiban keuangan dan bukan
38 merupakan instrumen ekuitas.

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.15—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Instrumen Keuangan Majemuk (Compound Financial


2 Instruments) (lihat juga paragraf PA30 - PA35)
3
4 24. Penerbit instrumen keuangan non derivatif meng-
5 evaluasi persyaratan instrumen keuangannya untuk
6 menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
7 komponen ekuitas dan kewajiban. Komponen-komponen
8 tersebut harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai
9 kewajiban keuangan, aset keuangan, atau instrumen
10 ekuitas sesuai dengan ketentuan dalam paragraf 11.
11
12 25. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen
13 instrumen keuangan yang:
14 (a) menimbulkan kewajiban keuangan bagi entitas; dan
15 (b) memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk
16 mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi
17 instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
18
19 Sebagai contoh, obligasi atau instrumen sejenis yang dapat
20 dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan
21 jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan
22 majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari
23 2 komponen: kewajiban keuangan (perjanjian kontraktual untuk
24 menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya) dan instrumen
25 ekuitas (call option yang memberikan hak pada pemegangnya
26 selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen
27 tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah
28 ditetapkan). Dampak ekonomi dari penerbitan instrumen seperti
29 ini secara substansial sama dengan penerbitan secara simultan
30 instrumen kewajiban yang memiliki ketentuan pelunasan
31 dipercepat dan waran untuk pembelian saham biasa, atau
32 penerbitan instrumen utang yang dilengkapi dengan waran beli
33 saham yang dapat dipisahkan (detachable share purchase
34 warrants). Dengan demikian, dalam semua kasus, entitas
35 menyajikan komponen kewajiban dan ekuitas secara terpisah
36 di dalam neraca.
37
38

50.16—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 26. Pengklasifikasian komponen kewajiban dan ekuitas dari


2 suatu instrumen yang dapat dikonversi tidak diubah sebagai
3 akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi
4 tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi
5 tersebut akan menguntungkan secara ekonomi bagi beberapa
6 pemegangnya. Pemegang instrumen mungkin tidak selalu
7 bertindak sebagaimana yang diperkirakan karena, misalnya
8 konsekuensi pajak yang timbul akibat konversi yang dilakukan
9 mungkin berbeda-beda diantara para pemegang. Selanjutnya,
10 kemungkinan terjadinya konversi akan selalu berubah dari waktu
11 ke waktu. Kewajiban kontraktual entitas untuk melakukan
12 pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga kewajiban
13 tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo instrumen, atau
14 transaksi lainnya.
15
16 27. PSAK 55 (revisi 2006) mengatur hal-hal yang berhu-
17 bungan dengan pengukuran aset dan kewajiban keuangan.
18 Instrumen ekuitas adalah instrumen yang memberikan hak re-
19 sidual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh kewajibannya.
20 Oleh karenanya, ketika nilai tercatat awal suatu instrumen
21 keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan
22 kewajiban, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah
23 nilai sisa dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan
24 dikurangi dengan nilai komponen kewajiban yang ditetapkan
25 secara terpisah. Nilai dari setiap fitur derivatif (seperti call
26 option) yang melekat pada instrumen keuangan majemuk selain
27 komponen ekuitas (seperti opsi konversi ekuitas/equity con-
28 version option) merupakan bagian dari komponen kewajiban.
29 Jumlah nilai tercatat yang dialokasikan pada komponen
30 kewajiban dan ekuitas pada saat pengakuan awal harus selalu
31 sama dengan nilai wajar dari instrumen tersebut secara kese-
32 luruhan. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang timbul dari
33 pengakuan awal komponen-komponen instrumen secara
34 terpisah.
35
36 28. Sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan dalam
37 paragraf 27, penerbit obligasi yang dapat dikonversi menjadi
38 saham biasa pertama kali menentukan nilai tercatat komponen

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.17—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 kewajiban dengan mengukur nilai wajar kewajiban sejenis


2 (termasuk fitur derivatif non ekuitas melekat) yang tidak
3 memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas
4 yang ditunjukan oleh opsi untuk mengkonversi instrumen tersebut
5 menjadi saham biasa, ditetapkan dengan cara mengurangkan
6 nilai wajar kewajiban keuangan dari nilai wajar instrumen
7 keuangan majemuk secara keseluruhan.
8
9 Saham yang Diperoleh Kembali/Saham Treasuri (lihat juga
10 paragraf PA36)
11
12 29. Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekui-
13 tasnya, instrumen-instrumen tersebut (saham treasuri)
14 harus dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugi-
15 an yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau
16 pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat
17 diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut
18 dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan
19 atau oleh anggota lainnya dalam kelompok usaha yang
20 dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima
21 diakui secara langsung dalam ekuitas.
22
23 30. Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara
24 terpisah, baik dalam neraca maupun dalam catatan atas laporan
25 keuangan, sesuai dengan PSAK 1 Penyajian Laporan
26 Keuangan. Jika saham treasuri dibeli dari pihak-pihak yang
27 memiliki hubungan istimewa dengan entitas, maka entitas
28 mengungkapkannya berdasarkan PSAK 7: Pengungkapan
29 Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.
30
31 Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan (lihat juga
32 Paragraf PA37)
33
34 31. Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang
35 berkaitan dengan instrumen keuangan atau komponen
36 yang merupakan kewajiban keuangan diakui sebagai pen-
37 dapatan atau beban dalam laporan laba rugi.Distribusi
38 kepada pemegang instrumen ekuitas didebit oleh entitas

50.18—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 secara langsung pada ekuitas, setelah dikurangi manfaat


2 pajak penghasilan yang terkait. Biaya transaksi yang tim-
3 bul dari transaksi ekuitas, selain biaya penerbitan instru-
4 men ekuitas yang secara langsung dapat diatribusikan
5 pada perolehan badan usaha (yang dalam hal ini dicatat
6 berdasarkan PSAK 22), dicatat sebagai pengurang ekui-
7 tas, setelah dikurangi manfaat pajak penghasilan yang
8 terkait.
9
10 32. Pengklasifikasian instrumen keuangan sebagai kewajib-
11 an keuangan atau instrumen ekuitas menentukan apakah bunga,
12 dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen
13 tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan
14 laba rugi. Jadi, pembayaran dividen atas saham yang sepenuh-
15 nya diakui sebagai kewajiban, diakui sebagai beban sebagaimana
16 pembayaran bunga atas obligasi. Demikian juga, keuntungan
17 dan kerugian yang terkait dengan penebusan atau pembiayaan
18 kembali kewajiban keuangan diakui dalam laporan laba rugi,
19 sedangkan penebusan atau pembiayaan kembali instrumen
20 ekuitas diakui sebagai perubahan ekuitas. Perubahan nilai wajar
21 instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan.
22
23 33. Entitas umumnya membayar berbagai biaya dalam
24 penerbitan atau perolehan kembali instrumen ekuitasnya. Biaya
25 tersebut antara lain berupa biaya registrasi dan komisi lain yang
26 ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum,
27 akuntan, dan penasehat professional lainnya, biaya percetakan
28 dan materai. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas
29 dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah dikurangi manfaat
30 pajak penghasilan terkait), sepanjang biaya tersebut merupakan
31 biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung
32 dengan transaksi ekuitas, namun diabaikan jika tidak dapat
33 diatribusikan secara langsung. Biaya transaksi ekuitas yang
34 diabaikan tersebut diakui sebagai beban.
35
36 34. Biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan
37 instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen
38 kewajiban dan ekuitas dari instrumen secara proporsional dengan

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.19—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 alokasi hasil yang diperoleh. Biaya transaksi yang terkait dengan


2 lebih dari satu transaksi (misalnya biaya yang timbul dari
3 penawaran atas sejumlah saham dan pencatatan saham lainnya
4 secara bersamaan di bursa) dialokasikan pada seluruh transaksi
5 tersebut dengan menggunakan dasar alokasi yang rasional dan
6 konsisten dengan transaksi sejenis.
7
8 35. Jumlah biaya transaksi yang dicatat sebagai pengurang
9 ekuitas dalam suatu periode diungkapkan secara terpisah
10 berdasarkan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan. Jumlah
11 pajak penghasilan terkait yang diakui secara langsung dalam
12 ekuitas dimasukkan dalam jumlah agregat pajak penghasilan
13 periode berjalan dan pajak penghasilan tangguhan yang
14 ditambahkan atau dibebankan pada ekuitas, yang diungkapkan
15 berdasarkan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
16
17 36. Dividen yang diklasifikasikan sebagai beban dapat
18 disajikan dalam laporan laba rugi bersama dengan bunga atas
19 kewajiban lainnya atau disajikan sebagai item yang terpisah.
20 Sebagai tambahan dari ketentuan dalam Pernyataan ini,
21 pengungkapan beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan
22 dalam PSAK 1 dan PSAK 31: Akuntansi Perbankan. Dalam
23 beberapa kondisi, karena adanya perbedaan antara beban bunga
24 dan dividen yang terkait dengan hal-hal seperti pengurangan
25 pajak (tax deductibility), maka akan lebih baik jika keduanya
26 diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi. Pengung-
27 kapan pengaruh pajak dilakukan sesuai dengan PSAK 46.
28
29 37. Keuntungan dan kerugian yang terkait dengan perubah-
30 an nilai tercatat kewajiban keuangan diakui sebagai pendapatan
31 atau beban dalam laporan laba rugi meskipun keduanya
32 berkaitan dengan instrumen yang mengandung hak residual atas
33 aset entitas dalam pertukaran dengan kas atau aset keuangan
34 lainnya (lihat paragraf 14 (b)). Sesuai dengan PSAK 1, entitas
35 menyajikan keuntungan atau kerugian akibat pengukuran
36 kembali instrumen keuangan tersebut secara terpisah dalam
37 laporan rugi laba, jika pemisahan tersebut dianggap relevan untuk
38 menjelaskan uraian kinerja entitas tersebut.

50.20—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Saling hapus antar Aset keuangan dan Kewajiban


2 keuangan (lihat juga paragraf PA38 dan PA39)
3
4 38. Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling
5 hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika,
6 dan hanya jika, entitas:
7 (a) saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
8 melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
9 tersebut; dan
10 (b) berniat untuk menyelesaikan dengan menggunakan
11 dasar neto atau untuk merealisasikan aset dan
12 menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.
13
14 Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang
15 tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka
16 entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuang-
17 an yang ditransfer dan kewajiban terkait (lihat PSAK 55
18 (revisi 2006) paragraf 36).
19
20 39. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan
21 dan kewajiban keuangan menggunakan dasar neto jika penyajian
22 secara neto tersebut mencerminkan arus kas masa datang yang
23 diharapkan entitas dari penyelesaian dua atau lebih instrumen
24 keuangan yang terpisah. Jika entitas memiliki hak untuk
25 menerima atau membayar sejumlah neto tunggal dan berniat
26 untuk merealisasikannya, maka entitas tersebut hanya memiliki
27 satu aset keuangan atau satu kewajiban keuangan. Dalam situasi
28 lain, aset keuangan dan kewajiban keuangan disajikan secara
29 terpisah satu sama lain dan konsisten dengan karakteristik yang
30 dimiliki, baik sebagai sumber daya maupun sebagai kewajiban
31 entitas.
32
33 40. Saling hapus antar aset keuangan dan kewajiban
34 keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto berbeda dengan
35 penghentian pengakuan aset keuangan atau kewajiban
36 keuangan. Sekalipun saling hapus tidak menimbulkan pengakuan
37 keuntungan atau kerugian, penghentian pengakuan instrumen
38 keuangan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya item dari

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.21—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 neraca yang sebelumnya diakui, tetapi juga menimbulkan


2 pengakuan keuntungan atau kerugian.
3
4 41 Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak
5 debitur yang berkekuatan hukum, baik dalam bentuk kontrak
6 maupun cara lainnya, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi
7 seluruh atau sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditor
8 dengan cara membandingkan jumlah yang harus dibayarkan
9 dengan piutang kepada kreditor yang bersangkutan. Dalam
10 situasi yang tidak biasa, debitur memiliki hak secara hukum
11 untuk membandingkan jumlah yang terutang dari pihak ketiga
12 dengan jumlah piutang kepada kreditur sepanjang terdapat
13 kesepakatan antara ketiga pihak yang terlibat yang secara jelas
14 menetapkan hak debitur untuk melakukan saling hapus. Karena
15 hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak yang
16 berkekuatan hukum, maka kondisi yang mendukung pengakuan
17 hak ini dapat berbeda antara satu yurisdiksi hukum dengan
18 yurisdiksi hukum lainnya, dan ketentuan hukum yang berlaku
19 atas hubungan antara pihak yang terlibat perlu dipertimbangkan.
20
21 42. Adanya hak untuk memaksakan saling hapus atas aset
22 keuangan dan kewajiban keuangan mempengaruhi hak dan
23 kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan kewajiban
24 keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas
25 risiko kredit dan risiko likuiditas. Namun demikian, adanya hak
26 tersebut, jika berdiri sendiri, bukan merupakan dasar yang
27 memadai untuk melakukan saling hapus. Jika tidak ada niat
28 untuk melaksanakan hak tersebut atau menyelesaikan secara
29 bersamaan, maka jumlah dan waktu dari arus kas entitas masa
30 datang tidak terpengaruh. Jika entitas berniat untuk melaksana-
31 kan hak atau menyelesaikan secara bersamaan, maka penyajian
32 aset dan kewajiban secara neto akan mencerminkan perkiraan
33 jumlah dan waktu arus kas masa datang secara lebih memadai,
34 demikian juga risiko dari arus kas yang terekspose. Niat oleh
35 satu atau kedua belah pihak untuk menyelesaikan secara neto
36 tanpa hak yang berkekuatan hukum tidaklah memadai untuk
37 membenarkan saling hapus tersebut, karena hak dan kewajiban
38 yang terkait dengan aset keuangan dan kewajiban keuangan

50.22—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 individual tidak berubah.


2
3 43. Niat entitas terkait dengan penyelesaian aset dan
4 kewajiban tertentu dapat dipengaruhi oleh praktik-praktik usaha
5 yang normal, ketentuan di pasar uang dan situasi lainnya yang
6 dapat membatasi kemampuan entitas untuk melakukan
7 penyelesaian secara neto atau penyelesaian secara bersamaan.
8 Jika entitas memiliki hak untuk saling hapus, namun entitas tidak
9 berniat menyelesaikan secara neto atau merealisasikan aset
10 dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan, maka penga-
11 ruh hak tersebut terhadap eksposur risiko kredit entitas
12 diungkapkan sesuai paragraf 72.
13
14 44. Penyelesaian dua instrumen keuangan secara bersa-
15 maan mungkin terjadi melalui, sebagai contoh, operasional
16 lembaga kliring dalam pasar uang yang terorganisir atau
17 pertukaran langsung. Pada situasi seperti ini, akibatnya arus
18 kas akan setara dengan sejumlah neto tunggal dan tidak ada
19 eksposur risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada situasi lain,
20 entitas mungkin menyelesaikan dua instrumen dengan menerima
21 dan membayar dengan jumlah terpisah, yang menyebabkan
22 entitas memiliki eksposur risiko kredit untuk seluruh jumlah aset
23 atau risiko likuiditas untuk seluruh jumlah kewajiban. Eksposur
24 risiko seperti itu mungkin bersifat signifikan sekalipun dalam
25 waktu singkat. Oleh karena itu, realisasi aset keuangan dan
26 penyelesaian kewajiban keuangan diperlakukan sebagai terjadi
27 secara bersamaan hanya jika kedua transaksi terjadi pada saat
28 yang bersamaan.
29
30 45. Kondisi-kondisi yang ditetapkan dalam paragraf 38
31 umumnya tidak dapat dipenuhi dan saling hapus biasanya tidak
32 tepat jika:
33 (a) beberapa instrumen keuangan yang berbeda digunakan
34 untuk meniru fitur-fitur yang terdapat dalam instrumen
35 keuangan tunggal (instrumen sintetis);
36 (b) aset keuangan dan kewajiban keuangan berasal dari
37 instrumen keuangan dengan eksposur risiko utama yang
38 sama (sebagai contoh, aset dan kewajiban dalam portfolio

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.23—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 kontrak forward atau instrumen derivatif lainnya) tetapi


2 melibatkan pihak lawan yang berbeda;
3 (c) aset keuangan atau aset lainnya digadaikan sebagai agunan
4 untuk kewajiban keuangan yang bersifat non recourse;
5 (d) aset keuangan ditempatkan dalam perwalian oleh debitur
6 untuk keperluan pelunasan kewajiban tanpa aset tersebut
7 diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban
8 (sebagai contoh, pembentukan sinking fund); atau
9 (e) Kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menye-
10 babkan kerugian diperkirakan dapat dipulihkan melalui pihak
11 ketiga dengan klaim terhadap kontrak asuransi.
12
13 46. Entitas yang melakukan sejumlah transaksi instrumen
14 keuangan dengan satu pihak lawan mungkin melakukan
15 “kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto” (mas-
16 ter netting arrangement) dengan pihak lawan tersebut. Per-
17 janjian tersebut menetapkan penyelesaian secara neto tunggal
18 untuk seluruh instrumen keuangan yang tercakup dalam
19 perjanjian jika terjadi gagal bayar, atau berakhirnya, salah satu
20 kontrak. Kesepakatan ini umumnya digunakan oleh institusi
21 keuangan untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika terjadi
22 kepailitan atau situasi lain yang menyebabkan pihak lawan tidak
23 dapat memenuhi kewajibannya. Kesepakatan induk untuk
24 menyelesaikan secara neto umumnya menciptakan hak saling
25 hapus yang hanya dapat dipaksakan dan mempengaruhi realisasi
26 atau penyelesaian aset keuangan dan kewajiban keuangan
27 secara individual jika terjadi gagal bayar atau situasi lain yang
28 tidak diperkirakan terjadi dalam situasi bisnis yang normal.
29 Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto tidak
30 dapat dijadikan dasar untuk saling hapus, kecuali kedua kriteria
31 dalam paragraf 38 terpenuhi. Jika aset keuangan dan kewajiban
32 keuangan yang mengikuti kesepakatan induk untuk
33 menyelesaikan secara neto tidak saling hapus, maka dampak
34 kesepakatan tersebut atas eksposur risiko kredit entitas
35 diungkapkan sesuai paragraf 72.
36
37
38

50.24—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 PENGUNGKAPAN
2
3 47. Tujuan dari pengungkapan yang diatur oleh Pernyataan
4 ini adalah untuk menyediakan informasi guna meningkatkan
5 pemahaman mengenai signifikansi instrumen keuangan terhadap
6 posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas, serta membantu
7 penilaian jumlah, waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa
8 datang yang terkait dengan instrumen tersebut.
9
10 48. Transaksi dalam instrumen keuangan mungkin meng-
11 akibatkan entitas menanggung atau mentransfer kepada pihak
12 lain satu atau lebih atas risiko keuangan sebagaimana diuraikan
13 di bawah ini. Pengungkapan yang dipersyaratkan menyediakan
14 informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam
15 menilai tingkat risiko yang terkait dengan instrumen keuangan.
16 (a) Risiko pasar terdiri dari tiga jenis risiko:
17 (i) risiko mata uang adalah risiko fluktuasi nilai instrumen
18 keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata
19 uang asing.
20 (ii) risiko tingkat bunga atas nilai wajar adalah risiko
21 fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan
22 perubahan tingkat bunga pasar.
23 (iii) risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen
24 keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar,
25 terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan
26 oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual
27 atau penerbitnya atau faktor-faktor yang mempenga-
28 ruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar.
29 Risiko pasar tidak hanya mencakup potensi kerugian tapi
30 juga potensi keuntungan.
31 (b) Risiko kredit adalah risiko dimana salah satu pihak atas
32 instrumen keuangan akan gagal memenuhi kewajibannya
33 dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan.
34 (c) Risiko likuiditas (juga dikenal sebagai risiko pendanaan)
35 adalah risiko dimana entitas akan mengalami kesulitan dalam
36 memperoleh dana untuk memenuhi komitmennya terkait
37 dengan instrumen keuangan. Risiko likuiditas mungkin
38 timbul akibat ketidakmampuan entitas untuk menjual aset

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.25—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 keuangan secara cepat dengan harga yang mendekati nilai


2 wajarnya.
3 (d) Risiko tingkat bunga atas arus kas adalah risiko dimana
4 arus kas masa datang suatu instrumen keuangan akan
5 berfluktuasi akibat perubahan tingkat bunga pasar. Pada
6 kasus instrumen utang dengan tingkat bunga mengambang,
7 sebagai contoh, fluktuasi tersebut mengakibatkan
8 perubahan dalam tingkat bunga efektif dari instrumen
9 keuangan, biasanya tanpa diikuti perubahan nilai wajar
10 instrumen tersebut.
11
12 Format, Tempat, dan Kelompok Instrumen Keuangan
13
14 49. Pernyataan ini tidak mengatur format dari informasi
15 yang dipersyaratkan untuk diungkapkan atau tempatnya dalam
16 laporan keuangan. Sepanjang informasi yang dipersyaratkan
17 telah disajikan dalam laporan keuangan, maka tidak perlu
18 disajikan kembali dalam catatan atas laporan keuangan. Peng-
19 ungkapan dapat mencakup kombinasi dari penjelasan secara
20 narasi dan data kuantitatif, sepanjang dianggap sesuai dengan
21 sifat instrumen tersebut serta signifikansinya bagi entitas.
22
23 50. Penentuan tingkat rincian yang diungkapkan mengenai
24 instrumen keuangan tertentu membutuhkan pertimbangan
25 (judgement) dengan memperhatikan signifikansi instrumen
26 tersebut. Adalah penting untuk menyeimbangkan antara
27 pengungkapan rincian informasi secara berlebihan yang mungkin
28 tidak bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan sehingga
29 membebani laporan keuangan dengan pengungkapan informasi
30 secara besaran sehingga mengaburkan informasi penting.
31 Sebagai contoh, ketika entitas merupakan pihak yang terkait
32 dengan sejumlah besar instrumen keuangan yang memiliki
33 karakteristik serupa dan tidak satu pun dari kontrak tersebut
34 yang bersifat material secara individual, maka instrumen
35 keuangan tersebut cukup disajikan dalam bentuk ikhtisar per
36 kelompok instrumen. Di lain pihak, informasi mengenai
37 instrumen keuangan individual mungkin menjadi penting ketika,
38 misalnya, instrumen tersebut merupakan komponen yang ma-

50.26—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 terial dalam struktur permodalan entitas yang bersangkutan.


2
3 51. Manajemen entitas mengklasifikasikan instrumen
4 keuangan dalam beberapa kelompok sesuai sifat dari informasi
5 yang diungkapkan, dengan mempertimbangkan beberapa hal
6 seperti karakteristik instrumen tersebut dan dasar pengukuran
7 yang telah digunakan. Secara umum, pengelompokkan tersebut
8 membedakan item yang diukur pada biaya perolehan atau biaya
9 perolehan yang diamortisasi dari item yang diukur pada nilai
10 wajar. Informasi yang memadai disediakan untuk
11 memungkinkan dilakukannya rekonsiliasi terhadap item yang
12 relevan dalam neraca. Ketika entitas merupakan salah satu
13 pihak dari instrumen keuangan yang tidak termasuk dalam ruang
14 lingkup Pernyataan ini, maka instrumen tersebut membentuk
15 satu atau beberapa kelompok aset keuangan atau kewajiban
16 keuangan yang terpisah dari kelompok instrumen yang termasuk
17 dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Pengungkapan instrumen
18 keuangan tersebut diatur dalam PSAK yang lain.
19
20 Kebijakan Manajemen Risiko dan Aktivitas Lindung Nilai
21
22 52. Entitas menjabarkan tujuan dan kebijakan
23 manajemen risiko keuangannya, termasuk kebijakan
24 lindung nilai atas setiap jenis utama dari prakiraan
25 transaksi dalm hal akuntansi lindung nilai digunakan.
26
27 53. Sebagai tambahan atas penyediaan informasi yang
28 spesifik mengenai saldo dan transaksi tertentu yang terkait
29 dengan instrumen keuangan, entitas menjelaskan sejauh mana
30 instrumen keuangan tersebut digunakan, risiko terkait, dan
31 sasaran usaha yang dicapai. Penjelasan mengenai kebijakan
32 manajemen dalam mengendalikan risiko yang terkait dengan
33 instrumen keuangan harus memuat kebijakan yang menyangkut
34 hal-hal seperti lindung nilai atas eksposur risiko, upaya
35 penghindaran konsentrasi risiko yang berlebihan, dan
36 persyaratan mengenai agunan guna mengurangi risiko kredit.
37 Penjelasan tersebut memberikan tambahan perspektif berharga
38 yang independen terhadap instrumen tertentu yang dimiliki atau

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.27—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 beredar pada waktu tertentu.


2
3 54. Entitas mengungkapkan secara terpisah hal-hal
4 berikut ini untuk lindung nilai yang ditetapkan atas nilai
5 wajar, atas arus kas, dan atas investasi bersih dalam
6 operasi luar negeri (seperti didefinisikan dalam PSAK 55
7 (revisi 2006):
8 (a) penjelasan mengenai lindung nilai;
9 (b) penjelasan mengenai instrumen keuangan yang
10 ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan nilai
11 wajarnya pada tanggal neraca;
12 (c) sifat dari risiko yang dilindung nilai; dan
13 (d) untuk lindung nilai atas arus kas, periode arus kas
14 diperkirakan terjadi, saat arus kas tersebut diper-
15 kirakan mempengaruhi laporan laba rugi, dan
16 penjelasan mengenai setiap prakiraan transaksi yang
17 sebelumnya telah menggunakan akuntansi lindung
18 nilai namun transaksi tersebut tidak diperkirakan
19 akan terjadi lagi.
20
21 55. Jika keuntungan atau kerugian dari instrumen
22 lindung nilai dalam lindung nilai atas arus kas telah diakui
23 secara langsung dalam ekuitas melalui laporan perubahan
24 ekuitas, maka entitas mengungkapkan hal-hal sebagai
25 berikut:
26 (a) jumlah yang telah diakui dalam ekuitas selama
27 periode berjalan;
28 (b) jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas dan
29 dimasukkan dalam laporan laba rugi untuk periode
30 berjalan; dan
31 (c) jumlah yang telah dikeluarkan dari ekuitas selama
32 periode berjalan dan dimasukkan dalam pengukuran
33 awal atas biaya perolehan atau nilai tercatat lainnya
34 dari aset non keuangan atau kewajiban non keuangan
35 dalam prakiraan transaksi yang kemungkinan besar
36 terjadi yang dilindung nilai.
37
38

50.28—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Persyaratan, Kondisi, dan Kebijakan Akuntansi


2
3 56. Untuk setiap kelompok aset keuangan, kewajiban
4 keuangan, dan instrumen ekuitas, entitas mengungkapkan:
5 (a) informasi mengenai cakupan dan sifat instrumen
6 keuangan, termasuk persyaratan dan kondisi yang
7 bersifat signifikan yang dapat mempengaruhi jumlah,
8 waktu, dan tingkat kepastian arus kas di masa datang;
9 dan
10 (b) kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan,
11 termasuk kriteria pengakuan dan dasar pengukuran
12 yang diterapkan.
13
14 57. Sebagai bagian dari pengungkapan kebijakan
15 akuntansi, entitas mengungkapkan, untuk setiap kategori
16 aset keuangannya, apakah pembelian dan penjualan aset
17 keuangan secara reguler dicatat pada tanggal transaksi
18 atau pada tanggal penyelesaian (lihat PSAK 55 (revisi
19 2006), paragraf 38).
20
21 58. Persyaratan dan kondisi kontraktual instrumen
22 keuangan mempengaruhi jumlah, waktu, dan tingkat kepastian
23 penerimaan dan pembayaran kas di masa datang oleh pihak-
24 pihak yang terkait dengan instrumen tersebut. Jika instrumen
25 keuangan bersifat signifikan, baik secara indivual maupun secara
26 kelompok, terhadap posisi keuangan entitas atau hasil operasinya
27 di masa datang, maka seluruh persyaratan dan kondisi instrumen
28 tersebut diungkapkan. Jika tidak ada instrumen yang secara
29 individual signifikan terhadap arus kas entitas di masa datang,
30 maka karakteristik yang penting dari instrumen tersebut
31 dijelaskan dengan mengacu pada kelompok yang tepat dari
32 instrumen sejenis.
33
34 59. Jika instrumen keuangan dimiliki atau diterbitkan oleh
35 entitas, baik secara individual atau sebagai sebuah kelompok,
36 menimbulkan eksposur yang berpotensi signifikan terhadap
37 risiko yang dijelaskan dalam paragraf 48, maka persyaratan
38 dan kondisi yang perlu diungkapkan mencakup:

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.29—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 (a) jumlah pokok, yang ditetapkan, nominal atau jumlah lain


2 yang serupa, yang bagi beberapa instrumen derivatif,
3 seperti interest rate swaps, mungkin merupakan jumlah
4 (disebut juga jumlah nosional) yang menjadi dasar bagi
5 pembayaran di masa datang;
6 (b) tanggal jatuh tempo, tanggal kadaluwarsa atau tanggal
7 pelaksanaan;
8 (c) opsi untuk penyelesaian dipercepat yang dimiliki salah satu
9 pihak dari instrumen tersebut, termasuk periode atau
10 tanggal dimana opsi dapat dilaksanakan dan harga
11 pelaksanaan atau kisaran harga;
12 (d) opsi yang dimiliki salah satu pihak atas instrumen untuk
13 mengkonversi, atau menukarkan instrumen tersebut dengan
14 instrumen keuangan lain atau dengan aset atau kewajiban
15 lain, termasuk periode atau tanggal dimana opsi dapat
16 dilaksanakan, dan rasio konversi atau rasio penukaran;
17 (e) jumlah dan waktu dari penerimaan atau pembayaran kas
18 di masa datang yang dijadualkan atas jumlah pokok
19 instrumen tersebut, termasuk pembayaran angsuran dan
20 dana pelunasan atau ketentuan serupa;
21 (f) tingkat atau jumlah bunga yang ditetapkan, dividen, atau
22 pengembalian lain secara periodik atas jumlah pokok dan
23 waktu pembayaran tersebut;
24 (g) agunan yang dimiliki, dalam hal aset keuangan, atau
25 digadaikan, dalam hal kewajiban keuangan;
26 (h) mata uang yang digunakan untuk penerimaan atau
27 pembayaran, dalam hal arus kas instrumen didenominasi-
28 kan dalam mata uang yang berbeda dari mata uang
29 fungsional entitas;
30 (i) informasi yang dijelaskan dalam item (a) sampai (h) untuk
31 instrumen yang diperoleh melalui pertukaran, dalam hal
32 instrumen yang membutuhkan pertukaran; dan
33 (j) setiap kondisi instrumen atau perjanjian (covenant) terkait,
34 yang jika dilanggar, akan secara signifikan mengubah
35 persyaratan-persyaratan lainnya (sebagai contoh, rasio
36 maksimal utang terhadap ekuitas yang diperkenankan dalam
37 suatu perjanjian obligasi, yang jika dilanggar, akan
38 mengakibatkan jumlah pokok keseluruhan obligasi jatuh

50.30—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 tempo dan harus segera dibayar).


2
3 60. Jika penyajian instrumen keuangan dalam neraca
4 berbeda dari bentuk hukum instrumennya, maka entitas
5 diharapkan menjelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
6 mengenai sifat dari instrumen tersebut.
7
8 61. Manfaat informasi tentang cakupan dan sifat instrumen
9 keuangan akan meningkat jika informasi tersebut menegaskan
10 setiap hubungan antara instrumen individual yang secara
11 signifikan dapat mempengaruhi jumlah, waktu, atau tingkat
12 kepastian arus kas entitas di masa datang. Sebagai contoh,
13 pengungkapan hubungan lindung nilai mungkin sama pentingnya
14 dengan pengungkapan pembelian put option atas investasi
15 saham yang dimiliki entitas. Sejauh mana suatu eksposur risiko
16 dipengaruhi oleh hubungan antara aset dan kewajiban dapat
17 diketahui pengguna laporan keuangan dari beragam jenis
18 informasi yang dijelaskan dalam paragraf 59, namun dalam
19 beberapa situasi dibutuhkan pengungkapan lebih lanjut.
20
21 62. Sesuai PSAK 1, entitas mengungkapkan seluruh
22 kebijakan akuntansi yang signifikan, termasuk prinsip umum
23 yang digunakan dan metode penerapan prinsip tersebut atas
24 transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang terjadi dalam kegiatan
25 usaha entitas. Dalam hal instrumen keuangan, pengungkapan
26 tersebut mencakup:
27 (a) kriteria yang diterapkan untuk menentukan waktu
28 pengakuan aset keuangan atau kewajiban keuangan dan
29 waktu penghentian pengakuan;
30 (b) dasar pengukuran yang diterapkan untuk aset keuangan
31 dan kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal dan
32 setelahnya; dan
33 (c) dasar pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban
34 yang timbul dari aset keuangan dan kewajiban keuangan.
35
36
37
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.31—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Risiko Tingkat Bunga


2
3 63. Untuk setiap klasifikasi aset keuangan dan
4 kewajiban keuangan, entitas mengungkapkan informasi
5 mengenai eksposur risiko tingkat bunga, termasuk:
6 (a) tanggal penyesuaian atau tanggal jatuh tempo
7 kontraktual, mana yang lebih dahulu; dan
8 (b) tingkat bunga efektif, jika memungkinkan.
9
10 64. Entitas menyediakan informasi tentang eksposur atas
11 pengaruh perubahan tingkat bunga yang berlaku dimasa datang.
12 Perubahan tingkat bunga pasar berdampak langsung terhadap
13 arus kas kontraktual yang ditetapkan terkait dengan beberapa
14 aset keuangan dan kewajiban keuangan (cash flow interest
15 rate risk) dan terhadap nilai wajar dari aset keuangan dan
16 kewajiban keuangan lainnya (fair value interest rate risk).
17
18 65. Informasi mengenai tanggal jatuh tempo (atau tanggal
19 penyesuaian jika lebih awal) mengindikasikan masa berlakunya
20 tingkat bunga yang telah ditetapkan dan informasi mengenai
21 tingkat bunga efektif mengindikasikan penetapan tingkat bunga
22 yang ditetapkan tersebut. Pengungkapan informasi ini
23 merupakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
24 mengevaluasi eksposur risiko tingkat bunga atas nilai wajar,
25 dan dengan demikian, potensi keuntungan atau kerugiannya.
26 Untuk instrumen yang disesuaikan terhadap tingkat bunga pasar
27 sebelum jatuh tempo, pengungkapan mengenai periode sampai
28 penyesuaian berikutnya lebih penting dibanding pengungkapan
29 periode jatuh tempo.
30
31 66. Untuk melengkapi informasi mengenai tanggal
32 penyesuaian dan tanggal jatuh tempo kontraktual, entitas dapat
33 memilih untuk mengungkapkan informasi mengenai tanggal
34 penyesuaian dan tanggal jatuh tempo yang diperkirakan, jika
35 tanggal-tanggal tersebut berbeda secara signifikan dari tanggal-
36 tanggal yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai contoh,
37 informasi tersebut mungkin secara khusus relevan jika entitas
38 dapat memprediksi, dengan tingkat keyakinan yang wajar, jumlah

50.32—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 yang harus dibayarkan untuk melunasi pinjaman hipotik


2 berbunga tetap sebelum jatuh temponya, dan entitas
3 menggunakan informasi ini sebagai dasar bagi pengelolaan
4 eksposur risiko tingkat bunga. Informasi tambahan meliputi
5 pengungkapan yang didasarkan kepada ekspektasi manajemen
6 atas peristiwa masa datang dan penjelasan tentang asumsi yang
7 dibuat mengenai tanggal penyesuaian atau tanggal jatuh tempo,
8 serta penjelasan mengapa asumsi tersebut berbeda dari tanggal
9 kontraktual.
10
11 67. Entitas mengindikasikan aset keuangan dan kewajiban
12 keuangan yang:
13 (a) terekspos terhadap risiko tingkat bunga atas nilai wajar,
14 misalnya aset keuangan dan kewajiban keuangan dengan
15 tingkat bunga tetap;
16 (b) terekspos terhadap risiko tingkat bunga atas arus kas,
17 misalnya aset keuangan dan kewajiban keuangan dengan
18 tingkat bunga mengambang yang disesuaikan ketika terjadi
19 perubahan tingkat bunga pasar; dan
20 (c) tidak secara langsung terekspos terhadap risiko tingkat
21 bunga, misalnya beberapa investasi dalam instrumen
22 ekuitas.
23
24 68. Ketentuan dalam paragraf 63 (b) berlaku untuk obligasi,
25 notes, pinjaman, dan instrumen keuangan sejenis yang
26 melibatkan pembayaran di masa datang sebagai bentuk
27 pengembalian investasi pada pemegang dan sebagai biaya bagi
28 penerbit yang mencerminkan nilai waktu dari uang. Ketentuan
29 tersebut tidak berlaku bagi instrumen keuangan seperti investasi
30 dalam instrumen ekuitas dan instrumen derivatif yang tingkat
31 bunga efektifnya tidak dapat ditentukan. Sebagai contoh,
32 meskipun instrumen seperti derivatif tingkat bunga (termasuk
33 swaps, forward rate agreements, dan options) terekspos
34 terhadap risiko nilai wajar atau risiko arus kas yang timbul akibat
35 perubahan tingkat bunga pasar, pengungkapan tingkat bunga
36 efektifnya tidak syaratkan. Sebaliknya, jika entitas menyediakan
37 informasi tingkat bunga efektif, maka entitas harus
38 mengungkapkan pengaruh tingkat bunga tersebut terhadap

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.33—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 eksposur risiko tingkat bunga terkait dengan transaksi lindung


2 nilai, seperti interest rate swaps.
3
4 69. Entitas dapat terekspos risiko tingkat bunga sebagai
5 akibat dari transaksi yang tidak menimbulkan pengakuan aset
6 keuangan atau kewajiban keuangan dalam neraca. Dalam situasi
7 tersebut, entitas mengungkapan informasi yang memungkinkan
8 pengguna laporan keuangan untuk memahami sifat dan cakupan
9 eksposur tersebut. Sebagai contoh, jika entitas memiliki
10 komitmen untuk meminjamkan sejumlah dana dengan tingkat
11 bunga tetap, maka pengungkapan yang dilakukan umumnya
12 meliputi nilai pokok pinjaman, tingkat bunga, dan jangka waktu
13 sampai jatuh tempo terhadap jumlah yang dipinjamkan serta
14 ketentuan signifikan lainnya yang berpengaruh terhadap
15 eksposur risiko tingkat bunga.
16
17 70. Sifat bisnis suatu entitas dan cakupan aktivitas entitas
18 tersebut dalam instrumen keuangan akan menentukan apakah
19 informasi risiko tingkat bunga akan disajikan dalam bentuk narasi,
20 tabel, atau kombinasi dari keduanya. Jika entitas memiliki
21 beragam instrumen keuangan yang terekspos risiko tingkat
22 bunga atas nilai wajar atau risiko tingkat bunga atas arus kas,
23 maka dalam penyajian tersebut entitas dapat menggunakan satu
24 atau lebih pendekatan berikut:
25 (a) Nilai tercatat instrumen keuangan yang terekspos risiko
26 tingkat bunga dapat disajikan dalam bentuk tabel,
27 berdasarkan kelompok jatuh tempo sesuai kontrak atau
28 kelompok yang akan disesuaikan dalam kurun waktu berikut
29 ini setelah tanggal neraca:
30 (i) satu tahun atau kurang;
31 (ii) lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari dua tahun;
32 (iii) lebih dari dua tahun tapi tidak lebih dari tiga tahun;
33 (iv) lebih dari tiga tahun tapi tidak lebih dari empat tahun;
34 (v) lebih dari empat tahun tapi tidak lebih dari lima tahun;
35 dan
36 (vi) lebih dari lima tahun.
37 (b) Jika kinerja entitas dipengaruhi secara signifikan oleh
38 tingkat eksposur risiko tingkat bunga atau perubahan

50.34—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 tingkat eksposur tersebut, maka dianjurkan untuk


2 mengungkapkan informasi yang lebih rinci. Entitas seperti
3 bank dapat mengungkapkan, sebagai contoh, pengelompok-
4 kan secara terpisah untuk nilai tercatat dari instrumen
5 keuangan yang jatuh tempo sesuai kontrak atau akan
6 disesuaikan dalam kurun waktu berikut ini:
7 (i) satu bulan atau kurang setelah tanggal neraca;
8 (ii) lebih dari satu bulan tapi tidak lebih dari tiga bulan
9 setelah tanggal neraca; dan
10 (iii) lebih dari tiga bulan tapi tidak lebih dari dua belas bulan
11 setelah tanggal neraca.
12 (c) Sejalan dengan hal tersebut, entitas dapat mengindikasikan
13 eksposur risiko tingkat bunga atas arus kas melalui tabel
14 yang mengindikasikan nilai tercatat agregat suatu kelompok
15 aset keuangan dan kewajiban keuangan dengan tingkat
16 bunga mengambang yang akan jatuh tempo pada waktu
17 yang bervariasi di masa datang.
18 (d) Informasi tingkat bunga dapat diungkapkan untuk instrumen
19 keuangan individual. Sebagai alternatif, tingkat bunga rata-
20 rata tertimbang atau rentang tingkat bunga dapat disajikan
21 untuk setiap kelompok instrumen keuangan.
22
23 Entitas dapat mengelompokkan secara terpisah kelompok
24 instrumen keuangan yang didenominasikan dalam mata uang
25 yang berbeda atau memiliki risiko kredit yang berbeda secara
26 substansial, jika faktor-faktor tersebut menyebabkan instrumen
27 memiliki tingkat bunga efektif yang berbeda secara substansial.
28
29 71. Dalam situasi tertentu, entitas dapat menyediakan
30 informasi yang berguna mengenai eksposur risiko tingkat bunga
31 dengan cara menjelaskan pengaruh perubahan hipotesis atas
32 tingkat bunga pasar terhadap nilai wajar instrumen keuangan
33 dan keuntungan atau kerugian serta arus kas di masa datang.
34 Informasi tersebut dapat didasarkan pada, sebagai contoh,
35 asumsi perubahan tingkat bunga pasar sebesar satu persen (100
36 basis poin) pada tanggal neraca. Pengaruh perubahan tingkat
37 bunga mencakup perubahan atas pendapatan bunga dan beban
38 bunga yang terkait dengan instrumen keuangan dengan bunga

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.35—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 mengambang serta keuntungan atau kerugian akibat dari


2 perubahan nilai wajar instrumen dengan bunga tetap. Sensitivitas
3 tingkat bunga yang dilaporkan mungkin terbatas pada dampak
4 langsung perubahan tingkat bunga terhadap instrumen keuangan
5 dengan bunga yang diakui pada tanggal neraca, karena dampak
6 tidak langsung perubahan tingkat bunga di pasar uang dan di
7 masing-masing entitas umumnya tidak dapat diprediksi secara
8 handal. Ketika informasi mengenai sensitivitas tingkat bunga
9 ini diungkapkan, entitas harus menjelaskan dasar-dasar yang
10 digunakan dalam menyediakan informasi tersebut, termasuk
11 setiap asumsi signifikan yang digunakan.
12
13 Risiko Kredit
14
15 72. Untuk setiap kelompok aset keuangan dan
16 eksposur kredit lainnya, entitas mengungkapkan informasi
17 mengenai eksposur risiko kredit, termasuk:
18 (a) jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur
19 risiko kredit pada tanggal neraca, tanpa memper-
20 hitungkan nilai wajar dari setiap agunan, dalam hal
21 pihak lawan tidak mampu memenuhi kewajibannya
22 atas instrumen keuangan; dan
23 (b) konsentrasi risiko kredit yang signifikan.
24
25 73. Entitas menyediakan informasi yang terkait dengan risiko
26 kredit untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan menilai
27 sejauh mana dampak kegagalan pihak lawan dalam memenuhi
28 kewajibannya akan mengurangi arus kas masuk di masa datang
29 dari aset keuangan yang diakui pada tanggal neraca atau
30 menimbulkan arus kas keluar akibat eksposur kredit lainnya
31 (seperti credit derivative atau penerbitan jaminan untuk
32 kewajiban pihak ketiga). Kegagalan tersebut menambah jumlah
33 kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi entitas. Paragraf
34 76 tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan penilaian
35 tentang kemungkinan terjadinya kerugian di masa datang.
36
37 74. Tujuan pengungkapan jumlah yang terekspos risiko
38 kredit tanpa mempertimbangkan potensi pengembalian dari

50.36—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 realisasi agunan (maksimum eksposur risiko kredit entitas)


2 adalah:
3 (a) untuk menyediakan pengguna laporan keuangan ukuran
4 yang konsisten atas jumlah yang tereskspos risiko kredit
5 dari aset keuangan dan eksposur kredit lainnya; dan
6 (b) untuk memperhitungkan kemungkinan bahwa eksposur
7 kerugian maksimal mungkin berbeda dari nilai tercatat aset
8 keuangan yang diakui pada tanggal neraca.
9
10 75. Dalam kasus aset keuangan terekspos risiko kredit,
11 nilai tercatat aset pada neraca setelah dikurangi cadangan
12 kerugian, biasanya mencerminkan jumlah yang terekspos risiko
13 kredit. Sebagai contoh, dalam kasus interest rate swap yang
14 dicatat pada nilai wajar, jumlah eksposur kerugian maksimal
15 pada tanggal neraca umumnya adalah sebesar nilai tercatat
16 karena jumlah tersebut mencerminkan biaya perolehan, pada
17 tingkat bunga pasar yang berlaku, sebagai pengganti swap
18 tersebut jika terjadi gagal bayar. Pada situasi seperti ini, tidak
19 diperlukan pengungkapan tambahan melebihi apa yang disajikan
20 dalam neraca. Sebaliknya, potensi kerugian maksimal entitas
21 atas sejumlah instrumen keuangan dapat secara signifikan
22 berbeda dari nilai tercatat instrumen keuangan tersebut atau
23 dari jumlah yang diungkapkan lainnya, seperti nilai wajar atau
24 nilai pokok. Dalam situasi seperti ini, diperlukan pengungkapan
25 tambahan untuk memenuhi ketentuan paragraf 72 (a).
26
27 76. Aset keuangan yang memiliki hak yang berkekuatan
28 hukum untuk melakukan saling hapus dengan kewajiban keuang-
29 an, tidak boleh disajikan dalam neraca secara neto, kecuali
30 penyelesaian akan dilakukan secara neto atau secara bersama-
31 an. Namun demikian, entitas mengungkapkan keberadaan hak
32 secara hukum untuk melakukan saling hapus ketika menyajikan
33 informasi sesuai paragraf 72. Sebagai contoh, ketika entitas
34 berhak menerima hasil dari realisasi aset keuangan sebelum
35 penyelesaian atas kewajiban keuangan yang jumlahnya sama
36 atau lebih dari jumlah yang secara hukum entitas tersebut berhak
37 untuk saling hapus, maka entitas dapat melaksanakan hak saling
38 hapus tersebut untuk menghindari terjadinya kerugian akibat

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.37—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 gagal bayar dari pihak lawan. Namun, jika entitas tersebut me-
2 respon atau akan merespon terjadinya gagal bayar tersebut
3 dengan memperpanjang masa jatuh tempo aset keuangannya,
4 maka eksposur risiko kredit akan terjadi jika persyaratan yang
5 direvisi tersebut mengakibatkan tertundanya waktu penagihan
6 aset keuangan melebihi tanggal penyelesaian kewajiban yang
7 telah ditetapkan. Untuk menginformasikan kepada pengguna
8 laporan keuangan tentang sejauh mana eksposur risiko kredit
9 pada waktu tertentu telah dikurangi, entitas mengungkapkan
10 keberadaan dan pengaruh dari hak untuk saling hapus ketika
11 aset keuangan tersebut diperkirakan dapat ditagih sesuai per-
12 syaratannya. Ketika kewajiban keuangan yang ditetapkan dapat
13 saling hapus, akan diselesaikan mendahului penyelesaian aset
14 keuangannya, maka entitas terekspos pada risiko kredit sejum-
15 lah nilai tercatat dari aset keuangan tersebut jika pihak lawan
16 gagal bayar setelah kewajiban keuangan tersebut diselesaikan.
17
18 77. Entitas dapat menyepakati satu atau lebih kesepakatan
19 induk penyelesaian secara neto untuk mengurangi eksposur
20 terhadap kerugian kredit, namun tidak memenuhi kriteria saling
21 hapus. Jika kesepakatan induk penyelesaian secara neto secara
22 signifikan mengurangi risiko kredit terkait dengan aset keuangan
23 yang tidak saling hapus dengan kewajiban keuangan yang
24 berasal dari pihak lawan yang sama, maka entitas tersebut
25 menyediakan informasi tambahan guna menjelaskan dampak
26 dari kesepakatan tersebut. Pengungkapan yang dilakukan
27 memuat:
28 (a) risiko kredit terkait dengan aset keuangan yang menjadi
29 bagian dari kesepakatan induk penyelesaian secara neto
30 hanya dapat dihapuskan sepanjang kewajiban keuangan
31 pada pihak lawan yang sama akan diselesaikan setelah
32 aset tersebut direalisasi; dan
33 (b) sejauh mana eksposur risiko kredit entitas secara
34 keseluruhan yang telah dikurangi melalui kesepakatan
35 induk penyelesaian secara neto dapat berubah secara
36 substansial dalam periode yang singkat setelah tanggal
37 neraca, karena eksposur tersebut dipengaruhi oleh setiap
38 transaksi yang terkait dengan kesepakatan tersebut.

50.38—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Sangat dianjurkan bagi entitas untuk mengungkapkan per-


2 syaratan kesepakatan induk penyelesaian secara neto untuk
3 menentukan sejauh mana pengurangan risiko kredit.
4
5 78. Entitas dapat terekspos risiko kredit sebagai akibat dari
6 transaksi yang tidak menimbulkan pengakuan aset keuangan
7 dalam neraca, seperti jaminan keuangan atau kontrak kredit
8 derivatif. Penjaminan atas kewajiban pihak lain menciptakan
9 suatu kewajiban dan menyebabkan penjamin terekspos pada
10 risiko kredit yang harus diungkapkan sesuai ketentuan paragraf
11 72.
12
13 79. Konsentrasi risiko kredit diungkapkan jika risiko tersebut
14 tidak muncul dalam pengungkapan yang lain mengenai sifat
15 kegiatan usaha dan posisi keuangan entitas serta mengakibatkan
16 eksposur kerugian yang signifikan jika pihak lawan mengalami
17 gagal bayar. Identifikasi konsentrasi tersebut membutuhkan
18 pertimbangan manajemen dengan memperhatikan situasi dan
19 kondisi entitas dan debiturnya. PSAK 5: Pelaporan Segmen
20 memberi pedoman dalam mengidentifikasi industri dan segmen
21 geografis dalam hal konsentrasi risiko kredit mungkin terjadi.
22
23 80. Konsentrasi risiko kredit dapat terjadi akibat eksposur
24 terhadap satu atau sekelompok debitur yang memiliki
25 karakteristik serupa dimana kemampuan mereka untuk
26 memenuhi kewajibannya diperkirakan akan dipengaruhi oleh
27 perubahan yang serupa dalam ekonomi atau kondisi lainnya.
28 Karakteristik yang dapat menimbulkan konsentrasi risiko meliputi
29 sifat dari aktivitas yang dilakukan oleh debitur, misalnya bidang
30 industri yang mereka jalankan, wilayah geografis tempat mereka
31 beroperasi, dan tingkat manfaat kredit (credit worthiness) dari
32 kelompok peminjam. Sebagai contoh, suatu pabrik peralatan
33 industri minyak dan gas biasanya memiliki piutang dagang dari
34 penjualan produknya, dengan risiko tidak dibayarnya piutang
35 tersebut dipengaruhi oleh perubahan ekonomi dalam industri
36 minyak dan gas. Suatu bank biasanya memberikan pinjaman
37 berskala internasional, dapat memiliki tagihan yang besar kepada
38 negara kurang berkembang dan kondisi ekonomi negara kurang

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.39—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 berkembang tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap


2 kemampuan bank untuk menagih piutang.
3
4 81. Pengungkapan konsentrasi risiko kredit termasuk
5 penjelasan mengenai karakteristik yang terbagi di setiap
6 konsentrasi dan jumlah maksimum eksposur risiko kredit yang
7 terkait dengan seluruh aset keuangan yang membagi
8 karakteristik tersebut.
9
10 Nilai Wajar
11
12 82. Kecuali yang diatur dalam paragraf 86 dan 88,
13 untuk setiap kelompok aset keuangan dan kewajiban
14 keuangan, entitas harus mengungkapkan nilai wajar setiap
15 kelompok aset dan kewajiban tersebut dengan cara yang
16 memungkinkan untuk dapat diperbandingkan dengan nilai
17 tercatat dalam neraca. (PSAK 55 (revisi 2006) memberikan
18 pedoman penentuan nilai wajar).
19
20 83. Informasi nilai wajar digunakan secara luas untuk tujuan
21 bisnis dalam menentukan posisi keuangan entitas secara
22 keseluruhan dan dalam pengambilan keputusan mengenai
23 instrumen keuangan secara individual. Informasi tersebut juga
24 relevan terhadap berbagai keputusan yang diambil pengguna
25 laporan keuangan karena, di beberapa situasi dan kondisi,
26 informasi tersebut mencerminkan pertimbangan pasar keuangan
27 tentang nilai kini atas perkiraan arus kas masa datang yang
28 berasal dari instrumen. Informasi nilai wajar memungkinkan
29 perbandingan dari instrumen keuangan yang memiliki
30 karakteristik ekonomi yang secara substansial serupa, terlepas
31 dari alasan kepemilikan, waktu dan siapa yang menerbitkan
32 dan memperoleh. Nilai wajar merupakan dasar yang netral untuk
33 menilai tanggung jawab manajemen melalui pengindikasian
34 pengaruh keputusannya untuk membeli, menjual, atau memiliki
35 aset keuangan dan untuk menimbulkan, mempertahankan, dan
36 melepaskan kewajiban keuangan. Jika entitas tidak mengukur
37 aset keuangan atau kewajiban keuangan di neraca pada nilai
38 wajar, maka entitas tersebut wajib menyediakan informasi nilai

50.40—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 wajar pada pengungkapan tambahan.


2
3 84. Instrumen keuangan seperti piutang dagang dan utang
4 dagang jangka pendek tidak perlu diungkapkan pada nilai wajar,
5 jika nilai tercatatnya sudah dianggap memadai.
6
7 85. Dalam pengungkapan nilai wajar, entitas
8 mengelompokkan aset keuangan dan kewajiban keuangan ke
9 dalam beberapa kelompok dan menyalinghapuskan aset
10 keuangan dan kewajiban keuangan sepanjang nilai tercatat yang
11 terkait juga saling hapus dalam neraca.
12
13 86. Jika investasi dalam instrumen ekuitas atau derivatif
14 yang terkait dengan instrumen ekuitas tersebut tidak memiliki
15 kuotasi, maka instrumen tersebut diukur pada biaya perolehan
16 berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006) karena nilai wajarnya tidak
17 dapat diukur secara handal, maka fakta ini harus diungkapkan
18 bersamaan dengan penjelasan instrumen keuangan tersebut,
19 nilai tercatatnya, dan penjelasan mengapa nilai wajarnya tidak
20 dapat diukur secara handal, dan jika memungkinkan, kisaran
21 dari estimasi nilai wajar yang paling memungkinkan. Selanjutnya,
22 jika instrumen keuangan yang nilai wajar sebelumnya tidak dapat
23 diukur secara handal dijual, maka nilai tercatat aset keuangan
24 tersebut pada saat penjualan dan jumlah keuntungan atau
25 kerugian yang diakui harus diungkapkan.
26
27 87. Jika investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak
28 memiliki kuotasi atau derivatif yang terkait dengan instrumen
29 ekuitas tersebut diukur pada biaya perolehan berdasarkan PSAK
30 55 (revisi 2006) karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara
31 handal, maka informasi mengenai nilai wajar sebagaimana
32 ditetapkan dalam paragraf 82 dan 89 tidak perlu diungkapkan.
33 Namun, informasi disajikan untuk membantu pengguna laporan
34 keuangan dalam membuat pertimbangan tentang seberapa jauh
35 kemungkinan perbedaan antara nilai tercatat aset keuangan dan
36 kewajiban keuangan tersebut dengan nilai wajarnya. Untuk
37 melengkapi penjelasan mengenai karakteristik utama sejumlah
38 instrumen keuangan yang relevan dengan nilainya dan alasan

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.41—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 untuk tidak mengungkapkan nilai wajarnya, maka informasi


2 mengenai pasar dari instrumen tersebut perlu disajikan. Dalam
3 beberapa kasus, persyaratan dan kondisi instrumen keuangan
4 yang diungkapkan berdasarkan paragraf 56 dapat memberikan
5 informasi yang memadai. Jika terdapat dasar yang masuk akal
6 untuk melakukannya, maka manajemen dapat mengindikasikan
7 pendapat mengenai hubungan antara nilai wajar dengan nilai
8 tercatat aset keuangan dan kewajiban keuangan yang nilai
9 wajarnya tidak dapat ditentukan secara handal.
10
11 88. Sejumlah aset keuangan dan kewajiban keuangan
12 mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (discretion-
13 ary participation) sebagaimana dijelaskan dalam PSAK
14 36: Akuntansi Asuransi Jiwa. Jika entitas tidak dapat
15 mengukur nilai wajar fitur tersebut secara handal, maka
16 entitas mengungkapkan fakta tersebut bersama dengan
17 deskripsi kontrak, nilai tercatat, dan penjelasan mengapa
18 nilai wajar tidak dapat diukur secara handal, dan jika
19 memungkinkan, estimasi kisaran nilai wajar yang paling
20 memungkinkan.
21
22 89. Entitas mengungkapkan:
23 (a) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam
24 menentukan nilai wajar aset keuangan dan kewajiban
25 keuangan secara terpisah untuk masing-masing
26 kelompok aset keuangan dan kewajiban keuangan
27 yang signifikan. (paragraf 51 menyediakan pedoman
28 untuk menentukan pengelompokan aset keuangan).
29 (b) apakah nilai wajar aset keuangan dan kewajiban
30 keuangan ditentukan secara langsung, seluruh atau
31 sebagian, dengan mengacu pada harga kuotasi yang
32 dipublikasikan di pasar aktif atau yang diestimasi
33 menggunakan teknik penilaian (lihat PSAK 55,
34 paragraf PA71 – PA79).
35 (c) apakah laporan keuangan memuat instrumen keuang-
36 an yang diukur pada nilai wajarnya, yang ditetapkan
37 secara keseluruhan atau sebagian, dengan mengguna-
38 kan teknik penilaian berdasarkan asumsi yang tidak

50.42—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 didukung oleh harga pasar atau tingkat bunga pasar


2 yang dapat diobservasi. Jika penggantian salah satu
3 asumsi dengan alternatif yang lebih memungkinkan
4 dapat menyebabkan timbulnya perbedaan nilai wajar
5 yang signifikan, maka entitas menjelaskan fakta ini
6 dan mengungkapkan pengaruh penggunaan asumsi
7 alternatif tersebut atas nilai wajar. Untuk tujuan ini,
8 signifikansi dipertimbangkan berdasarkan keuntung-
9 an atau kerugian dan total aset atau total kewajiban.
10 (d) jumlah keseluruhan perubahan pada nilai wajar yang
11 diestimasi menggunakan teknik penilaian yang diakui
12 dalam laporan laba rugi periode berjalan.
13
14 90. Pengungkapan informasi nilai wajar memuat pengung-
15 kapan mengenai metode yang digunakan dalam menentukan
16 nilai wajar dan asumsi signifikan yang digunakan dalam pelak-
17 sanaannya. Sebagai contoh, entitas mengungkapkan informasi
18 mengenai asumsi yang terkait dengan tingkat bunga pelunasan
19 lebih awal, tingkat estimasi kerugian kredit, dan tingkat bunga
20 atau tingkat diskonto jika asumsi tersebut dianggap signifikan.
21
22 Pengungkapan Lainnya
23
24 Penghentian pengakuan
25
26 91. (a) Entitas mungkin telah mentransfer aset keuangan
27 (lihat paragraf 18 PSAK 55 (revisi 2006)) atau
28 menyepakati suatu jenis kesepakatan sesuai
29 paragraf 19 PSAK 55 (revisi 2006) namun kesepa-
30 katan tersebut tidak memenuhi kualifikasi sebagai
31 transfer aset keuangan. Jika entitas tetap meng-
32 akui seluruh aset atau tetap mengakui aset yang
33 ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelan-
34 jutan dari entitas (lihat PSAK 55 (revisi 2006),
35 paragraf 29 dan 30), maka entitas mengungkap-
36 kan untuk setiap kelompok aset keuangan hal-
37 hal berikut ini:
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.43—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 (i) sifat aset;


2 (ii) sifat risiko dan manfaat atas kepemilikan
3 dalam hal entitas tetap terekspos;
4 (iii) nilai tercatat dari aset dan kewajiban terkait
5 jika entitas tetap mengakui seluruh aset
6 tersebut; dan
7 (iv) total jumlah aset, jumlah aset yang tetap
8 diakui oleh entitas dan nilai tercatat kewajiban
9 terkait, jika entitas tetap mengakui aset
10 sebesar keterlibatan berkelanjutannya.
11
12 Agunan
13 (b) Entitas mengungkapkan nilai tercatat aset
14 keuangan yang digadaikan sebagai agunan atas
15 kewajiban, nilai tercatat aset keuangan yang di-
16 gadaikan sebagai agunan atas kewajiban kontin-
17 jensi, dan (konsisten dengan paragraf 56(a) dan
18 59(g)) setiap persyaratan dan kondisi yang ber-
19 sifat material terkait dengan penggadaian aset
20 sebagai agunan.
21 (c) Jika entitas menerima agunan yang dapat dijual
22 atau digadaikan kembali tanpa didahului
23 wanprestasi dari pemilik agunan tersebut, entitas
24 mengungkapkan:
25 (i) nilai wajar dari agunan yang diterima (aset
26 keuangan dan non keuangan);
27 (ii) nilai wajar dari setiap agunan yang dijual
28 atau digadaikan kembali dan ada tidaknya
29 kewajiban entitas untuk mengembalikan
30 jaminan tersebut; dan
31 (iii) setiap persyaratan dan kondisi yang bersifat
32 material terkait dengan pemanfaatan agunan
33 tersebut oleh entitas (konsisten dengan
34 paragraf 56(a) dan 59(g)).
35
36
37
38

50.44—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Instrumen Keuangan Majemuk dengan Beberapa


2 Derivatif Melekat
3 (d) Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengan-
4 dung komponen kewajiban dan ekuitas (lihat
5 paragraf 24) dan instrumen tersebut memiliki fitur
6 beberapa derivatif melekat yang nilainya saling
7 tergantung satu sama lain (seperti callable con-
8 vertible debt instrument), maka entitas meng-
9 ungkapkan keberadaan fitur tersebut dan tingkat
10 bunga efektif dari komponen kewajiban (tidak
11 termasuk setiap derivatif melekat yang dicatat
12 secara terpisah).
13
14 Aset keuangan dan kewajiban keuangan pada nilai
15 wajar melalui laporan laba rugi (lihat juga paragraf
16 PA40)
17 (e) Entitas mengungkapkan nilai tercatat aset ke-
18 uangan dan kewajiban keuangan yang:
19 (i) diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diper-
20 dagangkan; dan
21 (ii) pada saat pengakuan awal, ditetapkan oleh
22 entitas sebagai aset keuangan dan kewajiban
23 keuangan pada nilai wajar melalui laporan
24 laba rugi (yaitu instrumen keuangan yang
25 tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
26 diperdagangkan).
27
28 (f) Jika entitas menetapkan kewajiban keuangan
29 pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, maka
30 entitas mengungkapkan:
31 (i) jumlah perubahan dari nilai wajar kewajiban
32 keuangan yang tidak dapat diatribusikan
33 pada perubahan tingkat bunga acuan
34 (misalnya LIBOR); dan
35 (ii) selisih antara nilai tercatat kewajiban ke-
36 uangan dengan jumlah kontraktual yang
37 harus dibayarkan entitas saat jatuh tempo
38 kepada kreditur.

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.45—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Reklasifikasi
2 (g) jika entitas mereklasifikasi aset keuangan sebagai
3 instrumen yang diukur pada biaya perolehan atau
4 biaya perolehan yang diamortisasi dan bukan
5 berdasarkan nilai wajar (lihat PSAK 55 (revisi
6 2006), paragraf 54), maka entitas mengungkap-
7 kan alasan reklasifikasi tersebut.
8
9 Laporan Laba Rugi dan Ekuitas
10 (h) Entitas mengungkapkan item yang bersifat ma-
11 terial dari pendapatan, beban, keuntungan dan
12 kerugian yang berasal dari aset keuangan dan
13 kewajiban keuangan, baik merupakan bagian dari
14 laporan laba rugi, maupun sebagai komponen
15 terpisah dari ekuitas. Untuk tujuan ini, pengung-
16 kapan yang dilakukan minimal memuat hal-hal
17 sebagai berikut:
18 (i) total pendapatan bunga dan total beban bunga
19 (yang dihitung menggunakan metode bunga
20 efektif) untuk aset keuangan dan kewajiban
21 keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar
22 melalui laporan laba rugi;
23 (ii) untuk aset keuangan tersedia untuk dijual;
24 jumlah keuntungan atau kerugian yang
25 diakui secara langsung pada ekuitas selama
26 periode berjalan dan jumlah yang telah
27 dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam
28 laporan laba rugi periode tersebut; dan
29 (iii) jumlah pendapatan bunga yang masih akan
30 diterima atas aset keuangan yang mengalami
31 penurunan nilai, sesuai paragraf PA93 PSAK
32 55 (revisi 2006).
33
34 Penurunan Nilai
35 (i) Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah setiap
36 kerugian penurunan nilai yang diakui pada
37 laporan laba rugi untuk aset keuangan, secara
38 terpisah untuk setiap kelompok aset keuangan

50.46—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 yang signifikan (paragraf 51 menyediakan pe-


2 doman bagi penentuan kelompok aset keuangan).
3
4 Wanprestasi dan Pelanggaran
5 (j) Terhadap setiap wanprestasi atas pelunasan
6 pokok, bunga, dana pelunasan, atau ketentuan
7 penebusan kembali yang terjadi selama periode
8 utang kredit yang diakui pada tanggal neraca,
9 dan setiap pelanggaran lain yang terjadi selama
10 periode perjanjian kredit dalam hal pelanggaran
11 tersebut memungkinkan peminjam untuk
12 menuntut pembayaran kembali (kecuali untuk
13 pelanggaran yang telah diatasi atau sebagai
14 respon dari perjanjian kredit yang dinegosiasi
15 ulang, baik pada tanggal neraca maupun sebelum
16 tanggal neraca), maka entitas mengungkapkan
17 hal-hal sebagai berikut:
18 (i) rincian pelanggaran yang terjadi;
19 (ii) jumlah yang diakui pada tanggal neraca
20 terkait dengan utang kredit yang mengalami
21 pelanggaran; dan
22 (iii) terhadap jumlah yang diungkapkan dalam
23 butir (ii), apakah wanprestasi tersebut telah
24 diatasi atau persyaratan utang kredit telah
25 dinegosiasi ulang sebelum tanggal otorisasi
26 penerbitan laporan keuangan.
27
28 92. Untuk tujuan pengungkapan informasi tentang
29 pelanggaran perjanjian kredit yang sesuai dengan paragraf 91
30 (j); utang kredit meliputi instrumen utang dan kewajiban
31 keuangan yang diterbitkan, selain utang usaha jangka pendek
32 yang persyaratan kreditnya bersifat normal. Jika pelanggaran
33 tersebut terjadi selama periode berjalan, dan belum diatasi atau
34 persyaratan utang kredit belum dinegosiasi ulang hingga tanggal
35 neraca, maka dampak pelanggaran terhadap pengelompokan
36 kewajiban sebagai jangka pendek atau jangka panjang
37 ditentukan berdasarkan PSAK 1.
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.47—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Tanggal Efektif
2
3 93. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
4 yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2007. Penerap-
5 an lebih dini dianjurkan. Entitas tidak diperkenankan
6 menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang
7 dimulai sebelum 1 Januari 2008, kecuali jika entitas
8 tersebut juga menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006). Jika
9 entitas menerapkan Pernyataan ini pada periode sebelum
10 1 Januari 2008, maka fakta ini harus diungkapkan.
11
12 94. Pernyataan ini diterapkan secara retrospekif.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

50.48—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Apendiks Pedoman Aplikasi


2
3 Apendiks ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
4 Pernyataan.
5
6 PA1. Pedoman aplikasi ini menjelaskan penerapan aspek-
7 aspek tertentu dari Pernyataan ini.
8
9 PA2. Pernyataan tidak mengatur tentang pengakuan atau
10 pengukuran instrumen keuangan. Ketentuan tentang pengakuan
11 dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan diatur
12 dalam PSAK 55 (revisi 2006) Instrumen Keuangan:
13 Pengakuan dan Pengukuran.
14
15 Definisi (paragraf 7 – 10)
16
17 PA3. Mata uang (kas) adalah aset keuangan karena
18 merupakan alat tukar dan karenanya menjadi dasar bagi
19 pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan
20 keuangan. Setoran tunai pada bank atau institusi keuangan
21 sejenis adalah aset keuangan karena memberikan hak
22 kontraktual bagi deposan untuk memperoleh kas dari institusi
23 tersebut atau untuk melakukan penarikan melalui cek atau
24 instrumen sejenis untuk melunasi kewajiban keuangannya
25 kepada kreditur.
26
27 PA4. Contoh umum aset keuangan yang mencerminkan
28 hak kontraktual untuk menerima sejumlah kas di masa datang
29 serta kewajiban keuangan terkait yang mencerminkan
30 kewajiban kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas di masa
31 datang adalah sebagai berikut:
32 (a) Piutang dagang dan utang dagang;
33 (b) wesel tagih dan wesel bayar;
34 (c) tagihan kredit dan utang kredit; dan
35 (d) piutang obligasi dan utang obligasi.
36
37 Pada setiap kasus, hak kontraktual dari satu pihak untuk
38 menerima (atau kewajiban untuk membayar) sejumlah kas

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.49—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 ditandingkan dengan kewajiban terkait dari pihak lain untuk


2 membayar (atau hak untuk menerima).
3
4 PA5. Bentuk lain dari instrumen keuangan adalah instru-
5 men dengan manfaat ekonomi yang akan diterima atau
6 diserahkan berbentuk aset keuangan selain kas. Sebagai contoh,
7 wesel bayar atas obligasi pemerintah memberi hak kontraktual
8 bagi pemegangnya untuk menerima dan kewajiban kontraktual
9 bagi penerbitnya untuk menyerahkan obligasi pemerintah, bukan
10 kas. Obligasi tersebut adalah aset keuangan karena mencermin-
11 kan kewajiban pemerintah selaku penerbit untuk membayar
12 sejumlah kas. Oleh karena itu wesel bayar tersebut merupakan
13 aset keuangan bagi pemegangnya dan kewajiban keuangan bagi
14 penerbitnya.
15
16 PA6. Instrumen utang perpetual (seperti obligasi perpetual,
17 debentures, dan surat saham (capital notes)) biasanya
18 memberikan hak kontraktual kepada pemegangnya untuk
19 menerima pembayaran bunga setiap tanggal tertentu dan dapat
20 diperpanjang untuk jangka waktu yang tidak terbatas, baik tanpa
21 hak untuk menerima pengembalian pokok utangnya, maupun
22 dengan hak untuk menerima pengembalian pokok utangnya
23 dengan persyaratan pengembalian pokok utang yang sangat
24 sulit atau dalam jangka waktu yang sangat lama dimasa datang.
25 Sebagai contoh, entitas menerbitkan instrumen keuangan yang
26 mewajibkan entitas untuk melakukan pembayaran tahunan untuk
27 jangka waktu tak terbatas, senilai tingkat bunga nominal 8 persen
28 terhadap nilai nominal atau pokok pinjaman sebesar CU 1.000.
29 Dengan mengasumsikan bahwa 8 persen merupakan tingkat
30 bunga pasar dari instrumen tersebut pada saat penerbitan, maka
31 penerbit memiliki kewajiban kontraktual untuk melakukan
32 sejumlah pembayaran bunga di masa datang yang nilai wajarnya
33 (nilai kini) sama dengan CU 1.000 pada pengakuan awal.
34 Pemegang instrumen memiliki aset keuangan dan penerbit
35 instrumen memiliki kewajiban keuangan.
36
37
38

50.50—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 PA7. Hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima,


2 menyerahkan atau mempertukarkan instrumen keuangan
3 merupakan suatu instrumen keuangan. Suatu rangkaian hak
4 atau kewajiban kontraktual memenuhi definisi instrumen
5 keuangan apabila hak atau kewajiban tersebut pada akhirnya
6 akan menyebabkan terjadinya penerimaan atau pembayaran
7 kas atau menyebabkan perolehan atau penerbitan instrumen
8 ekuitas.
9
10 PA8. Kemampuan untuk melaksanakan hak kontraktual
11 atau persyaratan pemenuhan kewajiban kontraktual dapat
12 bersifat absolut atau bersifat kontinjen atas terjadinya suatu
13 peristiwa di masa datang. Sebagai contoh, jaminan keuangan
14 merupakan hak kontraktual bagi pemberi pinjaman untuk
15 menerima sejumlah kas dari penjamin, dan kewajiban
16 kontraktual terkait dari penjamin untuk membayar pemberi
17 pinjaman, jika penerima pinjaman wanprestasi. Hak dan
18 kewajiban kontraktual timbul akibat transaksi atau peristiswa
19 masa lalu (dengan asumsi terdapat penjaminan), meskipun
20 kemampuan pemberi pinjaman untuk melaksanakan haknya dan
21 keharusan penjamin untuk memenuhi kewajibannya bersifat
22 kontinjen atas kejadian wanprestasi oleh penerima pinjaman
23 dimasa datang. Hak dan kewajiban yang bersifat kontinjen
24 memenuhi definisi aset dan kewajiban keuangan, meskipun aset
25 dan kewajiban tersebut tidak selalu diakui dalam laporan
26 keuangan. Beberapa hak dan kewajiban kontinjen mungkin
27 merupakan kontrak asuransi dalam ruang lingkup PSAK 36
28 dan PSAK 28.
29
30 PA9. Berdasarkan PSAK 30: Sewa, suatu sewa pembiaya-
31 an pada dasarnya merupakan hak lessor untuk menerima, dan
32 kewajiban lessee untuk membayar, serangkaian pembayaran
33 yang secara substansial sama dengan pembayaran pokok dan
34 bunga sesuai dengan perjanjian pinjaman. Lessor mencatat
35 investasinya sejumlah piutang sewa dan bukan sebesar nilai
36 aset yang disewakan. Di lain pihak, dalam sewa biasa, pada
37 dasarnya merupakan kontrak yang belum diselesaikan yang
38 mengharuskan lessor menyediakan penggunaan aset dimasa

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.51—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 datang sebagai pertukaran atas penerimaan imbalan dari


2 penyediaan jasa. Lessor tetap mencatat sebesar nilai aset yang
3 disewakan dan bukan sejumlah piutang sewa yang akan diterima
4 dimasa datang. Oleh karena itu, sewa pembiayaan merupakan
5 instrumen keuangan, sedangkan sewa biasa bukan merupakan
6 instrumen keuangan (kecuali untuk pembayaran berkala yang
7 saat ini jatuh tempo dan terutang).
8
9 PA10. Aset berwujud (seperti persediaan, properti, pabrik
10 dan peralatan), aset yang disewakan dan aset tak berwujud
11 (seperti paten dan trademark) bukan merupakan aset
12 keuangan. Pengendalian atas aset berwujud dan tak berwujud
13 menciptakan peluang untuk memperoleh arus kas masuk atau
14 aset keuangan lainnya, namun pengendalian tersebut tidak
15 menimbulkan hak pada saat ini untuk menerima kas atau aset
16 keuangan lainnya.
17
18 PA11. Aset (seperti beban dibayar dimuka), yang mem-
19 berikan manfaat ekonomi di masa datang berupa penerimaan
20 barang atau jasa, dan bukan berupa hak untuk menerima kas
21 atau aset keuangan lainnya, bukan merupakan aset keuangan.
22 Demikian juga, item seperti pendapatan ditangguhkan dan
23 sebagian besar kewajiban garansi bukan merupakan kewajiban
24 keuangan, karena arus keluar dari manfaat ekonomi yang terkait
25 dengan pendapatan ditangguhkan dan kewajiban garansi
26 tersebut berupa penyerahan barang dan jasa dan bukan
27 kewajiban kontraktual untuk membayar secara kas atau melalui
28 penyerahan aset keuangan lain.
29
30 PA12. Kewajiban atau aset non kontraktual (seperti pajak
31 penghasilan yang timbul akibat peraturan pemerintah) bukan
32 merupakan kewajiban keuangan atau aset keuangan. Akuntansi
33 pajak penghasilan dijelaskan dalam PSAK 46: Akuntansi Pajak
34 Penghasilan. Demikian juga, kewajiban konstruktif, sebagai-
35 mana didefinisikan dalam PSAK 57: Kewajiban Diestimasi,
36 Kewajiban Kontinjensi, dan Aktiva Kontinjensi, tidak ber-
37 asal dari kontrak dan bukan merupakan kewajiban keuangan.
38

50.52—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Instrumen Ekuitas
2
3 PA13. Contoh dari instrumen ekuitas meliputi saham biasa
4 yang tidak dapat dijual kembali (non puttable ordinary shares),
5 beberapa jenis saham preferen (lihat paragraf PA25 dan PA26),
6 waran atau penerbitan call options yang memungkinkan
7 pemegangnya untuk memesan atau membeli pada entitas
8 penerbit sejumlah tertentu saham biasa yang tidak dapat dijual
9 kembali dengan menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
10 keuangan lain. Kewajiban entitas untuk menerbitkan atau
11 membeli sejumlah tertentu instrumen ekuitasnya dengan
12 mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
13 merupakan instrumen ekuitas entitas. Namun, jika kontrak
14 tersebut mengandung kewajiban bagi entitas untuk menyerahkan
15 kas atau aset keuangan lain sebagai pembayaran, maka kontrak
16 tersebut menimbulkan kewajiban sebesar nilai kini dari jumlah
17 penebusan (lihat paragraf PA27(a)). Penerbit saham biasa yang
18 tidak dapat dijual kembali mengakui timbulnya kewajiban ketika
19 penerbit telah bertindak secara formal untuk melakukan distribusi
20 dan menjadi berkewajiban secara hukum kepada pemegang
21 saham untuk melaksanakannya. Hal ini bisa terjadi setelah
22 deklarasi dividen atau ketika entitas mengakhiri operasinya dan
23 setiap aset yang tersisa setelah pelunasan seluruh kewajibannya
24 didistribusikan kepada pemegang saham.
25
26 PA14. Pembelian call option atau kontrak serupa lainnya
27 oleh entitas yang memberi hak untuk memperoleh kembali
28 sejumlah tertentu instrumen ekuitas miliknya dengan
29 menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
30 bukan merupakan aset keuangan entitas. Namun, setiap jumlah
31 yang dibayarkan atas kontrak tersebut dikurangkan dari ekuitas.
32
33 Instrumen Keuangan Derivatif
34
35 PA15. Instrumen keuangan mencakup instrumen utama
36 (seperti piutang, utang, dan instrumen ekuitas) dan instrumen
37 keuangan derivatif (seperti financial options, futures dan for-
38 wards, interest rate swaps dan currency swaps). Instrumen

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.53—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 keuangan derivatif memenuhi definisi instrumen keuangan dan


2 dengan demikian termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan
3 ini.
4
5 PA16. Instrumen keuangan derivatif menimbulkan hak dan
6 kewajiban yang mengakibatkan pemindahan diantara pihak-
7 pihak yang terkait dengan instrumen keuangan derivatif tersebut,
8 satu atau lebih risiko finansial yang melekat (inherent) pada
9 instrumen keuangan utama. Pada saat penerbitannya, instrumen
10 keuangan derivatif memberi hak kontraktual pada satu pihak
11 untuk menukarkan aset atau kewajiban keuangan kepada pihak
12 lain saat kondisi secara potensial menguntungkan, atau
13 menimbulkan kewajiban kontraktual untuk menukarkan aset atau
14 kewajiban keuangan kepada pihak lain saat kondisi secara
15 potensial tidak menguntungkan. Namun, umumnya*) instrumen
16 derivatif tersebut tidak mengakibatkan terjadinya pemindahan
17 atas instrumen keuangan utama, baik pada saat penerbitan
18 kontrak maupun pada saat jatuh tempo kontrak. Sejumlah
19 instrumen sekaligus mengandung hak dan kewajiban untuk
20 melakukan pertukaran. Karena persyaratan bagi pelaksanaan
21 pertukaran ditetapkan pada saat penerbitan instrumen derivatif,
22 maka sejalan dengan perubahan harga pada pasar uang,
23 persyaratan tersebut dapat berubah menjadi menguntungkan
24 atau tidak menguntungkan.
25
26 PA17. Put options atau call options untuk memper-
27 tukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan (yaitu
28 instrumen keuangan selain instrumen ekuitas milik entitas)
29 memberi hak kepada pemegangnya untuk memperoleh potensi
30 manfaat ekonomis di masa datang yang terkait dengan
31 perubahan pada nilai wajar instrumen keuangan yang mendasari
32 kontrak. Sebaliknya, pihak penerbit opsi berkewajiban untuk
33 melepaskan potensi manfaat ekonomi yang mungkin diper-
34
35 *)Hal ini hampir selalu benar, namun tidak untuk seluruh derivatif,
36 sebagai contoh pada beberapa cross currency interest rate
37 swaps, jumlah pokok dipertukarkan pada saat penerbitan (dan
38 dipertukarkan kembali pada saat jatuh tempo).

50.54—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 olehnya di masa datang atau menanggung potensi kerugian atas


2 manfaat ekonomi tersebut akibat perubahan pada nilai wajar
3 instrumen keuangan yang mendasari. Hak kontraktual pemegang
4 opsi memenuhi definisi aset keuangan dan kewajiban kontraktual
5 penerbit opsi memenuhi definisi kewajiban keuangan. Instrumen
6 keuangan yang mendasari kontrak opsi dapat berupa aset
7 keuangan, termasuk penyertaan pada entitas lain, dan instrumen
8 dengan bunga. Suatu opsi dapat mensyaratkan penerbitnya untuk
9 menerbitkan instrumen utang, dan bukan mentransfer aset
10 keuangannya, namun instrumen yang mendasari opsi akan
11 menjadi aset keuangan pemegang opsi apabila opsi
12 dilaksanakan. Hak pemegang opsi untuk mempertukarkan aset
13 keuangan saat kondisi yang ada berpotensi menguntungkan
14 dirinya, dan kewajiban penerbit opsi untuk mempertukarkan aset
15 keuangan saat kondisi yang ada berpotensi tidak menguntungkan
16 dirinya berbeda dari aset keuangan yang mendasari yang akan
17 dipertukarkan ketika opsi dilaksanakan. Karakteristik hak
18 pemegang opsi dan kewajiban penerbit opsi tidak dipengaruhi
19 oleh kemungkinan digunakan atau tidaknya opsi tersebut.
20
21 PA18. Contoh lain mengenai instrumen keuangan derivatif
22 adalah kontrak forward yang harus diselesaikan dalam waktu
23 enam bulan, dalam hal salah satu pihak (pembeli) berjanji untuk
24 menyerahkan CU1.000.000 secara kas dan menerima obligasi
25 pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal CU1.000.000,
26 dan pihak lawan (penjual) berjanji akan menyerahkan obligasi
27 pemerintah berbunga tetap dengan nilai nominal CU1.000.000
28 atas kas CU1.000.000 yang diterimanya. Selama enam bulan
29 tersebut, kedua pihak memiliki hak kontraktual dan kewajiban
30 kontraktual untuk saling mempertukarkan instrumen
31 keuangannya. Jika harga pasar obligasi pemerintah tersebut
32 melebihi CU1.000.000, maka kondisi tersebut akan mengun-
33 tungkan bagi pihak pembeli dan tidak menguntungkan bagi pihak
34 penjual; dampak sebaliknya akan terjadi jika harga pasar obligasi
35 pemerintah tersebut kurang dari CU1.000.000. Pihak pembeli
36 memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang serupa dengan
37 hak yang berasal dari pembelian call option yang dimiliki dan
38 kewajiban kontraktual (kewajiban keuangan) yang serupa

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.55—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan put option;


2 Pihak penjual memiliki hak kontraktual (aset keuangan) yang
3 serupa dengan hak yang berasal dari put option yang dimiliki
4 dan kewajiban kontraktual (kewajiban keuangan) yang serupa
5 dengan kewajiban yang berasal dari penerbitan opsi beli. Seperti
6 yang berlaku pada opsi, hak dan kewajiban kontraktual
7 merupakan aset keuangan dan kewajiban keuangan yang ter-
8 pisah dan berbeda dari instrumen keuangan yang mendasarinya
9 (obligasi dan kas yang akan dipertukarkan). Kedua pihak yang
10 terikat dalam kontrak forward berkewajiban untuk memenuhi
11 komitmen mereka pada tanggal yang disepakati, sementara pada
12 kontrak opsi, hal tersebut hanya terjadi jika dan ketika pemegang
13 opsi memilih untuk melaksanakan opsinya.
14
15 PA19. Banyak jenis lain dari instrumen derivatif mengan-
16 dung hak atau kewajiban untuk melakukan pertukaran di masa
17 datang, termasuk interest rate dan currency swap, interest
18 rate caps, collar and floor, loan commitments, note issu-
19 ance facilities, dan letter of credit. Suatu kontrak interest
20 rate swap dapat dianggap sebagai variasi dari kontrak for-
21 ward, di mana seluruh pihak setuju untuk melakukan satu
22 rangkaian pertukaran uang kas di masa datang, dalam hal satu
23 jumlah kas dihitung berdasarkan tingkat bunga mengambang
24 dan jumlah kas yang lain dihitung berdasarkan tingkat bunga
25 tetap. Futures contracts merupakan variasi lain dari kontrak
26 forward, dengan perbedaan utamanya bahwa kontrak future
27 sudah distandarisasi dan diperdagangkan di bursa.
28
29 Kontrak untuk Membeli atau Menjual Item Non
30 Keuangan (paragraf 4–6)
31
32 PA20. Kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan
33 tidak memenuhi definisi instrumen keuangan karena hak
34 kontraktual dari salah satu pihak untuk menerima aset atau jasa
35 non keuangan dan kewajiban terkait dari pihak lainnya tidak
36 menimbulkan hak atau kewajiban pada saat ini bagi kedua pihak,
37 baik untuk menerima, menyerahkan, maupun mempertukarkan
38 aset keuangan. Contoh, kontrak yang penyelesaiannya hanya

50.56—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 dapat dilakukan melalui penerimaan atau penyerahan item non


2 keuangan (misalnya opsi, kontrak futures atau kontrak for-
3 ward atas perak) bukan merupakan instrumen keuangan.
4 Umumnya kontrak komoditi seperti ini. Sebagian kontrak
5 tersebut bentuknya telah distandarisasi dan diperdagangkan di
6 bursa seperti layaknya instrumen keuangan derivatif. Sebagai
7 contoh, sebuah kontrak commodity futures dapat diperjualbeli-
8 kan sewaktu-waktu secara kas karena telah dicatatkan untuk
9 diperdagangkan di bursa dan dapat berpindah tangan berkali-
10 kali. Namun pihak yang menjual dan membeli kontrak se-
11 sungguhnya memperdagangkan komoditas yang mendasarinya.
12 Kemampuan untuk membeli atau menjual suatu kontrak
13 komoditas secara kas, kemudahan untuk memperjualbelikannya,
14 dan kemungkinan untuk menegosiasikan penyelesaian kewajiban
15 secara kas menjadi penerimaan atau penyerahan komoditas
16 tidak mengubah karakter fundamental kontrak yang dapat
17 menjadikannya sebagai instrumen keuangan. Namun, beberapa
18 kontrak untuk membeli atau menjual item non keuangan dapat
19 diselesaikan secara neto atau melalui pertukaran instrumen
20 keuangan, atau jika item non keuangan dimaksud dapat sewaktu-
21 waktu dikonversi menjadi kas, maka kontrak tersebut masuk
22 dalam ruang lingkup pernyataan ini dan diperlakukan sebagai
23 instrumen keuangan (lihat paragraf 8).
24
25 PA21. Suatu kontrak yang melibatkan penerimaan atau
26 penyerahan aset berwujud bukan merupakan aset keuangan
27 bagi salah satu pihak dan kewajiban keuangan bagi pihak lainnya,
28 kecuali jika pembayaran yang terkait dengan kontrak tersebut
29 dilakukan setelah tanggal penyerahan aset berwujud. Contohnya
30 adalah pembelian atau penjualan barang secara kredit.
31
32 PA22. Beberapa kontrak adalah kontrak yang dikaitkan
33 dengan komoditas, namun tidak mencakup penyelesaian melalui
34 penerimaan atau penyerahan komoditas secara fisik. Penye-
35 lesaian kontrak tersebut dilakukan secara kas yang nilainya
36 ditentukan sesuai dengan formula tertentu dalam kontrak, dan
37 bukan nilai pembayaran tunai yang telah ditetapkan sebelumnya.
38 Sebagai contoh, nilai pokok suatu obligasi dapat dihitung dengan

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.57—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 menggunakan harga pasar minyak saat obligasi jatuh tempo


2 dikalikan dengan sejumlah kuantitas minyak yang telah ditetap-
3 kan. Nilai pokok obligasi tersebut diindeks dengan menggunakan
4 referensi harga sebuah komoditi, namun penyelesaiannya hanya
5 dilakukan secara kas. Kontrak semacam ini merupakan
6 instrumen keuangan.
7
8 PA23. Definisi dari instrumen keuangan juga mencakup
9 kontrak yang menimbulkan aset non keuangan atau kewajiban
10 non keuangan disamping aset keuangan atau kewajiban
11 keuangan. Instrumen keuangan seperti ini seringkali memberi
12 satu pihak suatu opsi untuk menukarkan aset keuangan dengan
13 aset non keuangan. Sebagai contoh, sebuah obligasi yang
14 dikaitkan dengan minyak (oil linked bond) dapat memberi hak
15 kepada pemegangnya untuk menerima secara berkala pem-
16 bayaran bunga yang nilainya telah ditetapkan dan sejumlah kas
17 pada saat jatuh tempo yang nilainya sudah ditetapkan, dengan
18 opsi untuk menukarkan nilai pokok obligasi tersebut dengan
19 minyak yang kuantitasnya telah ditetapkan. Keinginan untuk
20 melaksanakan opsi ini akan berbeda dari waktu ke waktu
21 tergantung pada perbandingan antara nilai wajar minyak dengan
22 rasio pertukaran antara kas dan minyak (harga pertukaran) yang
23 sudah ditetapkan dalam obligasi. Niat pemegang obligasi
24 sehubungan dengan pelaksanaan opsi tersebut tidak mem-
25 pengaruhi substansi komponen aset tersebut. Aset keuangan
26 bagi pemegang obligasi dan kewajiban keuangan bagi penerbit
27 menjadikan obligasi sebagai instrumen keuangan, terlepas dari
28 bentuk lain atas aset dan kewajiban yang terbentuk.
29 PA24. Meskipun Pernyataan ini tidak dikembangkan untuk
30 diterapkan atas kontrak komoditas atau kontrak lainnya yang
31 tidak memenuhi definisi instrumen keuangan atau ketentuan
32 paragraf 8, namun entitas dapat menggunakan berbagai
33 ketentuan pengungkapan yang relevan dari Pernyataan ini untuk
34 kontrak tersebut.
35
36
37
38

50.58—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Penyajian
2
3 Kewajiban dan Ekuitas (paragraf 11 – 13)
4
5 Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahkan Kas
6 atau Aset keuangan lainnya (Paragraf 13 – 16)
7
8 PA25. Saham preferen dapat diterbitkan dengan berbagai
9 jenis hak. Dalam menentukan apakah saham preferen merupa-
10 kan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas, penerbit menilai
11 hak-hak tertentu yang melekat pada saham untuk menentukan
12 apakah saham tersebut memiliki karakteristik fundamental suatu
13 kewajiban keuangan. Sebagai contoh, saham preferen yang
14 memiliki hak untuk menebus saham tersebut pada tanggal yang
15 telah ditetapkan atau pada tanggal yang dipilih oleh pemegang-
16 nya mengandung kewajiban keuangan karena penerbit ber-
17 kewajiban menyerahkan aset keuangan pada pemegang saham.
18 Potensi ketidakmampuan penerbit dalam memenuhi kewajiban-
19 nya untuk menebus saham preferen tersebut sesuai dengan
20 kontrak, baik disebabkan karena tidak tersedianya dana, atau
21 karena dibatasi peraturan perundang-undangan, atau karena
22 tidak memadainya laba atau cadangan, tidak membatalkan
23 kewajibannya tersebut. Suatu opsi bagi penerbit untuk menebus
24 saham secara kas tidak memenuhi definisi suatu kewajiban
25 keuangan karena penerbit tidak memiliki kewajiban saat ini untuk
26 mentransfer aset keuangan kepada pemegang saham. Dalam
27 kasus ini, penebusan saham sepenuhnya didasarkan pada ke-
28 bijakan penerbit. Namun demikian, suatu kewajiban dapat timbul
29 ketika penerbit saham melaksanakan opsi yang dimilikinya,
30 biasanya dengan pemberitahuan formal kepada pemegang
31 saham tentang niat untuk menebus saham-saham tersebut.
32
33 PA26. Ketika saham preferen adalah saham yang tidak
34 dapat ditebus, maka pengklasifikasian yang sesuai ditentukan
35 berdasarkan hak lain yang melekat padanya. Klasifikasi
36 didasarkan pada penilaian atas substansi perjanjian kontraktual
37 dan definisi dari suatu kewajiban keuangan dan instrumen
38 ekuitas. Jika pembagian dividen kepada pemegang saham pre-

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.59—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 feren, apakah bersifat kumulatif atau non kumulatif, sepenuhnya


2 didasarkan pada kebijakan penerbit, maka saham tersebut
3 merupakan instrumen ekuitas. Pengklasifikasian saham preferen
4 sebagai instrumen ekuitas atau kewajiban keuangan tidak
5 dipengaruhi oleh, contohnya:
6 (a) sejarah pembagian dividen;
7 (b) niat untuk melakukan pembagian dividen di masa datang;
8 (c) dampak negatif yang mungkin timbul pada harga saham
9 biasa, jika penerbit memutuskan tidak membagikan dividen
10 (karena adanya ketentuan yang membatasi pembayaran
11 dividen pada saham biasa jika saham preferen tidak
12 mendapatkan dividen);
13 (d) jumlah cadangan penerbit;
14 (e) ekspektasi penerbit tentang besarnya laba atau rugi pada
15 suatu periode;
16 (f) kemampuan atau ketidakmampuan penerbit untuk
17 mempengaruhi jumlah laba atau rugi pada suatu periode.
18
19 Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas milik Entitas
20 (paragraf 17–20)
21
22 PA27. Contoh berikut mengilustrasikan bagaimana
23 mengklasifikasikan berbagai jenis kontrak atas instrumen ekuitas
24 milik entitas:
25 (a) Sebuah kontrak yang akan diselesaikan dengan entitas
26 menerima atau menyerahkan sejumlah tertentu saham
27 miliknya tanpa pembayaran di masa datang, atau dengan
28 mempertukarkan sejumlah tertentu saham miliknya dengan
29 sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lainnya,
30 merupakan instrumen ekuitas. Dengan demikian, setiap
31 pembayaran yang diterima atau dibayarkan atas kontrak
32 tersebut ditambahkan atau dikurangkan secara langsung
33 dari ekuitas. Sebagai contoh adalah diterbitkannya opsi
34 saham yang memberikan hak kepada pihak lawan untuk
35 membeli sejumlah tertentu saham entitas dengan
36 menyerahkan sejumlah tertentu kas. Namun, jika kontrak
37 tersebut mensyaratkan entitas untuk membeli kembali
38 (menebus) saham miliknya secara kas atau dengan aset

50.60—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 keuangan lainnya pada tanggal yang telah ditetapkan atau


2 tanggal yang dapat ditentukan sebelumnya, atau sesuai
3 keinginan, maka entitas juga mengakui kewajiban keuangan
4 sebesar nilai kini dari jumlah penebusan. Sebagai contoh
5 adalah kewajiban entitas dalam kontrak forward untuk
6 membeli kembali sejumlah tertentu saham miliknya dengan
7 sejumlah tertentu kas.
8 (b) Kewajiban sebuah entitas untuk membeli kembali
9 sahamnya secara kas menimbulkan kewajiban keuangan
10 sebesar nilai kini dari jumlah penebusan, sekalipun jika
11 jumlah saham yang harus dibeli kembali tersebut tidak
12 ditetapkan atau sekalipun jika kewajiban tersebut bersifat
13 kondisional tergantung apakah pihak lawan melaksanakan
14 haknya untuk memperoleh penebusan. Sebagai contoh dari
15 kewajiban bersyarat adalah opsi yang diterbitkan yang
16 mensyaratkan entitas untuk membeli kembali sahamnya
17 secara kas jika pihak lawan melaksanakan opsinya.
18 (c) Kontrak yang akan diselesaikan secara kas atau dengan
19 aset keuangan lainnya merupakan aset keuangan atau
20 kewajiban keuangan sekalipun jika jumlah kas atau aset
21 keuangan lainnya yang akan diterima atau diserahkan
22 didasarkan pada perubahan harga pasar dari saham milik
23 entitas. Sebagai contoh adalah opsi saham untuk diselesai-
24 kan secara neto dengan kas.
25 (d) Kontrak yang akan diselesaikan dengan saham milik entitas
26 yang jumlahnya variabel, yang bernilai sama dengan jumlah
27 yang telah ditetapkan atau sama dengan suatu jumlah yang
28 didasarkan pada perubahan variabel yang mendasarinya
29 (misalnya harga suatu komoditas), merupakan aset
30 keuangan atau kewajiban keuangan. Sebagai contoh adalah
31 opsi yang diterbitkan untuk membeli emas, yang apabila
32 dilaksanakan, akan diselesaikan secara neto dengan
33 instrumen milik entitas dengan entitas menyerahkan
34 sejumlah instrumen yang nilainya sama dengan nilai kontrak
35 opsi. Kontrak semacam ini merupakan aset keuangan atau
36 kewajiban keuangan sekalipun variabel yang mendasarinya
37 adalah harga saham milik entitas tersebut dan bukan harga
38 emas. Serupa dengan itu, kontrak yang akan diselesaikan

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.61—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 dengan sejumlah tertentu saham milik entitas, namun hak-


2 hak yang melekat pada saham tersebut akan divariasikan
3 sehingga nilai penyelesaiannya sama dengan suatu jumlah
4 tertentu atau suatu jumlah yang didasarkan pada perubahan
5 variabel yang mendasarinya, merupakan aset keuangan
6 atau kewajiban keuangan.
7
8 Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi (paragraf 21)
9
10 PA28. Paragraf 21 mensyaratkan bahwa jika salah satu
11 bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang dapat
12 mensyaratkan penyelesaian secara kas atau melalui penyerahan
13 aset keuangan lainnya (atau dengan cara lain yang
14 mengakibatkan instrumen menjadi kewajiban keuangan) tidak
15 sah, maka ketentuan penyelesaian tersebut tidak mempengaruhi
16 klasifikasi instrumen keuangan. Dengan demikian, kontrak yang
17 mensyaratkan penyelesaian secara kas atau dengan saham milik
18 entitas yang jumlahnya variabel yang terjadi hanya dalam suatu
19 kejadian peristiwa yang sangat langka, sangat tidak normal dan
20 sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi, merupakan
21 instrumen ekuitas. Serupa dengan itu, penyelesaian dengan
22 sejumlah tertentu saham milik entitas dapat secara kontraktual
23 dilarang dalam situasi yang berada di luar kendali entitas
24 tersebut, namun jika situasi tersebut secara normal tidak
25 mungkin terjadi, maka klasifikasi kontrak tersebut sebagai
26 instrumen ekuitas adalah tepat.
27
28 Perlakuan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
29
30 PA29. Dalam laporan keuangan konsolidasi, entitas
31 menyajikan hak minoritas (minority interests) – yaitu hak pihak
32 lain dalam ekuitas dan pendapatan anak perusahaan – sesuai
33 dengan PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK
34 4: Laporan Keuangan Konsolidasi. Dalam mengklasifikasi-
35 kan instrumen keuangan (atau komponen dari instrumen
36 keuangan) dalam laporan keuangan konsolidasi, entitas
37 mempertimbangkan seluruh persyaratan dan kondisi yang telah
38 disepakati antara seluruh anggota kelompok usaha dan peme-

50.62—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 gang instrumen guna menentukan apakah kelompok usaha


2 tersebut secara keseluruhan memiliki kewajiban untuk menye-
3 rahkan sejumlah kas atau aset keuangan lainnya terkait dengan
4 instrumen tersebut, atau menyelesaikannya dengan cara yang
5 mengakibatkan timbulnya klasifikasi kewajiban. Jika anak
6 perusahaan dari suatu kelompok usaha menerbitkan instrumen
7 keuangan dan induk perusahaan atau entitas anggota kelompok
8 usaha lainnya membuat kesepakatan tambahan langsung dengan
9 pemegang instrumen (misalnya berupa penjaminan), maka
10 kelompok usaha tersebut tidak lagi memiliki kebebasan dalam
11 melakukan distribusi atau penebusan instrumen tersebut.
12 Walaupun anak perusahaan dapat secara memadai mengklasifi-
13 kasikan instrumen tersebut dalam laporan keuangannya dengan
14 mengabaikan adanya persyaratan tambahan tersebut, namun
15 dampak dari kesepakatan lain antara anggota kelompok usaha
16 dengan pemegang instrumen tetap disajikan guna menjamin
17 bahwa laporan keuangan konsolidasi telah mencerminkan
18 kontrak tersebut dan transaksi yang disepakati oleh kelompok
19 usaha secara keseluruhan. Jika terdapat kewajiban atau keten-
20 tuan penyelesaian seperti ini pada suatu instrumen, maka
21 instrumen tersebut (atau komponennya yang menjadi subyek
22 kewajiban dimaksud) diklasifikasikan sebagai kewajiban
23 keuangan dalam laporan keuangan konsolidasi.
24
25 Instrumen Keuangan Majemuk (paragraf 24–28)
26
27 PA30. Paragraf 24 hanya diterapkan untuk penerbit instru-
28 men keuangan majemuk non derivatif. Paragraf 24 tidak
29 mengatur instrumen keuangan majemuk dari sudut pandang
30 pemegang instrumen. PSAK 55 (revisi 2006) mengatur pemi-
31 sahan derivatif melekat dari sudut pandang pemegang instrumen
32 keuangan majemuk yang mengandung fitur utang dan ekuitas.
33 PA31. Bentuk umum dari instrumen keuangan majemuk
34 adalah instrumen utang dengan opsi konversi melekat (embed-
35 ded conversion option), seperti obligasi yang dapat dikonversi
36 menjadi saham biasa penerbit, tanpa fitur derivatif melekat
37 lainnya. Paragraf 24 mensyaratkan penerbit instrumen
38 keuangan jenis ini untuk menyajikan komponen kewajiban dan

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.63—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 komponen ekuitas secara terpisah dalam neraca, sebagai berikut:


2 (a) Kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran bunga
3 dan pokok secara terskedul merupakan kewajiban keuang-
4 an yang akan tetap ada selama instrumen belum dikonversi.
5 Pada saat pengakuan awal, nilai wajar komponen kewajib-
6 an adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa
7 datang yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang didiskonto
8 pada tingkat bunga yang digunakan oleh pasar pada saat
9 itu untuk instrumen-instrumen yang memiliki status kredit
10 setara dan secara substansial menghasilkan arus kas yang
11 sama, memiliki persyaratan yang sama, namun tanpa opsi
12 konversi.
13 (b) Instrumen ekuitas merupakan opsi yang dillekatkan untuk
14 mengkonversi kewajiban menjadi ekuitas penerbit. Nilai
15 wajar opsi ini terdiri dari atas nilai waktu dan nilai intrinsik,
16 jika ada. Opsi ini memiliki nilai pada saat pengakuan awal
17 sekalipun jika saat itu opsi berada dalam kondisi out of the
18 money.
19
20 PA32. Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang
21 dapat dikonversi pada saat jatuh tempo, entitas menghentikan
22 pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai
23 ekuitas. Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas
24 (meskipun komponen tersebut mungkin dipindahkan dari satu
25 pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan
26 keuntungan atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat
27 jatuh tempo.
28
29 PA33. Ketika entitas menghapuskan instrumen yang dapat
30 dikonversi sebelum jatuh tempo melalui penebusan atau
31 pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah hak
32 konversi semula, maka pada tanggal transaksi entitas meng-
33 alokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya transaksi untuk
34 pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut ke
35 dalam komponen kewajiban dan komponen ekuitas instrumen
36 tersebut. Metode yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah
37 yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen
38 yang terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan

50.64—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 untuk alokasi awal pada setiap komponen yang terpisah atas


2 hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat
3 dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 24 – 28.
4
5 PA34. Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka
6 setiap keuntungan atau kerugian yang timbul diperlakukan sesuai
7 prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen terkait,
8 sebagai berikut:
9 (a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan
10 komponen kewajiban diakui dalam laporan laba rugi; dan
11 (b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen ekuitas
12 diakui dalam ekuitas.
13
14 PA35. Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen yang
15 dapat dikonversi untuk mendorong dilakukannya konversi dini,
16 contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih
17 menarik atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi
18 dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan. Perbedaan, pada
19 tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar dari
20 pembayaran yang diterima pemegang instrumen pada saat
21 dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang telah diubah
22 dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima pemegang
23 instrumen berdasarkan persyaratan awal diakui sebagai kerugian
24 dalam laporan laba rugi.
25
26 Saham Treasuri (paragraf 29 dan 30)
27
28 PA36. Instrumen ekuitas milik entitas tidak dapat diakui
29 sebagai aset keuangan terlepas dari alasan perolehannya
30 kembali. Paragraf 29 mensyaratkan entitas yang memperoleh
31 kembali instrumen ekuitasnya untuk mengurangkan instrumen
32 ekuitas tersebut dari ekuitas. Namun, jika entitas memegang
33 ekuitas miliknya untuk kepentingan pihak lain, misalnya institusi
34 keuangan yang memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan
35 klien, maka akan terdapat hubungan keagenan dan sebagai
36 akibatnya instrumen tersebut tidak termasuk dalam neraca
37 entitas.
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.65—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan (paragraf 31–


2 37)
3
4 PA37. Contoh berikut mengilustrasikan penerapan
5 paragraf 31 bagi instrumen keuangan majemuk. Diasumsikan
6 sebuah saham preferen non kumulatif wajib ditebus secara kas
7 dalam lima tahun, namun keputusan pembagian dividen sebelum
8 tanggal penebusan merupakan kebijakan entitas penerbit.
9 Instrumen tersebut merupakan instrumen keuangan majemuk,
10 yang nilai komponen kewajibannya adalah sebesar nilai kini dari
11 jumlah penebusan. Jumlah diskonto (The unwinding of the
12 discount) atas komponen ini diakui sebagai beban bunga dalam
13 laporan laba rugi. Tiap dividen yang dibayarkan terkait dengan
14 komponen ekuitas, dan dengan demikian diakui sebagai distribusi
15 laba atau rugi. Perlakuan serupa juga diterapkan jika penebusan
16 tersebut tidak wajib, tetapi tergantung pada keputusan peme-
17 gangnya, atau jika saham tersebut wajib dikonversi menjadi
18 saham biasa dengan jumlah lembar yang variabel, yang setara
19 dengan suatu jumlah nominal tertentu atau suatu jumlah yang
20 didasarkan pada perubahan dari variabel yang mendasari
21 (misalnya komoditas). Namun, jika dividen yang belum dibayar
22 ditambahkan pada jumlah penebusan, maka instrumen tersebut
23 secara keseluruhan menjadi kewajiban. Dalam kasus ini, dividen
24 tersebut diklasifikasikan sebagai beban bunga.
25
26 Saling Hapus Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
27 (paragraf 38–46)
28
29 PA38. Untuk melakukan saling hapus aset keuangan dan
30 kewajiban keuangan, entitas harus memiliki hak berkekuatan
31 hukum untuk melakukan saling hapus kedua jumlah tersebut.
32 Entitas dapat memiliki hak bersyarat untuk melakukan saling
33 hapus kedua jumlah tersebut, seperti dalam kesepakatan induk
34 untuk menyelesaikan secara neto atau pada beberapa bentuk
35 utang yang bersifat non recouse, namun hak tersebut hanya
36 dapat digunakan pada saat terjadinya beberapa peristiwa di masa
37 datang, biasanya wanprestasi dari pihak lawan. Oleh karenanya,
38 pengaturan semacam ini tidak memenuhi kondisi untuk

50.66—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 melakukan saling hapus.


2
3 PA39. Pernyataan ini tidak memberikan perlakuan khusus
4 bagi instrumen sintetis, yang merupakan kumpulan dari beberapa
5 instrumen keuangan yang terpisah, yang diperoleh dan dimiliki
6 untuk mereplikasikan karakteristik instrumen keuangan lain.
7 Sebagai contoh, utang jangka panjang dengan bunga mengam-
8 bang dikombinasikan dengan interest rate swap yang mencakup
9 penerimaan bunga mengambang dan pembayaran bunga tetap
10 merupakan sintesa dari utang jangka panjang dengan bunga
11 tetap. Setiap instrumen keuangan individual yang secara
12 bersama-sama membentuk instrumen sintetis mencerminkan
13 hak atau kewajiban kontraktual dengan persyaratan dan kondisi-
14 nya masing-masing, dan setiap instrumen tersebut dapat dialihkan
15 atau diselesaikan secara terpisah. Setiap instrumen keuangan
16 terekspos risiko yang berbeda-beda. Oleh karenanya, jika suatu
17 instrumen keuangan dalam suatu instrumen sintetis merupakan
18 aset dan instrumen lainnya merupakan kewajiban, maka
19 keduanya tidak dapat saling hapus dan disajikan pada neraca
20 secara neto, kecuali memenuhi kriteria saling hapus sesuai
21 paragraf 38. Pengungkapan dilakukan terhadap persyaratan dan
22 kondisi yang bersifat signifikan dari setiap instrumen keuangan,
23 meskipun entitas dapat memberikan pengungkapan tambahan
24 mengenai karakteristik hubungan antara instrumen-instrumen
25 tersebut secara individual (lihat paragraf 61).
26
27 Pengungkapan
28
29 Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan yang dinilai
30 berdasarkan Nilai Wajar melalui laporan laba rugi (paragraf
31 91(f))
32
33 PA40. Jika entitas menetapkan suatu kewajiban keuangan
34 untuk dinilai berdasarkan nilai wajar melalui laporan laba rugi,
35 maka entitas wajib mengungkapkan perubahan nilai wajar
36 kewajiban tersebut yang tidak dapat diatribusikan pada
37 perubahan tingkat bunga acuan (misalnya LIBOR). Untuk
38 kewajiban yang nilai wajarnya ditentukan menggunakan dasar

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.67—ED


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1 harga pasar yang diobservasi, maka perubahan nilai wajarnya


2 dapat diestimasi dengan cara sebagai berikut:
3 (a) Pertama, entitas menghitung tingkat pengembalian inter-
4 nal (internal rate of return) dari kewajiban di awal periode
5 dengan menggunakan harga pasar kewajiban yang dapat
6 diobservasi dan arus kas kontraktualnya pada awal periode.
7 Tingkat pengembalian yang diperoleh kemudian dikurangi
8 tingkat bunga acuan pada awal periode untuk memperoleh
9 tingkat pengembalian internal yang spesifik bagi instrumen
10 tersebut (an instrument specific component of the in-
11 ternal rate of return).
12 (b) Selanjutnya, entitas menghitung nilai kini dari kewajiban
13 berdasarkan arus kas kontraktualnya pada awal periode
14 dan tingkat bunga diskonto yang besarnya sama dengan
15 jumlah tingkat bunga acuan pada akhir periode ditambah
16 tingkat pengembalian internal yang spesifik bagi instrumen
17 tersebut pada awal periode sebagaimana ditetapkan pada
18 butir (a).
19 (c) Kemudian, jumlah yang diperoleh pada butir (b) berkurang
20 sebesar kas yang dibayarkan atas kewajiban tersebut
21 dalam suatu periode dan bertambah untuk mencerminkan
22 peningkatan nilai wajar yang terjadi karena arus kas
23 kontraktual menjadi satu periode lebih dekat dengan saat
24 jatuh tempo.
25 (d) Selisih antara harga pasar kewajiban yang diobservasi pada
26 akhir periode dan jumlah yang diperoleh pada butir (c)
27 merupakan perubahan dalam nilai wajar yang tidak di-
28 atribusikan oleh perubahan dalam tingkat bunga acuan.
29 Selisih tersebut merupakan jumlah yang harus diungkapkan.
30
31
32
33
34
35
36
37
38

50.68—ED Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 50.69—ED


EXPOSURE DRAFT

ED PSAK No. 50 (Revisi 2006) September 2006

PERNYATAAN STANDARAKUNTANSI KEUANGAN


INSTRUMEN KEUANGAN:
PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN

IKATANAKUNTANINDONESIA
Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan Penyajian ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

ED No. PERNYATAAN

50 STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

INSTRUMEN KEUANGAN:
PENYAJIAN D
PENYAJIAN AN PENGUNGK
DAN AP
PENGUNGKAP AN
APAN
Hak cipta © 2006, Ikatan Akuntan Indonesia

Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telp. (021) 319 04232
Fax. (021) 724 5078
Homepage: www.iaiglobal.or.id
Email: iai-info@akuntan-iai.or.id

ii Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Instrumen Keuangan: Pengungkapan dan Penyajian ED PSAK No. 50 (Revisi 2006)

DAFTAR ISI

Paragraf
PENDAHULUAN ..................................................... 01-07
Tujuan ............................................................................... 01 - 02
Ruang Lingkup ................................................................... 03 - 06
Definisi ............................................................................... 07 – 10

PENYAJIAN .................................................................... 11 - 46
Kewajiban dan Ekuitas ...................................................... 11 - 12
Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk Penyerahan Kas
atau Aset keuangan Lainnya ................................... 13 - 16
Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas milik Entitas .. 17 - 20
Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi ............................ 21
Opsi Penyelesaian......................................................... 22 - 23
Instrumen Keuangan Majemuk ......................................... 24 - 28
Saham yang Diperoleh Kembali/Saham Treasuri .............. 29 - 30
Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan ....................... 31 - 37
Saling hapus antar Aset keuangan dan
Kewajiban Keuangan ................................................... 38 - 46

PENGUNGKAPAN ........................................................ 47 - 92
Format, Tempat, dan Kelompok Instrumen Keuangan ...... 49 - 51
Kebijakan Manajemen Risiko dan
Aktivitas Lindung Nilai ................................................. 52 - 55
Persyaratan, Kondisi, dan Kebijakan Akuntansi ................ 56 - 62
Risiko Tingkat Bunga ......................................................... 63 - 71
Risiko Kredit ...................................................................... 72 - 81
Nilai Wajar ......................................................................... 82 - 90
Pengungkapan Lainnya ...................................................... 91 - 92
Hak Cipta © 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA iii
TANGGAL EFEKTIF .................................................... 93 – 94

PEDOMAN APLIKASI
Definisi ..................................................................... PA03 – PA24
Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan ............. PA03 – PA12
Instrumen Ekuitas .................................................... PA13 – PA14
Instrumen Keuangan Derivatif ................................ PA15 – PA19
Kontrak untuk Membeli atau Menjual Item
Non Keuangan .................................................... PA20 – PA24

PENYAJIAN .......................................................... PA25 – PA24


Kewajiban dan Ekuitas ............................................ PA25 – PA24
Tanpa Kewajiban Kontraktual untuk
Menyerahkan Kas atau Aset keuangan
lainnya ............................................................ PA25 – PA26
Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas milik
Entitas ............................................................ PA27
Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi .................. PA28
Perlakuan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi PA29
Instrumen Keuangan Majemuk ............................... PA30 – PA35
Saham Treasuri ........................................................ PA36
Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan ............. PA37
Saling Hapus Aset Keuangan dan
Kewajiban Keuangan ......................................... PA38 – 39

PENGUNGKAPAN .............................................. PA40

Anda mungkin juga menyukai