Anda di halaman 1dari 5

A.

Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society pertama kali
dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan
negara. Dalam perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-organisasi
masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi berhadapan dengan
negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi masyarakat.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada dasarnya adalah
masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam kaitannya pembentukan masyarakat
madani di Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga
negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan
kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat Bhineka
Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin secara
jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan
secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki pengertian kesejagatan, mampu dan
mau silih asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita
Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam
menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan
kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan
kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta
kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan
demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar
demokrasi yang meliputi : (1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(2) Pers yang bebas
(3) Supremasi hukum
(4) Perguruan Tinggi
(5) Partai politik
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap
sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat
serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat
dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki
kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
hukum yang sama tanpa kecuali.
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia
diantaranya :
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi

Oleh karena itu dalam menghadapi perkembangan dan perubahan jaman, pemberdayaan civil
society perlu ditekankan, antara lain melalui peranannya sebagai berikut :
1. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan pendidikan
2. Sebagai advokasi bagi masyarakt yang “teraniaya”, tidak berdaya membela hak-hak dan
kepentingan mereka (masyarakat yang terkena pengangguran, kelompok buruh yang digaji
atau di PHK secara sepihak dan lain-lain)
3. Sebagai kontrol terhadap negara
4. Menjadi kelompok kepentingan (interest group) atau kelompok penekan (pressure group)
5. Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di
satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup tersebut terdapat sosialisasi
warga masyarakat yang bersifat sukarela dan terbangun dari sebuah jaringan hubungan di
antara assosiasi tersebut, misalnya berupa perjanjian, koperasi, kalangan bisnis, Rukun
Warga, Rukun Tetangga, dan bentuk organisasi-organsasi lainnya.

B. Masyarakat Tradisional

1. Pengertian Masyarakat Tradisional


Apakah yang dimaksud dengan masyarakat tradisional ? Masyarakat tradisional adalah
masyarakat yang kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama. Adat istiadat
adalah suatu aturan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi sistem budaya yang
mengatur tindakan atau perbuatan manusia dalam kehidupan sosialnya. Jadi, masyarakat
tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya berdasarkan pada cara-cara atau
kebiasaan-kebiasaan lama yang masih diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka
belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan
sosialnya. Kebudayaan masyarakat tradisional merupakan hasil adaptasi terhadap
lingkungan alam dan sosial sekitarnya tanpa menerima pengaruh luar. Jadi, kebudayaan
masyarakat tradisional tidak mengalami perubahan mendasar. Karena peranan adat-istiadat
sangat kuat menguasai kehidupan mereka.

Masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang secara geografis terletak di


pedalaman yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat
pedesaan atau masyarakat desa. Masyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup
bersama, bekerja sama, dan berhubungan erat secara tahan lama, dengan sifat-sifat yang
hampir seragam. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang berbeda-beda, tergantung dari
sudut pandangnya.

2. Ciri-Ciri Masyarakat Tradisional


Ciri yang paling pokok dalam kehidupan masyarakat tradisional adalah ketergantungan
mereka terhadap lingkungan alam sekitarnya. Faktor ketergantungan masyarakat tradisional
terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian terhadap lingkungan alam itu.
Jadi, masyarakat tradisional, hubungan terhadap lingkungan alam secara khusus dapat
dibedakan dalam dua hal, yaitu :
1) Hubungan langsung dengan alam, dan
2) Kehidupan dalam konteks yang agraris.

Dengan demikian pola kehidupan m masyarakat tradisional tersebut ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :

1) Ketergantungan terhadap alam,


2) Derajat kemajuan teknis dalam hal penguasaan dan penggunaan alam, dan
3) Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor ini, yaitu struktur sosial geografis serta struktur
pemilikan dan penggunaan tanah.

C. Masyarakat Modern
1. Pengertian Masyarakat Modern
Apakah yang dimaksud dengan masyarakat modern ? masyarakat modern adalah masyarakat
yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan
dalam peradaban dunia masa kini. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat-
istiadat lama. Karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini.
Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar
yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
mencapai kemajuan itu masyarakat modern berusaha agar mereka mempunyai pendidikan
yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang
dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
2. Ciri-Ciri Masyarakat Modern
Alam tidak lagi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang
dialami masyarakat tradisional. Sebaliknya alam dikendalikan dengan kemampuan
pengetahuan mereka dalam menunjang kehidupan yang lebih baik.
Masyarakat kota yang hidupnya mengalami gejala modernisasi umumnya hidup dari sektor
industri, selain itu mereka juga hidup dari sektor perdagangan kepariwisataan, dan jasa
lainnya. Jadi, kota yang sebagian besar warganya terlibat dalam kegiatan itu disebut kota
industri. Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi segi-segi kehidupan sosial
masyarakat modern antara lain mempengaruhi pembentukan sistem pelapisan sosial,
organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan
segi-segi kehidupan lainnya yang merupakan ciri-ciri masyarakat modern.

Masyarakat primitif
Masyarakat primitif disebut juga masyarakat sederhana, di mana
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya belum mengalami
perkembangan yang berarti, bahkan terbatas hany berhubungan dengan usaha
mencari dan menghasilkan bahan makanan hanya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri. Sehingga hasil produksi yang dihasilkan oleh masyarakat
primitif masih sangat rendah. Masyarakat primitif umumnya memiliki mata
pencaharian berburu karena belum mengenalnya system jual beli ataupun
barter. Sehingga saling ketergantungan antara satu sama lainnya disini hamper
tidak pernah terjadi mereka lebih mementingkanmasalah mereka masing-
masing.
Masyarakat ini terdiri dari beberapa kelompok yang anggotanya terbatas hanya
beberapa puluh sampai beberapa ratus orang saja, bertempat tinggal terpencil
jauh dari hubungan dengan masyarakat lain. Masyarakat primitif ini sangat
jarang berhubungan dengan masyarakat lain, karena umumnya terisolasi
dengan keadaan alam, sehingga sulit untuk dijangkau. Mereka secara turun
temurun hampir tidak mengalami perubahan semenjak zaman nenek
moyannya hingga sekarang ini. Sulitnya menjangkau kehidupan masyarakat
primitif menyebabkan mereka terasing dengan dunia luar, sehingga tidak ada
pengenalan terhadap pembelajran membaca dan menulis sehingga
pemahaman mereka hanya sebatas pemahaman lisan yang di dapat secara
tradisi atau turun-temurun. Kehidupanmereka juga homogen sehingga dan
belum banyak terjadi diferensiasi social yang tegas, begitu pula halnya
solidaritas masyarakat bersifat solidaritas mekanik dimana setiap anggota
masyarakat merupakan bagian-bagian tersendiri yang terlepas dari pekerjaan
masing-masing yang hampir tidak berhubungan dengan pekerjaan dengan
anggota masyarakat lain.

Anda mungkin juga menyukai