Anda di halaman 1dari 10

BPS PROVINSI JAWA BARAT

No. 18/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010


PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT
TRIWULAN I / 2010
; Laju pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun 2010 dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan positif
diperoleh dari sektor pertanian (23.55 persen), sedangkan dari sisi penggunaan, pertumbuhan positif
hanya pada komponen konsumsi rumahtangga (0,81 persen). Secara total, perekonomian Jawa Barat
pada triwulan I/2010 diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan penurunan
sebesar -1,20 persen dibandingkan nilai triwulan IV/2009 (q to q).

; Sementara PDRB triwulan I/2010 dibandingkan dengan PDRB triwulan I/2009 (y on y) mengalami
pertumbuhan sebesar 6,63 persen. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan year on year didorong oleh
peningkatan seluruh sektor kecuali sektor pertanian yang justru mengalami penurunan sebesar 2,97
persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan year on year didorong oleh pertumbuhan konsumsi
rumahtangga tanpa konsumsi lembaga non profit (4,12%), PMTB (5,35%), perubahan stok (32,40%),
ekspor (4,83%)

; Besaran PDRB Jawa Barat atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2010 mencapai
Rp.169,18 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.77,61 triliun. Dari sisi
lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor industri pengolahan (39,78%), sektor
perdagangan-hotel-restoran (20,55%), serta sektor pertanian (13,51%) terhadap struktur perekonomian
Jawa Barat pada triwulan I tahun 2010. Sementara dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB
Provinsi Jawa Barat digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 65,59 persen, ekspor sebesar
34,99 persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 18,28 persen.

; Sumber laju pertumbuhan (Source of Growth, SOG) secara q to q dari sisi lapangan usaha yang
mendukung peningkatan laju pertumbuhan secara total adalah sektor pertanian sebesar 2,84 persen.
Sedangkan dari sisi penggunaan komponen yang mendukung peningkatan laju pertumbuhan secara
total hanya konsumsi rumahtangga yaitu sebesar 0,52 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 18/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010 1
1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2010
Kinerja perekonomian Jawa Barat yang tergambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan memasuki triwulan I tahun 2010, mengalami pertumbuhan sebesar
minus 1,20 persen, mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 1,13 persen. Sementara itu jika dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi secara year on year
(dibandingkan dengan triwulan I tahun 2009), kinerja perekonomian Jawa Barat mampu tumbuh
sebesar 6,63 persen (lihat Tabel 1).
Pada triwulan I ini, LPE secara qtq hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
yang negatif, kecuali sektor Pertanian yang mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 23,55
persen.
Tabel 1
Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Trw IV 2009 Trw I 2010 Sumber Trw I 2010
Lapangan Usaha Terhadap Terhadap Pertumbuhan Terhadap
Trw III 2009 Trw IV 2009 Trw I ’10 Trw I 2009
[1] [2] [3] [4] [5]

1. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan -6.97 23.55 2.84 -2.97


dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 4.12 -7.71 -0.20 7.08

3. Industri Pengolahan 3.11 -7.42 -3.25 3.15

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7.40 -5.72 -0.14 17.21

5. Bangunan/Konstruksi 5.40 -3.64 -0.13 16.99

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.97 -0.19 -0.04 17.91

7. Pengangkutan dan Komunikasi -1.12 -1.29 -0.06 13.69

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.30 -5.08 -0.17 14.46

9. Jasa-jasa 0.65 -0.87 -0.06 3.15

PDRB DENGAN MIGAS 1.13 -1.20 -1.20 6.63

PDRB TANPA MIGAS 1.05 -1.01 -0.98 6.72

Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, pada triwulan ini sektor pertanian yang
memberikan andil paling besar yaitu sebesar 2,84 persen. Sedangkan sektor lainnya mengalami
pertumbuhan yang negatif seperti pertambangan dan penggalian (0,20%), industri pengolahan
(3,25%), LGA (0.14%), bangunan (0,13 %), pengangkutan dan komunikasi (0,06 %), keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan (0,17%), dan jasa-jasa (0,06 %).
Secara umum, LPE Jawa Barat pada triwulan I tahun 2010 mengalami sedikit penurunan jika
dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya kinerja hampir
semua sektor terutama sektor industri pengolahan yang cukup besar memberikan andil terhadap

2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 108/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010
pembentu ukan PDRB Jawa Barat pada p triwulaan ini terkoreksi sebesar minus 7,42,, sedangkan pada
triwulan sebelumnya mampu tum mbuh sebesarr 3,11 persen n. Sektor perrdagangan, hotel
h dan resttoran
juga mengalami hal yang
y sama yaaitu sebesar minus 0,19 persen.
p Nam
mun demikian n sektor pertaanian
pada triwuulan I ini maasih menunju
ukan kinerja yang meninggkat yaitu sebbesar 23,55 persen,
p sedan
ngkan
pada triwuulan sebelummnya tumbuh h negatif yaittu sebesar minus
m 6,97 persen. Tinggin
nya pertumbbuhan
ekonomi sektor pertan nian pada triiwulan ini diikarenakan adanya
a panenn raya yang terjadi hamppir di
semua daeerah di Jawa barat.
G
Grafik 1
Laju dan Sumber
S Perrtumbuhan P
PDRB Jawa Barat Triwulan I Tahun 2010
Atas
A Dasar H
Harga Konsttan 2000

(0.06)
(0.87) SOG
LPE
(0.17)
(5.08)

(0.06)

(1.29)

(0.04)
(0.19)

(0.13)

(3.64)

(0.14)

(5.72)

5)
(3.25

(7.42)

(0.20)

(7.71
1)

2.84
Pertanian
23.55

(11) (6) (1) 4 9 14 19 24

Hal yang sam


H ma juga dialammi oleh pertuumbuhan sekktor riil dalam PDRB, yaaitu pertumbbuhan
semua sekktor kecuali sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan bukan ban nk secara qtq pada
triwulan I tahun 2010 mengalam mi penurunan n sebesar minnus 1,20 perrsen, kondisii ini menunjjukan
penurunaan kinerja jikka dibanding triwulan sebbelumnya yaang mengalaami pertumbu uhan sebesarr 1,13
persen.

Berita Resmi
R Statistik Provinsi Ja
awa Barat No.. 18/05/32/Th
h. XII, 10 Mei 2010 3
Tabel 2
PDRB Jawa Barat Triwulan IV 2009 dan Triwulan I 2010,
Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)

Trw IV 2009 Trw I 2010 Laju Pertumbuhan (%)


Uraian
Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1. PDRB sub sektor bank dan sub sektor lembaga 2,79 1,19 2,76 1,17 -1,24 -1,72
keuangan bukan bank
2. PDRB Sektor Riil* 169,71 77,37 166,42 76,44 -1,94 -1,20

3 Total PDRB 172,50 78,56 169,18 77,61 -1,93 -1,20

* PDRB sektor riil : seluruh sektor-sektor dalam PDRB kecuali sub sektor bank dan sub sektor lembaga
keuangan bukan bank.

2. Nilai PDRB Triwulan IV tahun 2009 dan Triwulan I Tahun 2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan
Harga Konstan 2000
Pada triwulan I tahun 2010, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 169,18 triliun.
Apabila PDRB ini dinilai dengan harga konstan pada tahun 2000 (tahun dasar), maka triwulan I tahun
2010 mencapai Rp. 77,61 triliun.
Dari Tabel 3, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
terbesar pada triwulan I tahun 2010 adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 67,29
triliun, atau memiliki kontribusi sebesar 39,78 persen terhadap total PDRB. Kemudian sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 34,76 triliun, sektor pertanian mencapai Rp. 22,86 triliun,
sektor jasa-jasa mencapai Rp. 13,81 triliun dan sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai Rp.
11,20 triliun. Keempat sektor tersebut memiliki andil besar terhadap pembentukan PDRB.
Selanjutnya kontribusi juga diberikan oleh sektor bangunan sebesar Rp. 5,78 triliun, sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp. 4,91 triliun. Sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp.
5,30 triliun dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp. 3,26 triliun.
Pada penghitungan PDRB menurut harga konstan 2000, sektor-sektor dengan kontribusi yang
relatif besar antara lain sektor industri pengolahan Rp. 31,89 triliun, sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar Rp. 16,79 triliun, sektor pertanian Rp. 11,70 triliun dan sektor jasa-jasa sebesar Rp.
4,97 triliun. Kemudian sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 3,40 triliun, sektor
bangunan/konstruksi sebesar Rp. 2,72 triliun, sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan sebesar
Rp. 2,45 triliun, sektor pertambangan dan penggalian dan sektor LGA masing-masing sebesar Rp. 1,84
triliun dan 1,86 triliun.

4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 108/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010
Tabel 3
PDRB Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV 2009 dan Triwulan I 2010
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah)

Trw IV 2009 Trw I 2010


Lapangan Usaha
Berlaku Konstan Berlaku Konstan

[1] [2] [3] [4] [5]

1. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan 18.89 9.47 22.86 11.70


dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 3.52 2.00 3.26 1.84

3. Industri Pengolahan 74.42 34.44 67.29 31.89

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5.63 1.97 5.31 1.86

5. Bangunan/Konstruksi 5.89 2.83 5.78 2.72

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 36.16 16.82 34.76 16.79

7. Pengangkutan dan Komunikasi 11.15 3.44 11.20 3.40

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5.07 2.58 4.91 2.45

9. Jasa-jasa 13.76 5.01 13.81 4.97

PDRB DENGAN MIGAS 172.50 78.56 169.18 77.61

PDRB TANPA MIGAS 165.75 76.15 162.88 75.38

3. Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV tahun 2009 dan Triwulan I Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 4, pada triwulan I tahun 2010, sektor yang memiliki peranan terbesar
dalam pembentukan PDRB Jawa Barat berturut-turut adalah sektor industri pengolahan sebesar 39,78
persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,55 persen, sektor pertanian sebesar 13,51
persen dan sektor jasa-jasa serta sektor pengangkutan dan komunikasi masing-masing sebesar 8,16
persen dan 6,62 persen.
Sedangkan sektor-sektor yang memiliki peranan relatif kecil dalam pembentukan PDRB
triwulan I tahun 2010 adalah sektor bangunan sebesar 3,42 persen, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan sebesar 2,90 persen, sektor LGA sebesar 3,14 persen dan sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 1,93 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 18/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010 5
Tabel 4
Struktur Ekonomi Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha
Triwulan IV 2009 dan Triwulan I 2010
(Persentase)

Lapangan Usaha Trw IV 2009 Trw I 2010

[1] [2] [3]

10.95 13.51
1. Pertanian,Perkebunan,Peternakan,Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 2.04 1.93

3. Industri Pengolahan 41.98 39.78

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.26 3.14

5. Bangunan/Konstruksi 3.42 3.42

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 20.96 20.55

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.46 6.62

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.94 2.90

9. Jasa-jasa 7.98 8.16

PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00

PDRB TANPA MIGAS 96,09 96,28

Dari tabel di atas apabila kita perhatikan ada beberapa sektor yang mengalami perubahan share
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu triwulan IV tahun 2009 tampak sektor
pertanian mengalami peningkatan yaitu dari 10,95 persen menjadi 13,51 persen pada triwulan I tahun
2010. Sektor jasa-jasa juga mengalami peningkatan yaitu dari 7,98 persen menjadi 8,16 persen, sektor
pengangkutan dan komunikasi meningkat dari 6,46 persen menjadi 6,62 persen, Sedangkan sektor
lainnya mengalami penurunan share pada triwulan I Tahun 2010, untuk lebih lengkapnya bisa dilihat
pada tabel 4.

PDRB Menurut Penggunaan


Penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2010 sebagian besar untuk
konsumsi rumahtangga yaitu sebesar Rp.110,97 triliun dan konsumsi pemerintah Rp. 12,40 triliun.
Sebanyak Rp.30,93 triliun digunakan untuk PMTB dan perubahan stok sebesar Rp.7,28 triliun. Nilai
transaksi ekspor Jawa Barat pada triwulan ini sebesar Rp.59,20 triliun, sedangkan nilai impor sebesar
Rp.49,51 triliun artinya terjadi ekspor netto sebesar Rp.9,70 triliun (tabel 5).

6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 108/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010
Pada triwulan ini Laju Pertumbuhan Ekonomi menurun sebesar minus 1.20 persen (q-to-q)
disebabkan oleh menurunnya hampir semua komponen, sedangkan komponen yang mengalami
peningkatan adalah konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 0,83 persen.
LPE yang menurun sebesar minus 1,20 persen diakibatkan oleh menurunnya laju
pertumbuhan ekonomi hampir semua komponen. Sedangkan komponen yang memberikan
sumbangan positif adalah konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen, untuk lebih jelas bisa dilihat
pada tabel 6.
Tabel 5
PDRB Menurut Penggunaan
Triwulan IV Tahun 2009 Dan I Tahun 2010
(Triliun Rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan
Komponen Penggunaan
Trw IV 2009 Trw I 2010 Trw IV 2009 Trw I 2010

(1) (2) (3) (4) (5)


1. Konsumsi Rumahtangga* 110.32 110.97 49.69 50.10

2. Konsumsi Pemerintah 17.55 12.40 6.26 3.98

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 31.89 30.93 13.63 13.34

4. Perubahan Inventori 7.55 7.28 3.07 2.91

Deskrepansi Statistik -6.20 -2.09 -3.65 -1.10

5. Ekspor 61.24 59.20 32.98 31.42

6. Dikurangi Impor 49.86 49.51 23.42 23.05

PDRB 172.50 169.18 78.56 77.61

Catatan : * Konsumsi Rumahtangga termasuk Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumahtangga

Pengeluaran konsumsi rumahtangga (termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani
rumahtangga) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang sangat tipis yaitu dari Rp. 110,32
triliun pada triwulan IV tahun 2009 menjadi Rp. 110,97 triliun pada triwulan I tahun 2010. Peranan
komponen konsumsi rumahtangga jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 mengalami
peningkatan yaitu dari 63,96 persen menjadi sebesar 65,59 persen (tabel 7), namun lebih kecil jika
dibandingkan dengan peranan di triwulan I tahun 2009 yang sebesar 68,43 persen. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga secara riil q to q (atas dasar konstan 2000) mengalami peningkatan pada
triwulan I tahun 2010 (Rp 50,10 triliun) dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 (Rp. 49,69
triliun). Peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga tersebut terjadi pada komoditas makanan
sebesar 0,79 persen dan bukan makanan 0,84 persen. Dilihat pertumbuhannya secara year on year
konsumsi rumahtangga meningkat sebesar 4,12 persen. Jika termasuk konsumsi LNPRT secara year
on year meningkat sebesar 2,47 persen.
Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku menurun dari Rp.17,55 triliun
pada triwulan IV tahun 2009 menjadi Rp. 12,40 triliun pada triwulan I tahun 2010. Peranannya pada
triwulan I tahun 2009 sebesar 7,33 persen, lebih kecil daripada peranan triwulan sebelumnya yang
sebesar 10,17 persen. Pada triwulan I tahun 2010 pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami
penurunan sebesar -36,45 persen dibandingkan triwulan IV 2009 (q-to-q). Sementara pada kurun

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 18/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010 7
waktu yang sama (y-o-y) laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga
konstan 2000 juga menurun sebesar-11,35 persen.

Tabel 6
Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen
PDRB Penggunaan
(Persentase)
Laju Pertumbuhan (Persen) Sumber Pertumbuhan

Komponen Penggunaan Trw IV thd Trw III Trw I 2010 thd Trw Trw I 2010 thd Trw I (Persen)
2009 IV 2009 2009 Trw I 2010

(1) (2) (3) (4) (5)


1. Konsumsi Rumahtangga* -1.79 0.83 2.47 0.52

2. Konsumsi Pemerintah 26.51 -36.45 -11.35 -2.90

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.03 -2.07 5.35 -0.36

4. Perubahan Inventori 9.75 -5.13 32.40 -0.20

5. Ekspor 1.50 -4.71 4.83 -1.98

6. Dikurangi Impor 1.53 -1.57 2.59 -0.47

LPE 1.13 -1.20 6.63 -1.20

Catatan : * Konsumsi Rumahtangga termasuk Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumahtangga

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami penurunan dari
Rp. 31,89 triliun pada triwulan IV tahun 2009 menjadi Rp. 30,93 triliun pada triwulan I tahun 2010.
Peranan PMTB pada triwulan I tahun 2010 sebesar 18,28 persen, lebih kecil dari triwulan sebelumnya
yang sebesar 18,49 persen. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan I tahun 2010 (Rp 13,34
triliun) menurun sebesar 2,07 persen bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2009 (Rp. 13,63
triliun). PMTB secara year on year meningkat sebesar 5,35 persen.
Nilai ekspor atas dasar harga berlaku menurun dari Rp. 61,24 triliun pada triwulan IV tahun
2009 menjadi Rp. 59,20 triliun pada triwulan I tahun 2010. Kontribusi nilai ekspor terhadap PDRB
atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2010 sebesar 34,99 persen lebih kecil jika dibanding
dengan triwulan IV tahun 2009 yang sebesar 35,50 persen dan lebih rendah jika dibanding dengan
triwulan I tahun 2009 yang sebesar 37,04 persen. Nilai ekspor pada triwulan I tahun 2010 berdasarkan
harga konstan 2000 menurun sebesar -4,71 persen dibanding triwulan IV tahun 2009, yaitu dari Rp.
32,98 triliun menjadi Rp. 31,42 triliun. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama (year on
year) pada tahun 2009, nilai ekspor atas dasar konstan 2000 triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar
4,83 persen.

8 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 108/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010
Tabel 7
Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan
Triwulan I Tahun 2010
(Persentase)

Komponen Penggunaan Trw I 2009 Trw IV 2009 Trw I 2010

(1) (2) (3) (4)


1. Konsumsi Rumahtangga* 68.43 63.96 65.59

2. Konsumsi Pemerintah 8.07 10.17 7.33

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18.06 18.49 18.28

4. Perubahan Inventori 3.46 4.38 4.30

Deskrepansi Statistik -4.26 -3.60 -1.24

5. Ekspor 37.04 35.50 34.99

6. Dikurangi Impor 30.79 28.91 29.27

PDRB 100,00 100,00 100,00

Catatan : * Konsumsi Rumahtangga termasuk Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumahtangga

Nilai impor Jawa Barat atas dasar harga berlaku menurun dari Rp. 49,86 triliun pada triwulan
IV tahun 2009 menjadi Rp. 49,51 triliun pada triwulan I tahun 2010. Besarnya peranan komponen
impor pada triwulan I tahun 2010 sebesar 29,27 persen, lebih kecil jika dibandingkan dengan peranan
triwulan sebelumnya yang sebesar 28,91 persen. Nilai impor atas dasar harga konstan 2000 menurun
sebesar -1,57 persen, dari Rp. 23,42 triliun pada triwulan IV tahun 2009 menjadi Rp. 23,05 triliun
pada triwulan I tahun 2010. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2009, nilai
impor atas dasar konstan 2000 triwulan I tahun 2010 meningkat sebesar 2,59 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 18/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010 9
BPS PROVINSI JAWA BARAT
Home Page: http://jabar.bps.go.id

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Hj. Ade Rika Agus, MT


Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis
Statistik
Telepon: 022-7272595, 7215797

10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 108/05/32/Th. XII, 10 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai