JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
Diterbitkan Oleh :
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang
Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN
ISSN 1858-1226
Terbit Dua Kali Setahun pada Bulan Juli dan Desember, Berisi Artikel Ilmiah Hasil Penelitian dan
Pemikiran di Bidang Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Teknik Pertanian Terapan
Ketua Penyunting
Thomas Widodo
Penyunting Pelaksana
Abdul Hamid
Ananti Yekti
Miftakhul Arifin
Suharno
Mitra Bestari
Masyhuri (Universitas Gadjah Mada)
Aziz Purwantoro (Universitas Gadjah Mada)
E. W. Tri Nugroho (Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa)
Sapto Husodo (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang)
Zulkarnain (Universitas Jambi)
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Redaksi Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian (STPP) Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta, Jalan Kusumanegara No. 2 Yogyakarta
Kode Pos 55167 Telpon (0274) 373479 Faximile (0274) 375528 E-Mail: jurnal@stppyogyakarta.com
Harga berlangganan termasuk ongkos kirim Rp. 50.000,00 per tahun untuk dua nomor penerbitan.
JURNAL
ILMU-ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Desember 2006 ISSN 1858-1226
DAFTAR ISI
Analisis Isi Struktur Periklanan Pertanian Indonesia pada Jaringan 87 - 101
Internet Indonetwork
Supriyanto, Dyah Pertiwi Kusumawardani, Subejo
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik 134 - 141
di Kabupaten Bantul
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas 142 - 153
dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
B. Budi Setiawati
142 Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Volume 2, Nomor 2, Desember 2006
B. Budi Setiawati
ABSTRACT
As a raw material of the fickle product, black soy has the constraint to
“appearantance” of the product which is not appropriate with consumers appetite. As
the result, product’s diversification from the raw material of black soy is very finite,
cultivation’s result is less be accepted by market because of the lowering demand and the
debility of cultivation will emergen finally. This research is intended to determine the
eligibility of soya’s making from black soy as a raw material evaluated from soya’s
quality from the time of fermentation and also this variety. The result of this research
indicates that the time of fermentation for 4 weeks (30 days) and from UGM organic
black soy variety yields the soya’s quality with the highest value seen from nature of color,
smell/aroma and sweet’s taste (very taken a fancy to / sweetest), and also mount the
viscosity at second level. The research’s result of soya’s making from black soy as a raw
material show that the technical eligibility (raw material, process, product), quality
eligibility (process) and financial eligibility (Benefit/Cost Ratio and rentability of bank
price).
Key words: black soy, soya, variety, fermentation and soya’s quality
Kedelai (Glicyne max .(L.) merril) yang pada kedelai hitam. Keadaan ini merupakan
dibudidayakan oleh kebanyakan petani terdiri perwujudan nyata bahwa walaupun umur
atas varietas-varietas yang dapat tanam dan kapasitas hasil budidaya lebih
dikategorikan ke dalam kedelai putih dan besar dari pada kedelai putih (Rukmana dan
kedelai hitam. Kedelai putih lebih banyak Yuniarsih, 1995 dan Anonim, 2004), kedelai
dibudidayakan dengan perlakuan pengolahan hitam mengalami kendala pemanfaatan atau
pasca panen yang juga labih banyak pemasaran oleh rendahnya permintaan
dibandingkan dengan kedelai hitam. Salah dengan tingginya kapasitas serta pendeknya
satu keunggulan produk olahan kedelai putih umur tanam dalam pembudidayaannya.
adalah kenampakan yang lebih baik menurut Konsumsi produk kedelai hitam pada
selera konsumen. Demikian pula banyaknya kenyataannya sangat terbatas pada
varietas kedelai putih lebih banyak dari pada pemanfaatan konsumsi lokal seperti produk
varietas kedelai hitam melalui pemekaran atau olahan dengan proses penggorengan untuk
pemuliaan varietas kedelai putih lebih keperluan yang terbatas pula. Untuk bahan
intensif yang menunjukkan bahwa konsumsi baku pembuatan kecap tidak atau belum
bahan baku kedelai putih lebih besar dari banyak digunakan sehingga pembuatan kecap
B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap 143
dengan bahan baku kedelai hitam dalam Pembuatan kecap secara tradisional
penelitian ini merupakan permulaan yang dilakukan dengan proses fermentasi.
dapat memacu peningkatan budidaya kedelai Fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu
hitam. tahap fermentasi kapang dan tahap fermentasi
Faedah pemanfaatan kedelai hitam bakteri.
untuk pembuatan kecap antara lain adalah Prinsipnya pembuatan kecap dapat
diversifikasi produk olahan kedelai hitam dilakukan dengan cara fermentasi dan dengan
untuk meningkatkan nilai tambah dan daya cara kimia atau kombinasi keduanya.
saing kedelai hitam, mengurangi kendala Pembuatan kecap dengan kombinasi yaitu
pemasaran atau permintaan akan hasil gabungan cara fermentasi dan cara kimia,
budidaya kedelai hitam, meningkatkan diawali dengan hidrolisa protein dengan
pasokan makanan bergizi dan sesuai dengan asam kemudian diteruskan dengan fermentasi.
selera konsumen dan merangsang peningkatan Umumnya kecap yang dibuat dengan cara
kegiatan agribisnis melalui peningkatan fermentasi mempunyai flavor yang lebih baik
kegiatan agroindustri. Sedangkan tujuan (Astawan dan Wahyuni, 1991).
diadakannya penelitian ini adalah Pada tahap perlakuan fermentasi
o
Mengidentifikasi faktor penentu perlakuan kapang 2-3 hari, pada suhu 30 C. Protein
fermentasi terhadap sifat inderawi dan sifat- dan karbohidrat dihidrolisa oleh Aspergillus
sifat phisik kecap Menentukan kelayakan soyae, menghasilkan koji dengan komponen-
teknis, ekonomis maupun finansial budidaya komponen gizi yang lebih sederhana (amilase,
kedelai hitam sebagai bahan baku pembuatan maltase, fosfatase, lipase, proteinase) yang
kecap menjadi mudah dicerna, diserap, dan
Pembuatan Kecap dimanfaatkan oleh tubuh serta dapat
Kecap merupakan salah satu makanan mempengaruhi cita rasa hasil akhir kecap
pelengkap kesukaan sebagian besar penduduk (Purnomo danAdiono, 1985).
Indonesia yang meluas sampai ke Fermentasi bakteri pada pembuatan
pedalaman. Bahan baku utama kecap pada kecap berlangsung dalam larutan garam, dan
umumnya adalah kedelai. Jenis kedelai yang garam menjadi bahan pengawet. Fermentasi
umumnya digunakan dalam pembuatan kecap ini dilaksanakan dengan konsentrasi larutan
adalah kedelai hitam dan kedelai kuning. garam 20-30% berlangsung selama 30-40 hari.
Pembuatan kecap di Indonesia kebanyakan Selama fermentasi dalam larutan garam,
dilakukan secara tradisional yaitu dengan warna larutan akan berubah yang diakibatkan
membiarkan kapang tumbuh secara spontan hasil reaksi browning antara gula pereduksi
(Astawan dan Wahyuni, 1991). dan gugus amino dari protein (Purnomo dan
Fermentasi Adiono, 1985).
KEDELAI
HITAM
Perebusan
Penirisan
Larutan
Fermentasi (3 – 4 minggu) Garam (20% -
30%)
Pemasakan I Air
Penyaringan I Bungkil /
Ampas
Hasil
Saringan /
Filtrat
Pemasakan II ? Bumbu
Penyaringan II
Pemasakan III
Pembotolan KECAP
Keterangan :
= Bahan
baku
= Hasil olahan sementara / bahan
pembantu
= Proses
= Produk
B. Budi Setiawati — Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Kecap 145
Hasil fermentasi bakteri (moromi) ini Pada tekanan biasa, kekentalan tidak
disaring untuk menghasilkan bahan baku tergantung atas tekanan, namun tergantung atas
kecap. Bahan baku kecap diberi bumbu dan suhu saja. Fluida yang berada pada keadaan
o
dipanaskan pada suhu 80-85 C, disaring dan diam atau dalam keadaan bergerak sedemikian
dikemas dalam botol. Kecap yang telah hingga tidak ada lapis bergerak terhadap lapis
dihasilkan mengandung protein larut cukup yang lain, fluida tersebut tidak akan
tinggi ; peptida dan asam-asam amino, mempunyai tegangan geser , tanpa memandang
berwarna coklat tua serta beraroma enak besarnya kekentalan sebagai gradien
(Purnomo danAdiono , 1985). kecepatan (Streeter L., 1981) atau kekentalan
Kualitas kecap tidak ditinjau pada statika fluida.
Istilah mutu dinilai dengan kesesuaiannya Persamaan Bernoulli sebagai
dengan selera atau yang dikehendaki persamaan dasar aliran fluida untuk aliran
konsumen. Kesesuaian ini dikaitkan dengan tunak, laminer melalui tabung sirkular dari
tingkat kesempurnaan. Kualitas suatu bahan suatu tangki fluida dengan muka bebas serta
akan dapat diterima dan dihargai oleh mempunyai kedalaman tetap menghasilkan
konsumen dengan mempertimbangkan nilai persamaan gerakan /aliran yang dapat
faktor-faktor kualitas baik sifat inderawi dituliskan dalam bentuk sebagai berikut :
maupun sifat yang tersembunyi. (Kartika B., a. untuk kecepatan pengeluaran ( V)
Hastuti P., Supartono. W, 1988)
d ( p ? ? h)
V ? ? R2 ...................... (1)
8? dL
Penentuan kekentalan bahan cair dengan
metoda dinamika fluida b. sedangkan pengeluaran volumetrik (Q)
Kekentalan adalah salah satu sifat dapat dituliskan persamaan yang
phisik fluida yang merupakan tahanan terhadap mempunyai bentuk :
aliran (Streeter L , 1981). Di dalam fluida selalu
? ? R 4 ? d ? p ? ? h?
terjadi perpindahan molekul terhadap suatu Q? ?? ? ...... (2)
permukaan dan bilamana selapis molekul ? 8? ? dl
bergerak terhadap lapis yang lain, perpindahan Untuk h, kedalaman muka cairan
molekuler momentum membawa moment dari dalam tangki tetap ; dp/dl = ðp/L, sehingga
satu sisi ke sisi lain sedemikian hingga untuk sistem aliran seperti di dalam gambar
tegangan geser terbentuk yang menahan berikut :
gerakan relatip ini yang cenderung menyamai
kecepatan lapisan yang berjajar tersebut.
Tangki
pemasok
cairan uji
pada T
Thermomet
Penggaris
er
Tangki uji
kekentalan H
pipa alir
Z
L Dasar
pengukuran
Gambar 1. Skema sistem aliran fluida dan alat
uji prediksi kekentalan cairan Q
(Least Significant Difference). Rincian hasil d) Hasil pengujian kekentalan kecap dengan
analisis dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. metode dinamika fluida.
Tingkat rasa manis kecap yang berkode Pengujian lain yang dilakukan yakni
252 mempunyai nilai tertinggi = 3,43 diantara pengujian kekentalan kecap dengan metode
kesembilan sampel lainnya, memiliki tingkat dinamika fluida yang kemudian dibandingkan
manis paling manis. dengan pengujian kekentalan air dengan metoda
Tingkat rasa manis kecap yang berkode dinamika fluida.
390,511, 277, 637, dan 606 memiliki rasa manis Hasil perhitungan kekentalan air dengan
tingkat ke dua metoda dinamika fluida didapat sebesar
Tingkat rasa manis kecap yang berkode 0,034503 Pa.s sedangkan hasil perhitungan
749, 190 dan 392 mempunyai tingkat kemanisan kekentalan kecap dengan metode dinamika
ketiga. fluida dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan kode sampel kecap pada hitam organik lokal difermentasi 3 minggu
tabel di atas diuraikan secara singkat sebagai kecap berkode 390 = berasal dari kedelai
berikut: hitam organik UGM difermentasi 3 minggu
kecap berkode 277 = berasal dari kedelai non kecap berkode 190 = berasal dari kedelai
organik hitam lokal difermentasi 4 minggu hitam non organik lokal difermentasi 3
kecap berkode 749 = berasal dari kedelai minggu
hitam organik lokal difermentasi 4 minggu kecap berkode 606 = berasal dari kedelai
kecap berkode 252 = berasal dari kedelai hitam organik lokal difermentasi 2 minggu
hitam organik UGM difermentasi 4 minggu kecap berkode 637 = berasal dari kedelai
kecap berkode 511 = berasal dari kedelai hitam organik UGM difermentasi 2 minggu
ditambah dengan bumbu dan gula merah lainnya (cara manual, kapasitas dan
(pereduksi) kemudian dipanaskan pada suhu frekuensi)
0
800 - 85 C diaduk sampai rata dengan waktu Efisiensi
tertentu atau selama 2 3 jam (Purnomo dan Titik krisis (kehilangan bahan) perlu
Adiono, 1985). diperhatikan
c. Produk
C. Kelayakan Pembotolan (dari pengisian sterilisasi
Hasil penelitian kedelai hitam sebagai penutupan botol sampai penyimpanan ) dapat
bahan baku pembuatan kecap dapat dijelaskan dilakukan dengan mudah dan hati hati.
sebagai berikut: Kapasitas pengisian 15 - 20 botol / 1 jam / 2
1. Kelayakan teknis tenaga kerja
a. Bahan baku: Kapasitas hasil dan rendemen, setiap 1 kg
- kemudahan pasokan, mudah didapat di kedelai hitam sebagai bahan baku dan 8 kg
daerah DIY terutama Kabupaten Bantul gula palama / gula merah sebagai bahan
- kapasitas tersedia, cukup banyak karena penunjang menghasilkan kecap botol 15 - 20
musim tanamnya berbeda disetiap Kabupaten botol (isi 620 ml)
di DIY 2. Kelayakan finansial
- identifikasi dipilih kedelai yang memiliki Mengingat satu siklus produksi kecap
kadar protein tinggi kedelai hitam, berlangsung sekitar satu bulan
- spesifikasi kedelai hitam organik dan non bahkan lebih maka perhitungan yang akan
organik dianalisa ditetapkan pada skala waktu “ 1 bulan”
b. Proses untuk lebih mempermudah perhitungan.
Kemudahan perlakuan / operasi Kebutuhan bahan baku per bulan = 10 kg
Mekanis : alat dan ketersediaan mudah kedelai hitam
didapat Hasil produksi kecap per bulan = 200 botol
Manual: energi dan ketersediaan mudah Harga kecap per botol = Rp 6.000
didapat Perhitungan biaya dan keuntungan dari
Campuran: tenaga kerja dan jumlah usaha kecap dalam waktu satu bulan
disesuaikan dengan produksi a. Produksi (outflow)
Pengendalian Produksi kecap per bulan = 200 botol
Parameter proses : suhu (T) dan lama ( waktu) Nilai produksi per bulan = 200 x Rp 6.000
Penyeragaman dan penentuan pemasakan = Rp 1.200.000
Penanganan (handling)
Tata letak peralatan dibuat efisien
Pemindahan bahan, dari operasi satu ke
a. Kebutuhan peralatan
Umur Penyusutan/bln
No Nama Jumlah Nilai (Rp)
(thn) (Rp)
1 Kompor 2 buah 500.000 5 8.333
2 Panci 2 buah 150.000 2 6.250
3 Tampah 3 buah 15.000 0,5 2.500
4 Kain saring 2 meter 15.000 0,25 5.000
5 Ember plastik/guci 5 buah 212.500 1 17.710
6 Kalo 3 buah 15.000 0,5 2.500
7 Dandang 2 buah 150.000 2 6.250
8 Pengaduk 2 buah 12.000 0,5 2.000
9 Timbangan 1 buah 50.000 5 833
10 Penutup botol 1 buah 800.000 5 13.333
11 Tabung gas 1 buah 350.000 5 5.833
Total 2.269.500 70.542
= 29,51 % diterapkan
ROI keuntungan usaha terhadap modal usaha Saran
= Keuntungan usaha / Penerimaan usaha x Untuk mendukung program
100 % diversifikasi produk olahan kedelai hitam
= Rp. 273.458 / Rp. 1.200.000 x 100 % menjadi kecap organik perlu dikembangkan di
= 22,79 % sentra penghasil kedelai hitam organik karena
2. Kelayakan kualitas memiliki rasa, aroma yang khas, warna coklat
Bahan baku yaitu dari kedelai hitam organik tua, yang diproses tanpa pengawet dan zat
dan kedelai hitam non organik, untuk additive lain, Menumbuhkan dan
dianalisa komposisi belum dilakukan mengembangkan kegiatan di bidang pertanian
Proses pembuatan kecap, dengan fermentasi (agribisnis) melalui peningkatan kegiatan
selama satu bulan dan tanpa penambahan agroindustri, Meningkatkan pasokan makanan
bahan pengawet, pewarna serta pengental. bergizi dan produk organik yang aman dan
Pengujian sensoris dengan indrawi sudah sesuai dengan selera konsumen.
dilakukan meliputi rasa, aroma, dan warna
sesuai dengan penilaian panelis, (lampiran 3, DAFTAR PUSTAKA
4, 7, 8, 11, 12) layak dan aman dikonsumsi. Astawan, M & Wahyuni, M. 1991.Teknologi
Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna.
PenerbitAkademika Pressindo, Jakarta.
PENUTUP
Kartika, B, Hastuti, P dan Supartono,W.1988.
Kesimpulan Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta.
Hasil analisis menunjukkan dari lama
Khurmi, R.S . 2001. Hydraulics, Fluid
fermentasi kedelai hitam 4 minggu (30 hari)
Mechanics and Hydraulic Machines.
mempunyai sifat warna, bau/aroma, dan rasa S.Chand & Company Ltd.Ram Nagar,
New Delhi.
manis kecap mempunyai nilai tertinggi dengan
Purnomo, H dan Adiono. 1985. Ilmu Pangan
kata lain sangat disukai/ paling manis. Dan
(terjemahan). UI Press, Jakarta.
Berdasarkan perhitungan analisa kelayakan
Rukmana, R. 1995. Kedelai Budidaya dan
usaha, ditunjukkan oleh rentabilitas antara Pasca panen . Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
bunga bank per tahun 15 % (1,25 % per bulan),
Streeter, L. 1981. Fluid Mechanics, Second
maka bunga yang didapat dari modal yang
Edition. Mc Graw Hill, Kogakusha.
dikeluarkan adalah Rp. 926.542 x 1,25% x 1 =
Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan
Rp. 11.582. Sisa hasil usaha selama 1 bulan = Teknik (terjemahan). Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Rp. 273.458 dengan demikian usaha kecap
organik layak diusahakan daripada modal
disimpan di bank. Serta Jangkauan ke depan,
operasi mekanis / semi mekanis dapat
A
Analisis Kelayakan Usahatani Kangkung Air
Ananti Yekti
B
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas
dan Lama Fermentasi terhadap Mutu Kecap
B. Budi Setiawati
C
Pemberdayaan Petani Miskin di Pedesaan:
Analisis Pengalaman Program SLT dan IDT
Christine Sri Widiputranti
E
SLPHT sebagai Lembaga Pemberdayaan Petani
Edhi Martono
F
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik
di Kabupaten Bantul
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
M
Profil Kemampuan Umum (Generic Competencies) yang Diperlukan bagi
Penyuluh Pertanian
Miftakhul Arifin
N
Kajian Efektivitas Seni Karawitan sebagai Media Pemasyarakatan
Teknologi Pengendalian Hama
Nani Tri Iswardayati
R
Alokasi Waktu Kerja Keluarga Pengrajin Emping Melinjo di Kecamatan Mlati
Kabupaten Sleman
Rika Nalinda
S
Partisipasi Petani dalam Kegiatan Eks DAFEP di Kabupaten Bantul
Sapto Husodo
Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai (Glycine max L.) Merril
di Lahan Sawah Tadah Hujan
Suharno
Edhi Martono
Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai (Glycine max L.) 65 - 72
Merril di Lahan Sawah Tadah Hujan
Suharno
Analisis Kelayakan Usahatani Padi pada Sistem Pertanian Organik 134 - 141
di Kabupaten Bantul
Fx. Agus, Suyono, R. Hermawan
Kedelai Hitam Sebagai Bahan Baku Kecap Tinjauan Varietas 142 - 153
dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu Kecap
B. Budi Setiawati
PEDOMAN PENULISAN NASKAH
DALAM JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN