Begini ekonomi kapitalis menghancurkan kemakmuran kita......
Bila dikaji secara mendalam, perkembangan perekonomian Indonesia sejak
kemerdekaan hingga reformasi saat ini belum menunjukkan perubahan yang berarti. Hal ini bukan berarti sejarah kemerdekaan kita statis, justru sebaliknya sangat dinamis. Akan tetapi, gelombang dinamika sejarah kita selalu kembali ke titik semula. Akibatnya, sekarang kita berdiri pada titik yang tidak ada perubahan dibandingkan dengan titik permulaan. Khususnya bila melihat dari segi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat banyak. Meminjam istilah Prof. Sarbini Sumawinata (1983) , "sejarah ekonomi kita adalah sejarah tanpa perubahan." Sebagaimana kita telah ketahui bersama, bahwa konsep pembangunan ekonomi dinegri kita dan kebanyakan negara2 di dunia adalah konsep pembangunan eko kapitalis. Dimana Pendekatan ekonomi kapitalis konvensional menyatakan Gross Domestic Product GDP atau Gross National Product (GNP) riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) atau kesejahteraan pada suatu negara. Pada waktu GNP naik, maka diasumsikan bahwa rakyat secara materi bertambah sejahtera dan demikian pula sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan jumlah penduduk (GNP per kapita). Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP) adalah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan warga negara tersebut yang berada atau bekerja diluar negeri (William J. Stanton, Michael J. Etzel & Bruche J. Walker (1991), Fundamentals Of Marketing 9th Edition ,Mc Graw-Hill, Inc. USA ) Para ahli eko kapitalis menyatakan bahwa erat kaitannya antara jumlah uang yg beredar dgn tingkat GNP . untuk Mereka menggunakan rumus persamaan pertukaran