Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama : Natalina
NIM : J1C108027
Kelompok : 6 (enam)
Asisten : Julista Hertia Putri
1.2 Tujuan
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui besarnya toleransi
osmotik eritrosit hewan poikiotermik terhadap beberapa tingkat kepekatan
medium, serta untuk mengetahui aliran darah pada berbagai pembuluh darah pada
selaput renang katak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Eritrosit
Eritrosit dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan strukturnya, yaitu
membran sel, stroma (substansi seperti spons), dan hemoglobin (biasanya
menempati ruang kosong dari stroma). Sel darah merah bisa mengalami
hemolisis, yaitu suatu proses pecahnya membran, sehingga bentuknya tidak
teratur, dan akan menyebabkan berhamburnya hemoglobin. Oleh karena itu,
proses terjadinya hemolisis perlu untuk dipelajari (Cormack, 1994).
Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi. Hemoglobin
mempunyai afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen akan
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Fungsi ini memungkinkan
transportasi oksigen dari paru – paru ke jaringan – jaringan (Wulangi, 1994).
Eritosit (sel darah merah) mampu bertahan terhadap perubahan kekuatan
osmosis yang normal, tetapi dalam larutan yang cukup hipotonik mereka
membengkak dan menjadi bulat. Kemudian terjadi fenomena lain : membrannya
tidak mampu tetap menahan hemoglobin, yang bocor keluar ke dalam cairan
sekitar yang mendapat warna karenanya. Keadaan ini dikenal sebagai hemolisis
(Bajpai, 1989).
Eritrosit dapat mempertahankan bentuknya hanya jika direndam dalam
larutan isotonik. Bila medium lingkungannya menjadi hipotonik maka sel-sel
menyerap air, membengkak, dan akhirnya pecah: keadaan ini disebut hemolisis.
Sebaliknya jika eritrosit ditempatkan dalam larutan hipertonik, maka sel-selnya
akan menciut dan permukaannya berubah tidak teratur (krenasi) (Singh, 1991).
Ada 2 macam hemolisa yaitu :
1. Hemolisa osmotik, hemolisa yang terjadi karena adanya perbedaan
yang besar antara tekanan osmosis cairan di dalam sel eritrosit dengan cairan di
sekelilingnya.
2. Hemolisa kimiawi , terjadi karena membran sel dirusak oleh berbagai
substansi kimia, seperti chloroform, aseton, alkohol, benzena dan eter
(Hendrayani, 2007).
Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh makhluk
hidup, misalnya, pada membrane sel darah merah. Jika meletakan sel darah merah
dalam suatu larutan hipertonik (lebih pekat), air yang terdapat dalam sel darah
akan ditarik keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Peristiwa ini disebut
krenasi. Sebaliknya, jika kamu meletakan sel darah merah dalam suatu larutan
yang bersifat hipotonik (lebih encer), air dari larutan tersebut akan ditarik masuk
kedalam sel darah sehingga sel mengembang dan pecah. Proses ini disebut
hemolisis. Orang yang mengonsumsi terlalu banyak makanan berkadar garam
tinggi, jaringan sel dan jaringan antar selnya akan mengandung banyak air. Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan tubuh yang disebut edema
(Hendrayani, 2007).
4.1 Hasil
Hasil yang di dapat dari toleransi terhadap beberapa medium adalah sebagai
berikut :
Ket :
- Perbesaran 40 x 10
Ket :
- Perbesaran 40 x 10
- Keadaan larutan hipotonik
- Terjadi hemolisis
Ket :
- Perbesaran 40 x 10
- Sel darah merah berbentuk
agak lonjong dan
merenggang
- Terjadi krenasi
Ket :
- Perbesaran 40 x 10
- Susunan eritrosit semakin
merenggang
- Terjadi krenasi
- Larutan hipertonik
Ket :
- Perbesaran 40 x 10
- Susunan eritrosit semakin
bertambah renggang
- Terjadi krenasi
- Larutan hipertonik
Referensi gambar :
Pengamatan sistem peredaran darah katak disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Hasil pengamatan aliran peredaran darah katak :
Gambar Keterangan
5.1 Kesimpulan
1. Medium yang diberi aquades, sel eritrosit mengalami hemolisis.
2. Medum yang diberi garam (NaCl) dengan kadar 0,03 %, NaCl 0,06 %,
NaCl 0,09 % setelah diamati di bawah mikroskop ternyata terjadi krenasi.
3. Peredaran darah katak adalah peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda.
4. Pada pembuluh vena terlihat laju aliran darahnya yang sangat lamban, dan
padat. Berperan dalam menampung darah dari seluruh tubuh melalui
venula dan mengalir kembali ke jantung.
5. Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang paling kecil dengan jumlah
yang sangat banyak. Pembuluh kapiler ini memiliki fungsi sebagai
pertukaran bahan-bahan antara darah dengan jaringan.
6. Pembuluh arteri terlihat dengan laju aliran darah yang sangat cepat dan
pembuluh darah yang paling besar di selaput katak. Berfungsi mengangkut
darah yang kaya oksigen.
5.2 Saran
Agar praktikum lebih berjalan lancar, sebaiknya praktikan lebih
didampingi oleh asisten dan sebelum dilakukan praktikum, sebaiknya asisten
menerangkan terlebih dahulu prinsip kerja yang akan dipraktikumkan
DAFTAR PUSTAKA
Cormack, D.H. 1994. HAM Histologi. Jilid 1. Edisi kesembilan. Binarupa Aksara.
Jakarta.
Singh, I. 1991. Teks dan Atlas Histologi Manusia. Binarupa Aksara. Jakarta.