DISUSUN OLEH :
FEBRI IRAWAN ( 05091002006 )
SEPTI EFRIKA SARI ( 05091002011 )
NOVITA SARI INDAWAN ( 05091002022 )
AFFAN BUDIAWAN ( 05091002002 )
AHMAD ARTANTO ( 05091002040 )
DERY SAPUTRA ( 05071006035 )
DITO GUSTIANTO ( 05061006017 )
KELOMPOK 1
Paper ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak
Paper ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang mekanika
fluida, yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Paper ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
Walaupun paper ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun paper ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER…..………………………………………………………..........................….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….….2
DAFTAR ISI ……………………………………………...……………………….…3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………..…………………………..…4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….……….8
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………….….………32
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………48
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….50
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Akibat perubahan arah pipa, maka banyak permasalahan baru yang timbul
diantaranya adalah permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu
bagimana pengaruh kehilangan energi akibat dari pembelokan tersebut?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini hanya akan diteliti kehilangan energi pada
pembelokan fitting elbow 45o dan elbow 90o , dengan menggunakan alat
pengukur kehilangan energi (apparatus fluid friction ) yang terbuat dari pipa
galvanis berdiameter ¾” yang dijual di pasaran. Adapun tempat penelitian
dilakukan di laboratorium hidrolika Unnes dan Polines.
1.4 Tujuan
Tujuan dari paper ini, yaitu :
1. Mengetahui pengaruh pembelokan (elbow) terhadap kehilangan energi
pada saluran pipa galvanis berdiameter ¾” dengan sudut 45o dan 90o.
2. Mengetahui besarnya kehilangan energi akibat pembelokan tersebut pada
energi pada saluran pipa galvanis berdiameter ¾” pada pembelokan dengan sudut
o o
45 dan 90 .
1.5. 2 Pembelokan
Pembelokan (elbow ) merupakan perubahan arah dikarenakan adanya
sambungan pada instalasi perpipaan yang terlihat menyiku ataupun patahan pada
pipa, bukan perubahan arah secara berangsur-angsur. Perubahan arah pipa yang
Seperti yang ditunjukan oleh persamaan (2.1) dan gambar (2.1), apabila 2
(dua) elemen zat cair yang berdampingan dan bergerak dengan kecepatan berbeda,
elemen yang lebih cepat akan diperlambat dan yang lebih lambat akan dipercepat.
Tegangan geser ? pada lapis 1 (satu) bagian bawah mempunyai arah ke kiri
karena bagian tersebut tertahan oleh lapis dibawahnya yang mempunyai kecepatan
lebih rendah. Sedangkan lapis 2 (dua) bagian atas bekerja tegangan geser dalam
arah ke kanan karena bagian tersebut tertarik oleh lapis di atasnya yang
mempunyai kecepatan lebih besar.
Pada permukaan antara dinding batas dan aliran zat cair juga terjadi
tegangan geser dengan arah berlawanan dengan arah aliran. Tegangan geser pada
dinding batas ini cukup besar karena gradien kecepatan di daerah tersebut sangat
besar.
aliran di dalam pipa dengan nilai , ?/?D yang disebut dengan angka Reynolds.
n
menunjukkan bahwa h f sebanding dengan V , nilai pangkat yang besar
berlaku untuk pipa kasar sedang yang kecil untuk pipa halus. Grafik tersebut
di atas menu njukkan bahwa kehilangan energi pada aliran turbulen lebih besar
dari aliran laminer. Hal ini disebabkan karena adanya turbulensi yang dapat
memperbesar kehilangan energi.
2.1. 1. 5 Aliran Laminer dalam Pipa
Dalam aliran laminer partikel- partikel zat cair bergerak teratur mengikuti
lintasan yang saling sejajar. Aliran laminer lebih mudah terjadi bila kecepatan
aliran relatif kecil sedangkan viskositas cairan besar dan pengaruh kekentalan
cukup dominan dibandin gkan dengan kecepatan aliran, sehingga partikel- partikel
zat cair akan bergerak teratur menurut lintasan lurus.
Secara matematis aliran laminer akan terjadi bila perbandingan
momentum dan gaya viskos ada di bawah 2000, atau yang lebih dikenal dengan
bilangan Reynolds (Re) < 2000.
Kehilangan energi selama pengaliran melalui pipa diturunkan dengan menggunakan
gambar 2.5, kehilangan energi pada pengaliran antara titik 1 dan 2 adalah :
.................................................... (2.3)
Karena V1 = V2, maka :
................................................................. (2.4)
akan diperoleh :
........................................................................ (2.5)
........................................................................ (2.6)
dengan v (nu) adalah kekentalan kinematik
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Poiseuille. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa aliran laminer tidak dipengaruhi oleh bidang batas atau
kekasaran dinding. Gambar 2.6 menunjukkan distribusi kecepatan dan tegangan
geser di dalam pipa lingkaran. Tegangan geser pada dinding pipa biasanya diberi
notasi t 0.
........................................................................ (2.7)
dengan:
f = faktor gesek
t 0 = tegangan geser pada dinding pipa
? = kerapatan air (density )
V = kecepatan aliran
Untuk menentukan tegangan geser yang ditimbulkan oleh turbulensi,
dipandang aliran zat cair melalui elemen dengan luas dA (lihat gambar 2.7)
Gambar 2.7 Transfer Momentum dalam Aliran Zat Cair. (Triatmojo, 1996:18)
Pada gambar 2.7, v' adalah kecepatan tegak lurus dA dan u' adalah
fluktuasi kecepatan atau perbedaan kecepatan pada kedua sisi luasan. Massa zat
cair yang melalui dA dalam satu satuan waktu adalah:
dM = ?v'dA
dengan menggunakan persamaan momentum:
dF = dM du
atau :
dF = ?v'dAu'
Tegangan geser t karena fluktuasi turbulen diperoleh dengan membagi
persamaan di atas dengan dA:
........................................................................ (2.9)
........................................................................ (2.11)
........................................................................ (2.12)
Reynolds Re = 10 6, dan untuk enam kali percobaan dengan nilai k/D (kekasaran
relatif) yang bervariasi antara 0,0333 sampai 0,000985. Hasil percobaan
merupakan hubungan antara f, Re, dan k/D seperti gambar di bawah ini.
2.14. 1 Daerah I
Daerah I merupakan daerah aliran laminer di mana Re < 2000. Hubungan
antara f dan Re merupakan garis lurus (kemiringan 45º untuk skala horizontal dan
vertikal yang sama), dan tidak dipengaruhi oleh kekasaran pipa. Di daerah ini
2.14. 2 Daerah II
Daerah ini antara Re = 2000 dan Re = 4000, yang merupakan daerah tidak
stabil di mana aliran berubah dari laminer ke turbulen atau sebaliknya. Aliran
tidak banyak dipengaruhi oleh kekasaran pipa.
........................................................................ (2.13)
Untuk aliran di daerah transisi, Colebrook menggabungkan persamaan untuk
pipa halus dan pipa kasar sebagai berikut:
............................................................ (2.14)
R/D 1 2 4 6 10 16 20
Kb 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42
Sumber: Triatmojo, 1996: 64
Secara normal nilai Kb , akan menjadi kecil jika jari- jari (R) semakin besar,
yang tergantung pada perbandingan jari- jari bengkokan (diameter dalam)
pipa, secara berturut-turut (R/D).
Tabel 2.3 Jari-Jari Bengkokan Minimum untuk Pipa.
Jari- jari
Diameter Jari-jari belokan Diameter luar belokan
4 D
luar pipa 10
pipa minimal R (mm) 20Dl 5
6 16 22 0
8 20 25 5
1 25 28 0
0 32 30 8
1 40 35 0
Sumber:2 Krist, 1991:88 40 38 8
R/D 1 2 3 4 5 6 10
Licin d = 15º (pipa) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
3 0,06 0,06 0,055 0,055 0,05 0,05 0,05
0º 0,14 0,09 0,08 0,08 0,07 0,075 0,07
4
Kasar 90º 0,51 0,30 0,27 0,23 0,21 0,18 0,20
Sumber: Krist, 1991:88
Persamaan pada pipa untuk perubahan arah yang terjadi secara tiba –tiba (elbow)
dan siku hampir sama dengan persamaan pada pipa bengkok (bends).
Persamaan untuk kehilangan energi akibat pembelokan ( elbow) pipa lebih
sederhana, yaitu:
Sedangkan hasil pengolahan data penelitian pada instalasi pipa lurus dengan
menggunakan rumus teoritis dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8 Hasil Penelitian pada Instalasi Pipa Lurus dengan Diameter ½
Kecepatan
Kehilanga Debit Aliran Aliran
Q 3 Qrata-
Perc.Ke n Energi ? v v rata-
1 0.180 Q (m
0.000205 1.971
2 0.180 0.000205 1.971
3 0.190 0.000223 2.025
4 0.179 0.000200 1.966
5 0.188 0.000220 2.015
6 0.186 0.000210 0.000212 2.001 1.992
7 0.185 0.000215 1.996
8
Sumber: Hasil0.184
Penelitian 0.000215
Lab. Unnes 1.991
Gambar 2.13 Perbedaan kehilangan energi pipa lurus ½” antara hasil pengukuran
dengan rumus teoritis Laboratorium Unnes
2.1. 7. 2 Penelitian di Laboratorium Hidrolika Polines
Pada penelitian 10 (sepuluh) kali percobaan didapatkan seperti terlihat
pada tabel 2.9 berikut.
Tabel 2.9 Data Penelitian pada Instalasi Pipa Lurus dengan Diameter ½”
3.1 Data
Penelitian mengenai Pengaruh Pembelokan (Elbow) Terhadap
Kehilangan Energi Pada Saluran Pipa Galvanis yang dilaksanakan di
laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang dan
sebagai acuan dilaksanakan juga di laboratorium Hidrolika Politeknik Negeri
Semarang, didapatkan data hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk
pembahasan.
Dalam penelitian ini diperoleh data awal hasil pengukuran antara lain luas
penampang pipa (Ao=¼ p.d2) dalam meter persegi (m2), luas bejana (p.l) dalam
meter persegi (m2), kemudian setelah dilakukan penelitian, maka didapatkan data
hasil pengamatan seperti selisih tinggi manometer (? h = h1- h2 ) dalam meter (m),
lama waktu (T) pada saat air mengalir dari tangki penampung sampai dengan
bejana dalam detik (dt), tinggi bejana yang terisi dengan air dalam meter (m),
Data penelitian pada instalasi pipa elbow 45o yang didapat dari
laboratorium Hidrolika Universitas Negeri Semarang dapat dilihat pada tabel 3.1
SELISIH TINGG
LUA SUH LUAS
TINGGI I WAKT
NO S U BEJAN
MANOMETER MUK U
PIPA AIR A (m2)
(m) A AIR (dt)
(m2) oC
(m)
h1 h2 ?h
1
PERCOBAAN 0,88 0,84 0,037 0,03 25 0,325 21,8
2 3
0,88 6
0,84 0,034 0,03 25 0,325 21,6
3 1
0,88 7
0,84 0,037 0,03 25 0,325 21,0
4 2
0,88 5
0,84 0,037 0,03 25 0,325 20,9
5 5
0,88 8
0,85 0,035 0,03 25 0,325 21,1
6 5 0 0,03 25 0,325 22,0
7 0,88 0,85 0,036 0,03 25 0,325 21,5
8 7
0,88 1
0,85 0,034 0,03 25 0,325 21,6
9 9
0,89 5
0,85 0,034 0,03 25 0,325 21,0
10 0
0,888 6
0,854 0,034 0,0002837 0,03 25 0,325 21,5
Data Penelitian di lab. Hidrolika Unnes
2 7
0,79 4 0,73 0,063 0,03 25 0,325 33,8
3 5
0,79 2 0,73 0,064 0,03 25 0,325 33,2
4 9
0,79 5 0,73 0,061 0,03 25 0,325 33,8
5 5
0,79 4
0,73 0,062 0,03 25 0,325 34,5
6 8 6
0,79 0,73 0,061 0,03 25 0,325 34,4
7 7 6
0,79 0,73 0,060 0,03 25 0,325 34,8
8 4 4
0,79 0,73 0,064 0,03 25 0,325 33,4
9 7 3
0,79 0,73 0,063 0,03 25 0,325 33,2
10 9 6
0,79 0,73 0,062 0,03 25 0,325 33,4
Hasil 8
Penelitian 6di lab. Hidrolika Unnes
Data penelitian pada instalasi pipa elbow 45o dari laboratorium Hidrolika
SELISIH TNGG
LUA SUH LUAS
TINGGI I WAKT
NO S U BEJAN
MANOMETER MUK U
PIPA A AIR AIR A (m2) (dt)
(m)
(m2) (m) oC
h1 h2 ?h
1 0,61 0,59 0,015 0,05 28 0,221 40,3
PERCOBAAN
2 3
0,61 8 0,59 0,016 0,05 28 0,221 39,9
3 4
0,61 8 0,59 0,016 0,05 28 0,221 39,3
4 4
0,61 8 0,59 0,016 0,05 28 0,221 38,9
5 4
0,61 8 0,59 0,016 0,05 28 0,221 39,4
6 4
0,61 8
0,59 0,016 0,05 28 0,221 38,9
7 4 8
0,61 0,59 0,015 0,05 28 0,221 40,0
8 2 7
0,61 0,59 0,015 0,05 28 0,221 39,9
9 1
0,61 6
0,59 0,016 0,05 28 0,221 39,2
10 2 6
0,61 0,59 0,015 0,05 28 0,221 39,2
Hasil 1 6
Penelitian di lab. Hidrolika Polines
Data penelitian pada instalasi pipa elbow 90o dari laboratorium Hidrolika
Politeknik Negeri Semarang dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut
SELISIH TNGG
LUA SUH LUAS
TINGGI I WAKT
NO S U BEJAN
MANOMETER MUK U
PIPA AIR A (m2)
(m)) A AIR (dt)
(m2) (m) oC
h1 h2 ?h
1 0,55 0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,2
PERCOBAAN
2 3
0,55 0
0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,3
3 4
0,55 1
0,52 0,034 0,05 28 0,221 49,1
4 4
0,55 0
0,52 0,034 0,05 28 0,221 48,9
5 6 2 0,05 28 0,221 48,8
6 0,55
0,55 0,52
0,52 0,033 0,05 28 0,221 48,9
7 5
0,55 2
0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,1
8 4
0,55 1
0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,3
9 4
0,55 1
0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,2
10 5
0,55 2
0,52 0,033 0,05 28 0,221 49,0
4 1
Hasil Penelitian di lab. Hidrolika Polines
3.2 Analisis Data
Untuk keperluan analisis, maka data hasil pengukuran dan pengamatan
dihitung dan dibuat tabel. Hasil analisis data didapatkan antara lain debit air (Q)
dalam meter kubik perdetik (m³/dt), kecepatan aliran (V) dalam meter perdetik
(m/dt), kehilangan energi dalam meter (m) serta nilai koefisien kehilangan energi
(Kb) hasil penelitian.
Hasil analisis data kehilangan energi pada pipa elbow dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut.
3.2 .1 Analisis Data Penelitian di Laboratorium Hidrolika Unnes.
-rata(h
h)Rata -rata(
b)Rata
Rata -rata(Q)
Rata -rata(V)
SELISI KEHIL.
DEBI KEC.
H Kb ENERG
NO T ALIRA V 2/2g
MAN 45 I TEORI
AIR N (V)
O- O (hb)
(Q)
METE
1 0,037 0,0004 1,574 0,1264 0,19 0,0246
PERCOBAAN
47 4 5 6
2 0,034 0,0004 1,589 0,1288 0,19 0,0251
3 0,037 51
0,0004 1,634 0
0,1362 5
0,19 2
0,0265
4 0,037 64
0,0004 1,642 6
0,1375 5
0,19 7
0,0268
5 0,035 67
0,0004 1,626 7
0,1349 5
0,19 3
0,0263
6 0,033 62
0,0004 1,560 7
0,1241 5
0,19 2
0,0242
7 0,036 43
0,0004 1,596 6
0,1300 5
0,19 1
0,0253
8 0,034 53
0,0004 1,589 0
0,1288 5
0,19 5
0,0251
9 0,034 51
0,0004 1,634 0
0,1362 5
0,19 2
0,0265
10 0,034 64
0,0004 1,596 6
0,1300 5
0,19 7
0,0253
53 0 5 5
Hasil Penelitian di lab. Hidrolika Unnes
Sehingga ditemukan nilai koefisien kehilangan energi hasil penelitian senilai
0,27, seperti terlihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Nilai Koefisien Kehilangan Energi Pada Penelitian Elbow 45o.
SELISIH
BESAR NILAI KOEFISIEN (Kb)
TINGGI KECEPATA
GRAFITAS TABEL TABEL
h N HASIL
h1 H2 I BAMBANG THOMA
rata rata- PENELITIA
rata2 rata2 rata TRIATMODJ S KRIST
2 N
0,885 0,850 0,035 9,81 1,604 0,2 0,195 0,32
7
b)Rata-rata(h
h)Rata -rata(
Rata-rata(V)
rata(Q)Rata-
SELISI KEHIL.
DEBI KEC.
H Kb ENERG
NO T ALIRA V2/2g
MAN 90 I TEORI
O- AIR N (V) O (hb)
METE (Q)
1 0,063 0,00028 1,015 0,0526 0,98 0,0515
PERCOBAAN
85 4 0 5
2 0,063 0,00028 1,015 0,0526 0,98 0,0515
3 0,064 85
0,00029 4
1,033 0
0,0545 5
0,98 0,0534
4 0,061 37
0,00028 7
1,015 2
0,0526 3
0,98 0,0515
5 0,062 85
0,00028 4
0,994 0
0,0504 0,98 5
0,0494
6 0,061 26
0,00028 8
0,997 9
0,0507 0,98 8
0,0497
7 0,060 34
0,00028 6
0,986 8
0,0496 0,98 6
0,0486
8 0,064 02
0,00029 2
1,027 2
0,0538 0,98 3
0,0527
9 0,064 19
0,00029 5
1,033 7
0,0545 9
0,98 0,0534
10 0,062 37 7 2 0,98 3
Hasil Penelitian di lab. Hidrolika Unnes
penelitian elbow 90o di laboratorium Hidrolika Unnes senilai 1,18 yang mana
besar nilai ini lebih tinggi dari pendapat Bambang Triatmodjo dan lebih rendah
dari pendapat Thomas Krist seperti terlihat pada tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Nilai Koefisien Kehilangan Energi Pada Penelitian Elbow 90o.
SELISIH
BESAR NILAI KOEFISIEN (Kb)
TINGGI
MANOMETE
GRAFITAS KECEPATA TABE TABEL
h HASIL
h1 H2 I N L THOMA
rata PENELITIA
rata2 rata2 rata- BAMBANG S
2 N
0,797 0,735 0,062 9,81 rata
1,0147 1,1 TRIATMODJ
0,9 KRIST
1,27
8 8
SELISI KEHIL.
0,0002798 Rata -rata(Q)
2 0,01
0,016 42
0,00027 5
0,976 0,0476
0,0486 0,19 29
0,0094
3 0,016 69
0,00028 2
0,991 19
0,0501 5
0,19 8
0,0097
4 0,016 12
0,00028 1
1,001 15
0,0511 5
0,19 7
0,0099
5 0,016 41
0,00028 3
0,988 51
0,0498 5
0,19 7
0,0097
6 0,016 05
0,00028 6
1,001 61
0,0511 5
0,19 2
0,0099
7 0,015 41
0,00027 3
0,973 51
0,0483 5
0,19 7
0,0094
8 0,015 63
0,00027 7
0,976 76
0,0486 5
0,19 3
0,0094
9 0,016 69
0,00028 2
0,993 19
0,0503 5
0,19 8
0,0098
10 0,015 19
0,00028 6
0,993 71
0,0503 5
0,19 2
0,0098
Hasil Penelitian di lab. 19
Hidrolika 6
Polines 71 5 2
Dari hasil analisis tersebut ditemukan nilai koefisien kehilangan energi hasil
SELISIH
BESAR NILAI KOEFISIEN (Kb)
TINGGI
KECEPATA
MANOMETE GRAFITAS TABE TABEL
h N HASIL
h1 H2 I L THOMA
rata rata- PENELITIA
rata2 rata2 BAMBANG S
2 rata N
0,613 0,597 0,016 9,81 0,9862 0,323 TRIATMODJ
0,195 KRIST
0,32
3.2. 2. 2 Analisis Data Pipa Elbow 90o.
Hasil Analisis dari penelitian pada instalasi pipa elbow 90o yang didapat
dari laboratorium Hidrolika Politeknik Negeri Semarang dengan menggunakan
-rata(h b)Rata
SELISI KEHIL.
rata(Q)Rata-
rata(V)Rata-
DEBI KEC.
H Kb ENERG
NO T ALIRA V2/2g 90 O
MAN I
AIR N (V)
O- TEORI
(Q)
METER (hb)
1 0,03 0,0002 0,790 0,031886 0,0312
PERCOBAAN
2 3 25 5 0,98 5
0,03 0,0002 0,788 0,031756 0,0311
3 24 9 0,98 2
3 0,03 0,0002 0,792 0,032016 0,0313
4 4
0,03 25
0,0002 2
0,795 0,0322780,98 8
0,0316
5 4
0,03 26
0,0002 4
0,797 0,0324110,98 3
0,0317
6 4
0,03 26
0,0002 0
0,795 0,0322780,98 6
0,0316
7 3
0,03 26
0,0002 4
0,792 0,0320160,98 3
0,0313
8 3
0,03 25
0,0002 2
0,788 0,0317560,98 8
0,0311
9 3
0,03 24
0,0002 9
0,790 0,0318860,98 2
0,0312
Hasil Penelitian di lab. Hidrolika Polines
Dari hasil analisis diatas ditemukan nilai koefisien kehilangan energi hasil
penelitian pada elbow 90o di laboratorium Hidrolika Polines senilai 1,06 koefisien
tersebut dapat dibaca pada tabel 3.12 berikut ini.
SELISIH
BESAR NILAI KOEFISIEN (Kb)
TINGGI
KECEPATA
MANOMETE GRAFITAS TABE TABEL
h N HASIL
h1 H2 I L THOMA
rata rata- PENELITIA
rata2 rata2 BAMBANG S
2 rata N
TRIATMODJ KRIST
0,555 0,521 0,033 9,81 0,793 1,0 0,9 1,27
6 8
3.3 Pembahasan
Dalam penelitian ini pembahasannya berdasarkan hasil analisis yang ada
pada tabel kemudian dibuat grafik perbedaan antara hasil penelitian dengan
perhitungan teori. Penyimpulan hasil penelitian ini dengan cara mendiskripsikan
hasil pengamatan terhadap grafik-grafik yang ada serta grafik yang diperoleh dari
Elbow 45 o.
Pada hasil penelitian ini dapat diketahui rata -rata kecepatan aliran air
sebesar 1,604 m/dt. Rata-rata selisih tinggi air dari pengamatan manometer adalah
0,035 meter (Tabel 3.5) .
Adapun pengaruh kecepatan aliran air yang melalui pipa terhadap
kehilangan energi dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut
Gambar 3.1 Pengaruh Kecepatan terhadap Kehilangan Energi Pada Pipa Elbow 45o
di Laboratorium Unnes
Dari gambar tersebut nampak bahwa besarnya kehilangan energi pada pipa
dipengaruhi oleh kecepatan aliran, semakin besar kecepatan aliran yang melalui
pipa maka semakin besar pula kehilangan energinya. Pada kecepatan rendah 1,560
m/det terdapat kehilangan energi sebesar 0,02421 m, sedang pada kecepatan
tinggi 1,642 m/det kehilangan energi sebesar 0,02683 m (Tabel 3.5). Hal ini
sesuai dengan pendapat Triatmodjo (1996:58) bahwa kehilangan energi sangat
dipengaruhi oleh gesekan (major lose ). Gesekan ini disebabkan adanya kecepatan
aliran dan viskositas fluida.
Perbedaan kecepatan yang menyebabkan kehilangan energi yang berbeda
dalam 10 (sepuluh) kali percobaan ini dikarenakan keterbatasan dalam pelaksanaan
penelitian, terutama pada saat pengamatan manometer dan pengamatan ketinggian
air yang masuk ke dalam bejana.
melalui kran penelitian elbow 45o serta 1 (satu) kali pembelokan sebesar 45o
dan 3 (tiga) kali pembelokan sebesar 90o setelah melalui kran penelitian,
sehingga dimungkinkan akan mempengaruhi kecepatan aliran
4. Pengambilan data pada penelitian elbow 45 o ini, adalah arah pipa mendatar
Gambar 3.3 Pengaruh Kecepatan Aliran terhadap Kehilangan Energi Pada Pipa
praktik dengan perhitungan analisis teori pada pipa (elbow) dengan sudut 90o.
Lebih jelasnya perbedaan hasil dari kedua pengujian tersebut dapat dilihat pada
gambar 3.4 berikut:
Gambar 3.4 Kehilangan Energi Pada Pipa Elbow 90o di Unnes
Pada penelitian elbow 90o ini kehilangan energi yang terjadi lebih besar
dibandingkan dengan penelitian elbow 45o dimana perubahan sudut yang dapat
menimbulkan benturan aliran pada pipa. Selisih kehilangan energi pada penelitian
antara praktik dengan analisis teori terjadi karena adanya perbedaan nilai
koefisien kehilangan energi, dimana nilai koefisien kehilangan energi yang
dipakai sebagai analisis berbeda dengan nilai koefisien energi hasil penelitian.
Nilai koefisien kehilangan energi yang dihasilkan dari penelitian ini sebesar 1,18
sedangkan menurut pendapat Triatmodjo sebesar 0,98 yang berarti nilai koefisien
kehilangan energi hasil penelitian lebih tinggi, namun lebih rendah terhadap nilai
koefisien kehilangan energi menurut pendapat Krist yang nilainya 1,27 (Tabel
3.8). Dalam penelitian ini digunakan nilai koefisien kehilangan energi pendapat
Triatmodjo.
Kelemahan rekayasa alat pengukur kehilangan energi juga
dapat menyebabkan kurang maksimalnya pengambilan data seperti pemasangan
kran yang kurang halus sehingga mempengaruhi arah aliran, serta tahapan
penelitian dalam pengambilan data, dimana pada penelitian elbow 90 o ini adalah
arah pipa mendatar yang kemudian membelok arahnya ke bawah dengan sud ut
kali pembelokan sebesar 45o setelah melalui kran penelitian. Adanya pembelokan
baik sebelum dan sesudah penelitian ini bisa mempengaruhi kecepatan aliran
dimana kecepatan ini erat kaitannya dengan kehilangan energi.
3.3 .2 Penelitian di Laboratorium Hidrolika Polines
teori yang terjadi pada pipa elbow 45o. Untuk mengetahui selisih kehilangan
energi antara hasil praktik dengan perhitungan teori dapat dilihat pada gambar 3.5
berikut
o
3.3. 2. 2 Besar Kehilangan Energi Pada Pipa Elbow 90 .
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa rata-rata kehilangan energi
yang terjadi pada pipa ( elbow) dengan sudut 90o berdasarkan praktik di
laboratorium Hidrolika Polines adalah sebesar 0,033 meter, sedangkan hasil
perhitungan secara analisis teori sebesar 0,031 meter (Tabel 3.11).
Lebih jelasnya perbedaan hasil dari kedua pengujian tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
penelitian elbow 90o lebih besar kehilangan energinya karena perubahan sudut,
dimana terjadi tumbukan air pada dinding pipa saat melalui pembelokan.
Selisih kehilangan energi pada penelitian antara praktik dengan analisis
teori terjadi karena adanya perbedaan nilai koefisien kehilangan energi, dimana
nilai koefisien kehilangan energi yang dipakai sebagai analisis berbeda dengan
nilai koefisien kehilangan energi hasil penelitian. Nilai koefisien kehilangan
energi pada penelitian sebesar 1,06 sedangkan secara teori pada pendapat
Triatmodjo sebesar 0,98 dan pada pendapat Krist besarnya 1,27 (Tabel 3.12).
Pada penelitian ini digunakan nilai koefisien kehilangan energi pendapat
Triatmodjo.
Perbedaan kehilangan energi akibat perubahan arah pipa pada sudut 45o
Gambar 3.7 Kehilangan Energi Pada Pipa Elbow 45o dan Elbow 90o
penelitian elbow 90o lebih besar dibanding dengan penelitian elbow 45 o. Hal ini
disebabkan karena pembelokan 90o lebih tajam, sehingga hambatan terhadap arah
aliran lebih besar, sedangkan pada elbow 45o pembelokannya lebih landai
(smooth ). Dengan demikian terjadinya tumbukan aliran air saat melalui elbow 90o
telah banyak kehilangan energi. Rata-rata kehilangan energi pada pipa elbow 45o
berdasarkan hasil pengujian di laboratorium Unnes hanya sebesar 0,035 meter
(Tabel 3.5), sedangkan pada pipa elbow 90o sebesar 0,062 meter (Tabel 3.7).
Gambar 3.8 Kehilangan Energi Pada Pipa Elbow 45o dan Elbow 90o
elbow 90o lebih besar dibanding kehilangan energi pada penelitian elbow
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis dan membahas mengenai penelitian tentang
pengaruh pembelokan (elbow) terhadap kehilangan energi ini dapat diambil
kesimpulan.
o
4.1. 2 Kehilangan energi yang didapatkan pada penelitian elbow 45 , lebih kecil
dibandingkan dengan elbow 90o. Semakin besar sudut pembelokan akan semakin
besar pula kehilangan energinya.
4.1. 3 Kecepatan aliran air akan mempengaruhi besar tingkat kehilangan energi.
4.2 Saran-Saran
Bagi para pengguna alat uji kehilangan energi pada saluran tertutup ini
perlu kiranya beberapa saran yang perlu diperhatikan antara lain