Abstrak
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 153
sebab akan menghasilkan perubahan kinerja campuran beraspal yang tinggi akibat
perubahan temperatur yang kecil saja.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh Retona terhadap
sifat-sifat aspal keras dan terhadap karakteristik beton aspal campuran panas. Sifat-
sifat aspal keras yang diamati adalah kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur.
Penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan penyiapan sampel aspal dengan berbagai
kadar Retona (5%, 10%, dan 15%), pengukuran viskositas tiap sampel menggunakan
alat Viscosity Brookfield Dial, dan menentukan nilai Viscsosity-Temperature
Susceptibility (VTS) dan Penetration Index (PI) setiap sampel. Selanjutnya dianalisis
kinerja beton aspal yang menggunakan aspal yang telah dicampur dengan Retona.
RETONA
Retona merupakan nama produk ekstraksi batuan aspal dari Pulau Buton, melalui hasil
pengembangan teknologi yang dilakukan oleh Bagian Penelitian dan Pengembangan
sebuah perusahaan swasta di Indonesia (PT Olah Bumi Mandiri, 2001). Teknologi
Retona telah mengubah kesan buruk aspal alam yang berasal dari Pulau Buton (Aspal
Buton), melalui keunggulan karakteristik dan kinerja yang telah dihasilkan di beberapa
proyek konstruksi perkerasan jalan. Kualitas Retona yang baik telah dapat
meningkatkan pelayanan konstruksi perkerasan terhadap beban lalu lintas menengah
hingga berat di beberapa proyek di Indonesia.
Retona dapat digunakan sebagai bahan modifier dalam campuran beton aspal.
Pada umumnya Retona mengandung 55%−60% kadar bitumen dan 40%−45% bahan
pengisi alam. Bitumen yang ada pada Retona sebagian besar dibentuk oleh asphaltene
dan sedikit maltene jika dibandingkan dengan produksi aspal konvensional. Kadar
stabilitasi yang tinggi dari fase malten, yang terdiri atas polyaromatics resin (dengan
struktur aromatik dan naftenik) dapat memperbaiki stabilitas campuran beraspal.
Retona memiliki penetrasi yang sangat rendah, sehingga sangat sulit untuk
dipergunakan tanpa dicampur dengan bahan lain. Oleh karena itu, Retona perlu
dicampur dengan aspal minyak sebelum digunakan dalam campuran beton aspal.
Beberapa manfaat penggunaan Retona dalam campuran beton aspal adalah
meningkatnya stabilitas, meningkatnya ketahanan lelah dan ketahanan retak akibat
temperatur, serta meningkatnya durabilitas perkerasan.
Kadar aspalten yang tinggi dalam Retona menyebabkan berkurangnya penetrasi atau
meningkatnya viskositas aspal. Titik lembek aspal yang dicampur dengan Retona juga
meningkat secara signifikan. Kenyataan ini merupakan hal yang penting bagi negara
KONSISTENSI ASPAL
Kondisi aspal pada berbagai temperatur dapat dijelaskan melalui nilai konsistensinya.
Nilai konsistensi aspal bervariasi sesuai dengan temperaturnya, sebab aspal merupakan
material yang bersifat termoplastik. Uji konsistensi aspal pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan uji penetrasi dan uji viskositas. Pada penelitian ini, uji viskositas
dipilih untuk menunjukkan konsistensi aspal. Uji viskositas dilakukan dengan
menggunakan alat viskometer Brookfield Dial.
Viskometer Brookfield Dial menggunakan jarum (spindle) untuk menghasilkan
torsi pada sampel aspal. Ketahanan relatif sampel aspal terhadap putaran jarum
tersebut diukur, yang selanjutnya akan menghasilkan nila i viskositas aspal. Ukuran
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 155
jarum yang dipergunakan bergantung pada viskositas yang diharapkan dari material
yang diuji.
Aspal merupakan material yang bersifat termoplastik, sehingga nilai
konsistensinya akan berubah sesuai dengan temperatur. Kepekaan aspal terhadap
perubahan temperatur merupakan suatu nilai yang menunjukkan perubahan konsistensi
aspal akibat perubahan temperatur. Kepekaan temperatur merupakan karakter yang
penting dari aspal. Aspal keras dengan kepekaan yang tinggi terhadap perubahan
temperatur tidak disukai, sebab akan mengalami perubahan viskositasnya yang sangat
besar akibat adanya perubahan temperatur yang kecil saja. Aspal dengan sifat seperti
ini akan menghasilkan persoalan pada campuran selama pemadatan, karena pada
temperatur yang tinggi viskositasnya akan sangat rendah. Persoalan yang lain adalah
aspal memiliki viskositas yang tinggi pada saat temperatur pelayanan di jalan yang
rendah, sehingga akan timbul retak-retak akibat susut pada temperatur rendah tersebut
(Roberts, et al., 1991).
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan kepekaan
temperatur pada aspal keras, yaitu: (i) penetration index, (ii) penetration viscosity-
number, dan (iii) viscosity temperature susceptibility.
Penetration Index
Hubungan antara PI dan dengan peningkatan kadar Retona disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar Retona yang dipergunakan, maka
semakin tinggi nilai PI. Pada umumnya aspal yang digunakan dalam campuran
beraspal memiliki nilai PI antara -3 dan +7. Aspal dengan PI yang rendah berarti lebih
peka terhadap perubahan temperatur. Penambahan Retona akan meningkatkan nilai
PI, yang berarti aspal menjadi kurang peka terhadap perubahan temperatur.
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 157
5
4.8
4.6
4.4
PI
4.2
3.8
3.6
0% 5% 10% 15%
Kadar Retona (%)
Viscosity-Temperature Susceptibility
Hubungan antara nilai VTS dengan peningkatan kadar aspal disajikan pada Gambar 2.
Gambar tersebut menunjukkan bahwa dengan peningkatan kadar Retona hingga 15%
cenderung untuk mengurangi nilai VTS aspal, yang berarti aspal akan semakin kurang
peka tehadap perubahan temperatur.
Selanjutnya, dilakukan pula analisis perbandingan simultan menggunakan
metode Newman-Keuls. Tingkat keyakinan yang dipergunakan adalah 0.05. Hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai VTS pada aspal murni (Kadar Retona 0%) secara
statistik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai VTS aspal yang dicampur dengan
Retona. Dengan kata lain, pencampuran aspal dengan Retona akan mengurangi
kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur, sebab nilai VTS yang kecil berarti
aspal lebih tidak peka terhadap perubahan temperatur.
Perbedaan nilai VTS pada aspal yang dicampur dengan Retona pada kadar
10% dan 15% tidak lagi signifikan. Sejalan dengan hasil yang diperoleh pada analisis
terhadap PI, analisis ini juga menghasilkan bahwa penambahan Retona sebanyak 10%
merupakan penambahan yang optimum.
3.8
3.7
3.6
3.5
3.4
0% 5% 10% 15%
Kadar Retona (%)
Salah satu cara untuk mempelajari karakteristik campuran beton aspal adalah
dengan melakukan pengujian Marshall. Hasil uji Marshall disajikan pada Tabel 4.
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 159
Tabel 4 Karakteristik campuran panas (Puslitbang Transportasi, 2002a)
1600
1400
Stabilitas (kg)
1200
1000
800
600
400
200
0
Aspal Pen. Pen. 60 + Pen. 60 + Pen. 60 + Retona
60 5% Retona 10% Retona 15% Retona B6060
P6014 P6014 P6014
Campuran Beraspal
Rasio perbandingan nilai stabilitas pada berbagai kadar Retona disajikan pada
Tabel 6. Hasil analisis variansi dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 0,05
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antar terhadap stabilitas
benda uji dengan berbagai kadar Retona.
Kadar Retona
0% 5% 10% 15% 20%
Kuat Tarik (kg/cm2)
1,21 1,21 1,69 1,69 2,32
1,41 1,34 1,91 1,91 2,90
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 161
1,70 1,48 1,66 2,07 2,14
1,38 1,72 1,94 2,18 2,18
1,24 1,79 2,15 2,70 2,51
x 1,39 1,51 1,87 2,11 2,41
2.5
Kuat Tarik (kg/cm2)
1.5
0.5
0
0% 5% 10% 15%
Kadar Penambahan Retona
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disampaikan beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1) Penggunaan Retona sebagai bahan tambah dapat mengurangi kepekaan aspal
terhadap perubahan temperatur, yang ditunjukkan oleh meningkatnya nilai PI aspal.
Tetapi perbedaan nilai PI untuk aspal yang dicampur Retona pada kadar 10% dan
REFERENSI
American Society for Testing dan Materials. 1994. Annual Book of ASTM
Standards, Construction. Philadelphia, PA.
Asphalt Institute. 1989. The Asphalt Handbook. Manual Series No. 4 (MS-4).
Lexington, KY.
Brookfield Engineering Laboratories, Inc. 1950. Viskometer Brookfield Dial
Operating Instruction Manual, No. M (85-150-1495). Stoughton, MA.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Manual Pekerjaan
Campuran Beraspal Panas (Draft). Manual XX-2002, Jakarta.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002a. Laporan Akhir Pengujian
Campuran Beraspal Menggunakan Bahan Pengikat Aspal Retona.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002b. Laporan Hasil Pengujian
Campuran Beraspal Menggunakan Bahan Tambah (Additive) Retona P-
7012. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002c. Laporan Pelaksanaan Uji
Gelar Beton Aspal Campuran Panas dengan Bahan Tambah Retona P-
6014 di Purwakarta-Padalarang Provinsi Jawa Barat. Bandung: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Prasarana Transportasi.
Junius, Raka Chitra. 2003. Pengaruh Retona Terhadap Kuat Tarik Tidak
Langsung Beton Aspal. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan.
Pengaruh retona terhadap karakteristik aspal keras (Wimpy Santosa dan Tri Basuki) 163
Natalia, Florence. 2002. Pengaruh Petrosin terhadap Viskositas dan Kepekaan
Aspal terhadap Perubahan Temperatur. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:
Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan.
Olah Bumi Mandiri, PT. 2001. An Extraordinary Asphalt Binder: Retona. Jakarta.
Puzinauskas, V.P. 1980. Properties of Asphalt Cement. The Asphalt Institute,
College Park, MD.
Roberts, F.L, P. S Kandhal, E., Brown, D. Lee, dan Kennedy, T.W. 1991. Hot Mix
Asphalt Material, Mixture Design, and Construction. First Edition, NAPA
Education Foundation, Lanham, MD.
Santosa, Wimpy dan Melinda. 2000. Perbandingan Hasil Pengukuran Viskositas Aspal
Menggunakan Viskometer Brookfield Dial dan Menggunakan Viskometer
Saybolt Furol. Jurnal Teknik Sipil. Volume 1, Nomor 2. Bandung: Fakultas
Teknik, Universitas Katolik Parahyangan.
Santosa, Wimpy dan Tri Basuki. 2003. Analisis Penggunaan Retona Terhadap
Kinerja Aspal dan Campuran Beraspal. Makalah disajikan (prosiding) dalam
Konferensi Nasional Teknik Jalan Ke-7, Jakarta.
Triwardhani, Lanny. 2003. Pengaruh Retona terhadap Sensitivitas Aspal Akibat
Perubahan Temperatur. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan.
Wibawa, Teguh Esa. 2003. Analisis Pengaruh Retona terhadap Durabilitas
Campuran Beton Aspal. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan.
RIWAYAT PENULIS
Wimpy Santosa dan Tri Basuki adalah dosen tetap di Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.