A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam.
Sumber Daya Alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya
yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat
didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan
pertahanan Negara. SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat
diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. Pertama SDA
yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan, dan hewan.
SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak ekosistem.
Kedua, SDA yang tidak dapat diperbaharui contohnya barang tambang
yang ada di dalam perut bumi seperti munyak bumi, batubara, timah
dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin sebab
SDA tersebut baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun
kemudian.1
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan
dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau
batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta kegitan pascatambang.2
3
Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi Nomor K/075/DJM/1998 tentang Tata Cara Penyerahan, Pengelolaan dan
Pemasyarakatan Data Penyelidikan Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas
Bumi, (On-line), tersedia di: http://www.wkmigas.com?wp-
content/uploads/209/10/NomorK075DJM1998.pdf.
3. Hukum Pertambangan, yang mengatur hak-hak penguasaan
atas bahan-bahan galian yang dimaksudkan oleh UU Pokok
Pertambangan;
4. Hukum Perikanan, yang mengatur hak-hak penguasaan
atas kekayaan alam yang terkandung di dalam air;
5. Hukum Penguasaan atas Tenaga dan Unsur-unsur Dalam
Ruang Angkasa (bukan “Space Law”), mengatur hak-hak
penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang
angkasa yang dimaksudkan oleh pasal 48 UUPA.4
6
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Pasal
2 Ayat (2)
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis merasa tertarik
untuk melakukan suatu penelitian masalah izin kuasa pertambangan
yang menyalahi aturan, yang hasilnya dituangkan dalam skripsi yangn
berjudul: “Analisis Yuridis Terhadap Penambangan Timah Ilegal oleh
Rakyat di Desa Lubuk Kecamatan Perlang, Bangka Tengah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara.”
B. Pokok Permasalahan
Dalam penelitian ini akan dikemukakan perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pertambangan timah rakyat yang ilegal
dapat dikatakan legal berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara?
2. Apakah pertambangan timah yang dikelola oleh Perusahaan legal
juga dapat dikelola oleh rakyat?
3. Apakah pertambangan timah yang dilakukan oleh rakyat dapat
dikategorikan sebagai pertambangan legal, ilegal, atau tidak
keduanya berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada topik penelitian dan permasalahan yang diajukan
diatas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan gambaran mengenai proses pertambangan
timah rakyat yang ilegal dapat dikatakan legal berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
2. Untuk memberikan gambaran mengenai pertambangan timah yang
dikelola oleh Perusahaan legal juga dapat dikelola oleh rakyat.
3. Untuk memberikan gambaran mengenai pertambangan timah
yang dilakukan oleh rakyat dapat dikategorikan sebagai
pertambangan legal, ilegal, atau tidak keduanya berdasarkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
D. Metode Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian tentang “Analisis Yuridis Terhadap Penambangan Timah
Ilegal oleh Rakyat di Desa Lubuk Kecamatan Perlang, Bangka
Tengah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara” merupakan suatu
penelitian deskriptif normatif yaitu melalui studi kepustakaan dan
yang digunakan adalah bahan-bahan yang berhubungan dengan
judul skripsi ini, seperti buku ilmiah, catatan kuliah, dan peraturan
perundang-undangan.
E. Kerangka Teori
Dalam melakukan pembahasan terhadap permasalahan
pertambangan ilegal, penulis menghimpun pengertian pertambangan
ilegal yang dikutip dari pendapat para ahli sebagai berikut:
1. Istilah hukum pertambangan dari Ensiklopedia Indonesia, yaitu:
“Hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan
bijih-bijih dan mineral-mineral dalam tanah.”
2. Pendapat menurut H. Salim HS., S.H., M.S., menurutnya
pertambangan adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur
kewenangan Negara dalam pengelolaan bahan galian (tambang)
7
Chai Podhista, “Theoretical, Terminological, and Philosophical Issue in Qualitative
Research”, dalam Attig, et. Al. A Field Manual on Selected Qualitative Research Methods
(Thailand: Institute for Population and Social Research, Mahidol University, 1991), h. 7.
dan mengatur hubungan hukum antara Negara dengan orang atau
badan hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan galian
(tambang).8
Asas pertambangan timah ada 4, yaitu:
a. manfaat, keadilan, dan kesembangan;
b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;
d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
3. Pendapat dari Blacklaw Dictionary, yaitu: “Hukum pertambangan
adalah ketentuan yang khusus yang mengatur hak menambang
(bagian dari tanah yang mengandung logam berharga di dalam
tanah atau bebatuan) menurut aturan-aturan yang telah
ditetapkan.”
F. Kerangka Konsepsional
Penelitian ini akan menggunakan beberapa konsep dan pengertian
mengenai istilah Hukum Pertambangan yang berkaitan langsung
dengan obyek penelitian. Konsep yang berkaitan dengan
pertambangan timah yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 dan pengertian tanah menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1960, dalam bidang pertanahan kita mengenal beberapa
pengertian:
1. Tanah dalam pengertian yuridis adalah “Bahwa dasar hak
menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2
8
H. Salim HS., S.H., M.S., “Hukum Pertambangan di Indonesia”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), hal. 8.
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang
disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh
orang-orang lain, serta badan-badan hukum.”9
2. Tanah, hak-hak atas tanah bukan hanya memberikan wewenang
untuk mempergunakan sebagian tertentu permukaan bumi, tetapi
juga bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada.10
9
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
Pasal 4 ayat (1).
10
Ibid ayat 2
4. Pasal 1 angka 7: Izin Usaha Pertambangan, yang selanjutnya
disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha
pertambangan.
5. Pasal 1 angka 10: Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya
disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan
dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan
investasi terbatas.
G. Sistematika Penulisan
Keseluruhan bagian pokok dari skripsi ini terdiri dar lima bab, adapun
sistematika dalam penulisannya adalah sebagai berikut, yaitu:
Bab I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang,
permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian yang
digunakan, kerangka konsepsional, dan sistematika
penulisan yang berupa uraian singkat daripada penulisan
skripsi ini.
Bab II : URAIAN UMUM TENTANG TEORI PERTAMBANGAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hukum
pertambangan pada umumnya, pengertian
pertambangan, timah, pertambangan timah, usah
pertambangan, izin usaha pertambangan (IUP), IUP
khusus, pengerusakan lingkungan, syarat-syarat
pertambangan, daerah-daerah yang diperbolehkan dan
yang dilarang untuk melakukan penambangan dan juga
menyangkut peraturan-peraturan yang terkait dengan
materi skripsi ini.
Bab III URAIAN TENTANG PERTAMBANGAN TIMAH ILEGAL
DI DESA LUBUK KECAMATAN PERLANG, BANGKA
TENGAH
Pada bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai
hasil kajian empiris sebagai objek dalam penulisan
skripsi ini.
Bab IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan pengolahan dan analisis data
mengenai proses pertambangantimah dapat dikatakan
ilegal berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam bab
ini berisi tentang uraian yang memberikan jawaban atas
pokok permasalahan yang telah dirumuskan secara
kalimat pertanyaan dalam Bab I.
Bab V : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh kegiatan
penulisan, yang berisi kesimpulan yang merupakan hasil
dari penelitian dan saran-saran yang diharapkan dapat
menjawab permasalahan yang ada dalam skripsi ini.
Putri Malida