Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Biaya modal bisa diartikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Biaya modal
merupakan salah satu elemen dalam analisis penganggaran modal. Penggaran modal merupakan
investasi yang beresiko karena itu manajer keuangan perlu manggabungkan beberapa konsep
dengan penganggaran modal.
Biaya modal pada dasarnya merupakan biaya rata-rata tertimbang dari biaya modal
individual. Beberapa Langkah untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang:
Scara umum ada dua sumber dana yang paling sering digunakan yaitu
utang dan saham. Utang bisa terdiri dari utang bank atau utang obligasi. Saham
bisa berupa private placement bisa juga membeli saham yang diperjualbeliakn.
Pendapatan saham terdiri dari dividend an Capital Gain.
Kd = Kd ( 1 – t )
Dps
Kps =
Dimana :
D1
PV =
r–g
Ks = + g
G = tingkat pertumbuhan
G = ( 1 – DPR ) (ROE )
Dimana :
Pendekatan Bond-Yield
Ks = Rf + β ( Rm – Rf )
Di mana :
β = resiko sistematis
Jika perusahaan menerbitkan saham baru , biaya emisi akan muncul. Biaya
tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan denagn penerbitan saham.
Penerimaan kas bersih akan lebih kecil setelah biaya emisi dimasukkan. Model
kas yang didiskontokan bisa mengakomodasi biaya emisi seperti berikut :
D1
Ke = + g
P ( 1- f)
Di mana:
f = flotation cost
g = tingkat pertumbuhan
Dalam perhitungan biaya modal, biaya modal marginal adalah biaya modal yang
relevan karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang. Biaya modal rata-
rata mencerminkan informasi masa lamapu, yang tidak relevan lagi.
Jika biaya modal salah satu komponen berubah, maka aka nada lompatan dalam
biaya modal rata-rata tertimbang.
Batas Dana =
Presentase Utang
Laba ditahan
Batas Dana =
(%) MRR
MCC
Investasi optimal
Dana
Evaluasi biaya modal rata-rata tertimbang bisa dilakukan setiap tahun, atau tiap
lima tahun. Yang jelas bila kondisi perusahaan dan lingkungan berubah , sudah saatnya
menghitung biaya modal rata-rata tertimbang kembali.
1. Pendekatan Tradisional
WACC= weighted average cost of capital atau biaya modal rata-rata tertimbang
Perushaan A tidak menggunakan utang karena itu tidak membayar tingkat bunga. Dan Ks
= 20%
Perusahaan C menggunakan utang 240. Biaya modal utang 25%. Biaya modal saham
30%
WACCC = [133,33 /(133,33 + 240) x 25%] + [240 / (133,33 + 240) x 30] = 26,97%
Pada tahun 1950-an kedua ekonom berpendapat bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Pada awal 1960-an kedua ekonom memasukkan factor
pajak dalam analisis mereka.
Proposisi 1
VL = VU
Dimana :
companies)
VL = VU
B/S
Proporsisi 2
Ks = Ko + B/S ( Ko – Kb )
Dimana :
hutang
Ks
Ko WACC
Kb
B/S
Proporsisi 1
Nilai perusahaan dengan utang akan sama dengan nilai perusahaan tanpa
utang plus penghematan pajak karena bunga utang.
VL = VU + Tc B
= EBIT ( 1 – Tc) + Tc . Kb . B
Ko Kb
Dimana:
B = besarnya utang
EBIT = Earning Before Interest and Taxes (pendapatan sebelum pajak dan
bunga)
VL = VU + Tc.B
VU
B/S
Proporsi 2
Ks = Ko + B/S ( 1 – Tc ) (Ko – Kb )
% Ks
Ko rWACC
Kb
B/S
Ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan utang sebanyak-
banyaknya. Semakin tinggi utang akan semakin tinggi kemingkinan kebangkrutan. Biaya
kebangkrutan bisa cukup signifikan, biaya tersebut mencakup :
1. Biaya langsung. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, biaya
pengacara, biaya akuntan dan biaya lainnya.
2. Biaya tidak langsung. Biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan,
perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara
normal.
Dengan biaya kebangkrutan yang besar, proposisi MM dengan pajak sebagai berikut :
Biaya lain dari peningkatan utang adalah meningkatnya biaya keagenan utang
(agency cost of debt). Teori keagenan mengatakan bahwa di perusahaan terjadi konflik
antar pihak-pihak yang terlibat seperti pihak pemegang utang versus pemegang saham.
Dengan menambahkan biaya keagenan , persamaan nilai perusahaan bisa diperluas sbb:
Keagenan]
Bagan Adanya Trade-Off Antara Penghematan Pajak, Biaya Kebangkrutan dan Biaya
Keagenan
VL dengan biaya
kebangkrutan dan keagenan
VL=VU+Tc.B-
(biaya kenagkrutan dan keagenan)
VU
B/S
Bagan tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan dengan uang akan semakin
meningkat dengan meningkatnya utang.
Penghematan Pajak = VL - VU = Tc . B
(1-Tc) (1-Ts)
VL = VU + { 1- [ ]}B
(1 – Tb)
Dimana :
VL = VU + ( 1 – 1) B =VU
Pada kondisi tersebut nilai perusahaan dengan nilai hutang sama dengan nilai perusahaan
tanpa utang. Tidak ada penghematan pajak atau bunga utang. Pada situasi lain, dimana Ts
= Tb, persamaan menjadi
VL = VU + Tc . B
VL = VU + {1-[(1-T)(1-
Ts)/(1-Tb)]}B
B/S
Teori Trade-Off mempunyai implikasi bahwa manajer akan berfikir dalam kerangka
Trade-Off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur
modal. Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi dalam penggunaan
dana. Skenario urutan dalam Pecking Order Theory adalah sbb:
3. Karena kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi.
• Signaling (Ross,1977)
Model ini berangkat dari teori organisasi industri. Ada dua kategori dalam
pendekatan ini: Menjelaskan hubungan antara struktur modal perusahaan dengan
strategi dan Menjelaskan hubungan anatara struktur modal dengan karakteristik
produk output atau input.
Beberapa penemuam pendekatan ini adalah perusahaan yang menjadi target akan
menungkatkan tingkat utangnya dan mngakibatkan kenaikan harga saham .
JURUSAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010