Anda di halaman 1dari 6

Arus Listrik

Jika benda A yang mempunyai lebih banyak muatan positif dihubungkan dengan benda B
yang mempunyai lebih sedikit muatan positif, muatan positif benda A akan mengalir ke
benda B sedemikian rupa sehingga jumlah muatan kedua benda menjadi sama
(seimbang). Aliran (gerakan) muatan tersebut disebabkan muatan-muatan positif pada
benda A mengalami gaya tolak yang lebih besar dari pada muatan-muatan positif pada
benda B. Hal ini dikatakan potensial listrik (selanjutnya ditulis potensial saja) benda A
lebih besar dari pada benda B. Aliran muatan positif tersebut didefinisikan sebagai arus
listrik. Jadi. arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Pada
perkembangan selanjutnya, ditemukan bahwa muatan listrik yang dapat mengalir bukan
muatan positif. Melainkan muatan negatif yang disebut elektron.

Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson (1856-1940). Meskipun demikian, anggapan


bahwa arus listrik ditimbulkan oleh aliran muatan positif tidak menjadi masalah karena
aliran elektron menimbulkan arus listrik. Arah arus listrik tersebut berlawanan dengan
arah aliran elektron. sedangkan besarnya sebanding dengan besar aliran elektron.
Keberadaan arus listrik dapat diketahui melalui alat ukur listrik atau alat listrik lainnya.
Alat listrik yang dapat digunakan antara lain lampu pijar atau bohlam. Penghantar yang
dapat dilalui arus listrik merupakan suatu rangkaian tertutup. Artinya, ujung penghantar
harus dihubungkan dengan kutub positif sumber tegangan dan ujung penghantar yang
lain harus dihubungkan dengan kutub negatif sumber tegangan. Jika rangkaian terbuka
(terputus), arus listrik tidak dapat mengalir melalui rangkaian itu. Jadi, arus listrik hanya
dapat mengalir dalam rangkaian tertutup. Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua
buah, nyala lampu lebih terang. Hal itu disebabkan arus listrik yang melalui lampu lebih
besar. Karena terbukti bahwa besar arus listrik yang mengalir (selanjutnya disebut kuat
arus listrik) sebanding dengan banyaknya elektron yang mengalir. Kuat arus listrik dapat
didefinisikan sebagai kecepatan aliran muatan listrik. Dengan kata lain, kuat arus listrik
adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui penampang suatu penghantar tiap
sekon. Besar kuat arus listrik secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

Untuk arus listrik yang kecil dinyatakan dalam miliampere (mA) atau mikroampere (µA).

Elemen Volta

Adanya perbedaan potensial logam dimanfaatkan untuk membuat sel Volta. Elemen
Volta tersusun atas pelat tembaga sebagai elektroda positif atau kutub positif, pelat seng
sebagai elektroda negatif atau kutub negatif. dan larutan asam sulfat sebagai larutan
elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus Iistrik. Pelat tembaga mempunyai
potensial lebih tinggi dari pada pelat seng. Hal itu memungkinkan terjadi aliran elektron
dari pelat seng ke pelat tembaga atau aliran arus listrik dari pelat tembaga ke pelat seng
Dalam larutan elektrolit (asam sulfat), pelat seng bereaksi dengan larutan elektrolit,
sedangkan pelat tembaga tidak. Reaksi tersebut menghasilkan gas hidrogen dan energi.
Energi inilah vang digunakan elektron untuk bergerak (mengalir) dari pelat seng ke pelat
tembaga. Karena ada aliran elektron, terjadi aliran arus listrik dari tembaga ke seng (pada
rangkaian di luar larutan). Jadi, arus listrik terjadi karena adanya reaksi kimia. Dengan
kata lain, dalam elemen Volta terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Jika pada penghantar (kabel) yang menghubungkan antara pelat seng dan tembaga
dipasang sebuah lampu, lampu tersebut akan menyala. Namun, nyala lampu tersebut
tidak lama kemudian akan menjadi redup dan akhirnya padam. Hal itu terjadi karena pada
pelat tembaga yang tercelup dalam larutan tertutupi oleh gelembung-gelembung gas
hidrogen. Gelembung-gelembung gas hidrogen inilah yang menghalangi aliran arus
listrik sehingga Iampu menjadi padam. Peristiwa menempelnya gelembung-gelembung
gas hidrogen pada pelat tembaga disebut polarisasi.
Baterai atau Elemen Kering

Baterai merupakan salah satu sumber arus listrik yang sangat akrab dengan kehidupan
kita. Baterai biasanya digunakan pada lampu senter, jam dinding, dan mainan elektronik
Baterai tersusun atas batang karbon sebagai elektrode positif atau kutub positif,
pembungkus batang karbon vang terbuat dari seng sebagai elektrode negatif atau kutub
negatif, larutan amonium klorida sebagai larutan elektrolit, dan campuran mangan
dioksida dengan karbon sebagai depolarisator, yaitu pelindung larutan elektrolit. Elemen
kering pertama kali dibuat oleh Leclance. Oleh karena itu, elemen kering juga sering
disebut elemen Leclance. Ketika baterai dipakai, terjadi reaksi antara elektrode positif
dan elektrode negatif. Di elektrode negatif terjadi pelepasan elektron oleh seng.
Akibatnya, terbentuk ion seng yang bermuatan positif. Elektron yang dilepaskan tersebut
ditangkap oleh elektrode positif. Dalam hal ini, dilakukan oleh mangan dioksida (batu
kawi) dan larutan amonium klorida. Peristiwa tersebut terjadi secara terus-menerus.
Akibatnya, pada suatu saat perbedaan potensial kedua elektrode sama dengan nol. Pada
keadaan seperti inilah baterai dikatakan mati (baterai tidak dapat dipakai lagi). Selama
digunakan, seng dalam bereaksi dengan amonium klorida dan batu kawi sehingga
terbentuk seng klorida, gas hidrogen, amonia, dan mangan trioksida. Itulah sebabnya,
jumlah amonium klorida berangsur-angsur berkurang. Sebagaimana elemen Volta,
baterai tidak dapat dimuati lagi (diisi atau disetrum) jika muatannya habis. Elemen seperti
ini dinamakan elemen primer. Besar beda potensial baterai di pasaran sekitar 1.5 V.
Aki (Akumulator)

Aki termasuk elernen sekunder. Artinya: aki dapat diisi kembali setelah muatannya habis.
Agar dapat dipakai lagi. Kedua elektrode yang sudah menjadi timbel sulfat harus
dikembalikan lagi seperti semula, yaitu menjadi timbel sebagai elektrode negatif dan
timbel dioksida sebagai elektrode positif. Hal itu dapat dilakukan dengan cara kutub
positif aki dihubungkan dengan kutub positif sumber arus DC dan kutub negatif aki
dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus DC. Hubungan seperti ini menyebabkan
arus elektron sumber arus DC menekan (berlawanan dengan) arus elektron aki
Akibatnya, elektron-elektron aki tertekan kembali masuk ke elemen. Oleh karena itu,
beda potensial sumber arus DC harus lebih besar dari pada beda potensial aki yang diisi.
Reaksi kimia yang terjadi saat pengisian aki merupakan kebalikan dari reaksi yang terjadi
saat pemakaian aki.

Aki merupakan sumber tegangan yang berasal dari reaksi kimia, sebagaimana elemen
Volta dan elemen kering. Aki terdiri atas karet keras atau kaca yang berbentuk bak dan
berisi larutan asam sulfat pekat H2SO4 yang berfungsi sebagai larutan elektrolit. Di
dalam larutan ini terdapat dua kerangka timbul, yaitu timbal peroksida (PbO2) sebagai
anoda dan timbal murni (Pb) sebagai katoda.

a. Pemakaian aki

Pada pemakaian aki terjadi proses perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
Pemakaian aki di antaranya untuk menyalakan tape recorder, radio, TV. Pada saat aki
digunakan maka terjadi proses kimia sehingga aki dapat mengalirkan arus listrik, proses
kimia yang terjadi adalah lapisan pada katoda dan anoda sedikit demi sedikit berubah
menjadi timbal oksida (PbO). Sehingga potensial kedua kutub menjadi sama, dan arus
listrik tidak dapat mengalir, dalam hal ini aki dikatakan kosong. Kemampuan aki untuk
mengalirkan arus listrik dapat dipulihkan kembali dengan jalan mengalirkan arus listrik
searah dari sumber arus yang lain melalui kedua kutubnya.
b. Pengisian aki

Pada proses pengisian aki ini terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Gambar 10.3 menunjukkan cara atau proses pengisian aki.

Karena ada aliran arus listrik dari luar, maka kedua kutub anoda dan katoda dari PbO
berubah menjadi PbO2 dan Pb. Peristiwa mengalirkan arus listrik ke dalam aki ini disebut
mengisi atau dalam bahasa sehari-hari disebut menyeterum aki.

C. Gaya Gerak Listrik dan Tegangan Jepit


Voltmeter dan basicmeter adalah alat untuk mengukur beda potensial. Multimeter alat
yang bisa difungsikan sebagai voltmeter, amperemeter, dan ohmmeter tergantung tujuan
dari pengukuran. Pengukuran besarnya potensial tidak bisa ditentukan pada satu titik.
Misalnya potensial di titik A dan potensial di titik B kita tidak bisa mengukur nilainya
namun hanya bisa untuk mengukur beda potensial antara di titik A dan di titik B. Untuk
mengukur beda potensial antara dua titik
misalnya dititik A dan B maka voltmeter harus dipasang di antara titik A dan titik B
secara paralel. Pengukuran beda potensial pada Gambar (a) yaitu beda potensial antara
kutub positif dan negatif dari suatu sumber tegangan E, yang diukur langsung tanpa
adanya aliran arus listrik ke suatu penghantar. Hasil pengukuran ini menunjukkan
besarnya nilai GGL.

Sedangkan pengukuran beda potensial pada Gambar (b) yaitu beda potensial antara dua
titik yaitu A dan B selama arus mengalir disebut tegangan jepit, VJ.
Untuk VC-D, adalah tegangan jepit antara titik C dan D. Oleh karena itu besarnya nilai
GGL lebih besar dari pada VJ. Mengapa? Sebab sebagian tegangan selama arus listrik
mengalir digunakan untuk menyalakan lampu yang mempunyai hambatan tertentu.
Satuan yang digunakan baik GGL maupun VJ dalam satuan Sistem Internasional adalah
volt, V.

Anda mungkin juga menyukai