Disusun oleh
Kelompok : 8
1. Ardila Mar’atun Qonitah C14090038
2. Muharram Nur Ikhsan C14090067
3. Ennie Setyani R. C24080039
4. Anggi Putra Prayoga C24080086
5. Dwi Sari Agustina C34080046
6. Niswani Seknun C34080095
7. Cici Anggara C44080030
8. Albar C44080069
9. Eka Widya Mattasara C44080078
10. Cintiya Kusmawardani C54090013
11. Muhammad Idris C54090028
12. Hijjaz Sutriadi G24090004
13. Wengki Ariando G24090031
BAGIAN OSEANOGRAFI
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
1. Ardila Mar’atun Qonitah C14090038
2. Muharram Nur Ikhsan C14090067
3. Ennie Setyani R. C24080039
4. Anggi Putra Prayoga C24080086
5. Dwi Sari Agustina C34080046
6. Niswani Seknun C34080095
7. Cici Anggara C44080030
8. Albar C44080069
9. Eka Widya Mattasara C44080078
10. Cintiya Kusmawardani C54090013
11. Muhammad Idris C54090028
12. Hijjaz Sutriadi G24090004
13. Wengki Ariando G24090031
Menyetujui,
Asisten Pembimbing
Resni Oktavia
Mengetahui,
Asisten Penguji
Ttd Ttd
1. 2.
Tanggal Ujian :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan laporan fieldtrip ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen dan asisten yang telah banyak membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Laporan praktikum ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Oseanografi Umum agar mahasiswa dapat lebih memahami karakteristik dan
kondisi dari perairan laut. Selain itu, mahasiswa mampu memaparkan informasi
yang telah didapat baik dari tugas mata kuliah maupun yang telah diberikan dalam
perkuliahan.
Kami sadar bahwa dalam mengerjakan dan menyusun tugas ini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan agar
kami dapat menyusun laporan fieldtrip yang lebih baik dikemudian hari. Akhir
kata kami mengucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga lapoan fieldtrip ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........……………………..…………………………….. iii
DAFTAR ISI ........……………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….......... vii
1. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
2. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 3
2.1 Letak Geografis........................................................................................... 3
2.2 Parameter Fisiska…………………………................................................. 5
2.2.1 Suhu………………...…………………………................................. 5
2.2.2 Arus………………………................................................................. 6
2.2.3 Gelombang………………………………………………………….. 6
2.2.4 Pasang Surut……………………………………………………….... 7
2.3 Parameter Kimia…………………………………………………………... 8
2.3.1 Salinitas……………………………………………………………… 8
2.3.2 Oksigen Terlarut (DO)………………………………………….…. 9
3. METODOLOGI……………......................................................................... 9
3.1 Waktu dan Lokasi Pengamatan.................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan…....................................................................................... 9
3.3 Metode Kerja.............................................................................................. 8
3.3.1 Penentuan Posisi………………………………………………….... 9
3.3.1.1 Metode GPS……………………………………………….. 9
3.3.1.2 Metode Baringan…………………………………………... 9
3.3.2 Suhu……………………………………………………………..…. 10
3.3.3 Arus………………………………………………………………… 11
3.3.4 Gelombang…………………………………………………………. 12
3.3.4.1 Metode Pengukuran Tinggi Gelombang…………………… 12
3.3.4.2 Metode Pengukuran Periode Gelombang………………….. 13
3.3.4.3 Metode Pengukuran Kemiringan Pantai…………………… 14
3.3.4.4 Metode Pengukuran Reflaksi Gelombang…………………. 15
3.3.5 Pasang Surut……………………………………………………….. 16
3.3.6 Salinitas……………………………………………………………. 17
3.3.7 Oksigen Terlarut (DO)…………………………………………….. 18
3.4 Analisis Data…………………………………………………………...… 19
3.4.1 Arus………………………………………………………………… 19
3.4.2 Gelombang……………………………………………………….... 19
3.4.2.1 Tinggi Gelombang…………………………………………. 20
3.4.2.2 Reflaksi Gelombang……………………………………….. 21
3.4.3 Profil Pantai………………………………………………………... 22
3.4.4 Pasang Surut……………………………………………………….. 22
3.4.5 Oksigen Terlarut (DO)…………………………………………….. 23
4. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 24
4.1 Posisi Stasiun............................................................................................. 24
4.2 Parameter Fisika…………………………………………........................ 24
4.2.1 Suhu………………………………………………………………... 24
4.2.2 Arus………………………………………………………………… 24
4.2.3 Gelombang…………………………………………………………. 25
4.2.4 Pasang Surut……………………………………………………….. 25
4.3 Parameter Kimia…………………………………………………………. 26
4.3.1 Salinitas…………………………………………………………..... 26
4.3.2 Oksigen Terlarut (DO)…………………………………………….. 27
Halaman
Gambar 1. Posisi Stasiun Pelabuhanratu.............................................................. 3
Gambar 2. Prosedur Kerja Penentuan Posisi Metode GPS dan Baringan........... 14
Gambar 3. GPS dan Kompas Bidik……………………………………............. 15
Gambar 4. Prosedur Kerja Pengukuran Suhu……………………………......... 16
Gambar 5. Botol Nansen………………………………………......................... 16
Gambar 6. Prosedur Kerja Pengukuran Arus………………………………….. 17
Gambar 7. Floating Droadge………………………………………………….. 18
Gambar 8. Prosedur Kerja Pengukuran Tinggi, Periode, Refraksi
Gelombang serta Kemiringan Pantai……………………………… 19
Gambar 9. Prosedur Kerja Pengukuran Pasang Surut…………………………. 21
Gambar 10. Prosedur Kerja Pengukuran Salinitas…………………………….. 21
Gambar 11. Refraktrometer…………..……………………………………….. 22
Gambar 12. Prosedur Kerja Pengukuran Oksigen Terlarut…………………… 22
Gambar 13. Peta Posisi Stasiun 1, 2, 3 dan 4 Berdasarkan GPS……………… 28
Gambar 14. Sebaran Melintang Suhu Empat Stasiun…………………………. 30
Gambar 15. Grafik Sebaran Melintang Suhu pada Empat Stasiun……………. 31
Gambar 16. Sebaran Menegak Suhu pada Stasiun 1………………………….. 32
Gambar 17. Sebaran Menegak Suhu pada Stasiun 2………………………….. 32
Gambar 18. Sebaran Menegak Suhu pada Stasiun 3………………………….. 32
Gambar 19. Sebaran Menegak Suhu pada Stasiun 4………………………….. 33
Gambar 20. Sebaran Melintang Suhu…………………………………………. 33
Gambar 21. Stik Plot Arus……………………………………………………. 34
Gambar 22. Pasang Surut Teluk Pelabuhanratu Hari ke-1……………………. 35
Gambar 23. Pasang Surut Teluk Pelabuhanratu Hari ke-2……………………. 40
Gambar 24. Pasang Surut Teluk Pelabuhanratu Hari ke-3……………………. 41
Gambar 25. Rata-rata Muka Air Pasang Surut Teluk Pelabuhanratu…………. 41
Gambar 26. Sebaran Vertikal Salinitas………………………………………… 41
Gambar 27. Sebaran Horizontal Salinitas…………………………………….... 44
Gambar 28. Kandungan DO pada Empat Stasiun di Pelabuhan Ratu………… 46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktikum............................... 13
Tabel 2. Data Pengamatan Posisi Stasiun……………………………………... 26
Tabel 3. Hasil Pengukuran Arus......................................................................... 34
Tabel 4. Data Pengukuran Gelombang………………………………………... 37
Tabel 5. Data Kemiringan Pantai……………………………………………... 38
Tabel 6. Data Pengukuran Salinitas…………………………………………… 42
Tabel 7. Data Pengukuran Oksigen Terlarut…………………………………... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Suhu………………………………………... 59
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Gelombang…………………………………. 59
Lampiran 3. Contoh Perhitungan Refraksi Gelombang……………………….. 59
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Kemiringan Pantai…………………………. 59
Lampiran 5. Contoh Perhitungan Oksigen Terlarut (DO)…………………….. 60
Lampiran 6. Lampiran Foto…………………………………………………… 60
Lampiran 7. Data Suhu dan Salinitas CTD……………………………………. 60
1. PENDAHULUAN
2.2.3 Gelombang
Secara umum definisi gelombang adalah getaran yang merambat. Namun
dalam definisi khusus tentang kelautan, gelombang adalah suatu peristiwa naik
turunnya permukaan air laut secara periodik. Gelombang yang terdapat di laut
memiliki besar dan ukuran yang bervariasi serta biasanya juga dipengaruhi oleh
hembusan angin. Jika ditinjau dari pengaruh hembusan angin, terdapat tiga faktor
yang menentukan besar dan kecilnya gelombang, yaitu jarak tempuh angin,
lamanya hembusan, dan kuatnya hembusan. Bentang air terbuka yang dilalui oleh
angin biasa dikenal dengan jarak tempuh angin. Lamanya hembusan yaitu waktu
yang menandakan terjadinya gelombang yang disebabkan oleh angin. Semakin
kuat hembusan angin yang menyebabkan terjadi gelombang maka semakin besar
pula gelombang yang ditimbulkan (Hutabarat 1986).
Gelombang memiliki tiga unsur penting yakni panjang, tinggi dan periode.
Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara dua puncak dan lembah. Periode
gelombang adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk
melalui satu titik. Ukuran besar kecilnya gelombang umumnya ditentukan
berdasarkan tinggi gelombang. Antara panjang gelombang dengan tinggi
gelombang tidak terdapat suatu hubungan yang pasti. Akan tetapi gelombang
yang mempunyai panjang yang jauh akan mempunyai kemungkinan mencapai
gelombang yang tinggi pula. Tinggi gelombang merupakan jarak vertikal antara
puncak dengan lembah gelombang (Sasmono 2008).
Ada tiga gaya pembangkit yang menjadi faktor penyebab gelombang.
Gaya pembangkit tersebut antara lain wind waves, forced waves dan free waves.
Wind waves yang terjadi dipengaruhi oleh angin. Lamanya angin bertiup,
kecepatan angin, dan jarak tempuh angin dari arah pembangkit gelombang
menjadi penentu karakter gelombang itu sendiri. Forced Waves adalah gelombang
yang terjadi akibat adanya gaya pembangkit yang berasal dari gaya tarik bulan
dan matahari. Free Waves merupakan gelombang yang sudah tidak dipengaruhi
lagi oleh gaya pembangkitnya (Djunarsiah 2005). Faktor lain terjadinya
gelombang yaitu adanya transfer energi dari udara ke massa air. Prinsip dasar
terjadinya gelombang laut yaitu, jika ada dua massa benda yang berbeda
kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain maka pada bidang
gerakannya akan berbeda (Sasmono 2008).
Perairan Teluk Palabuhanratu merupakan perairan teluk yang langsung
berhadapan dengan Samudera Hindia. Pada musim Barat (November – Maret)
angin bertiup dari barat daya dengan kecepatan 1,5 knot. Hal ini dapat
membangkitkan gelombang yang besar menuju pantai, sehingga terjadi longshore
current (Nybakken 1992).
Adapun bahan-bahan yang yang digunakan pada praktikum ini antara lain
akuades, larutan tiosulfat, larutan MnCl2, larutan NaOHKI, amilum, larutan
Na2S2O3, dan Larutan H2SO4.
3.3 Metode Kerja
3.3.1 Penentuan Posisi
Penentuan posisi pada praktikum kali ini menggunakan dua metode, yaitu
menggunakan metode GPS (Global Positioning System) dan metode
Baringan/kompas bidik. Praktikum penentuan posisi ini dilakukan di atas kapal di
perairan Pelabuhanratu.
PenentuanPosisi
Alat
3.3.2 Suhu
Setting CTD berdasarkan waktu dan kedalaman
Pilih waktu (Time reader)
3.3.3 Arus
Pengukuran arus
Nyalakan stopwatch
Hentikan stopwatch
Gelombang
3.3.6 Salinitas
Pengukuran Refraktrometer
Salinitas
pemberian sampel air laut dari kedalaman tertentu kedalam botol BOD
pengambilan 25 ml larutan
jika menggunakan botol BOD 125 ml
.................................................................................................. (1)
Keterangan:
V : Kecepatan arus (m/s)
S : Jarak yang ditempuh Floating droadge dari saat menyentuh air sampai
menegang (m)
T : Waktu yang diperlukan untuk menempuh (s)
3.4.2 Gelombang
3.4.2.1 Tinggi Gelombang
Perhitungan nilai tinggi gelombang dapat diperoleh dari menghitung
selisih nilai puncak dengan nilai lembah gelombang.
3.4.2.2 Refraksi Gelombang
Perhitungan mengenai refraksi gelombang dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus phytagoras. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu nilai dari
Y dan X. Setelah itu akan dapat diperoleh nilai sudut dari refraksi gelombang.
Perhitungan nilai sudut (αo) dapat dipergunakan rumus seperti di bawah ini
(Pengantar Praktikum Oseanografi Umum 2008) :
…………………………………………………………….(2)
Keterangan:
: sudut refraksi
Y : (Y kiri-Y kanan)
X : panjang jendela refraksi
…………………………………………………………….(3)
Keterangan:
α: Sudut yang dibentuk (o)
Y: jarak antara garis tegak lurus yang dibentuk oleh kayu mendatar dengan
permukaan pasir dibawahnya (cm).
X : Panjang kayu range (cm)
………………………………………………………….(4)
Keterangan :
MSL(Mean Sea Level) : Rata-rata tinggi muka air laut
Σ data : Jumlah seluruh data
n : Banyak data
Mean High Water (MHW) adalah tinggi air rata-rata pada semua pasang tinggi.
………………………………………….(5)
Mean Low Water (MLW) adalah tinggi air rata-rata pada semua surut rendah.
………………………………………….(6)
Mean Higher High Water (MHHW) adalah tinggi rata-rata pasang tertinggi dari
dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang panjang.
Mean Lower Low Water (MLLW) adalah tinggi rata-rata air terendah dari dua air
rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang.
Keterangan :
1. MSL = jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya data
2. MHW = jumlah seluruh data yang berada diatas MSL dibagi
dengan
banyaknya data tersebut
3. MLW = jumlah data yang berada di bawah MSL dibagi dengan
banyaknya data tersebut
4. HW = nilai pasut tertinggi
5. LW = nilai pasut terendah
………………….(9)
Keterangan :
DO : Dissolved Oxygen atau Oksigena terlarut
volume larutan
Volume Sampel : Volume MgSO4 , larutan KI+NaOH dan air laut yang
dijadikan solven untuk titrasi
Pada stasiun pertama kapal berada di posisi 165° dari Bukit Gedogan dan
110° dari Bukit Jayanti . Kedua sudut ini didapatkan dengan menggunakan
kompas bidik. Setelah didapatkan kedua sudut itu lalu kedua nilai tersebut
diplotkan ke dalam peta dan ditarik garis sehingga diperoleh titik perpotongan
dari garis-garis yang ditarik tersebut dan didapatkan koordinat6°58’10” °LS dan
106030'30" °BT. Sedangkan penentuan koordinat dengan menggunakan GPS
tidak menggunakan patokan apapun. Pengukuran dengan GPS akan langsung
memberikan informasi posisi koordinat stasiun. Koordinat yang didapatkan pada
stasiun pertama adalah 7°2’ °LS dan 106°25,4’ °BT.
Pada stasiun kedua posisi koordinat dengan menggunakan metode
baringan adalah 185° dari Bukit Gedogan dan 130° dari Bukit Jayanti. Setelah
diplotkan kedua sudut tersebut, dengan menggunakan peta didapatkan posisi
koordinat 6°59’59” °LS dan 106029'10" °BT. Sedangkan koordinat yang
didapatkan dengan menggunakan GPS didapatkan koordinat 7°3,3’ °LS dan
106°28,2’ °BT.
Stasiun ketiga, dengan menggunakanGPS berada pada koordinat
6°59,264’ °LS dan 106°31,617’ °BT. Penentuan koordinat menggunakan kompas
bidik didapatkan hasil 155° dari Bukit Gedogan dan 100° dari Bukit Jayanti. Dan
dengan menggunakan peta didapatkan posisi koordinat 7°1,4’ °LS dan 106°26'
°BT. Pada stasiun keempat posisi koordinat dengan menggunakan metode
baringan adalah 160° dari Bukit Gedogan dan 60° dari Bukit Jayanti. Setelah
diplotkan kedua sudut tersebut, dengan menggunakan peta didapatkan posisi
koordinat 6°59,4’ °LS dan 106°30,2' °BT. Sedangkan koordinat yang didapatkan
dengan menggunakan GPS didapatkan koordinat 6°59,280’ °LS dan 106°31,332’
°BT.
Penggunaan GPS untuk menentukan posisi stasiun lebih baik
dibandingkan dengan metode Baringan karena penentuan koordinat suatu objek
dengan GPS ditentukan dengan satelit yang langsung mendeteksi keberadaan
objek. Sedangkan penentuan posisi menggunakan metode Barigan mempunyai
banyak kelemahan, antara lain seperti kapal yang bergerak akibat gelombang
sehingga kapal tidak dalam keadaan statis, jarum kompas yang pergerakannya
dipengaruhi oleh gaya medan magnet bumi dimana setiap tempat memiliki besar
gaya medan magnet bumi yang berbeda, peta yang digunakan adalah peta lama
yaitu peta tahun 1987 sehingga skala pada peta kurang akurat, kemampuan untuk
membidik objek secara tepat, serta pengaruh cuaca dimana cuaca pada saat
praktikum sering berubah dan juga agak berkabut sehingga menyulitkan pengguna
kompas bidik untuk membidik dengan tepat. Walaupun penentuan koordinat
dengan metode Baringan mempunyai banyak kelemahan tetapi sebaiknya metode
Baringan tetap digunakan untuk perbandingan dengan data yang dihasilkan oleh
GPS.
4.2.3 Gelombang
Parameter gelombang yang diukur secara langsung pada saat di pantai
SLK Pelabuhanratu meliputi pengukuran tinggi gelombang, periode gelombang,
dan refraksi gelombang. Data hasil pengukuran tinggi, frekuensi dan periode
gelombang dilihat pada Tabel 5, sedangkan data hasil pengukuran refraksi
gelombang dapat dilihat pada Tabel 6. Pengukuran periode dan tinggi gelombang
dilakukan sebanyak 10 kali ulangan. Sedangkan pengukuran refraksi gelombang
dilakukan sebanyak 30 kali ulangan.
Tabel 3. Data Pengukuran Gelombang
Tinggi Gelombang F
Ulangan Tertinggi Terendah d Periode (s)
(m) (m) (m)
1 0,80 0,60 0,20 16,03 0,062383
2 1,05 0,65 0,40 3,44 0,290698
3 1,05 0,80 0,25 1,54 0,649351
4 1,20 0,50 0,70 3,64 0,274725
5 1,05 0,60 0,45 1,81 0,552486
6 0,80 0,55 0,25 2,98 0,33557
7 0,95 0,50 0,45 9,15 0,10929
8 1,35 0,45 0,90 3,97 0,251889
9 1,05 0,40 0,65 12,23 0,081766
10 0,95 0,60 0,35 10,13 0,098717
Rata-rata 0,46 6,492 0,270688
Tabel 4. Data Refraksi Gelombang
Ulangan X (cm) Y [Ka-Ki] (cm) α (°)
1 2 8,8 12,8042
2 1 13,5 4,2363
3 1 9,5 6,0090
4 1,5 10,5 8,1301
5 0,7 16 2,5051
6 1 11,5 4,9697
7 1,2 9,5 7,1992
8 1,4 13,8 5,7927
9 0,8 13,7 3,3419
10 2,2 8,2 15,0183
11 0,6 14,5 2,3695
12 1,8 13 7,8831
13 4 14,5 15,4221
14 0,5 16 1,7899
15 2 13 8,7462
16 1,5 9 9,4623
17 0,5 15 1,9091
18 0,8 12 3,8140
19 1,5 7,5 11,3099
20 1 9 6,3402
21 0,8 9,5 4,8136
22 0,5 8,7 3,2893
23 1,5 12,5 6,8428
24 1 13,5 4,2364
25 1,5 11,7 7,3058
26 1,3 12,2 6,0823
27 1,5 6,5 12,9946
28 2,5 7,5 18,4349
29 1,5 6 14,0362
30 1,3 7,5 9,8335
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 43
Gambar 26. Sebaran Vertikal Salinitas
DO
Stasiun
Sumber : Mulyanto,1992
5.1 Kesimpulan
Penentuan posisi stasiun lebih akurat atau lebih baik menggunakan GPS
dibandingkan baringan. Salinitas, suhu, dan oksigen terlarut berbeda berdasarkan
kedalaman perairan. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi arus adalah gaya
dari darat yang berupa aliran sungai, tiupan angin, gaya pasang surut, bentuk dasar
serta gaya gradien tekanan, gaya friksi dan gaya sentrifugal. Perubahan garis
pantai dan kemiringannya sebagian besar disebabkan oleh adanya peristiwa erosi,
pengendapan di pantai, perubahan pantai karena pembangunan prasarana di pantai
seperti pengembangan pelabuhan, serta akibat kenaikan permukaan air laut, dan
lain-lain.
Perairan teluk Pelabuhanratu merupakan perairan yang berhubungan
langsung dengan Samudera Hindia. Dengan demikian kondisi oseanografi di
perairan ini sangat dipengaruhi oleh kekuatan angin yang besar. Laut sangat
bervariasi kedalamannya sehingga dapat dikatakan gelombang laut pasti
mengalami perubahan dalam perjalanannya atau penjalarannya dari bagian
dangkal atau sebaliknya.
5.2 Saran
Pada praktikum fieldtrip osum selanjutnya diharapkan fasilitas yang
digunakan bisa menjadi lebih baik. Serta efisiensi dan disiplin waktu yang lebih
baik, baik dari praktikan, asisten, maupun panitia.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N. 2008. Karakteristik fisiki kimia perairan dan kaitannya dengan
distribusi serta kelimpahan larva di teluk pelabuhan ratu. http://www.
Damandiri .or.id/file/nurmilaanwar ipbbab 2.pdf. [5 Januari 2011].
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-
Holland Publishing Company. Amsterdam
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kansius. Yogyakarta.
Handayani, A. 2003.Hubungan pola musim penangkapan ikan tongkol dengan
perubahan musiman kondisi cuaca di teluk Pelabuhan Ratu dan perairan
sekitarnya. Skripsi.Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hela and Laevastu. 1970. Fisheries Oceanography Fishing New (bools) Ltd.
London. 238p.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Pariwono et al. 1988. Studi Upwelling di Perairan Selatan Pulau Jawa. Bogor:
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed.
Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-23
Priyana, 1994. Studi pola Arus Pasang Surut di Teluk Labuhantereng Lombok.
Nusa Tenggara Barat [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi
Kelautan, Fakultas Perikanandan Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Ross, D. A. 1970. Introduction to Oceanography. Appleton _Century Croft.
Meredith Corporation. Ney York.
Sanusi, H. S. 2006. Kimia Laut Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan
Lingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Sverdrup, H. V, M. Johnson dan R. H. Fleming. 1942. The Ocean, Their Physics,
Chemistry and General Biology. New York: Prentice –Hall Inc.
Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga
Report Vol. 2 Scripps, Institute Oceanography, California.
LAMPIRAN
Floating droadge S
S
V=
t
1,7 m
V = —— = 0,0903 m/s
19,15 s
L= XT
= X 6,492 = 13,9238
Contoh Perhitungan f
f = 1/T = 1/16,03 = 0,062383
f = 1/T = 1/3,44 = 0,290698
V= L/T =13,9238/6,492 = 2,1448 m/s
α = arctan 69,8 cm
700 cm
α = 5,69o
4. Contoh Perhitungan Oksigen Terlarut (DO)
5. Lampiran Foto