Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jurnalistik

2.1 Pengertian Jurnalistik

Menurut kusumaningrat (2005;15) jurnalistik atau journalisme

berasal dari journal, artinya catatan harian atau catatan menganai kejadian

sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Journal dari perkataan latin

diurnalis, artinya harian atau setiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata

jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Jurnalistik

adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan

diakui eksistensinya dengan baik. Dalam kamus, jurnalistik diartikan

sebagai kegiatan untuk menyimpan, mengedit, dan menulis untuk surat

kabar, majalah, atau berkala lainnya.

Menurut Assegaff, jurnalistik adalah bidang profesi yang

mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian atau kehidupan

sehari-hari dalam bentuk penerangan. Menurut Kridalaksana dalam

Sumadiria (2005:2) jurnalistik adalah pekerjaan mengumpulkan, menulis,

menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan untuk surat kabar,

majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi. Beberapa ahli

juga memberikan defenisi tentang jurnalistik, seperti Roland E. Wolseley

(1969;3) menyebutkan jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan,


penafsiran pemprosessan informasi umum, pendapat, pemerhati, hiburan

umum secara sistematik dan dapat di dipercaya untuk di terbitkan pada

surat kabar, majalah dan di siarkan di stasiun siaran. Effendy (2003;95)

memberikan defenisi secara sederhana tentang jurnalistik yaitu teknik

mengolah berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada

menyeberluaskan kepada masyarakat.

2.2 Surat Kabar

2.2.1 Pengertian Surat Kabar

Menurut Badudu dan Mohammad Zein (1996;81) surat kabar

adalah Koran berupa lembaran-lembaran kertas besar antara 8 sampai

dengan 20 halaman di Indonesia yang berisi berita baik dalam maupun luar

negeri dan menurut Assegaff (1983;40) surat kabar adalah penerbitan yang

berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan yang di

cetak dan di terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum.

Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain karena

kesegarannya karakteristik headline-nya dan keanekaragaman liputan yang

menyangkut barbagai topik isu atau peristiwa. Ini terkait dengan

kebutuhan pembaca akan sisi menarik informasi yang ingin di bacanya,

dari surat kabar yang ingin di langganinya. Walau demikian, fungsi surat

kabar bukan sekedar pelopor kisah-kisah human interest dari berbagai

peristiwa atau kejadian orang seorang. Asumsinya adalah setiap orang

memiliki hak untuk mengetahui segala pernak-pernik kejadian, karena dari


bekal informasi itulah setiap orang dapat berpartisipasi di dalam kehidupan

masyarakat. Untuk mendapatkan kepastian informasi, setiap orang

membutuhkan wartawan surat kabar yang bertugas sebagai wakil

masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa yang

terjadi yang di butuhkan masyarakat.

Surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan

tersebut, informasi menjadi instrument penting bagi masyarakat. Maka

itulah, surat kabar harian biasa disebut sebagai produk dari industri

masyarakat, di samping itu dalam bentuknya yang indepent (dalam

kemandiriannya), surat kabar biasanya integral dengan perkembangan

paham demokrasi di sebuah masyarakat.

2.2.2 Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagai media massa dalam orde baru mempunyai misi

menyebarluaskann pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat

mencerdaskann rakyat Indonesia.

Dari empat fungsi media massa (informasi, hiburan, pendidikan,

dan persuasive), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah

informasi. Hai ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat

kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang akan terjadi.

Karenanya sebagian rubrik surat kabar berita terdiri dari berbagai jenis

berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak terabaikan

karena tersedianya rubrik artikel ringan, feature (laporan perjalanan,


laporan tentang profil seseorang yang unik), rubrik cerita bergambar atau

komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsinya mendidik

dan mempengaruhi akan di temukan paeda artikel ilmiah, tajuk rencana

atau editorial. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembanganya

bertambah, yaitu sebagai alat kontrol sosial yang konstruktif.

2.3 Wartawan

2.3.1 Pengertian Wartawan

Menurut Kusumaningrat dan Kusumaningrat, wartawan adalah

orang yang membuat berita media cetak ataupun elektronik. Menurut

Shoehoet wartawan adalah karyawan yang melakukan pekerjaan atau

kegiatan atau usaha yang sah yang berhubungan pengumpulan,

pengolahan, dan penyiaran dalam bentuk fakta, pendapat, ulasan, gambar-

gambar dan sebagainya untuk perusahaan pers, radio, televisi dan film.

Jadi, semua yang bekerja dalam bidang redaksi adalah wartawan. Dalam

undang-undang No 40 Tahun 1999 tentang pers percetakan, wartawan

adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (pasal

1 ayat 4).

2.3.2 Tugas Redaksi

Dalam organisasi surat kabar dimanapun, sebelum reporter turun ke

lapangan, ia harus mendengarkan dari redakturnya apa-apa yang di

hasilkan dalam rapat redaksi di pagi hari seputar berit-berita yang harus
diliput. Redaktur pelaksana adalah eksekutif yang bertugas mengawasi

pelaksanaan peliputan berita atau boleh di sebut juga kapten regu

pemberitaan. Redaktur pelaksana bertanggung jawab atas di sajikannya

berita-berita yang berimbang dan lengkap tentang berita-berita utama, baik

lokal maupn non lokal. Pekerjaan detailnya bukan dia yang mengerjakan,

melainkan para redaktur dibawahnya beserta stafnya. Misalnya, untuk

masalah-masalah kota, pekerjaan detail seperti penugasan peliputan dan

penyuntingan berita di lakukan oleh rdaktur kota, untuk berita olah raga

oleh redaktur olah raga, untuk berita politik oleh redaktur politik, untuk

berita ekonomi oleh reddaktur ekonomi.

Dalam surat kabar paling sedikit biasanya ada empat redaktur, yang

biasanya terdiri dari redaktur kota, redaktur olahraga, redaktur hiburan,

dan redaktur ekonomi. Redaktur pelaksana merupakan eselon ketiga dalam

hirarki oraganisasi surat kabar. Di puncak oraganisasi duduk pemimpin

umum surat kabar, biasanya pemilik surat kabar atau orang yang di tunjuk

mewakili pemilik. Di bawahnya terdapat pemimipin redaksi dan pemimpin

perusahaan. Pemimpin redaksi bertanggung jawab atas operasi redaksional

secara keseluruhan, yakni operasi yang bukan berkaitan dengan iklan,

sirkulasi, dan administrasi. Pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab

kepada pemimpin umum di serahi tugas mengelolah operasi-operasi

yang bersangkutan dengan administrasi, keuangan perusahaan dan

pemasaran. Di bawah pemimpin terdapat kepala bagian sirkulasi, iklan


promosi, produksi dan bagian lain yang berkaitan dengan masalah bisnis,

teknik dan operasi.

Seperti dikemukakan diatas, pemimpin redaksi bertanggungjawab

atas operasi keredaksian secara keseluruhan. Tempat di mana keredaksian

ini berlangsung disebut dapur redaksi. Dapur redaksi di pimpin dan di

kelola langsung oleh redaktur pelaksana, sedangkan pemimpin radaksi

hanya mengawasi dan mengarahkan atau melakukan supervise atas

opersionalisasi keredaksiaan. Menurut Soehoet (2003;14-15) tugas bidang

redaksi di bagi dalam tiga bagian menurut sifat pekerjaanya, sebagai

berikut :

a. Mencari dan mengumpulkan dan pendapat

b. Mengolah berita dan pendapat serta mengatur penempatannya

dalam halaman-halaman surat kabar atau majalah.

c. Meengurus administrasi, dokumentasi, dan perpustakaan untuk

memudahkan pelaksanaan tugas mencari, mengumpulkan dan

mengolah berita.

Orang yang bertugas mencari dan mengumpulkan berita di dalam

kota atau tempat surat kabar atau majalah tersebut di sebut juru warta.

Tetapi sekarang lebih umum di sebut reporter, dan orang yang

melaksanakan tugas di luar kota atau luar negeri di sebut koresponden.

Orang yang mengolah berita dan pendapat serta mengatur penempatannya

dalam halaman-halaman surat kabar atau majalah di sebut redaktur atau

bisa disebut juga desk editor. Orang yang mengurus administrasi,


dokumentasi dan perpustakaan untuk memudahkan pekerjaan reporter atau

korsponden dan redaktur di sebut sekretaris redaktur. Untuk mengatur dan

memimpin reporter, redaktur serta sekretaris redaksi di wakili oleh seorang

redaktur pelaksana atau managing editor. Pemimpin redaksi bertugas

memimpin redaksi termasuk menulis tajuk rencana dan pojok. Tugas

menulis tajuk rencana dan pojok ini dapat juga di serahkan kepada orang

lain. Pemimpin redaksi mewakili bidang redaksi berhubungan dengan

pihak luar, seperti pemerintah, pengusaha, pengadilan dan masyarakat

2.4 Berita

2.4.1. Definisi Berita

Menurut Asep Syamsul M. (2003;3) berita adalah hal yang terjadi

di dunia. Berita juga merupakan sajian utama sebuah media massa di

samping opini atau pendapat. Tidak ada rumusan tunggal mengenai berita.

Berita sulit diartikan, sebab mencakup banyak faktor variaebl.

Namun, defenisi berita sangatlah di perlukan untuk mengetahui

secara jelas apa yang di sebut berita bagi keperluan pekerjaan mencari,

menghimpun, dan membuat berita. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,

berita adalah laporan mengenai kejadian ataau peristiwa yang hangat

Menurut Kurniawan Junaedhie (1991;26) berita adalah laporan

atau pemeberitahuan mengenai peristiwa atau keadaan yang bersifat

umum dan baru saja terjadi (aktual) yang disampaikan oleh wartawan

dalam media massa.


Dari uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa berita adalah suatu

laporan yang berisi fakta, peristiwa atau pendapat yang masih baru atau

aktual yang di sampaikan wartawan kepada khalayak melalui media

massa.

2.4.1. Nilai Berita

Bagi pengelola media massa, perlu kejelian dalam menentukan

suatu fakta yang mempunyai nilai berita atau tidak. Seperti di kemukakan

oleh Melvin dalam A. Rahman ( 1999;4) “ berita itu konsep yang realtif, di

pengaruhi oleh geografi, demografi, dan waktu “. Oleh karena itu, fakta

yang menjadi berita di suatu daerah, belum tentu memiliki nilai berita di

derah lainnya. Kriteria umum nilai berita (news values) merupakan acuan

yang dapat di gunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor

dan redaktur untuk memutuskan fakta yang pantas di jadikan berita dan

memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan

patokan berarti bagi reporter. Dengan kriteria tersebut seorang reporter

dapat dengan mudah mendeteksi mana peristiwa yang di liput dan

dilaporkan, mana peristiwa yang tak perlu diliput.

Menurut Assegaff ( 19983;26-37), kriteria yang menentukan nilai

berita layaknya suatu berita, antara lain :

a. Baru atau termasa, berita yang baru dan masih hangat akan menarik

perhatian pembaca, yakni bahwa pembaca unutk pertamakalinya

mengetahui adanya fakta baru.


b. Jarak (dekat atau jauh), jarak yang terjadi suatu berita dengan tempat

berita itu di publisher mempunyai arti yang penting

c. Penting (ternama), penting disini dimaksudkan dengan nama penting

atau yang terkenal, dan temapat-tempat terkenal dan penting,

menentukan nilai suatu berita.

d. Keluarbiasaan (keanehan), sesuatu kejadian yang aneh, luar biasa

selalu menarik perhatian orang.

e. Akibat, disini di maksudkan sebagai sesuatu yang langsung akan

memberikan akibat kepada dirinya dan menarik perhatian.

f. Ketegangan, sebuah berita yang menimbulkan unsur ketegangan

kepada pembacanya akan merangsang keingintahuan pembaca untuk

mengetahui akhirnya ataupun keterangan lebih lanjut.

g. Pertentangan (konflik), sebuah berita mengenai pertentangan satu

dengan yang lainnya yang menarik perhatian pembaca.

h. Seks, pemberitahuan yang mengandung unsur seks selalu menarik

perhatian pembaca.

i. Kemajuan, segala hal yang berhubungan dengan kemajuan terjadi

dalam hidup manusia, selalu menarik pembaca.

j. Human interest, sebenarnya semua berita yang dimuat dalam surat

kabar mengandung unsur human interest. Berita-berita yang termasuk

dalam golongan human interest menghendaki kahlian menulisnya atau

keahlian si wawrtwan untuk melukiskan, agar beritanya dapat menarik

pembaca
k. Emosi, sebagai mahluk sangat dipengaruhi oleh emosi, diantara

emosi itu salah satunya simpati. Simpati yang di timbulkan oleh sesuatu

berita, selalu menarik perhatian pembaca.

l. Humor, suatu berita atau tulisan reportase yang diselingi dengan rasa

humor akan dapat menarik perhatian pembaca, meskipun panjang

mencapai beberapa kolom.

Dari berbagai defenisi para ahli, pemuat berita didasari pertimbangan

”menarik dan berguna” bagi pembaca. Maka nilai sebuah berita (news

values) di tentukan oleh sejauh mana berita tersebut menarik dan

berguna bagi khalyak. Seperti di jelaskan Hoeta Soehoet dalam A.

Rahman (1999:4) tidak semua berita di perlukan oleh setiap pembaca,

yang tidak memenuhi kepentingan seorang pembaca tidak berguna bagi

pembaca tesebut

2.4.3 Struktur Berita

Menurut Kusumangingrat dan kusumaningrat (2005;125-127)

struktur berita khususnya berita langsung (straight news), pada umumnya

mengacu pada struktur piramida terbalik (inverted pyramid) yaitu

memulai penulisan berita dengan bagian yang dianggap paling penting

kemudian di ikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang

penting dan seterusnya.

Susunan berita bentuk piramida terbalik ini menguntungkan

pembaca dalam hal efesiensi waktu, karena langsung mengetahui berita


paling penting. Karenanya, bentuk ini bisa lebih menarik pembaca. Selain

itu, bentuk ini pun memudahkan kerja redaktur atau penyunting untuk

melakukan pemotongan naskah, jika kolom atau ruang tersedia terbatas

atau tidak cukup untuk memuat bagian berita. Berikut gambar piramida

terbalik dapat dilihat di bawah ini :

Alinea 1 LEAD
( 5 W + 1H )

Pengembangan secara
Alinea 2,3,4
detail

Gambar 2.4.4

Piramida Terbalik

PENJELASAN

Berita dimulail dengan ringkasan atau klimaks dalam aliena

pembukanya kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam alinea-alinea

berikutnya dengan memberikan rincian cerita secara kronologis atau

dalam urutan yang semakin menurun daya tariknya. Alinea-alinea

berikutnya yang memuat ringkasan berita disebut teras berita atau lead.

Meringkaskan berita dalam alinea pembuka memang memiliki

beberapa keuntungan praktis. Diantaranya memungkinkan sebuah surat

kabar yang terburu waktu mengambil berita dari kantor berita, ringkasan

juga memudahkan pembaca membaca suatu berita, memuaskan perasaan


ingin tahu pembaca dengan segera, memudahkan redaktur membuat judul

berita dan memungkinkan petugas bagian pengatur tata letak

menyesuaikan panjangnya berita kedalam kolom-kolom halaman

memotong dari bawah.

2.5 Penyeleksian Berita dan Teknik Penyuntingan

Berita

2.5.1 Penyeleksian berita

Menurut Romli (2005:67-71) ada dua macam seleksi sesuai saluran

berita :

a. Dari bahan yang ditulis reporter hingga menjadi berita.


Tahapanya :
• Reporter mencari bahan berita dari sumber
berita.
• Reporter menyusun bahan berita menjadi
naskah berita
• Naskah berita diserahkan kepda managing
editor
• Managing editor menyeleksi naskah berita

Cara managing editor menyeleksi dengan meneliti apakah


naskah berita tersebut :
• Memenuhi syarat berita
• Berguna bagi masyrakat
• Tidak melanggar kode etik jurnalistik
• Tidak melanggar ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku
• Desk editor menyunting naskah berita menjadi copy berita
• Desk editor menyampaikan copy berita kepada layout-man,
yang bertugas menyusun layout atau tata letak surat kabar
• Sesudah itu copy berita dikirim kepercetakan untuk dicetak
menjadi berita
b. Dari bahan berita yang bersumber dari kantor hingga
menjadi berita. Tahapannya :
• Bulletin kantor berita atau bahan yang diterima
melalui teleks dan facsimile disampaikan kepada managing
editor.
• Managing editor menyeleksi (memilih) naskah
berita.
• Desk editor menyunting naskah berita menjadi
copy berita.
• Desk editor menyampaikan copy berita kepada
layout-man, yang bertugas menyusun layout atau tata letak
surat kabar.
• Sesudah itu copy berita dikirim kepercetakan
untuk dicetak menjadi berita.

2.5.2 Menyunting Naskah Berita

Menurut Romli (2005:71-72) menyunting naskah (editing) adalah

sebuah proses memperbaiki atau menyempurnakan tulisan secara

redaksional dan subtansial. Secara redaksional, editor emmperbaiki kata

dan kalimat supaya lebih logis, nudah dipahami, dan tidak rancu. Setiap

kata atau kalimat, selain harus benar ejaan atau cara penulisannya, juga

harus benar-benar punya arti dibaca.

Secara subtansial, editor atau redaktur harus memperhatikan fakta

atau data gar tetap terjaga keakuratan dan kebenarannya. Editor pun harus

memperhatikan apakah isi tulisan itu dapat dimengerti pembca atau malah

membinggungkan.

Kegitan menyunting pada dasarnya mencakup hal-hal berikut :

a. Memperbaiki kesalahan-kesalahan factual.

b. Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dan

mengedit berita tersebut untuk memperbaikinya


c. Menyesuaikan naskah dengan gaya surat kabar

bersangkutan.

d. Mengetatkan tulisan, membuat satu kata

melakukan pekerjaan tiga atau empat kata, menjaadi satru kalimat

menuyatakan fakta-fakta yang terdapat dalam satu paragraph.

e. Menjaga janagfan sampai terjadi penghinaan, arti

ganda, dan tulisan yang memuakkan.

f. Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi,

seperti anak judul (sub judul) dimana diperlukan.

g. Menulis judul untuk berita bersangkutan agar

menarik.

h. Di beberapa surat kabar, editing juga termasuk

menulis caption (keterangan gambar) untuk pekerjaan lain yang

berhubungan dengan cerita yang disunting itu.

i. Setelah edisi itu naik certak, menelaah Koran

tersebut lanjut terhadap kesalahan dan melakukan perbaikan jisak

dateline masih memungkinkan.

Dengan demikian, penyunting tidaklah semata-mata memotong

(cutting) naskah agar cukup masuk dalam kolom atau ruangan yang

tersedia, tetapi juga membuat tulisan itu enak dibaca, menarik, dan tidak

mengandung kesalahan factual. Dalam melaksanakan kewajibannya,

seorang editor atau redaktur harus pula memperhatikan hal-hal berikut :


a) Sadar mengenai sifat-sifat umum tentang

umur, taraf hidup, dan menyunting naskah sesuai dengan sifat umum

tersebut

b) Sebagai hati nurani surat kabar, penyunting

harus tegas dalam hal-hal seperti penggunaan huruf besar dan

singkatan, penggunaan gelar, tanda baca, ejaan, tata bahasa, pemilihan

jenis huruf untuk judul dan sebagainya.

c) Memperbaiki tulisan dengan segala upaya

tanpa merusak cara penulisannya yang menyatakan pendapatnya.

d) Menjaga masuknya iklan terselung dalam

tulisan.

Untuk membantu pekerjaanya, seorang editor biasanya

melengkapai dirinya dengan pemilikan kamus bahasa, kamus singkatan,

dan buku biografi tentang tokoh-tokoh ternama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memnyunting naskah berita

menjadi copy berita adalah :

a) Apakah tempat dan tanggal penyusunan naskah berita

telah benar.

b) Apakah inti berita sudah memenuhi syarat.

c) Apakah susunan berita sudah sempurna.

d) Apakah judul berita sudah memenuhi syarat.

e) Apakah bahasanya mudah dipahamai pembaca.


2.5.3 Teknik menyunting berita dan foto

Seorang redaktur yang kreatif di dalam pekerjaan editing akan

dapat membwa imajinasi baru, sehingga penyajian beritanya mendapat

tanggapan pembaca secara menyenangkan. Seorang radaktur yang kratif

bekerja sebagai manager yang mengatur dan mengerahkan para wartwan

di dalam melakukan tugas mencari dan menulis berita. Menurut Assegaff

(1983;69) menyunting adalah suatu pekerjaan yang dialakukan seorang

wartawan untuk memperbaiki berita yang di terimanya dari reporter agar

berita tadi dapat di sajikan kepada pembaca sedemikian rupa, sehingga ia

tidak hanya enak di baca akan tetapi juga tidak mengandung kesalahan

fakta dan kemungkinan adanya kalimat-kalimat yang dapat menimbulkan

delik pencemaran dan kalimat-kalimat yang tidak jelas.

Tugas utama menyunting dapat di rumuskan dalam dua hal utama,

yakni :

a. Mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan :

a) Salah ejaan dan struktur kalimat

b) Kesalahan fakta –fakta

c) Kesalahan pada struktur berita.

b. Menjaga masuknya hal-hal yang tidak di kehendaki :

a) Masuknya unsur-unsur pendapat (opini)

b) Peengulangan-pengulangan yang membosankan dan

mubazir

c) Menjaga agar jangan sampai ada fakta yang tertinggal


d) Menjaga masuknya iklan yang terselubung sebagaai

berita

e) Menjaga adanya kalimat-kalmat yang dapat

menimbulkan pencemaran nama baik

f) Menjaga masuknya berita yang sudah basi

g) Menjaga masuknya kebohongan atau berita bohong

Dari tugas dan fungsi editing yang disebut yan diatas, diarasakan

bahwa seorang redaktur yang menjalankan fungsi menyunting haruslah

seorag wartawan yang mengetahui pekerjaannya secara baik dan luas

pengetahuannya, baik dalam bahasa maupun dalam pengertian-pengertian

hukum pers.

Dalam menjalankan tugas menyunting perlukan peralatan-

peralatan, tidak saja peralatan teknis seperti gunting, lem, dan pensil akan

tetapi juga peralatan intelek dan kepustakaan seperti :

a. Pengetahuan yang mendalam tentang cara bekerja di desk

surat kabar, mulai dari koreksi naskah sampai kepada teknik

pengiriman naskah dan tipe huruf-huruf yang tersedia

b. Pengetahuan bagaimana mempergunakan buku-buku

petunjuk dan buku-buku rujukan (refence material) seperti :

• Kamus bahasa

• Kamus singkatan

• Peta

• Buku siapa mengapa


• Almanak pers

c. Pengetahuan yang mendalam tentang masyarakat dimana

surat kabar itu di terbitkan, sejak dari tata negaranya sampai kepada

masalah-masalah struktur politik dan ketatanegaraan.

d. Pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Indonesia, baik

kekayaan akan kosakata maupun tata bahasa da nragam bahasa.

e. Common sense, dengan common sense adalah suatu logika

yang harus dikembangkan, sehingga hal-hal yang sifatnya bertentangan

dengan kenyataan dan kontinuitas berita yang telah di mulai dapat di

jaga penerusnya.

Selain tugas yang di perlukan diatas, di dalam menyunting redaktur

menjalankan pekerjaanyaaa denga wawasan yang luas dan imajinatif, di

samping wawasannya sebagai manager. Yang diperlukan adalah redaktur

yang kreatif dan bertindak sebagai manager, karena ia harus dalam

pekerjan sehari-hari sebagai berikut :

a. Sebagai wartawan harus menghadapi hal-hal sebagai berikut :

• Bertindak untuk memilih dari sejumlah berita yang masuk, mana

yang akan disiarkan dan bagaimana menyajikannya

• Mengumpulkan berita kecil-kecil yang terlepas sehingga menjadi

satu kesatuan berita yang punya nilai tinggi dan menarik untuk

dibaca

• Untuk menyajiakan dalam bentuk berita berkewajiban memberikan

imbuhan kepala-kepala kecil, di samping kepala beritanya sendiri.


b. Sebagai manager ia menghadapi hal-hal :

• Mengatur naskah sehingga bagian set tidak akan terlalu banyak

membebani pekerjaan atau kekurangan kerja sama sekali.

• Harus menghadapi keadaan darurat, di mana ternyata naskah

kurang, sehingga harus tersedia “filler” (penyela atau penjegal).

Seperti halnya dengan menyunting berita, menyunting foto juga

menghendaki wawasan pengetahuan yang mendalam. Di sini diperlukan

sekali pengertian akan seni foto dan komposisi, sebuah foto tidak disunting

sama sekali akan menyebabkan foto yang baik menjadi percuma dan

terbuang dan juga sering mengambil terlalu banyak ruang yang berharga.

Di antara berbagai teknik menyunting foto “cropping” merupakan cara

yang paling baik, karena :

a. Dengan cara cropping banyak segi-segi gambar yang tidak

diperlukan dapay dibuang. Misalnya foto seorang di muka microfon, di

mana terlukis juga kabel yang saling semrawut dapat dihilangkan.

b. Dengan cropping kita dapat mengusahakan pusat perhatian

ditunjukan kepada apa yang akan ditonjolkan, sehingga menambah

espose foto. Di antara teknik-teknik lain dalam editing foto dapatlah

disebutkan teknik memberikan bingkai yang dalam bahasa inggrisnya

disebut framing, dengan pemberian bingkai pada foto, ia dapat lebih

menonjolkan foto tadi.

Teknik lain yang patut disinhggung adalah “tusir” (retoucger), yakni

uasaha memperbaiki foto yang kurang jelas sehingga menjadi jelas.


Umumnya foto-foto selalu harus ditursir, karena jika cusaca buruk foto-

foto yang diterima jadi rusak bergaris-garis dan tidak jelas, dengan tusir

foto dapat dihaluskan . dari segala teknik yang diaujukan, satu yang tidak

boleh dilupakan dalam menyunting foto dan untuk menghemat

pengeluaran bagian foto ialah teknik pembuatan contact print atau hasil

negative. Dari contact print kemudian digariskan mana bagian yang akan

ditonjolkan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Contoh Penyuntungan
    Contoh Penyuntungan
    Dokumen1 halaman
    Contoh Penyuntungan
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • COVER GW
    COVER GW
    Dokumen1 halaman
    COVER GW
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen5 halaman
    Bab Iv
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Metalist U Yeaahh
    Belum ada peringkat